Anda di halaman 1dari 20

Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman

I. Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman


1.1 Definisi
1.1.2 Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006)
1.1.3 Kenyamanan
Kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar
klien. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman ( suatu kepuasan
yang meningkatkan ketrampilan sehari – hari ) , kelegaan ( kebutuhan yang
terpenuhi ) dan transenden ( keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
nyeri ). Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri
( Kolcaba 1992 )
Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika klien mengalami sensasi
tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya. Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang
timbul dari kerusakan jaringan yang actual dan potensional atau gambaran
adanya kerusakan ( NANDA , 2005 ).
1.2 Fisiologi Sistem
1.2.1 Fisiologi Nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang
paling baik untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu untuk
menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut : resepsi, persepsi dan reaksi.
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya sampai didalam massa berwarna abu-abu
di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel
saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau
ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus nyeri

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
mencapai korteks serebral , maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan
memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta
asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (McNair, 1990)
Seorang kilen yang sedang merasakan nyeri tidak dapat membedakan
komponen-komponen tersebut. Akan tetapi, dengan memahami setiap
komponen perawat akan terbantu dalam mengenali faktor-faktor yang dapat
menimbulkan nyeri gejala yang menyertai nyeri dan rasional serta kerja
terapi yang dipilih.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem
1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
a. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
b.Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
c. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti
gangguan penciuman dan penglihatan
d.Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
e. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
f. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
g.Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
h.Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
i. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.
j. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
k.Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai
1.4 Macam-Macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi
1. Stimulasi Mekanik
Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan penekanan jaringan
2. Stimulus Kimiawi
Disebabkan oleh bahan kimia
3. Stimulus Thermal
Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan
sebagai nyeri 44°C-46°C
4. Stimulus Neurologik
Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
5. Stimulus Psikologik
Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat psikologis
6. Stimulus Elektrik
Disebabkan oleh aliran listrik

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Keamanan Dan
Kenyamanan
2.1 Pengkajian
a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal
yang memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan
pelayanan kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap
keamanan klien dan lingkungan
1 Komunitas
Ancaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi oleh terhadap
perkembangan, gaya hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan
kesadaran klien terhadap keamanan.
2 Lembaga pelayanan kesehatan
Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan
pelayanan kesehatan adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien,
kecelakaan yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang
menyebabkan penggunaan alat.
b. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat
subyektif dan hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya.
Tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:
1) Posisi yang memperlihatkan pasien Pasien tampak takut bergerak, dan
berusaha merusak posisi yang memberikan rasa nyaman .
2) Ekspresi umum :
 Tampak meringis, merintih ·
 Cemas,
 wajah pucat
 Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
 Keluar keringat dingin
 Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam
posisi menggenggam ·
 Pasien tampak mengeliat karena kesakitan

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
3) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah ·
 Lokasi nyeri ·
 Waktu timbulnya nyeri ·
 Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri ·
 Karakteristik nyeri ·
 Faktor pencetus timbulnya nyeri
 Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Diagnosa 1 :Nyeri akut

2.2.1 Definisi

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya


kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, yang tiba-tiba atau
perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam
bulan.

2.2.2 Batasan Karakteristik

a. Subjektif

Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat

b. Objektif
Posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tonus otot, respons
autonomik, perubahan selera makan, perilaku distraksi, perilaku
ekspresif, wajah topeng, perilaku menjaga atau sikap melindungi,
focus menyempit, bukti nyeri dapat diamati,berfokus pada diri sendiri
dan gangguan tidur.
2.2.3 Faktor Yang Berhubungan
Agen-agen penyebab cedera (misalnya biologis, kimia, fisik, dan
psikologis)

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
Diagnosa 2:Nyeri Kronis

2.2.4 Definisi

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan, akibat


kerusakan jaringan actual atau potensial atau digambarkan dengan istilah
kerusakan awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan
sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan
dan durasiny lebih dari enam bulan.

