Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat serta pernyertanya, sehingga makalah Asuhan Keperawatan ini dapat
penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna serta masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka Penulis berharap
adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.
Penulis
3
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Konsep Medis............................................................................................6
1. Definisi.......................................................................................................6
2. Anatomi Fisiologi.......................................................................................6
3. Klasifikasi................................................................................................11
4. Faktor Resiko 12
5. Etiologi 14
6. Patofisiologis Hipertensi 14
7. Manifestasi Klinis....................................................................................15
8. Komplikasi...............................................................................................15
9. Penatalaksanaan.......................................................................................16
B. Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................18
1. Pengkajian keperawatan...........................................................................18
2. Diagnosa keperawatan..............................................................................22
3. Intervensi keperawatan.............................................................................23
4. Implementasi keperawatan......................................................................29
5. Evaluasi Keperawatan..............................................................................30
BAB III PEMBAHASAN KASUS......................................................................30
A.Kasus........................................................................................................30
1. Pengkajian................................................................................................31
2. Pengelompokkan Data.............................................................................34
3. Analisa Data..............................................................................................37
4. Diagnosa Keperawatan.............................................................................38
5. Rencana Tindakan Keperawatan..............................................................39
6. Implementasi Keperawatan......................................................................42
7. Evaluasi Keperawatan..............................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Pada tahun 2018 jumlah penderita hipertensi berusia >15 tahun di Provinsi
Sumsel sebanyak 5.572.379 orang. Kota Palembang menyumbang angka tertinggi
sebesar 1.130.254 penderita hipertensi. Sedangkan kota Pagar Alam menjadi
wilayah dengan penderita hipertensi terendah ( 94.153 orang ). Dari jumlah
5.572.379 penderita hipertensi hanya 137,299 penderita yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar ( 2,5% ). (Profil Kesehatan Prov. Sumsel
2019)
Sedangkan pada tahun 2019 jumlah penderita hipertensi berusia >15 tahun di
Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 90.423 orang. Jumlah penderita
hipertensi yang mendapat pelayanan sesuai standar sebanyak 13.901 orang (15,4
%), dan terjadi peningkatan cakupan pelayanan hipertensi jika dibandingkan
dengan tahun 2018 sebesar 10,9 % (sebesar 4,5%). (Profil Kesehatan Kabupaten
OKU tahun 2020)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui konsep penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien
Hipertensi.
1
3
1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan pada
tekanan darah yang memberi gejala akan berlanjut ke suatu organ target
seperti stroke untuk otak, penyakit jantung coroner untuk pembuluh darah
jantung (Candra, 2018).
Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang cukup serius dimana secara
signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal, jantung, dan
penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah lebih besar
dari dinding arteri dan pembuluh darah itu sendiri (WHO, 2019).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah pada manusia
secara alami akan mengalami fluktuasi atau perubahan setiap hari. Tekanan
darah tinggi dikatakan menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut
persisten. Tekanan darah tersebut membuat system sirkulasi dan organ yang
mendapat suplai darah termasuk jantung dan otak menjadi tegang (Manutung
A, 2018).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
1) Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri,
vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama system kardiovaskular
adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan
memompa darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk
dioksigenasi (Aspiani, 2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian 6 mediastunum. Jantung
8
2
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua
ventrikel. Jantung dikelilingi oleh kantung pericardium yang terdiri atas
dua lapisan,yakni:
8
3
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel
kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara rongga
kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.
2) Pembuluh darah
8
4
b. Fisiologi
1) Siklus jantung
8
5
Sistole atrium
Sistole ventrikel
Diastole ventrikel
2) Tekanan darah
8
6
3. Klasifikasi
Menurut Mayo Clinic, 2018 Hipertensi memiliki dua jenis :
a. Hipertensi primer (esensial)
Pada usia dewasa, hipertensi terjadi tanpa gejala yang tampak.
Peningkatan tekanan darah secara terus-menerus dan telah terjadi lama
baru dikatakan seorang menderita hipertensi meskipun penyebab pastinya
belum jelas. Pada kasus peningkatan tekanan darah ini disebut dengan
hipertensi primer (esensial).
b. Hipertensi sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh
beberapa factor tidak terkontrol. Pada kejadian ini disebut dengan
hipertensi sekunder dimana peningkatan darah yang terjadi dapat melebihi
tekanan darah pada hipertensi primer.
