Disusun oleh:
ANITA MAULIDAH
19170012
ANITA MAULIDAH
19170012
Telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan di hadapan Tim RS Paru
Dr.Ario Wirawan Salatiga dan Pembimbing serta Penguji Laporan Status Klinis
Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta, pada:
Hari : Senin
Tempat : online
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmah dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan. makalah ini disusun sebagai salah satu tugas untuk praktek
komprehensif Pendidikan Ahli Madya Kesehatan Fisioterapi di Program Studi
Fisioterapi Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak sekali mendapatkan
bantuan dan bimbingan beserta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Muhammad Untung, S.Fis., M.Fis selaku Dosen Pembimbing
makalah Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
2. dr. J. Nugrahaningtyas W.Utami., M.Kes selaku Dosen Penguji makalah
Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
3. Ibu Ririt Eka Lestari, S.Ftr., Ftr selaku Clinical Instructure di Rumah Sakit
Paru Dr.Ario Wirawan Salatiga yang telah bersedia mengizinkan untuk
melakukan praktek komprehensif di Rumah Sakit Paru Dr.Ario Wirawan
Salatiga
4. Seluruh staff dan teman-teman di Rumah Sakit Paru Dr.Ario Wirawan
Salatiga, Terima kasih sudah menjadi pembimbing sekaligus teman yang
sangat memberikan kesan mendalam yang sangat positif selama praktek
saya. Semoga kita semua bisa bertemu kembali
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih
sempurnanya makalah ini dalam rangka kelancaran kasus fisioterapi yang akan
dilakukan.
Salatiga, 24 April 2022
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis
baru yang diberi nama SARS-CoV-2 (WHO, 2020). Virus RNA dengan
ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan,
termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah
COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus
(SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS-CoV) (Riadel, et al. 2019).
Sebuah penelitian meta-analisis retrospektif membuktikan bahwa
subjek dengan penyakit kardioserebrovaskular memiliki risiko tertular
Coronavirus Disease (COVID-19) lebih tinggi (11.7%) dibandingpenyakit
lain dan menyebabkan penyakit yang lebih parah hingga kematian ketika
terinfeksi COVID-19 jika dibandingkan dengan pasien tanpa penyakit
penyerta. Oleh karena itu, pasien dengan penyakit penyerta seperti stroke
harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
menghindari terinfeksi COVID-19, dengan cara membatasi kontak dengan
orang lain, mempraktikkan jarak sosial dan membatasipergi ke tempat
umum (Sanyaolu, et al. 2020).
Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, T iongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai
pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret
2020 (WHO, 2020). Pada tanggal 15 November 2020 jumlah penderita
terinfeksi COVID-19 di dunia sebanyak 54.305.672 kasus yang tersebar di
215 negara. Kasus penularan COVID-19 di Indonesia secara keseluruhan
terjadi di 478 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi. Jumlah penderita
COVID-19 di Indonesia sebanyak 467.113 kasus terkonfirmasi dengan
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Infra Red dan Massage dapat merelaksasi dan memperbaiki
sirkulasi darah pada kasus Post covid?
2. Apakah Breathing Exercise dapat membantu membersihkan jalan nafas
dan mengurangi sesak nafas pada pasien Post Covid ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Dapat mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post Covid
dengan modalitas Infra red, Massage dan Breathing Exercise.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui penatalaksanaan pemberian modalitas Infra Red,
dan Massage rileksasi dan perbaikan sirkulasi darah pada kasus Post
Covid
b. Dapat mengetahui penatalaksanaan pemberian modalitas Breathing
Exercise terhadap pembersihan jalan nafas dan penurunan sesak
nafas pada kasus Post Covid
6
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat memperluas wawasan mengenai hal- hal yang berhubungan
dengan post covid serta memahami cara penatalaksanaan post covid
1. Definisi kasus
COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
SARS-COV2-virus dengan keluhan saluran pernapasan seperti batuk
(68%), produksi dahak (34%), napas pendek (19%) dan hipoksemia.
Adanya hiper-sekresi mukus akan membuat pasien meng-alami
kesulitan dalam mengeluarkan sekret dan merasa sesak (Kumar, et al.
2020).
Virus ini menyerang pernafasan dan menyebar melalui media
droplet (cipratan dari mulut atau hidung) saat penderita batuk atau bersin
maupun kontak erat dengan penderita. Gejala utama yang diderita pasien
COVID-19 dalam masa inkubasi waktu 1-14 hari seperti batuk kering,
demam, sesak nafas dan kelelahan yang mana juga merambat pada
permasalahan pernafasan seperti pneumonia (Liu et al., 2020).
Menurut Tao, 2020 virus covid 19 yang di tularkan melalui tetesan
masuk menuju saluran pernafasan manusia dan menginfeksi sel epitel
trakea, bronkus dan alveoli. Pemeriksaan histologis paru – paru
menunjukkan kerusakan alveolar difus bilateral pada semua pasien.
Sebagian besar pasien yang terinfeksi virus covid 19 didiagnosis dengan
pnemonia dengan CT dada yang khas.
2. Etiologi
COVID-19 disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang diberi nama
SARS-CoV-2 (WHO, 2020). Virus RNA dengan ukuran partikel 120-
160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya
adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada
6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu:
7
8
a. Alphacoronavirus 229E
b. Alphacoronavirus NL63
c. Betacoronavirus OC43
d. Betacoronavirus HKU1
e. Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-Cov)
f. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov)
(Riadel, Et Al. 2019).
Orang yang paling beresiko tertular adalah orang yang kontak erat
dengan pasien virus covid 19 termasuk yang merawat pasien virus
covid 19, hal ini dibuktikan dengan beberapa petugas kesehatan yang
dilaporkan terinfeksi (WHO, 2020)
3. Tanda dan gejala
Gejala biasanya berupa demam, batuk, dan (dalam kasus sedang
hingga berat) dispnea. Penyakit dapat berkembang selama seminggu
atau lebih dari ringan sampai parah. Kerusakan organ bisa terjadi secara
tiba-tiba.2 Rerata masa inkubasi ialah 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat terjadi
disfungsi pernapasan seperti pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, dan bahkan kematian (Mercy, et al. 2021)
Pasien dengan infeksi COVID-19 memiliki pola pernapasan cepat
tetapi dangkal atau takipnea. Hal itu terjadi karena proses peradangan
yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang mengganggu proses
difusi dan perfusi oksigen paru-paru. Manifestasi klinis gagal nafas
adalah peningkatan usaha nafas yang ditandai dengan takipnea dan
penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi, dan pola nafas paradoksal
4. Patofisiologis
Patofisiologis virus covid 19 menyebabkan infeksi saluran
pernafasan akut. Organ utama yang terkena adalah paru – paru, yang
menyebabkan pnemonia dan kegagalan pernafasan dan pada kasus
parah mungkin bisa memerlukan ventilasi mekanik. Tingkat gangguan
fungsi pernafasan dan fungsi fisik berbeda pada setiap pasien
9
C. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
Pada kasus Post Covid keluhan yang sering dialami pasien yaitu
adanya sesak nafas, nyeri dada dan adanya spasme pada otot bantu
pernafasan.
2. Functional Limitation
Pada pasien Post Covid ini mengalami keterbatasan aktifitas
functional misalnya pasien belum bisa melakukan aktivitas berat
karena akan menyebabkan pasien sesak nafas.
3. Disability
Dalam bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya pasien
mengalami kesulitan, karena pasien akan sesak nafas jika merasa
mudah lelah
12
BAB III
STATUS KLINIS
I. PENGKAJIAN :
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.W
Umur : 5- 10- 1970 (59 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen
Pendidikan :-
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja
Alamat : Jln. Damai RT.03, RW.08
B. CATATAN KLINIS
Medika Mentosa:
1. Lanzoprazole :2x1
2. CPG :1x1
3. Insuli :3x1
4. Flesrocemid : 1.0.0
5. Lacadyn Syn :1x1
6. Sp. Amin, 0,3 mg/kg, 8.8/jam
7. O2 Natrium C8,8/m)
4. RIWAYAT PRIBADI:
Tidak ada
5. PENYAKIT PENYERTA:
Pasien memiliki riwayat penyakit penyerta yaitu diabetes melitus serta
pernah terkena covid varian delta
6. RIWAYAT KELUARGA:
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
14
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
a. Tekanan darah : 121/80 mmhg
b. Denyut Nadi : 98 x/menit
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Temperatur : 36 ⁰
e. Tinggi Badan : 170 cm
f. Berat Badan : 45 kg
g. SPO2 : 95 %
2. INSPEKSI:
a. Respirator iequipment
: Pasien memakai alat bantu pernapasan (O2 NRM, 8L/MENIT
b. Bentuk dada:(Gambar. Normal/ Barrel Chest, Pigeon Chest, dll)
: Pigeon chest
c. Pola Pernafasan:(Normal, Prolonged expiration, pursed lip
breathing)
: Prolonged expiration
d. Clubbingfinger Y/T
: Ya di bagian tangan kiri
3. PALPASI:
a. Ekspansi thoraks R/L : menurun/ menurun
b. Vocal Fremitus : menurun
c. Spasme otot pernapasan:
m. scm, m. pektoralis mayor dan m. upper trapezius
d. Nyeri tekan(+/_,lokasi dimana?)