2.2.5 Batasan Karakteristik

Mengungkapkan secara verbal atau dengan isyarat atau menunjukkan


bukti sebagai berikut.

a. Objektif
Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya,
anoreksia, artrofi kelompok otot yang terlibat, perubahan pola
tidur, wajah topeng, perilaku melindungi, iritabilitas, perilaku
protektif yang dapat diamati, penurunan interaksi dengan orang
lain, gelisah, berfokus pada diri sendiri, respons yang dimeditasi
oleh saraf simpatis, perubahan berat badan.
b. Subjektif
Depresi, keletihan dan takut kembali cedera

2.2.6 Faktor Yang Berhubungan

Ketunadayaan fisik atau psikososial kronis (misalnya, kanker metastasis,


cedera neurologis dan arthritis)

Diagnosa 3 : Kerusakan integritas kulit

2.2.7 Definisi

Perubahan epidermis dan dermis

2.2.8 Batasan Karakteristik

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
a. Objektif

Kerusakan pada lapisan dikulit, kerusakan pada permukaan kulit,


invasi struktur tubuh

2.2.9 Faktor Yang Berhubungan

a. Eksternal

Zat kimia, kelembapan, hipertermia, hipotermia, factor mekanik, obat,


kelembapan kulit, imobilisasi fisik, radiasi

b. Internal

Perubahan status cairan, perubahan pigmentasi, perubahan turgor,


factor perkembangan, ketidakseimbangan nutrisi, deficit imunologis,
gangguan sirkulasi, gangguan status metabolik, gangguan sensasi,
penonjolan tulang.

c. Faktor perkembangan

Usia ekstrem muda atau tua

Diagnosa 4 : Kerusakan Integritas kulit

2.2.10 Definisi

Kulit berisiko terhadap kerusakan

2.2.11 Faktor Risiko

a. Eksternal

Zat kimia, ekskresi dan seksresi, usia ekstrem muda atau ekstrem
tua, kelembapan, hipertemia, hipotermia, mekanis, kelembapan
kulit, imobilisasi fisik, radiasi

b. Internal

Perubahan pigmentasi, perubahan turgor kulit, factor


perkembangan, ketidakseimbangan nutrisi, factor imunologis,

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
gangguan sirkulasi, gangguan status metabolic, gangguan sensasi,
faktor psikogenik, penonjolan tulang.

Diagnosa 4 : Kerusakan membrane mokusa oral

2.2.12 Definisi

Gangguan pada bibir dan jaringan lunak di rongga mulut

2.2.13 Batasan karakteristik

a. Subjektif

Nyeri dan ketidaknyamanan di mulut, melaporkan adanya rasa yang


tidak enak dimulut, kesulitan makan atau menelan, keterbatasan
sensasi rasa

b. Objektif

Pendarahan, lidah berselaput, deskuamasi, kesulitan berbicara,


edema, pembesaran tonsil, fisura, lidah berpeta, hyperplasia gusi,
pucat pada mukosa, resesi gusi, halitosis, hyperemia, makroplasia,
mukosa terkelupas, lesi atau ulkus mulut, adanya patogen, drainase
purulent atau eksudat, massa kemerahan tau kebiruan, lidah kaku dan
artrofi, stomatitis, vesikel, nodulus, papula, bercak, mulut kering

2.2.14 Faktor yang berhubungan

Kehilangan, jaringan ikat, adiposa atau tulang, hambatan perawatan


mulut secara mandiri, hambatan memperoleh perawatan professional,
kemoterapi, bahan kimia, bibir sumbing, penurunan trombosit,
dehidrasi, depresi, penurunan kadar hormone, luluh imun,
imunosupresi, hygiene mulut yang tidak efektif, infeksi, penurunan
produksi saliva, kehilangan struktur penyokong, malnutrisi (atau
defisiensi vitamin), Mekanis, efek samping obat, bernapas melalui
mulut, puasa untuk jangka waktu lebih dari 24 jam, kondisi patoligis

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
rongga mulut, terapi radiasi, stres, pembedahan pada rongga mulut,
dan trauma.

Diagnosa 5 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas

2.2.15 Definisi

Ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau obstruksi saluran


napas guna mempertahankan jalan napas yang bersih

2.2.16 Batasan krakteristik

a. Subjektif

Dispnea

b. Objektif

Suara napas tambahan, perubahan pada irama dan frekuensi


pernapasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, sianosis, kesulitan
untuk berbicara, penurunan suara napas, ortopnea, gelisah, sputum
berlebihan, mata terbelalak.

2.2.17 Faktor yang berhubungan

a. Lingkungan : Merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif

b. Obstruksi jalan napas : Spasme jalan napas, retensi secret, mucus


berlebihan, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing dijalan
napas, secret di bronki, dan eksudat di alveoli.

c. Fisiologis : Disfungsi neuromukular, hyperplasia dinding bronkial,


PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), infeksi, asma, jalan napas
alergik

Diagnosa 6 : Risiko aspirasi

2.2.18 Definisi

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
Berisiko terhadap masuknya secret gastrointestinal, secret orofaring,
benda padat atau cairan ke dalam saluran trakeabronkial

2.2.19 Faktor risiko

a. Objektif

Berusia dibawah 3 tahun, penurunan mobilitas gastroentistinal,


keterlambatan pengosongan lambung, penekanan refleks batuk dan
muntah, pembedahan atau trauma pada wajah, mulut, dan leher,
slang gastroentistinal, kendala elevasi tubuh bagian atas, gangguan
menelan, sfingter esophagus bagian bawah yang tidak kompeten,
peningkatan residu lambung, peningkatan tekanan di dalam
lambung, pemberian obat, adanya slang trakeostomi atau endotrakea,
penurunan tingkat kesadaran, situasi yang menghambat elevasi tubuh
bagian atas, slang pemberian makanan, penggunaan kawat gigi.

Diagnosa 7 : Risiko jatuh

2.2.20 Definisi

Peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan bahay


fisik

2.2.21 Faktor risiko

- Lanjut usia
Usia diatas 65 tahun, riwayat jatuh, hidup seorang diri, tungkai bawah
tiruan, menggunakan alat banyu, menggunakan kursi roda
- Fisiologis
Anemia, artritis, penurunan kekuatan ekstremitas bawah, diare, pusing
ketika memutar atau menegakkan leher, masalah pada kaki, gangguan
pada sikap tubuh, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan,
hambatan mobilitas fisik, neoplasma, neuropati, hipotensi ortostatik,
kondisi pascabedah, perubahan gula darah postprandial, adanya

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
penyakit akut, deficit propriosepsi gangguan tidur, urgensi, penyakit
vascular, gangguan penglihatan
- Koginitif
Penurunan status mental
- Medikasi
Inhibitor ACE, konsumsi alcohol, agens antiansietas, antihipertensi,
diuretik, hipnotik, narkotik, agens penenang, antidepresan trisiklik
- Lingkungan
Lingkungan yang semerawut, tidak ada bahan antiselip dikamar
mandi, restrain, karpet yang lekak lekuk, pencahayaan ruangan yang
redup atau asing, kondisi cuaca, lantai basah
- Anak-Anak
Berusia dibawah 2 tahun, tempat tidur terletak didekat jendela, tidak
ada alat pengaman, kurangnya pengawasan orang tua, gender laki-laki
berusia dibawah 1 tahun, tidak ada pagar pengaman di tangga, tidak
ada pagar pengaman jendela, bayi tanpa pengawasan ditempat tidur.

Diagnosa 8 : Risiko cedera

2.2.22 Definisi

Berisiko mengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang


berinteraksi dengan sumber-sumber adaptif dan pertahanan adaptif dan
pertahanan individu

2.2.23 Faktor risiko

- Internal
Profil darah yang tidak normal, gangguan factor pembekuan , disfungsi
biokimiawi, penurunan kadar hemoglobin, usia perkembangan,
disfungsi efektor, penyakit imun atau autoimun, disfungsi integratif,
malnutrisi, fisik, psikologis, sel sabit, talasemia, trombositopenia,
hipoksia jaringan
- Eksternal

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
a. Biologis
Tingkat imunisasi komunitas, mikroorganisme
b. Kimia
Obat-obatan, zat gizi, racun, polutan
c. Fisik
Rancangan struktur dan penataan komunitas, jenis kendaraan atau
transportasi, individu atau penyedia layanan kesehatan

Diagnosa 9 :Kerusakan integritas jaringan

2.2.24 Definisi

Kerusakan pada membrane mukosa, jaringan kornea, integument, ata


subkutan

2.2.25 Batasan karakteristik

a. Objektif

Kerusakan atau kehancuran jaringan

2.2.26 Faktor yang berhubungan

Perubahan sirkulasi, iritan kimia, kekurangan atau kelebihan cairan,


hambatan mobilitas fisik, defisit pengetahuan, factor mekanis,
kekurangan atau kelebihan nutrisi, radiasi, faktor suhu

Diagnosa 10 : Mual

2.2.27 Definisi

Perasaan subjektif, seperti gelombang yang tidak menyenangkan di


belakang tenggorok, epigastrum, atau abdomen yang dapat mendorong
keinginan untuk muntah

2.2.28 Batasan karakteristik

a. Subjektif

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
Menghindari makanan, sensasi ingin muntah, peningkatan menelan,
melaporkan mual atau enek, rasa asam didalam mulut

