Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah I
Program Studi Profesi Ners
Disusun Oleh :
Dila Nurhamdilah (KHGD21099)
Ega Silvia (KHGD21045)
Farerine Fishshuri (KHGD21100)
Ilma Septianti (KHGD21037)
Indri Yuliani (KHGD21036)
Mega Apryanti (KHGD21059)
Moch Mugni Faisal (KHGD21027)
Kadinda Intan Septiara (KHGD21001)
Putri Krismayani (KHGD21076)
Sela Triana Rohmatika (KHGD21078)
Wilda Siti Nurjanah (KHGD21038)
Yuli Ratnasari (KHGD21073)
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat Rahmat Karunia serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas stase
Keperawatan Medikal Bedah I yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. D
Dengan Gangguan Pernapasan : Asma Bronkhial Di Ruang Mawar 15 RS TK.IV
03.07.04 Guntur Garut”.
Peneliti menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan,
namun terlepas dari segala kekurangan yang ada, semoga dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Akhir kata semoga amal kebaikan
yang telah diberikan oleh semua pihak kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Allah Subhanahuwata`ala yang berlipat ganda dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk saya pribadi pada khususnya dan pembaca lain pada umumnya,
Aamiin.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Tujuan.................................................................................................2
1.3. Manfaat Studi Kasus...........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Konsep Asma Bronkhial.....................................................................4
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................19
3.1 Pengkajian.........................................................................................19
3.2 Analisa Data......................................................................................24
3.3 Diagnosa Keperawatan.....................................................................26
3.4 Proses Keperawatan (Intervensi, Implementasi, Evaluasi)...............27
3.5 Catatan Perkembangan......................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................34
4.1 Pembahasan.......................................................................................34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................39
5.1 Kesimpulan.......................................................................................39
5.2 Saran .................................................................................................39
EVIDENCE BASED PRACTICE........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma bronchial merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang
bersifat kronis. Kondisi ini disebabkan oleh peradangan saluran pernapasan yang
menyebabkan hipersensitivitas bronkus terhadap rangsang dan obstruksi pada
jalan napas. Gejala klinis dari penyakit asma yang biasanya muncul berupa mengi
(wheezing), sesak napas, nyeri dada dan batuk yang bervariasi dari waktu ke
waktu dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi. Gejala-gejala teersebut biasanya
akan memburuk pada malam hari, terpapar alergen (seperti debu, asap rokok) atau
saat sedang mengalami sakit seperti demam (Global Initiative of Asthma, 2018).
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), pada tahun 2016
dinyatakan bahwa perkiraan jumlah penderita asma bronchial seluruh dunia
adalah 325 juta orang dengan angka prevalensi yang terus meningkat terutama
pada anak-anak, tercatat pada tahun 2015 sebanyak 383.000 orang meninggal
karena asma bronchial. Asma bronchial merupakan masalah kesehatan yang
banyak ditemukan di masyarakat dan memiliki angka kesakitan dan kematian
yang tinggi. Saat ini diperkirakan sebanyak 235 juta orang menderita asma
bronchial di dunia (WHO, 2017).
Dampak serangan asma yang parah dapat menyebabkan gagal napas
(terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan terjadi pembentukan karbondioksida
dalam sel-sel tubuh). Saluran napas dapat tertutup sepenuhnya dan pengobatan
tidak lagi dapat berpengaruh. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jika tidak
segera ditangani (Kurniawan Adi Utomo, 2015).
Saat ini penyakit asma masih menunjukkan prevalensi yang tinggi.
