PUTRI RAHMIWATI
NIM:202001030
Putri rahmiwati
NIM:202001030
NIDN/NIK. NIP/NIK.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan dengan Ca. Mamae di Ruang Tulip Transit Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta”. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan Laporan Kasus ini yaitu:
1. Direktur utama RS Kanker Dharmais yaitu Dr. R. Soeko Werdi Nindito D.,
MARS
2. Kepala Komite Keperawatan yaitu ibu Ns. Nani sutarni, S.Kep, Sp.Kep.Onk,
M.Kep
3. Ketua Subtansi Pelayanan Keperawatan RS Kanker Dharmais yaitu Ibu Ns.
Retno Setiowati, S. Kep., Sp. Kep. Onk., M.K.M
4. Ketua Bidang Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) RS Kanker Dharmais yaitu
Bapak Dahlan, S. Sos., M. Kes. M.M
5. Pembimbing Praktik Ruang Tulip Transit RS Kanker Dharmais Yaitu ibu Ns.
Vera sulistyaningrum, S.Kep
6. Kakak-kakak perawat dan staff di Ruang Tulip Transit RS Kanker Dharmais
Penulis berharap makalah ini dapat membantu kita semua dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan akan Asuhan Keperawatan dengan
Ca. Mamae Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak kesalahan-kesalahan
yang terkandung di dalamnya baik dari segi isinya maupun kata-katanya bahkan
dalam hal penulisan. Kritik dan saran dari para pembaca makalah ini, sangat saya
perlukan karena saya menyadari sepenuhnya bahwa makaalah ini masih banyak
kekurangannya.
Jakarta, Januari 2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR BAGAN..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................xi
DAFTAR ISTILAH.................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................2
1. Tujuan umum......................................................................................2
2. Tujuan khusus.....................................................................................2
C. Metode Penulisan dan Pengumpulan Data..................................................3
Lampiran 1 Naskah
Lampiran 2 Informed
Lampiran 3 Form identitas responden dan kuesioner
Dan lain-lain
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ca mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada
payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh
tubuh (American Cancer Society, 2014). Kanker payudara secara global
menyebabkan angka kematian tertinggi untuk wanita dan epidemiologinya
menyebar merata tanpa terkendali, prevelensi angka kejadian kanker
payudara cukup tinggi mulai dari luar negeri sampai dalam negeri.
Berdasarkan data GLOBOCAN, diketahui pada tahun 2018 kasus kanker
payudara sebesar 2.088.849 (11,6%) dan menyumbang angka kematian
sebesar 626.679 (6,6%) keseluruhan angka kematian disebabkan oleh kanker.
World Health Organization (WHO) melalui International Agency for
Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa kanker adalah salah satu
masalah kesehatan utama masyarakat dan penyebab kematian kedua paling
umum di seluruh dunia. Beban dari penyakit kanker akan terus bertambah dan
diperkirakan berlipat ganda pada tahun 2040 (WHO, 2018). Di Amerika
serikat pada tahun 2019 diperkirakan terdapat jumlah kasus baru secara total
sekitar 1.762.450 kasus kanker baru tiap hari dan kasus kanker payudara pada
wanita diperkirakan sekitar 62.930 kasus (Siegel et. al, 2019).
Di Indonesia kanker payudara mendududuki tempat kedua (15,8%) dari
sepuluh kanker tebanyak setelah kanker mulut rahim ditempat pertama.
Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berusia lebih dari
40 tahun. Diperkirakan semakin meningkat di masa yang datang(Reksoprodjo
dkk,2010). Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh
berbeda, pola makan, polusi lingkungan,penggunaan insektisida. zat zat
pengawet, penyedap rasa. pewarna, serta strees yang berkepanjangan.
Adapun Upaya deteksi dini atau pencegahan kanker yaitu dengan
melakukan SADARI(Periksa payudara sendiri).SADARI adalah tindakan
deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara, metode ini sangat
sederhana,namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
kanker payudara,karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses
pengobatan yang diperlukan
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan Laporan pendahuluan ini adalah mendapatkan
gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Ca
Mammae di ruang Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
Jakarta
2. Tujuan khusus
a Mengkaji klien Ca Mammae di ruang Tulip Transit Rumah Sakit
Khusus Kanker Dharmais
b Menegakkan Diagnosa keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
c Menyusun perencanaan keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
d Melakukan implementasi keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
e Melakukan evaluasi keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
C. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penulisan Laporan pendahuluan ini adalah
“Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit rumah sakit Kanker Dharmais Jakarta”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
Carcinoma mammae (ca. mammae) adalah tumor mengganas yang
tumbuh di jaringan payudara seseorang. Carcinoma / kanker dapat mulai
tumbuh dalam kelenjar payudara, bisa juga di saluran payudara, jaringan
lemak maupun jaringan yang mengikat pada payudara (SAFMA, 2019).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
2. Anatomi fisiologi
faktor resiko
Pertumbuhan sel abnormal
- genetik
-hormonal
-merokok, alcohol, Tumor jinak
Hyperplasia pada sel mammae
pola makan
CA mammae
Penurunan hipermetabolisme
Pembengkakan mammae jaringan lainnya BB turun Aliran terhambat hingga
terjadi hipoxia
Efek anastesi
Pre op Post op
Ketidakefektfan pola
Stress Massa tumor nafas Fisiologi Psikologi
psikologi mendesak
jaringan
Infeksi Perubahan
jaringan bentuk
Nyari akut mammae mammae
Defisit ansietas
pengetahuan
7. Komplikasi
a Nyeri terkait kanker
b Komplikasi tulang
c Kompresi tulang belakang
d Hiperkalsemia
e Sesak napas
f Mengi
g Nyeri dada
h Komplikasi hati
i Komplikasi otak
8. Pencegahan
Beberapa hal yang bisa mengurangi risiko kanker payudara adalah sebagai berikut:
a Berolahraga minimal 30 menit sehari
b Konsumsi buah dan sayur
c Hindari alcohol
d Kurangi asupan gula
e Hindari lemak jahat
f Asupan serat makanan
9. Pemeriksaan penunjang
Menurut Wijaya dan Putri, (2013) :
a. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Morfologi sel darah
2. LED
3. Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
4. Pemeriksaan sitologis
b. Monografi
Menemukan kanker insito yang kecil yang tida dapat dideteksi dengan pemeriksaan
fisik.
c. SCAN (CT, MRI, Galfum), ultra pasienund Untuk tujuan diagnostic, identfikasi
metastatic, respon pengobatan.
d. Biopsi (aspirasi, eksisi)
Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan. Biopsi, ada 2 macam
tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan.
1) Aspirasi biopsi (FNAB)
Dengan aspirasi jarum halus, sifat massa dibedakan antar kistik atau padat.
2) True cut/care biopsy
c. USG
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan
padat.
d. Mammografi
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang
abnormal pada payudara
e. Termografi
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
f. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan
benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama
setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling
tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah 1 hari menstruasi. Bagi
wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja tetapi secara rutin
dilakukan setiap bulan (misalnya setiap awal bulan)
10. Penatalaksanaan
A. Non Farmakologi
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara medis
diantaranya (tasripiyah , 2017)
a). Pembedahan
1. Mastektomi Radikal
2. Mastektomi total
3. Modified Mastektomi Radikal
b). Kemotrapi
c). Radioterapi
d). Terapi Hormonal
B. Farmakologi
a). Docetaxel
b). Paclitaxel
c). Vinorelbine (Navelbine)
e). Mitoxantrone
f). Eribulin (Halaven)
g). Ixabepilone (Ixempra)
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien Ca Mammae biasanya klien
masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak serta
nyeri. Pada pasien Pre Op Ca Mammae pasien akan mengeluh cemas serta
khawatir bagaimana nanti ketika di operasi (Wijaya & Putri, 2018).
3. Riwayat penyakit sekarang
Uraian mengenai penyakit mulai dari timbulnya keluhan yang dirasakan
sampai saat dibawa ke layanan kesehatan, apakah pernah memeriksakan diri
ke tempat lain serta pengobatan yang telah diberikan dan bagaimana
perubahannya.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada pasien yaitu tentang
penyakit apa saja yang pernah diderita. Apakah pasien pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak, hyperplasia
tipikal. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi pengganti
hormone dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun) seperti estrogen
suplemen dan apakah pasien juga mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi
oral. Biasanya pasien Ca Mammae mempunyai riwayat menarche atau
menstruasi pertama pada usia yang relative muda dan menopause pada usia
yang relative tua. Dan pada riwayat obstetri, biasanya pasien mempunyai
riwayat nulipara (belum pernah melahirkan) infertilitas dan melahirkan anak
pertama pada usia yang relative lebih tua (lebih dari 35 tahun) serta tidak
menyusui.
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya keluarga yang mengalami Ca Mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami Ca Mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
6. Riwayat psikososial
Merupakan respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran
klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-hari (Padila, 2012 dalam Andini, 2018). Pada penderita
kanker payudara akan terjadi perubahan tubuh sejak kanker mulai menyebar
pada tubuh, menyebabkan perubahan persepsi sehingga pasien harus
beradaptasi dari sisi fisiologis dan psikososial baik konsep diri, peran fungsi
dan interdependensi. Adanya gejala fisik seperti kerontokan rambut dimana
rambut merupakan identitas diri pasien sehingga ketika mengalami kebotakan
akan mempengaruhi penampilan mereka dan kondisi ini akan menimbulkan
persepsi serta harga diri yang negatif. Perubahan citra tubuh akibat
perubahan fisik merupakan respon psikologis yang sangat menekan bagi
pasien kanker payudara, dimana payudara merupakan organ penyusuan bagi
bayinya dan sebagai daya tarik bagi kaum pria. Payudara juga mempunyai
fungsi sebagai simbol kewanitaan (body image) dan fungsi erotik atau seksual
terhadap lawan jenis. Kehliangan payudara pada akhirnya dapat menciptakan
disfungsi seksual yang parah sebagai bentuk hilangnya sefl image, rendahnya
self esteem, hilangnya perceived attractiveness, rasa malu dan kehilangan
gairah. (Ambarwati, 2017)