2.2.29 Faktor yang berhubungan

a. Terkait pengobatan

Iritasi lambung, akibat agens farmakologis, alkohol, Distensi lambung


(misalnya pengosongan lambung yang lambat akibat agens
farmakologis, seperti narkotik dan anestetik), Ages farmakologis
(misalnya analgesic, antivirus untuk HIV, aspirin, opioid) dan agens
kemoterapeutik, Toksin (misalnya terapi radiasi)

b. Biofisik
Gangguan biokimiawi (misalnya uremia, ketoasidosis diabetic,
kehamilan), penyakit esophagus atau pancreas, distensi lambung
(misalnya akibat pengosongan lambung yang lambat, obstruksi
pylorus usus, distensi genitourinarius dan biliaris; statis usus bagian
atas; kompreso eksternal pada lambung, hati, limpa, atau organ lain;
pembesaran yang memperlambat fungsi lambung; kelebihan asupan
makanan), iritasi lambung (misalnya akibat inflamasi faring dan
peritoneal), tumor intra-abdomen, peregangan kapsula hati atau
limpa, tumor setempat seperti neuroma akustik, tumor otak primer
atau sekunder, metastase tulang di bagian dasar tengkorak, mabuk
gerak, penyakit Meniere, atau ;abirintitis, nyeri, faktor fisik, seperti
peningkatan tekanan intracranial dan meningitis, toksin (misalnya
peptide yang menghasilkan tumor, metabolit abnormal akibat
kanker).
c. Situasional
Faktor psikologis seperti nyeri, rasa takut, ansietas, bau yang
berbahaya, rasa yang berbahaya, atau stimulasi visual yang tidak
menyenangkan

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
2.3 Perencanaan
(Berdasarkan diagnose pada 2.2) Diagnosa I :Nyeri akut
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
2.3.1.1 Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam,
diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria :
1. Tingkat Kenyamanan :
Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan
psikologis
2. Pengendalian diri :
Tindakan individu untuk mengendalikan nyeri
3. Tingkat nyeri :
Keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan
 Memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5:tidak pernah,
jarang,kadang-kadang,sering, atau selalu)
 Menunjukkan tingkat nyeri , yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut ( sangat berat, berat, sedang, ringan atau tidak
ada): Ekspresi nyeri pada wajah, gelisah atau ketegangan otot,
durasi nyeri, merintih dan menangis, gelisah.
2.3.2 Intervensi Keperawatan dan rasional (NIC)
a. Manajemen Nyeri: (Meringankan atau mengurangi nyeri
sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh
pasien)
b. Pemberian Analgesik : (Menggunakan agens-agens
farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri)

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
c. Manajemen Medikasi : Memfasilitasi penggunaan obat resep
atau obat bebas secara aman dan efektif
d. Bantuan Analgesia : Memudahkan pengendalian pemberian
dan pengaturan analgesic oleh pasien
e. Manajemen Sedasi : Memberikan sedatif, memantau respons
pasien, dan memberikan dukungan fisiologis yang dibutuhkan
selama prosedur diagnostik atau terapeutik
Pengkajian
- Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan
pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
- Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan
pada skala 0 sampai 10 (0= tidak ada nyeri atau
ketidaknyamanan, 10 = nyeri hebat)
- Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri
oleh analgesic dan kemungkinan efek sampingnya
- Kaji dampak agama, budaya, kepercayaan, dan lingkungan
terhadap nyeri dan respons pasien
- Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang
sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
- Manajemen Nyeri (NIC)
Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas
, intensitas atau keparahan nyerim dan faktor
presipitasinya
Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya
pada mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk Pasien/Keluarga

- Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus


yang harus diminum , frekuensi pemberian, kemungkinan
efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
khusus saat mengonsumsi obat tersebut (misalnya ,
pembatasan aktivitas fisik , pembatasan diet) dan nama
orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri
membandel
- Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada
perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai
- Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang
disarankan
- Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesik narkotik
atau opioid (misalnya, risiko ketergantungan atau
overdosis)
- Manajemen Nyeri (NIC) : berikan informasi tentang nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung dan
antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
- Manajemen Nyeri (NIC) :
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis (misalnya,
umpan-balik biologis, transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS), hypnosis, relaksasi, atau kompres
hangat atau dingin, dan masase) sebelum, setelah, dan jika
memungkinkan, selama aktivitas yang menimbulkan
nyeri; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan bersama
penggunaan tindakan peredaan nyeri yang lain.
Aktivitas Lain
- Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui
pengkajian nyeri dan efek samping
- Bantu pasien mengidentifikan tindakan kenyamanan
yang efektif di masa lalu, seperti , distraksi, relaksasi,
atau kompres hangat/dingin