Nyeri tekan pada dada dan punggung bagian dextra dan sinistra
4. PERKUSI : Redup pada paru dekstra
15
5. AUSKULTASI:
a. Suara napas: adanya suara ronkhi di paru dekstra lobus lower
segmental posterior
b. Letak Sputum:
Paru dekstra lobus lower segmental posterior
2) Regio leher
Gerakan Nyeri Full ROM
Fleksi + Full ROM
Ekstensi + Full ROM
Lateral fleksi kanan + Full ROM
Lateral fleksi kiri + Full ROM
b. Gerak Pasif:
1) Regio bahu
Gerakan Nyeri Full ROM
Fleksi + Full ROM
Ekstensi + Full ROM
Abduksi + Full ROM
Adduksi + Full ROM
16
2) Regio leher
Gerakan Nyeri Full ROM
Fleksi + Full ROM
Ekstensi + Full ROM
Lateral fleksi kanan + Full ROM
Lateral fleksi kiri + Full ROM
c. Gerak Isometrik:
Tidak dilakukan
Membungkuk 2
Jalan dirumah 2
Bersosialisasi diluar rumah 5
Berbicara 2
Keterangan skor
0) Saya tidak melakukan kegiatan ini
1) Saya tidak mengalami sesak napas saat melakukan kegiatan
tersebut
2) Saya mengalami sesak nafas ringan saat melakukan kegiatan
tersebut
3) Saya mengalami sesak napas berat saat melakukan kegiatan
kegiatan tersebut
4) Karena sesak napas saya tidak melakukan kegiatan ini lagi dan
tidak ada yang bisa membantu
5) Karena sesak napas saya tidak melakukan kegiatan ini lagi dan
saya membutuhkan seseorang untuk membantu saya.
Kriteria Hasil:
0-20 = Ketergantungan penuh
21-61= Ketergantungan Berat (Sangat tergantung)
62-90= Ketergantungan Moderat
91-99= Ketergantungan Ringan
100= Mandiri
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
a. Adanya retraksi sputum
b. Adanya spasme pada otot scm, pektoralis mayor dan upper trapezius
c. Adanya sesak nafas
2. Functional Limitation
a. Aktivitas ADL dibantu keluarga
b. Tirah baring di bed
3. Disability
Terganggunya waktu istirahat pasien pada saat malam hari karena sering
batuk dan belum bisa melakukan aktivitas berat karena sesak
D. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Pendek :
a. Membantu mengurangi sputum
b. Membantu mengurangi spasme otot
c. Membantu mengurangi sesak nafas
E. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI:
1. Hari: Rabu Tgl : 13 April 2022
Infra Red
Persiapan Alat
a. Persiapkan alat dan periksa kabel
b. Persiapkan tissue
Persiapan Pasien
a. Posisikan pasien senyaman mungkin
b. Bersihkan area yang akan diterapi
c. Lakukan test sensibilitas
d. Berikan penjelasan pada pasien tentang efek pemberiaan Infra Red
Pelaksanaan Terapi
a. Tekan tombol on dan off
b. Atur alat diletakkan tegak lurus dengan area yang akan diterapi
c. Letakkan IR dengan jarak 35 - 40cm
d. Atur durasi menjadi 10-15 menit
e. Evaluasi setiap 5 menit sekali
f. Setelah selesai matikan alat dan rapikan alat
Massage
Persiapan alat
a. Baby oil
b. Tissue
Persiapan Pasien
a. Memposisikan pasien prone lying dan side lying senyaman mungkin
b. Berikan penjelasan pemberian massage pada pasien
Pentalaksanaan
a. Masssage gentle bagian dada dan punggung pasien secara bergantian
dengan gerakan ke atas
b. Lakukan 8 kali hitungan dengan pengulangan sebanyak 8 pengulangan
c. Setiap pemberian massage selalu evaluasi dengan menanyakan apakah
ada rasa sesak atau tidak yang pasien rasakan
Breathing exercise
Breathing Control
Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang terapi yang akan dilakukan
b. Memposisikan pasien duduk bersandar di bed yang sudah diatur tinggi
rendahnya
20
Penatalaksanaan
a. Pasien diminta menarik napas melalui hidung lalu menghebuskan
melalui mulut secara perlahan
b. Dilakukan sebanyak 8 kali pengulangan selama 3 set
F. EVALUASI
1. Antropometri
T0 T1 T2
Axilla 2 cm 2 cm 2 cm
Xiphoid 1 cm 1 cm 1 cm
2. LCADL
HASIL: Didapatkan hasil skor 57 yaitu ketergantungan berat. Pasien
mengalami ketergantungan berat untuk ADL nya karena di bantu
penuh oleh keluarga
21
G. EDUKASI
1. Banyak beristirahat mengurangi aktivitas yang berat
2. Home program
a. Melatih pola pernapasan dirumah sesuai dengan yang diajarkan
oleh terapis
b. Rutin melakukan latihan pernafasan yang diberikan fisioterapis
untuk mengurangi sesak nafas serta melakukan massage dirumah
untuk membantu pengeluaran sputum
Pasien atas nama Tn.W dengan diagnosa Post Covid, setelah mendapatkan
2 kali terapi adanya penurunan sesak nafas, otot menjadi lebih rileks dan
adanya pengeluaran sputum
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. Pembahasan
Infra Red merupakan radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang 750-400.000 A terdapat dua jenis generator
yaitu lominius dan non lominius. lominios gelombangnya 7.700-
150.000 A (Cameron, 2013). Pengaruh fisiologis sinar Infra
merah jika diabsorpsi oleh kulit akan meningkatkan temperatur
suhu tubuh dan pengaruh lainnya antara lain yaitu
Meningkatkan proses metabolisme, Vasodilatasi pembuluh
darah, Pigmentasi, Pengaruh terhadap urat saraf sensorik,
Pengaruh terhadap jaringan otot, Destruksi jaringan,
Menaikkan temperatur tubuh, Mengaktifkan kerja kelenjar
keringat. Efek teraupetik yang diperoleh dari infr red, antara lain
Relief of pain (mengurangi rasa sakit), Muscle Relaxation
(relaksasi otot), meningkatkan supply darah, menghilangkan
sisa-sisa metabolisme. (Laswati, 2013).
Latihan pursed lip breathing memiliki beberapa manfaat bagi
pasien post covid. Menurut Sachdeva et al. (2014) pursed lip
breathing pada pasien Post covid menurunkan hiperinflasi pada
paru dengan meningkatkan tekanan intraluminal jalan nafas
untuk mencegah kolaps pada paru. Pursed lip breathing juga
mampu meningkatkan kecepatan aliran udara ekspirasi yang
mampu mengoptimalkan proses pertukaran karbon dioksida
dengan oksigen menjadi lebih cepat, sehingga mampu
menurunkan sesak nafas pasien Post Covid (Potdar, 2018).
Proses oksigenasi dalam tubuh menjadi lebih baik dengan
adanya latihan pursed lip breathing, hal tersebut dapat menjadi
lebih optimal dengan meningkatkan fungsi otot-otot pernapasan,
khususnya otot diafragma.
22
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksaan terapi sebanyak 2 kali pada pasien atas nama Tn.W. N
usia 59 tahun dengan diagnosa Post Covid, dengan modalitas InfraRed,
Massage dan Breathing Exercie di dapatkan hasil otot menjadi lebih
rileks, penurunan sesak napas dan pengeluaran sputum
Saran
1. Bagi Pasien: Penulis menyarankan kepada pasien untuk menjaga pola
hidup seperti mengatur istirahat dan berolahraga secara teratur,
perbanyak minum air putih setiap hari, dan menghindari faktor pemicu
sesak nafas dan batuk
2. Bagi terapis: Penulis menyarankan kepada terapis lain baik yang bekerja
di rumah sakit ataupun di institusi lain, agar tidak ragu – ragu dalam
upaya memberikan tindakan penanganan kepada pasien dengan kondisi
post covid . Pemberian modalitas yang tepat dapat mengurangi keluhan
yang dirasakan pasien serta pemberian edukasi yang tepat agar
menjarangkan pasien dengan resiko kekambuhan dan meningkatkan
aktivitas pasien setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, S. (2013). latihan endurance meningkatkan kualitas hidup lebih baik dari
pada latihan pernapsan pada pasien PPOK di BP4 Yogyakarta. sport and
fitness journal vol 1, No. 1: 20.
Kumar S, Kumar R, Potturi G, Chaudhary R S, Kumar A. (2020). Coronavirus
disease 2019 (COVID-19): The role of chest physiotherapy in the fight
against COVID 19 pandemic. International Journal of Medical Science and
Current Research. (3): 584-590
Laswati H, et al. (2015). Buku Ajar Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
edisi 3. CV Sagung Seto. Jakarta.
Liu, K., Chen, Y., Wu, D., Lin, R., Wang, Z., & Pan, L. (2020). Effects of
progressive muscle relaxation on anxiety and sleep quality in patients
with COVID-19. Complementary Therapies in Clinical Practice, 39
24
25
Synder & Berman. (2011). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC
Tang D, Comish P, Kang R. Ciri-ciri penyakit COVID-19. Pathog PLoS.
2020;16(5):e1008536. doi:10.1371/ jurnal. ppat.1008536.