8
7
(Depkes,2016)
8
8
4. Faktor Resiko
a. Usia
Semakin bertambahnya usia seorang resiko terkena hipertensi pun semakin
meningkat. Hal ini terjadi karena kondisi alamiah yang ada pada tubuh
yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone. Fungsi dari
organ juga semakin menurun dengan bertambahnya usia. Semakin
bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga
prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan
kematian 50% di atas umur 60 tahun (Zielinska et al., 2020)
b. Jenis Kelamin
Pria memiliki tekanan sistolik dan diastolic yang lebih tinggi dibandingkan
wanita pada semua suku. Survey dari badan nasional dan penelitian nutrisi
melaporkan bahwa hipertensi lebih mempengaruhi wanita dibadnikan pria.
Menurut laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi
hipertensi 6% pada pria dan 11% pada wanita (Anto et al., 2020)
c. Riwayat Keluarga
Jika ada riwayat keluarga dekat yang memiliki factor keturunan hipertensi,
akan mempertinggi risiko terkena hipertensi pada keturunannya. Keluarga
dengan riwayat hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi
sebesarempat kali lipat (Thomas et al., 2020)
8
9
5. Etiologi
a. Hipertensi Essensial atau Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial beum dapat diketahui, sementara
penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada
8
10
6. Patofisiologis Hipertensi
Hipertensi dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, gaya hiduppp dan
obesitas. Hipertensi menyebabkan kerusakan vaskuler pembuluh darah,
perubahan struktur, penyumbatan pembuluh darah, vasokontriksi dan gangguan
sirkulasi. Gangguan sirkulasi di otak mengakibatkan resistensi pembuluh darah
otak naik, suplai oksigen otak menurun yang menyebabkan penderita
mengalami nyeri kepala dan gangguan pola tidur. Hipertensi menyebabkan
gangguan pada ginjal yang mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah,
blood flow menurun, respon RAA, rangsang aldosterone, retensi Na, edema
yang menimbulkan masalah keperawatan kelebihan volume cairan. Hipertensi
juga mengganggu system pembuluh darah yang mengakibatkan vasokontriksi,
iskemik, miokard yang mengakibatkan afterload meningkat yang dapat
menimbulkan masalah keperawatan penurunan curah jantung dan intoleran
aktivitas (Hariawan and Tatisina, 2020)
7. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari hipertensi kadang dapat berupa asimtomatik dan simtomatik.
Gejala klinik dari hipertensi yang dirasakan kadang berupa sakit kepala,
epistaskis, jantung berdebar sulit bernafas setelah bekerja atau mengangkat
beban berat, mudah lelah, gampang marah, telinga berdengung, pusing,
tinnitus, dan pingsan. Akan tetapi, gejala-gejala tersebut bukanlah gejala
spesifik terhadap hipertensi sehingga gejala-gejala yang dirasakan mungkin
dianggap gejala biasa yang mengakibatkan keterlambatan penanganan.
8
11
8. Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah
akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan terganggu
sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane glomerulus
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma
berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerahdaerah yang
diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan
arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan
meluas sampai ke intraventrikuler (Intra Ventriculer Haemorrhage) atau
IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk
luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya pembuluh
darah otak yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan
angiopathy amyloid.
8
12
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Menurut Krisnanda (2017) terapi farmakologi bertujuan untuk
mengontrol tekanan darah hingga mencapai tujuan terapi pengobatan.
Berdasarkan JNC VIII pilihan atihipertensi didasarkan pada ada atau
tidaknya usia, ras, serta ada atau tidaknya gagal ginjal kronik. Apabila
terapi antihipertensi sudah dimulai, pasien harus rutin kontrol dna
mendapat pengaturan dosis setiap bulan hingga target tekanan darah
tercapai. Perlu dilakukan pemantauan tekanan darah, LFG, dan elektolit.