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
- Hadir di dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman dan aktivitas lain untuk membantu relaksasi,
meliputi tidakan sebagai berikut :
Lakukan perubahan posisi, masase punggung, dan
relaksasi
Ganti linen tempat tidur, bila diperlukan
Berikan perawatan dengan tidak terburu-buru, dengan
sikap yang mendukung
Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut aktivitas perawatan
- Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas,
bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan
melakukan pengalihan melalui televise, radio, tape dan
interaksi dengan pengunjung
- Gunakan pendekatan yang positif untuk
mengoptimalkan respons pasien terhadap analgesic
(misalnya “Obat ini akan mengurangi nyeri Anda”)

Diagnosa 2 :Nyeri Kronis

2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (NOC)


a. Tingkat kenyamanan : Tingkat persepsi positif
terhadap kemudahan fisik dan psikologis
b. Tingkat depresi : Keparahan alam perasaan
melankolis dan kehilangan minat dengan peristiwa hidup
c. Pengendalian diri terhadap depresi : Tindakan
individu untuk meminimalkan melankolia dan
mempertahankan minat dengan peristiwa hidup
d. Nyeri : Respons simpang psikologis : Keparahan
respons simpang kognitif dan emosi yang dapa diamati
atau dilaporkan terhadap nyeri fisik

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
e. Pengendalian nyeri : Tindakan pribadi untuk
mengendalikan nyeri
f. Nyeri :Efek merusak : Keperahan dampak negatif
nyeri kronik yang dapat diobservasi atau dilaporkan pada
fungsi sehari-hari
g. Tingkat nyeri : Keparahan nyeri yang Nampak atau
dilaporkan
2.3.4 Intervensi Keperawatan dan Rasional (NIC)
a. Pemberian analgesik : Penggunaan agens
farmakologis untuk meredakan atau menghilangkan
nyeri
b. Modifikasi perilaku : Meningkatkan perubahan
perilaku
c. Restrukturisasi kognitif : Mendorong pasien untuk
mengubah distrosi pola piker dan memandang diri
sendiri serta dunia secara lebih realistis
d. Peningkatan koping : Membantu pasien untuk
beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan, atau
ancaman yang menhambat pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
e. Manajemen medikasi : Memfasilitasi penggunaan
obat resep atau obat bebas secara aman dan efektif
f. Manajemen alam perasaan : Memberikan keamanan,
stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan pada pasien
yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi
maupun peningkatan alam perasaan
g. Manajemen nyeri : Menghilangkan nyeri atau
menurunkan nyeri ketingkat yang lebih nyaman yang
dapat ditoleransi oleh pasien
h. Kontrak pasien : Menegoisasi persetujuan dengan
individu yang menekankan perubahan perilaku tertentu

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
i. Bantuan analgesia : Memfasilitasi pengendalian
pemberian dan pengaturan analgesic oleh pasien
j. Fasilitasi tanggung jawab diri : Mendorong pasien
untuk lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya
sendiri

Pengkajian

- Kaji dan dokumentasikan efek jangka panjang


penggunaan obat
- Penatalaksanaan Nyeri (NIC)
Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen
nyeri pada interval tertentu
Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas
hidup (misalnya tidur, selera makan, aktivitas, kognisi,
alam perasaan, hubungan, kinerja, dan tanggung jawab
peran)

Penyuluhan untuk Pasien/Keluarga

- Beri tahu pasien bahwa peredaan nyeri secara total


tidak akan dapat dicapai

Aktivitas Kolaboratif

- Adakan pertemuan multidisipliner untuk


merencanakan asuhan perawatan pasien
- Manajemen Nyeri (NIC) :
Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan
orang terdekat pasien ke kelompok pendukung atau
sumber-sumber lain, bila perlu

Aktivitas Lain

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes
- Tawarkan tindakan nyeri untuk membantu pengobatan
nyeri (misalnya, umpan balik biologis , teknik
relaksasi, dan masase punggung)
- Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri yang logis
dan berterima
- Manajemen Terapi (NIC) :
Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk
memfasilitasi peredaan nyeri
Berikan obat sebelum aktivitas untuk meningkatkan
partisipasi, tetapi evaluasi bahaya sedasi

3 Daftar Pustaka

Perry dan Potter, (2002). Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Penerbit buku kedokteran
:EGC
Rina. (2015). Laporan Pendahuluan Rasa Aman dan Nyaman. (Internet). Termuat dalam
http://documents.tips/documents/laporan-pendahuluan-rasa-aman-dan-nyaman.html
(diakses pada tanggal 31 Oktober 2016)
Wilkinson. J. M dan Ahern.N.R .(2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9.
Penerbit buku kedokteran :EGC

KD II Aman dan Nyaman AKPER GSH WONOGIRI Yohanes WN,Skep, Ns, MKes

Anda mungkin juga menyukai