Berdasarkan data dari WHO (2002) dan GINA (2011), di seluruh dunia
diperkirakan terdapat 300 juta orang menderita asma dan tahun 2025 diperkirakan
jumlah pasien asma mencapai 400 juta. Jumlah ini dapat saja lebih besar
mengingat asma merupakan penyakit yang underdiagnosed. Buruknya kualitas
udara dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi penyebab
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu menggambarkan Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Asma
Bronkhial di Ruang Mawar no 15 RUMKIT TK.IV 03.07.04 Guntur Garut
1.2.2 Tujuan khusus
1) Mampu mengidentifikasi pengkajian pada Ny.D dengan Asma
Bronkhial di Ruang Mawar no 15 Rumkit TK.IV 03.07.04 Guntur Garut
2) Mampu merumuskan diagnosa Keperawatan pada Ny.D dengan Asma
Bronkhial di Ruang Mawar no 15 Rumkit TK.IV 03.07.04 Guntur Garut
3) Mampu menetapkan intervensi keperawatan pada Ny.D dengan Asma
Bronkhial di Ruang Mawar no 15 Rumkit TK.IV 03.07.04 Guntur Garut
4) Mampu melaksanakan implementasi pada Ny.D dengan Asma
3
4
5
Konsen
Spasme otot polos
dalam d
sekresi kelenjar
menuru
bronkus meningkat
Hiperkapnea Gelisah/ansietas
Hipoksem
Penyempitan
/obstruksi priksimal dari Suplai O2 ke Koma
bronkus pd tahap otak menurun
ekspirasi dan inspirasi
Peningkatan
kerja otot
pernafasan
Pola nafas
tidak efektif
9
3. Atelektasis
4. Aspirasi
5. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
6. Sumbatan saluran nafas yang meluas / gagal nafas
7. Asidosis
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometer dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator hirup
(nebulizer/inhaler) positif jika peningkatan VEP/KVP > 20%
2. Analisis Gas Darah, hanya dilakukan pada serangan asma berat karena
terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis respiratorik.
3. Sputum, pewarnaan gram penting utnuk melihat adanya bakteri, cara
tersebut kemudian diikuti dan uji resistensi terhadap antibiotik.
4. Sel Eosinofil, sel eosinofil pada klien dengan asmatikus mencapai 1000-
1500/mm3baik asma intrinsik ataupun ekstrinsik, sedangkan hitungan sel
eosinofil normal antara 100-200/mm3. Perbaikan fungsi paru disertai
penurunan hitung jenis sel eosinofil menunjukkan obat telah tepat.
5. Pemeriksaan Darah rutin dan kimia, jumlah sel leukosit lebih dari
15.000/mm3 terjadi karena infeksi. SGOT dan SGPT meningkat
disebabkan kerusakan hati akibat hipoksia atau hiperkapnea.
6. Pemeriksaan Radiologi, hasil pemeriksaan radiologi pada pasien asma
biasanya normal, tetapi terapi ini harus tetap dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya proses patologi di paru atau
komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atelektasis,
dan lain-lain.
7. Foto dada AP dan lateral. Hiperinflasi paru, diameter anteroposterior
membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak konsolidasi yang
tersebar.
16. Keamanan : riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat h. Harapan keluarga
Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
17. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan Lainnya
18. Terapi
Omeprazole
Levoploxacine
Penyempitan/obstruksi priksimal
dari bronkus pd tahap ekspirasi
dan inspirasi
14
Hipoksemia
2.2.4 Perencanaan
No Diagnosa SLKI SIKI Rasional
1 Bersihan Luaran utama : Intervensi Utama : - Untuk melatih
jalan Bersihan jalan - Latihan batuk batuk yang
napas napas efektif efektif
tidak Luaran Tambahan - Manajemen jalan - Untuk
efektif b/d : napas mebebaskan
mucus - Kontrol gejala - Pemantauan jalan napas
dalam - Pertukaran gas respirasi - Untuk
jumlah - Respons alergi memantau
berlebihan lokal respirasi
, - Respon alergi
peningkata sistemik
n produksi - Respon
mucus, ventilasi
eksudat mekanik
dalam - Tingkat infeksi
alveoli dan
bronkospa
sme.
neurologis
- Tingkat ansietas
- Tingkat
keletihan
- Tingkat nyeri
3 Gangguan Luaran Utama : Intervensi Utama : - Untuk
pertukaran Pertukaran gas - Pemantauan memantau
gas b/d Luaran Tambahan respirasi respirasi
retensi : - Terapi oksigen - Untuk
karbon - Keseimbangan membantu
dioksida asam basa bernapas dan
- Konservasi mendapatkan
energi oksigen yang
- Perfusi paru cukup
- Respon
ventilasi
mekanik
- Tingkat
delirium
4. Penurunan Luaran Utama : Intervensi Utama : - Untuk
curah Curah jantung - Perawatan memantau
jantung Luaran Tambahan jantung jantung
b/d : - Perawatan merawat dan
tekanan - Perfusi miokard jantung akut membatasi
partial - Perfusi renal kompikasi
oksigen - Perfusi perifer akibat
dialveoli - Perfusi serebral ketidakseimba
menurun - Status cairan ngan antara
- Status suplai dan
neurologis konsumsi
- Status sirkulasi oksien
18
- Tingkat miokard
keletihan - Untuk
mengetahui
ketidakseimba
ngan antara
ketidakseimba
ngan
ketersediaan
dan kebutuhan
oksigen
miokard
sesak tidak berkurang walau sudah di beri O2. Nafsu makan hilang, lemah.
Klien terbiasa memakan obat dan sering membawa inhaler, tetapi sesak
19
20
guntur .
3. KELUHAN UTAMA
Sesak
4 Personal Hygiene
Mandi
- Frekuensi - ±2 kali/hari
- Menggunakan sabun - ±2 kali/hari
- Frekuensi gosok gigi - ±2 kali/hari
- Gangguan - Tidak ada
Berpakaian
- Frekuensi ganti - ±1 kali/hari
pakaian
5 Mobilitas dan aktivitas
- Aktifitas yang - ADL sebagian dibantu
dilakukan orang lain (Lemas)
- Kesulitan - Tidak ada
b. Pemeriksaan Fisik
Penampilan umum : Baik
Kondisi umum : Compos mentis
TTV : TD : 150/80 mmHg Nadi : 89 x/menit,
RR : 29x/menit Suhu : 36,7˚C
BB : 55 kg
TB : 150 cm
11) Abdomen
23
9. TERAPI OBAT
Golongan Cara
Jenis Obat Dosis Waktu Pemberian
Obat Pemberan
Infus Asering Kristaloid IV 20 tts
1x40
Omeprazole PPIS IV 07.00
mg
2x62,
Methylprednisolone Kortikosteroid IV 07.00 19.00
5mg
1x750
Levofloxacin Antibiotik Drip IV 07.00
ml
Inhalasi velutin 3x1 Dihirup 07.00 15.00 23.00
24
per
8jam
Sumber : Rekam medis RS TK.IV 03.07.04 Guntur Garut
Penyempitan/obstruksi
priksimal dari bronkus pd
tahap ekspirasi dan inspirasi
Mucus berlebih
Batuk
Wheezing
Sesak nafas
27
28
selama 4 detik, P:
ditahan selama 2 Lanjutkan
detik, kemudian intervensi
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
- Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
hingga 3 kali
- Anjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas
dalam yang ke-3
-
2 Pola napas Setelah dilakukan Observasi - Untuk mengetahui - Memonitor pola S:
tidak efektif tindakan - Monitor pola nafas frekuensi kedalaman napas ( RR : Klien
keperawatan, (frekuensi, napas dan usaha napas 22x/menit, mengatakan
diharapkan kedalaman, usaha - Untuk mengetahui adanya retraksi sesak napas
masalah nafas) adanya bunyi tambahan dinding dada) berkurang
keperawatan - Monitor bunyi nafas seperti wheezing, - Memonitor bunyi
teratasi dengan tambahan ronkhi, atau mengi napas (adanya O:
kriteria hasil: - Monitor sputum - Untuk mengetahui bau wheezing dan Retraksi dinding
- Penggunaan atau warna sputum ronki) dada klien sedikit
otot bantu napas Terapeutik - Untuk mengurangi rasa - Memonitor berkurang
menurun - Pertahankan sesak yang dialami oleh sputum Klien terpasang
- Pemanjangan kepatenan jalan nafas klien - Mempertahankan O2 3L
fase ekspirasi dengan head-tlit dan - Pasien merasa tenang jalan napas S : 36, 2C
29
19.00 WIB