Jenis obat hipertensi:
1) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan cairan
tubuh (lewat kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan
berefek pada turunnya tekanan darah. Contoh obat-obatan ini
adalah bendroflumethiazede, chlorthizlidone, hydrocholorothiazide,
dan indapamide.
2) ACE-Inhibitor
Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat angiotensin
II (zar yang dapat meningkatkan tekanan darah). Efek samping
yang sering timbul adalah batuk kering, pusing sakit kepala dan
lemas. Contoh obat yang tergolong jenis ini adalah captopril,
enalapril, dan lisinopril.
3) Calsium channel blocker
8
13
b. Penatalaksanaaan Keperawatan
1) Penatalaksananan Diit pada pasien hipertensi
Diet rendah garam, penggunaan daging ayam dan daging
ikan dibatasi paling banyak 100 gram per hari. Telur
ayam/telur bebek paling banyak 1 butir sehari.
Menurut Palimbong, Kurniasari, dan Kiha (2018), pasien
dengan tekanan darah yang tinggi akan diberi makanan sesuai
tingkat keparahannya. Diet yang dianjurkan adalah diet
rendah garam. Diet rendah garam merupakan diet yang
dimasak atau tanpa menggunakan garam namun dengan
pembatasan tertentu. Pada diet rendah garam I hanya boleh
mengkonsumsi natrium sebanyak 200-400 mg Na per hari,
diet rendah garam II hanya akan mengkonsumsi natrium
sebanyak 600-800 mg Na per hari, dan diet rendah garam III
hanya boleh mengkonsumsi natrium sebanyak 1000-1200 mg
Na per hari.
8
14
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
8
15
f. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebrovaskuler.
Episode palpitasi
Tanda :
Peningkatan tekanan darah
Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia
Murmur stenosis vulvular
8
16
h. Integritas ego
i. Eliminasi
j. Makanan / cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol
Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun)
Riwayat penggunaan diuretic
Tanda :
Berat badan normal atau obesitas
Adanya edema
Glikosuria
Neurosensori
Gejala :
8
17
Tanda :
k. Nyeri / ketidaknyamanan
l. Pernapasan
Gejala :
m. Keamanan
n. Pembelajaran / penyuluhan
Gejala :
8
18
o. Rencana pemulangan
obat.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017).
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut (Nurarif,
8
19
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah
perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik,
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim pokja SDKI PPNI (2017)
nyeri menurun
8
20
8
21
8
22
8
23
8
24
8
25
4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi
(Wartonah, 2015).
8
26
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang
membandingkan antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan
menilai efektif tidaknya dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta
hasil dari penilaian keperawatan tersebut digunakan untuk bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
8
27
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama : Sriani
2) Jenis Kelamin : Perempuan
3) No. RM : 148514
4) Umur : 53Tahun
5) Pekerjaan : IRT
6) Agama : Islam
7) Diagnosa : Hipertensi Anemia + CKD.
8) Tanggal Masuk RS : 26-12-2022
9) Tanggal Pengkajian : 26-12-2022
10) Alamat : Desa Mekar jaya Kec.Sosoh Buay
8
28
Rayap OKU
b. Keluhan Masuk
Pasien mengatakan kepala pusing berputar
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kepala pusing berputar ± 3 hari, leher terasa nyeri,
susah tidur ± 3 hari, badan lemas, serta sempoyongan saat berdiri
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit.
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
f. Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
- Pasien mengatakan kebiasaan di rumah makan 3x sehari teratur, minum
6 gelas perhari
- Pasien terpasang infus RL 20 tetes permenit
g. Kebutuhan Istirahat Tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 8-9 jam, namun setelah sakit,
pasien hanya dapat tidur 4-5 jam di malam hari.
h. Kebutuhan Oksigenisasi
- Pasien bernafas spontan, tidak terpasang selang oksigen.
- SPO2 : 96 %
i. Kebutuhan Persepsi Sensori
- Pasien kesadaran penuh
- GCS 15 (E4V5M6)
- Pendengaran normal
- Pasien ditanya mampu menjawab dengan benar disertai mengganguk
dan menggelengkan kepala dan saat disuruh menjawab dengan
membaca, pasien juga mampu menjawab dengan benar disertai dapat
menggangguk dan menggelengkan kepala.
8
29
8
30
- SPO2 : 97 %
- Skala Nyeri :
8
31
2. Pengelompokkan Data
a. Data Subyektif
1) Pasien mengatakan kepala pusing berputar ± 3 hari, tidur ± 3 hari,
badan lemas, serta sempoyongan saat berdiri kemudian dibawa ke
IGD.
2) Pasien mengatakan nyeri di leher.
3) Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi ± 5 tahun yang lalu,
DM ± 10 tahun yang lalu terkontrol dan minum obat rutin.
4) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
5) Pasien mengatakan pernah opname sebelumnya.
6) Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya.
7) Pasien mengatakan sulit tidur hanya 4-5 jam pada malam hari
dikarenakan tidak terbiasa di lingkungan Rumah Sakit.
8) Pasien mengatakan sebelum opname kebiasaan makan 3x sehari
teratur, dan minum 8 gelas/hari, tetapi setelah masuk RS pasien
mengatakan tidak nafsu makan disertai mual dan muntah.
9) Pasien mengatakan sebagian aktivitas seperti BAK, BAB dan mandi
dibantu keluarga.
10) Pasien mengatakan saat ini BAK 3-4 kali dengan volume 75 cc dan
konsistensi kuning jernih.
11) Pasien mengatakan saat ini BAB 1 x sehari dengan konsistensi
lunak, berbau, dan bewarna kuning.
b. Data Obyektif
1) Pasien kesadaran penuh
2) GCS : 14 (E4V5M5)
8
32
3) Tanda Vital :
- TD : 167/84 mmHg
- Nadi : 92x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36, 4ºC
- SPO2 : 97 %
4) Pasien meringis kesakitan sambil memegangi kepala dengan skala
nyeri : 6
5) Pasien tampak tidak nyaman
6) Pasien tampak gelisah
7) Pasien tampak berkeringat dingin
8) Badan teraba hangat
9) Mukosa mulut tampak kering
10) Tampak kurang tidur ditandai dengan sering menguap dan lesu
11) Area bawah mata tampak kehitaman
12) Durasi tidur ± 4 jam - 5 jam
8
33
3. Analisa Data
NO. ANALISA DATA MASALAH
1. DS : Nyeri Akut
Pasien mengatakan kepala pusing (D.0077)
berputar ± 3 hari.
Leher tarasa nyeri .
DO :
Pasien tampak meringis sambil
memegang kepala.
TTV :
TD : 167/84 mmHg
Nadi : 92x/menit
RR : 20x/menit
Skala nyeri : 6
2. DS : Gangguan Pola Tidur
Pasien mengatakan sulit tidur pada (D.0055)
malam hari .
Pasien mengatakan durasi tidur ± 4
jam
DO :
K/U Lemas
Pasien tampak pucat
Area bawah mata kehitaman
TTV :
TD : 167/84mmHg
Nadi : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
8
34
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengatakan
kepala pusing berputar, leher terasa nyeri
b. Gangguan pola tidur b.d perubahan sekitar lingkungan sekitar b.d
pasien mengatakan sulit tidur karena tidak terbiasa di lingkungan
rumah, pasien tampak lemah, pucat dan area bawah mata tampak
kehitaman.
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien mengatakan badan
lemas, sempoyongan saat berdiri
8
35
meningkat sempit
8
36
8
37
8
38
asupan makanan
8
39
6. Implementasi Keperawatan
8
40
8
41
8
42
8
43
8
44
8
45
8
46
8
47
8
48
8
49
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu
terpadu.Yogyakarta:Graha Ilmu.
terpadu.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Palita, M., Afni, N., & Tasya, Z. (2019). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di
Kelurahan Lembomawo Wilayah Kerja Puskesmas Kawua. Jurnal
Kolaboratif Sains, 2(1).
Sundari, L., & Bangsawan, M. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 11(2), 216-223.
Tika, Tiara Tias. (2021). Pengaruh Pemberian Daun Salam Pada Penyakit
Hipertensi : Sebuah Studi Literatur. Jurnal Medila Hutama, Vol 03 No 01
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia