Y DENGAN CA
THYROID DENGAN TINDAKAN TOTAL
TYROIDEKTOMY DI RUANGAN COT LANTAI 3
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
BELLA OKASARI
DINI OKTOVIA
MANISHA NADILLA
MUTYA MUCHIZAH HASANAH
NURLINDA
LIDYA MELANI
Pembimbing
Ns. Sarika Dewi, S.Kep (Preseptor Klinik)
Ns. Nila Kusumawati, S.kep, M.P.H., CDWCN (Preseptor
Akademik)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
baik jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk Asuhan Keperawatan tahun ajaran
makalah ini, baik itu bantuan moril maupun materil. Untuk itu ucapan terima
1. Ibu drg. Wan Fajriatil Mamnunah Sp.KG selaku direktur RSUD Arifin
Achmad.
2. Ibu Ns. Yenny Safitri. M. Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
akademik.
5. Ibu Ns. Sarika Dewi, S. Kep selaku pembimbing ruangan COT Lt.3.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan......................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................6
D. Manfaat.........................................................................................6
BAB II Tinjauan Pustaka..............................................................................8
A. Konsep Dasar Medis Ca thyroid................................................8
B. Konsep Tindakan Ca thyroid.....................................................15
C. Konsep Asuhan Keperawatan Ca thyroid.................................17
BAB III Tinjauan Kasus..................................................................................21
A. Pengkajian....................................................................................21
B. Analisa Data.................................................................................26
C. Diagnosa Keperawatan...............................................................28
D. Intervensi......................................................................................28
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.................................34
BAB IV Pembahasan.......................................................................................39
BAB V Penutup...............................................................................................42
A. Kesimpulan...................................................................................42
B. Saran.............................................................................................42
Daftar Pustaka.....................................................................................................62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hormon-hormon tiroid (T3 & T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit dan kelainan bagi manusia. Kerusakan atau kelainan pada
ditemukan suatu kanker, maka pembesaran ini disebut kanker tiroid. Kanker
tiroid merupakan kanker pada kelenjar tiroid. Kanker tiroid menjadi kasus
ditentukan stadium kanker tiroid. Stadium kanker tiroid berkisar dari stadium
sedikit kanker yang menyebar, angka stadium yang lebih tinggi berarti kanker
telah menyebar lebih banyak. Menurut Putri dkk, tercatat 95% dari seluruh
3
keganasan pada organ endokrin merupakan kanker tiroid (Putri, Khambri, &
Rusjdi, 2017).
2020 kanker tiroid menempati urutan ke-7 kejadian terbanyak dari semua
jenis kanker dengan jumlah kasus di seluruh dunia sebanyak 586.202 kasus,
Cancer Society pada tahun 2022 kanker tiroid di amerika sebanyak 43.800
kasus baru kanker tiroid (11.860 pada pria dan 31.940 pada wanita), 2.230
kematian akibat kanker tiroid (1.070 pria dan 1.160 wanita), sedangkan pada
tahun 2021 kasus kanker tiroid sebanyak 44.000 orang, dan sekitar 2.000
pada 5 tahun terakhir tercatat sebanyak 38.650 kasus pada seluruh usia dan
jenis kelamin, dan pada tahun 2020 menempati urutan 12 dari seluruh jenis
kanker dengan total kasus sebanyak 13.114 kasus dan 2.224 kematian
kanker sebanyak 5.920 kasus (BPS, 2015). Berdasarkan Billroth dan Kocher
pada tahun 1870 tingkat kematian post operasi tiroidektomi mencapai 8%,
dan Menurut Theodor Kocher pada tahun 1909 tingkat kematian menurun
dengan angka 1% (Biello A, Kinberg EC, & Wirtz ED, 2021). Di Pekanbaru
4
menunjukkan bahwa prevalensi ca thyroid sebesar 46,1%, prevalensi
Berdasarkan data dari Ruang COT lantai 3 RSUD Arifin Achmad tahun 2022
Joaquin Gomez Ramirez et, al(2015) dalam beberapa tahun terakhir dari
yang cukup aman. Persiapan pra operasi yang baik akan mencegah
komplikasi post operasi pada angka yang sangat kecil, kurang dari 2-3%.
yang menghadapi secara rinci dan bertanggung jawab atas masalah yang
5
maka kondisinya akan menjadi sangat rentan, tidak stabil, dan kompleks
(Suparti, 2019).
B. Rumusan Masalah
Riau?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
thyroid.
6
D. Manfaat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Tiroid adalah kelenjar endokrin murni yang ada dalam tubuh dengan
ukuran terbesar pada bagian depan leher yang terdiri dari 2 lobus yaitu
kanan dan kiri, lobus tersebut dihubungkan oleh isthmus. Kedua lobus
tersebut memiliki panjang 5 cm (masing-masing) serta bersatu di garis
tengah, bentuk kelenjar tiroid menyerupai kupukupu. Tiroid jika dalam
kondisi normal tidak dapat diraba sedangkan jika dalam keadaan abnormal
akan terdapat pembesaran di kelenjar tiroid dan dapat diraba dengan
adanya benjolan yang terletak pada bagian bawah atau samping jakun.
Umumnya berat kelenjar tiroid normal ialah 10-30 gram. Menghasilkan
homon tiroid merupakan tugas utama dari kelenjar tiroid.
Guna dapat memproduksi hormon tiroid, kelenjar tiroid membutuhkan
yodium selaku komponen yang terkandung dalam makanan serta air.
Dengan proses kelenjar tiroid akan menyerap yodium serta kemudian
diolah membentuk hormon tiroid. Setelah hormon tiroid dipakai, kurang
lebih yodium yang ada di dalam hormon akan menuju kembali ke kelenjar
tiroid serta dirubah kembali dapat memproduksi hormon tiroid
2. Fungsi Kelenjar Tiroid
Di bawah ini terdapat beberapa fungsi dari kelenjar tiroid pada tubuh
manusia adalah sebagai berikut:
1. Memberi pengaruh pada pertumbuhan, perkembangan, dan
diferensiasi jaringan yang ada di dalam tubuh.
2. Memberi pengaruh pada metode produksi panas, reaksi kimiawi di
dalam sel, dan oksidasi di sel-sel yang ada tubuh.
3. Berpengaruh dalam mengubah tiroksin.
8
4. Kelenjar tiroid dapat melindungi tingkat metabolisme diberbagai
jaringan guna optimal, sehingga jaringan tersebut mampu berfungsi
dengan normal. Hormon tiroid dapat memikat konsumsi O2 di
sebagaian dari seluruh sel yang ada dalam tubuh, membantu menata
metabolisme lemak serta karbohidrat, dan esensial guna dalam
pertumbuhan serta pematangan secara normal.
3. Etiologi Tiroid
1. Jenis kelamin dan umur
Lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki,
biasa terjadi pada umur 20-30 tahun namun dapat terjadi pada semua
usia dan umur 60 tahun keatas berisiko terjadinya hipotiroid maupun
hipertiroid.
2. Genetik dan riwayat keluarga
Faktor genetik dianggap sebagai faktor pencetus utama terjadinya
autoimun pada kelenjar tiroid.
3. Stress
Stress dapat berkolerasi dengan antibodi terhadap antibodi TSH-
reseptor.
4. Merokok dan radiasi
Kurangnya oksigen di otak yang disebabkan oleh rokok dan juga
nikotin pada rokok menyebabkan peningkatan reaksi inflamasi,dan
radiasi berperan jelas pada kelainan tiroid.
5. Obat-obatan
Amiodaron, lithium karbonat, interferon alfa.
6. Lingkungan
Lingkungan dengan kadar iodium kurang atau lebih dapat beresiko
menyebabkan gangguan pada kelejar tiroid.
7. Ras
Ras kulit putih lebih dominan terkena dibandingkan dengan ras kulit
hitam.
9
4. Manifestasi Klinis Tiroid
Gejala kanker tiroid biasanya timbul setelah tumor
bertumbuh antara lain berupa benjolan atau nodul di leher depan,
suara serak atau sulit berbicara dengan suara normal, pembengkakan
kelenjar getah bening (KGB) terutama di leher, sulit menelan atau
bernafas, atau nyeri di tenggorokan atau leher. Secara klinis, nodul
tiroid dicurigai ganas apabila usia dibawah 20 tahun atau diatas 50
tahun, riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak, disfagia,
sesak nafas perubahan suara, nodul soliter, pertumbuhan cepat,
konsistensi keras, ada pembesaran kelenjar getah bening leher, ada
tanda-tanda metastasis jauh.
10
5. Pathway Tiroid
6. Patofisiologi Tiroid
Kanker tiroid mengalami progresi berdasarkan suatu model
progresi tumor. Kanker tiroid mulai berlangsung di dalam sel
folikular glandula tiroid. Kanker yang berasal dari sel-sel folikular
umumnya berupa DTC. Sekitar 85% pasien dengan kanker tiroid
datang dengan DTC, dan memiliki prognosis yang sangat baik.
Selanjutnya sekitar 79-90% DTC merupakan suatu PTC. Meskipun
11
DTC ini biasanya tidak agresif, DTC dapat juga bermutasi menjadi
varian yang lebih agresif (Janovsky, et al., 2016). Kanker tiroid
papiler cenderung bersifat multifokal dan menginvasi secara lokai di
dalam glandula tiroid serta melalui kapsul tiroid dan masuk ke
struktur yang berada di sekeliling leher. Karena pertumbuhan kanker
ini secara relatif rendah, beban metastatis pulmoner akan
terakumulasi, kadang-kadang dapat ditemukan beberapa gejala.
Sekitar 10%-15% tumor akan bermutasi menjadi varian kanker
tiroid yang lebih progresif. Ketika stimulus yang menginisisasi
kanker tetap berlanjut, kanker dapat bermutasi menjadi kanker yang
kurang terdiferensiasi (poorly differentiated cancer).
Sekitar 10% dari kanker tiroid datang dengan gambaran tersebut, dan
mereka akan memiliki prognosis yang lebih buruk. Kanker tiroid tersebut
mungkin datang dengan karakteristik biologis yang memerlukan intervensi
bedah yang lebih agresif dan terapi adjuvant
7. Pemeriksaan Fungsi Tiroid
Status fungsional dari kelenjar tiroid bisa diketahui secara pasti
dengan cara melakukan pemeriksaan pada fungsi dari tiroid. Pemeriksaan
berikut ini yang dibutuhkan guna mendiagnosis penyakit tiroid yaitu kadar
T3 dan T4 total serum, FT3 serta FT4 serum, kadar dari TSH serum, dan
12
ambilan yodium radiosotop.
Terdapat berbagai metode pengujian untuk pengukuran kadar T4 serta
T3 total ataupun kadar T4 dan T3 bebas. Total konsentrasi hormon tiroid
yang telah banyak persediaan serta akurat guna mendiagnosis pasien
bersama disfungsi tiroid secara jelas. Konsentrasi pada T4 bebas sendiri
sangat berguna dalam mendiagnosa disfungsi tiroid, dimana nilai dari
keadaan hipertiroid primer (sejati) atau hipotiroid harus dibedakan. Nilai
petunjuk untuk uji indeks T4 bebas (FT4I) yakni eutiroid = 3,7- 6,5 ng/dl ;
hipertiroid = 7,8- 20,2 ng/dl ; hipotiroid = 0,1-2,6 ng/dl
13
b. Hipertiroid
Hipertiroidisme bisa disebut juga dengan tirotoksikosis.
Hipertiroidisme bisa diartikan sebagai respon pada jaringan tubuh
terhadap pengaruh metabolik dampak dari meningkatnya hormon
tiroid dengan besar. Kejadian yang sering terjadi ialah penyakit
gondok eksoftalmik (grave). Pada penyakit gondok eksoftalmik,
terdapat pembesaran tiroid dan hiperplastik secara difus serta
menimbulkan penonjolan pada bola mata dengan kata lain
eksoftalmus. Apabila hormon tiroksin diproduksi secara berlebihan
dan terjadi setelah usia dewasa, maka dapat mengakibatkan
melambungnya metabolisme pada tubuh, denyut jantung yang
meningkat, intoleransi terhadap panas, gugup, banyak berkeringat,
diare, berat badan menurun (kurus), kelemahan pada otot, mudah lelah,
susah tidur, tremor pada tangan serta cemas dan kelainan psikis
lainnya. Hipertiroidisme ini bisa diminimalisir dengan memberikan
obat anti tiroid, dengan cara membagikan iodine radio aktif yang
mampu melenyapkan sebagian dari sel-sel tiroid.
c. Eutiroid
Eutiroid ialah kondisi dimana fungsi dari kelenjar tiroid sedang
dalam kondisi yang normal, Namun keadaan bentuk dari kelenjar tiroid
yang mengalami kelainan seperti pembesaran kelenjar tiroid. Gejala
yang muncul jika seseorang sakit, mengalami kekurangan gizi atau
sudah melakukan operasi pembedahan, maka hormon T4 tidak diubah
menjadi T3. Sebagian besar hormon T3 akan tertimbun dan dalam
wujud tidak aktif. Walaupun T4 tidak diubah menjadi T3, namun
kelenjar ini mampu bisa berfungsi serta dapat menjalankan
metabolisme pada tubuh secara normal.
14
B. Konsep Tindakan Ca Thyroid.
a. Definisi
-Lobektomi
lobus, biasanya bersama dengan isthmus (bagian kecil dari kelenjar yang
dileher, kelenjar getah bening akan diangkat bersamaan pada saat operasi
kanker tiroid meduler dan untuk kanker anaplastic (bila operasi merupakan
pilihan). Untuk kanker papiler atau folikel di mana hanya 1 atau 2 kelenjar
yang membesar dapat diangkat dan setiap simpanan kecil sel kanker yang
- Tiroidektomi
tiroid.
1. Operasi Tiroidektomi
Operasi ini dilakukan untuk mengangkat sebagian kelenjar tiroid
(hemitiroidektomi) atau seluruh kelenjar tiroid (tiroidektomi total).
Keputusan jenis operasi yang digunakan akan disesuaikan dengan
ukuran serta persebaran kanker tiroid.
15
2. Pengaturan Kadar Kalsium
Pengaturan kadar kalsium dilakukan setelah pasien
menjalani operasi pengangkatan tiroid. Hal ini karena prosedur
operasi sering kali berpengaruh pada kelenjar paratiroid sehingga
kadar kalsium dalam darah tidak stabil.
3. Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan yang dilakukan dengan
memancarkan gelombang radiasi ke area leher untuk menangani
kanker tiroid tahap lanjut.
4. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang bertujuan
membunuh sel-sel kanker agar tidak semakin menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Jenis kanker tiroid anaplastik sering mendapatkan
pengobatan ini.
d. Komplikasi Ca Thyroid.
- Perdarahan
embolisme udara.
16
- Trauma pada nervus laringeus rekurens
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini,
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pokok utama pengkajian, meliputi (1) Data subjektif
yaitu data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
penyakitnya, situasi dan kejadian. Data ini di dapatkan dari riwayat
keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan dan ide tentang status
kesehatannya. (2) Data objektif yaitu data yang didapatkan dari hasil
observasi dan pengakuan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
a. Identitas Diri
Umur, jenis kelamin, asal: Penting sekali menanyakan asal
penderita, apakah penderita tinggal di daerah pegunungan atau
dataran rendah bertujuan apakah berasal dari daerah endemic
struma. Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia
tertentu meskipun proses patologis sudah berlangsung sejak lama.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada klien pre operasi mengeluh terdapat
pembesaran/benjolan pada leher. Kesulitan menelan dan
bernapas. Pada post operasi keluhan yang dirasakan pada
umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
2) Riwayat Penyakit sekarang
17
Keluhan yang dirasa biasanya rasa berat di leher. Sewaktu
menelan trakea naik untuk menutup laring dan epiglottis
sehingga terasa berat karena terfiksasi pada trakea. Biasanya
didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang
semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya
pernafasan karena penekanan trakhea esofagus sehingga perlu
dilakukan operasi.
Keluhan klien pada post op nya adalah nyeri. Provokatif /
Paliatif : Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...?
Quality / Quantitas : Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?.
Bagaimana rasanya..? Region : Lokasi dimana keluhan nyeri
tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke
daerah lain / area penyebarannya..? Scale : skala nyeri /
ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan? Timing : Kapan
keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..?
Seberapa sering keluhan nyeri tersebut dirasakan / terjadi...?
Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Akut atau
Kronis..?
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
dengan penyakit gondok, sebelumnya pernah menderita
penyakit gondok. Hospitalisasi perlu dikaji alasan hospitalisasi
dan kapan kejadianya. Bila klien dirawat beberapa kali,
urutkan sesuai dengan waktu kejadianya. Juga perlu
memperoleh informasi tentang penggunaan obatobatan saat
sekarang dan di masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini
mencakup obat yang diperoleh dari dokter atau petugas
kesehatan maupun yang diperoleh secara bebas. Jenis
obatobatan yang mengandung hormone atau dapat
merangsang aktifitas hormonal seperti hidrokortison,
levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat-obatan
18
antihipertensif.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien saat ini atau yang berhubungan secara langsung
dengan gangguan hormonal seperti : (a) Obesitas (b)
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (c) Kelainan pada
kelenjar tiroid (d) DM dll.
5) Aktifitas sehari-hari
6) Integritas Ego
Gejala : perasaan takut akan kehilangan suara, khawatir bila
pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga atau
kemampuan kerja. Tanda : Ansietas, Depresi, marah dan
menolak.
7) Makanan atau cairan
Gejala : Kesulitan menelan Tanda : kesulitan menelan, mudah
tersedak, inflamasi / drainage oral, kebersihan gigi buruk
8) Hygiene
Tanda : kemunduran kebersihan gigi, kebutuhan perawatan
dasar.
9) Neurosensori
Gejala : penglihatan ganda, ketulian, kesemutan parastesia
otot wajah. Tanda : Hiperemis wajah (keterlibatan parotid dan
submandibularis), parau menetap atau kehilangan suara,
kesulitan menelan, ketulian konduksi, kerusakan membran
mukosa.
10) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Sakit tenggorokan atau mulut (nyeri hebat menyertai
pembedahan leher dibandingkan nyeri sebelum pembedahan)
Tanda : perilaku berhati – hati, gelisah, gangguan tonus otot.
11) Pemeriksaan Fisik Persistem
Keadaan umum penderita lemah dan kesadarannya
19
composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi,
nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas ( D.0080) berhubungan dengan rencana operasi
b. Resiko pendarahan ( D.0012) berhubungan dengan Tindakan
invasive ( operasi )
c. Resiko jatuh (D.0143) berhubungan dengan kondisi pasca operasi
d. Resiko infeksi ( ( D.0142) berhubungan dengan efek prosedur
invasif
e. Nyeri Kronis ( D.0078) berhubungan dengan inflamasi tumor ( Ca
Thyroid)
f. Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan intake nutrisi tidak
adekuat
g. Hiportemia ( D.0131) berhubungan dengan terpapar suhu
lingkungan rendah
h. Gangguan citra tubuh ( D.0083) berhubungan dengan efek
Tindakan/pengobatan
3. Tujuan dan Intervensi
Tujuan setelah di lakukan tindakan keperawatan diharapkan
keadaan pasien sesuai kriteria
Intervensi merupakan suatu perawatan yang dilakukan perawat
berdasarkan pada penilaian klinis dan pengetahuan perawat untuk
meningkatkan outcome pasien atau klien (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran implementasi
keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
20
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk
klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul di kemudian hari. Tujuan dari implementasi adalah membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencangkup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping, perencanaan asuhan keperawatan akan dapat
dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam dalam implementasi. (Yustiana & Ghofur, 2016).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil akhir dari tindakan yang sudah diberikan
pada pasien dengan menilai SOAP. Mengetahui perasaan pasien setelah
diberikan asuhan keperawatan, melihat ekspresi pasien, menilai
keberhasilan tindakan, dan melakukan rencana tindak lanjut jika
masalah pasien belum teratasi.
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny. Y
Usia : 37 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
pasien sejak 10 tahun yang lalu namun selama ini berukuran telur
22
tidak pernah memeriksa . Pasien merasa khawatir takut karena akan
kalinya.
3. Pemeriksaan fisik
TTV
RR : 21x/menit S : 36,6 C
BB/TB : 55kg/160cm
Kepala
Bentuk kepala normal, rambut hitam dan terdapat uban, tidak ada
benjolan
Mata
tidak ikterik
23
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Dada
24
Payudara
Abdomen
bagian usus
Ekstremitas
Genitalia
Tidak ada perdarahan, tidak terpasang kateter dan tidak ada infeksi
25
selama 7-8 jam
Psikologis
26
B. Analisa Data
keperawatan
dijalani
- KU baik
- RR 22×/menit meningkat
- S 36,2ºC
Ansietas
27
2 Data subjektif : - Ca tyroid Risiko
600ml
- Transfusi darah 2
kantong/500 ml
- TD 132/76 mmHg
- N 101x/menit
- RR 22×/menit
- S 36,2ºC
operasi
- N : 71x/menit
- RR : 20x/menit
28
C. Diagnosa Keperawatan
(D.0080)
(D.0012)
D. Intervensi
29
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi (I.09326)
Terapeutik :
30
- Ciptakan lingkungan
gangguan dengan
memungkinkan
Edukasi :
31
napas dalam, relaksasi
otot progresif)
dipilih
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman
merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
32
dengan kriteria hasil: - Monitor tanda-tanda vital
- Hemoglobin Edukasi :
- Hematokrit pendarahan
- Anjurkan meningkatkan
menghindari konstipasi
- Gunakan pengaman
kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
33
3. Risiko Jatuh Setelah diberikan asuhan Edukasi Keselamatan
menurun kimia)
menurun Terapeutik :
pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan pendidikan
bertanya
34
Edukasi :
- Anjurkan menghilangkan
bahaya lingkungan
- Informasikan nomor
telepon darurat
- Anjurkan melakukan
program skrining
radon)
No dx Implementasi Evaluasi
35
1 - Mengajarkan teknik relaksasi S :
relaksasi O:
terbimbing) P:
Intervensi dihentikan
menurun
36
- Perilaku tegang menurun
- Konsentrasi membaik
2 S:-
- RR 19×/menit
- S : 36,2ºC
A:
- Menganjurkan meningkatkan
konstipasi
P:
37
- Intervensi dihentikan
3 S:-
13.05 di lingkungan (mis. fisik. biologis. - Klien sudah tidak lemas pasca
- Menganjurkan menghilangkan P :
gerbang)
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan
tinjauan kasus dengan ca tiroid di ruangan COT Lt.3 RSUD Arifin Achmad
ruang COT Lt.3 pada tanggal 20 February 2023. Pembahasan ini dibuat
39
dengan langkah proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi
meliputi :
-Pengkajian
ditanyakan.
-Diagnosa keperawatan
(D.0080)
(operasi).
-Intervensi
40
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan diagnosa
sesuai dengan keadaan pasien dan situasi serta kondisi yang ada di ruangan
-Implementasi
adanya kerja sama yang baik antara perawat dan pasien dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini juga
terlaksana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah.
-Evaluasi
41
jatuh
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
42
ini mengawal metabolisme (pengeluaran tenaga) manusia. Kerusakan atau
hormon-hormon tiroid (T3 & T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit dan kelainan bagi manusia. Kerusakan atau kelainan pada
berdasarkan intervensi yang telah dibuat dalam tinjauan kasus dengan Ca.
Thyroid.
B. Saran
1) Bagi penulis
Hasil studi kasus yang penulis dapatkan dalam karya tulis ini dapat
Instansi rumah sakit dapat menjadikan hasil studi ini sebagai dasar
43
pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan dapat
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk
secara komprehensif.
44
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Putri, E., Khambri, D., & Rusjdi, S. R. (2017). Hubungan Daerah Tempat Tinggal
Ramirez, J. G., Serra, A. S., Llorente, P. M., Zambudio, A. R., Serrano, J. O.,
Ridho, M., Qodir, N., & Triwani. (2018). Karakteristik Pasien Karsinoma Tiroid
RNSpeak. (2021 , August 14). Thyroidectomy Nursing Care Plan and 8 Most
https://rnspeak.com/thyroidectomy-nursing-care-plan-2/
45
Insan Cendekia Medika
Siswandi, A., Fitriyani, N., Artini, I., & Krista Monitira. (2020). Karakteristik
https://www.cancer.org/cancer/thyroid-cancer/detection-diagnosisstaging/
signs-symptoms.html
46