S:
- Klien mengeluh masih batuk
- Klien mengatakan sesak berkurang
O:
- Retraksi dinding dada berkurang
- Klien terpasang oksigen 3L
- Sesak napas berkurang
- Suara tambahan wheezing dan ronki
- RR : 27x/m
- S : 36,7C
- N : 89x/m
- TD : 120/80mmHg
- SPO2 : 94%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
31
05.00 WIB
S:
- Klien mengeluh batuk sedikit
- Klien mengatakan masih sedikit sesak
O:
- Otot bantu napas berkurang
- Klien terpasang oksigen 3L
- RR : 24x/m
- S : 36,4C
- N : 87x/m
- TD : 120/80mmHg
- SPO2 : 95%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjurkan intervensi
I:
- Monitor TTV
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi tambahan
- Montor intake dan output cairan
- Pemberian terapi obat dan nebu
- Posisikan semi fowler
10/01/2022 08.00 WIB Kelompok
S: 8
- Klien mengatakan sesaknya berkurang
O:
- Kesadaran umum baik
- Klien terpasang oksigen 3L
- Suara tambahan wheezing dan ronkhi
- S : 36,6C
- RR : 24x/m
- N : 89
- TD : 120/73 mmHg
- SPO2 : 96%
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
17.00 WIB
S:
- Klien mengatakan sesak sedikit
- Klien mengatakan sakit kepala
O:
- Klien terpasang oksigen 3L
- Suara tambahan wheezing dan ronkhi
- RR : 24x/m
- S : 36,5C
32
- N : 90x/m
- TD : 140/80mmHg
- SPO2 : 97%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
21.00 WIB
S:
- Klien mengatakan sedikit sesak
O:
- Terpasang oksigen 3L
- RR : 23x/m
- S : 36,5C
- N : 86x/m
- TD : 140/80mmHg
- SPO2 : 96%
A : Masalah terataasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I:
- Monitor TTV
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi tambahan
- Montor intake dan output cairan
- Pemberian terapi obat dan nebu
11/01/2022 10.00 WIB Kelompok
S: 8
- Klien mengatakan sesaknys sedikit lagi
O:
- Klien terpang oksigen 3L
- Suara tambahan wheezing dan ronkhi
- RR : 23x/m
- S : 36,5C
- N : 88x/m
- TD : 120/80mmHg
- SPO2 : 96%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
15.00 WIB
S:
- Klien mengatakan sesaknya sudah
membaik
O:
- Klien tampak rileks
33
34
35
- Monitor sputum
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tlit dan chin-lift
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- berikan oksigen
Edukasi
- anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- ajarkan Teknik batuk efektif
4.1.4 Tahap Implementasi
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. D maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengkajian merupakan tahap yang penting untuk menggali
dan mengetahui masalah yang timbul. Melalui data data yang ditemukan penulis
bisa menentukan masalah dan diagnosa yang muncul pada Ny. D penulis juga bisa
memberikan intervensi, implementasi dan evaluasi akhir yang sangat diinginkan.
5.2 Saran
Hasil Asuhan Keperawatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi pembaca dalam pembuatan asuhan keperawatan dasar dalam
penyakit Asma Bronkhial. Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
peran sertanya di masyarakat dalam memberikan informasi tentang penyakit,
sehingga masyarahat dapat memahami jelas tentang penyakit yang dideritanya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak, J., P., Welsh, W., & Mayer, B. (2012). Buku ajar patofisiologis
(professional guide to pathophysiology). Jakarta : EGC.
Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI
Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI