Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE

DI RUANG TULIP TRANSIT RUMAH SAKIT KANKER DARMAIS


JAKARTA

PUTRI RAHMIWATI
NIM:202001030

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KANKER MAMAE DI RUANG


TULIP TRANSIT RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA

Putri rahmiwati
NIM:202001030

Telah diperiksa di Hadapan Pembimbing Akademik dan Pembimbing Lahan dan


Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

NIDN/NIK. NIP/NIK.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan dengan Ca. Mamae di Ruang Tulip Transit Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta”. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan Laporan Kasus ini yaitu:
1. Direktur utama RS Kanker Dharmais yaitu Dr. R. Soeko Werdi Nindito D.,
MARS
2. Kepala Komite Keperawatan yaitu ibu Ns. Nani sutarni, S.Kep, Sp.Kep.Onk,
M.Kep
3. Ketua Subtansi Pelayanan Keperawatan RS Kanker Dharmais yaitu Ibu Ns.
Retno Setiowati, S. Kep., Sp. Kep. Onk., M.K.M
4. Ketua Bidang Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) RS Kanker Dharmais yaitu
Bapak Dahlan, S. Sos., M. Kes. M.M
5. Pembimbing Praktik Ruang Tulip Transit RS Kanker Dharmais Yaitu ibu Ns.
Vera sulistyaningrum, S.Kep
6. Kakak-kakak perawat dan staff di Ruang Tulip Transit RS Kanker Dharmais
Penulis berharap makalah ini dapat membantu kita semua dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan akan Asuhan Keperawatan dengan
Ca. Mamae Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak kesalahan-kesalahan
yang terkandung di dalamnya baik dari segi isinya maupun kata-katanya bahkan
dalam hal penulisan. Kritik dan saran dari para pembaca makalah ini, sangat saya
perlukan karena saya menyadari sepenuhnya bahwa makaalah ini masih banyak
kekurangannya.
Jakarta, Januari 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR BAGAN..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................xi
DAFTAR ISTILAH.................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................2
1. Tujuan umum......................................................................................2
2. Tujuan khusus.....................................................................................2
C. Metode Penulisan dan Pengumpulan Data..................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Penyakit.........................................................................................4
1. Definisi................................................................................................5
2. Anatomi Fisiologi................................................................................6
3. Etiologi ...............................................................................................7
4. Manifestasi Klinis...............................................................................8
5. Patofisiologi........................................................................................9
6. Woc (Way Of Cause)..........................................................................10
7. Komplikasi..........................................................................................11
8. Pencegahan..........................................................................................12
9. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................13
10. Penatalaksanaan..................................................................................14
a) Farmakologi...................................................................................15
b) Non Farmakologi...........................................................................16
B. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................17
1. Pengkajian Keperawatan.....................................................................18
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................19
3. Intervensi Keperawatan.......................................................................20
4. Daftar pustaka.....................................................................................21

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................22
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................23
C. Intervensi Keperawatan..............................................................................24
D. Implementasi Keperawatan.........................................................................25
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................................26
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................27
A. Kesimpulan ................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................30
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel Analisa data
2.1
Tabel Intervensi keperawatan
2.1
Tabel Pengkajian
2.2
Tabel Pemeriksaan fisik
4.2
Tabel Aktivitas sehari-hari
4.3
Tabel Pemeriksaan penunjang
4.4
Tabel Penatalkasanaan obat
4.5
Tabel Analisa data
4.6
Tabel Intervensi keperawatan
4.7
Tabel Implementasi keperawatan
4.8
Tabel Evaluasi keperawatan
4.9
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Judul Halaman
Bagan 2.1 WOC
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Anatomi
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan/istilah Kepanjangan/makna
WHO : World Health Organization
TD : Tekanan darah
S : Suhu
N : Nadi
WOC : Way Of Cause
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah
Lampiran 2 Informed
Lampiran 3 Form identitas responden dan kuesioner
Dan lain-lain
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ca mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada
payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh
tubuh (American Cancer Society, 2014). Kanker payudara secara global
menyebabkan angka kematian tertinggi untuk wanita dan epidemiologinya
menyebar merata tanpa terkendali, prevelensi angka kejadian kanker
payudara cukup tinggi mulai dari luar negeri sampai dalam negeri.
Berdasarkan data GLOBOCAN, diketahui pada tahun 2018 kasus kanker
payudara sebesar 2.088.849 (11,6%) dan menyumbang angka kematian
sebesar 626.679 (6,6%) keseluruhan angka kematian disebabkan oleh kanker.
World Health Organization (WHO) melalui International Agency for
Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa kanker adalah salah satu
masalah kesehatan utama masyarakat dan penyebab kematian kedua paling
umum di seluruh dunia. Beban dari penyakit kanker akan terus bertambah dan
diperkirakan berlipat ganda pada tahun 2040 (WHO, 2018). Di Amerika
serikat pada tahun 2019 diperkirakan terdapat jumlah kasus baru secara total
sekitar 1.762.450 kasus kanker baru tiap hari dan kasus kanker payudara pada
wanita diperkirakan sekitar 62.930 kasus (Siegel et. al, 2019).
Di Indonesia kanker payudara mendududuki tempat kedua (15,8%) dari
sepuluh kanker tebanyak setelah kanker mulut rahim ditempat pertama.
Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berusia lebih dari
40 tahun. Diperkirakan semakin meningkat di masa yang datang(Reksoprodjo
dkk,2010). Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh
berbeda, pola makan, polusi lingkungan,penggunaan insektisida. zat zat
pengawet, penyedap rasa. pewarna, serta strees yang berkepanjangan.
Adapun Upaya deteksi dini atau pencegahan kanker yaitu dengan
melakukan SADARI(Periksa payudara sendiri).SADARI adalah tindakan
deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara, metode ini sangat
sederhana,namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
kanker payudara,karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses
pengobatan yang diperlukan

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan Laporan pendahuluan ini adalah mendapatkan
gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Ca
Mammae di ruang Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
Jakarta

2. Tujuan khusus
a Mengkaji klien Ca Mammae di ruang Tulip Transit Rumah Sakit
Khusus Kanker Dharmais
b Menegakkan Diagnosa keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
c Menyusun perencanaan keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
d Melakukan implementasi keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais
e Melakukan evaluasi keperawatan klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais

C. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penulisan Laporan pendahuluan ini adalah
“Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada klien Ca Mammae di ruang
Tulip Transit rumah sakit Kanker Dharmais Jakarta”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis
1. Definisi
Carcinoma mammae (ca. mammae) adalah tumor mengganas yang
tumbuh di jaringan payudara seseorang. Carcinoma / kanker dapat mulai
tumbuh dalam kelenjar payudara, bisa juga di saluran payudara, jaringan
lemak maupun jaringan yang mengikat pada payudara (SAFMA, 2019).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).

2. Anatomi fisiologi

a) Anatomi Mammae (payudara)


merupakan kelenjar subkutan yang mulai tumbuh sejak minggu ke
enam masa embrio yang berupa penebalan pada ektodermal sepanjang
garis mammae yang terbentang dari aksila sampai region inguinal.
Kelenjar mammae merupakan sekumpulan kelenjar kulit yang berfungsi
menghasilkan susu. Papilla mammae merupakan benjolan kecil yang
dikelilingi daerah kulit yang berwarna lebih gelap ( aerola mammae ).
Saat usia pubertas mammae pada perempuan mengalami pembesaran
karena adanya rangsangan dari hormone ovarium. Pembesaran
mammae juga diakibatkan Karena adanya timbunan lemak dibawah
jaringan. Dasar mammae terletak dari costa kedua sampai linea
axillaruis media. Setiap mammae terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun
radier dan berpusat pada papilla mammae. Lobus-lobus kelenjar
mammae dipisahkan oleh septa fibrosa. Perdarahan pada mammae
mendapatkan pasokan darah dari rami perforans arteria thoracicae
interna, arteria axillaris dan arteria intercostalis. Aliran limfe pada
mammae dibagi kedalam beberapa kuadran. Ini penting untuk
mengetahui jalur penyebaran carcinoma pada mammae.
a. Kuadran lateral, mengalirkan cairan limfe ke nodi axillaris anterios
atau kelompok pectoralis.
b. Kuadran medial, mengalirkan limfe melalui pembuluh-pembuluh
yang menembus ruangan intercostalis dan masuk kedalam
kelompok nodi thoracales interna.
Mammae pada wanita dewasa disusun oleh sistem kelenjar, duktus,
dan stroma yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak.
Bagian dasar dari setiap lobus tersebut berada di daerah proksimal dekat
tulang iga sedangkan bagian puncaknya adalah papilla mammae yang
merupakan muara dari duktus setiap lobus. Jadi, setiap duktus laktiferus
akan bergabung menjadi sinus laktiferus dan akhirnya bermuara pada
papilla mammae (nipple). Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis
serta diantara kulit dan kelenjar mammae terdapat jaringan lemak.
Diantara lobulus terdapat ligamentum Cooper yang memberi rangka
untuk mammae. Setiap lobulus terdiri dari sel-sel asini yang terdiri dari
sel epitel kubus dan mioepitel yang mengelilingi lumen. Sel epitel
mengarah ke lumen, sedangkan sel mioepitel terletak diantara sel epitel
dan membran basalis.
b) Fisiologi Mammae
memiliki tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.
Perubahan pertama ketika kelahiran hingga pubertas, masa fertilisasi
hingga masa klimaksterium. Perkembangan ini dipicu oleh estrogen dan
progesterone yang diproduksi oleh ovarium dan hipofise. Perubahan
kedua terjadi sesuai dengan adanya daur haid. Sekitar hari ke-8 haid,
mammae jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid terjadi
pembesaran maksimal. Perubahan ketiga terjadi saat kehamilan dan
menyusui, terjadinya pembesaran karena terjadi poliferasi duktus alveoli.
3. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,
sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal dan kemungkinan
kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa.
Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam
pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesterone mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler). (Nurarif & Kusuma, 2015).
Faktor-faktor risiko timbulnya Ca Mammae menurut Brunner & Sudarth,
2015 :
a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami
kanker payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.
b. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun
mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka
pada usia 20 tahun.
c. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun
meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam
perbandingan, wanita yang telah menjalani ooferoktomi bilateral
sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya.
d. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor
payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai risiko
dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara, wanita dengan
hyperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali lipat untuk
mengalami penyakit ini.
e. Obesitas-risiko terendah diantara wanita pascamenopause.
Bagaimanapun, wanita gemuk yang didiaganosa penyakit ini
mempunyai angka kematian lebih tinggi yang paling sering
berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
f. Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Bagaimanapun,
risiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian
medikasi.
g. Terapi penggantian hormone. Wanita yang berusia lebih tua yang
menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk
jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami
peningkatan risiko. Sementara penambahan progesterone terhadap
penggantian estrogen meningkatkan insidens kanker endometrium,
hal ini tidak menurunkan kanker payudara.
h. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada
wanita yang mengonsumsi bahkan dengan hanya sekali minum
dalam sehari.
i. Beberapa factor risiko seperti usia dan ras, tidak dapat diganggu
gugat. Namun, beberapa risiko dapat dimodifikasi khususnya yang
berkaitan dengan lingkungan dan perilaku. Seperti kebiasaan
merokok, minum alkohol dan pengaturan pola makan. Risiko
seorang wanita menderita kanker payudara dapat berubah seiring
dengan waktu. (Astrid Savitri, dkk.,2015)
4. Manifestasi klinis
Tanda Ca Mammae sekarang mempunyai ciri fisik yang khas,
mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat
dan elips. Gejala carcinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya
keluaran dari puting susu, puting eritemme, mengeras asimetik, inversi,
gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya
metastase. (Nurarif & Kusuma, 2015).
Beberapa gejala kanker payudara yang dapat terasa dan terlihat
cukup jelas menurut Astrid Savitri, dkk. (2015) antara lain :
a. Munculnya benjolan pada payudara
Benjolan di payudara atau ketiak yang muncul setelah siklus
menstruasi seringkali menjadi gejala awal kanker payudara yang
paling jelas. Benjolan yang berhubungan dengan kanker payudara
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun kadang-kadang
dapat menyebabkan sensasi tajam pada beberapa penderita.
b. Munculnya benjolan di ketiak (aksila)
Kadang-kadang benjolan kecil dan keras muncul di ketiak dan bisa
menjadi tanda bahwa kanker payudara telah menyebar hingga
kelenjar getah bening. Benjolan ini terasa lunak, tetapi seringkali
terasa menyakitkan dan nyeri.
c. Perubahan bentuk dan ukuran payudara
Bentuk dan ukuran salah satu payudara mungkin terlihat berubah.
Bisa lebih kecil atau lebih besar daripada payudara sebelahnya.
Bisa juga terlihat turun.
d. Keluarnya cairan dari puting (Nipple Discharge)
Jika puting susu ditekan, secara umum tubuh bereaksi dengan
mengeluarkan cairan. Namun, apabila cairan keluar tanpa menekan
putting susu, terjadi hanya pada salah satu payudara disertai darah
atau nanah berwarna kuning sampai kehijauan, mungkin itu
merupakan tanda kanker payudara.
e. Perubahan pada puting susu
Puting susu terasa seperti terbakar, gatal dan muncul luka yang
sulit/lama sembuh. Selain itu puting terlihat tertarik masuk ke
dalam (retraksi), berubah bentuk atau posisi, memerah atau
berkerak. Kerak, bisul atau sisik pada puting susu mungkin
merupakan tanda dari beberapa jenis kanker payudara yang jarang
terjadi.

f. Tanda-tanda kanker telah menyebar


Pada stadium lanjut bisa timbul tanda-tanda dan gejala yang
menunjukkan bahwa kanker telah tumbuh membesar atau
menyebar ke bagian lain dari tubuh lainnya. Tanda-tanda yang
muncul seperti nyeri tulang, pembengkakan lengan atau luka pada
kulit, penumpukan cairan disekitar paru-paru (efusi pleura), mual,
kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, penyakit kuning,
sesak napas, atau penglihatan ganda.
5. Patofisiologi
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah
dengan ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak
mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker
akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang
jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu
sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel ganas di antara sel normal (Wijaya dan Putri, 2013).
Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan
permeabilitas kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat
berkembang pada jaringan kulit. Sel kanker tersebut akan terus
menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak pembuluh darah
kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan
lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka kanker. Jaringan
nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik
bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka
kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel
kanker dan proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler
kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan yang
banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada
jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran
reseptor nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis, akibatnya timbul
gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur
yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh darah kapiler yang
menyebabkan mudah pendarahan. Adanya luka kanker, bau yang tidak
sedap dan cairan yang banyak keluar akan menyebabkan masalah
psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderungmerasa rendah diri,
mudah marah atau tersinggung, menarik dini dan membatasi
kegiatannya. Hal tersebut yang akan menurunkan kualitas hidup pasien
kanker (Astuti, 2013).
6. WOC (Way Of Cause)

faktor resiko
Pertumbuhan sel abnormal
- genetik
-hormonal
-merokok, alcohol, Tumor jinak
Hyperplasia pada sel mammae
pola makan

CA mammae

Mensuplai nutrisi ke jantung


Mendesak jaringan Mendesak pembulu
CA
sekitarnya darah

Penurunan hipermetabolisme
Pembengkakan mammae jaringan lainnya BB turun Aliran terhambat hingga
terjadi hipoxia

Peningktan massa tumor Ketidakseimbangan nutrisi Bakteri pathogen


kurang dari kebutuhan
tubuh
Keluar cairan putih di
nanah
Tindakan pembedahan

Efek anastesi
Pre op Post op

Ketidakefektfan pola
Stress Massa tumor nafas Fisiologi Psikologi
psikologi mendesak
jaringan
Infeksi Perubahan
jaringan bentuk
Nyari akut mammae mammae

Defisit ansietas
pengetahuan
7. Komplikasi
a Nyeri terkait kanker
b Komplikasi tulang
c Kompresi tulang belakang
d Hiperkalsemia
e Sesak napas
f Mengi
g Nyeri dada
h Komplikasi hati
i Komplikasi otak

8. Pencegahan
Beberapa hal yang bisa mengurangi risiko kanker payudara adalah sebagai berikut:
a Berolahraga minimal 30 menit sehari
b Konsumsi buah dan sayur
c Hindari alcohol
d Kurangi asupan gula
e Hindari lemak jahat
f Asupan serat makanan

9. Pemeriksaan penunjang
Menurut Wijaya dan Putri, (2013) :
a. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Morfologi sel darah
2. LED
3. Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
4. Pemeriksaan sitologis
b. Monografi
Menemukan kanker insito yang kecil yang tida dapat dideteksi dengan pemeriksaan
fisik.
c. SCAN (CT, MRI, Galfum), ultra pasienund Untuk tujuan diagnostic, identfikasi
metastatic, respon pengobatan.
d. Biopsi (aspirasi, eksisi)
Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan. Biopsi, ada 2 macam
tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan.
1) Aspirasi biopsi (FNAB)
Dengan aspirasi jarum halus, sifat massa dibedakan antar kistik atau padat.
2) True cut/care biopsy
c. USG
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan
padat.
d. Mammografi
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang
abnormal pada payudara
e. Termografi
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
f. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan
benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama
setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling
tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah 1 hari menstruasi. Bagi
wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja tetapi secara rutin
dilakukan setiap bulan (misalnya setiap awal bulan)

10. Penatalaksanaan
A. Non Farmakologi
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara medis
diantaranya (tasripiyah , 2017)
a). Pembedahan
1. Mastektomi Radikal
2. Mastektomi total
3. Modified Mastektomi Radikal
b). Kemotrapi
c). Radioterapi
d). Terapi Hormonal
B. Farmakologi
a). Docetaxel
b). Paclitaxel
c). Vinorelbine (Navelbine)
e). Mitoxantrone
f). Eribulin (Halaven)
g). Ixabepilone (Ixempra)

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
1. Identitas
Kebanyakan pasien Ca Mammae terjadi pada wanita dewasa usia lebih dari 30
tahun, didukung dengan faktor-faktor predisposisi kanker payudara. Tetapi
tidak menutup kemungkinan usia dibawah 30 tahun terkena kanker payudara,
dikarenkan pola hidup yang tidak sehat. Risiko seorang wanita menderita
kanker payudara dapat berubah seiring dengan waktu. (Astrid Savitri, dkk.,
2015)

2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien Ca Mammae biasanya klien
masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak serta
nyeri. Pada pasien Pre Op Ca Mammae pasien akan mengeluh cemas serta
khawatir bagaimana nanti ketika di operasi (Wijaya & Putri, 2018).
3. Riwayat penyakit sekarang
Uraian mengenai penyakit mulai dari timbulnya keluhan yang dirasakan
sampai saat dibawa ke layanan kesehatan, apakah pernah memeriksakan diri
ke tempat lain serta pengobatan yang telah diberikan dan bagaimana
perubahannya.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada pasien yaitu tentang
penyakit apa saja yang pernah diderita. Apakah pasien pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak, hyperplasia
tipikal. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi pengganti
hormone dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun) seperti estrogen
suplemen dan apakah pasien juga mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi
oral. Biasanya pasien Ca Mammae mempunyai riwayat menarche atau
menstruasi pertama pada usia yang relative muda dan menopause pada usia
yang relative tua. Dan pada riwayat obstetri, biasanya pasien mempunyai
riwayat nulipara (belum pernah melahirkan) infertilitas dan melahirkan anak
pertama pada usia yang relative lebih tua (lebih dari 35 tahun) serta tidak
menyusui.
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya keluarga yang mengalami Ca Mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami Ca Mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
6. Riwayat psikososial
Merupakan respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran
klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-hari (Padila, 2012 dalam Andini, 2018). Pada penderita
kanker payudara akan terjadi perubahan tubuh sejak kanker mulai menyebar
pada tubuh, menyebabkan perubahan persepsi sehingga pasien harus
beradaptasi dari sisi fisiologis dan psikososial baik konsep diri, peran fungsi
dan interdependensi. Adanya gejala fisik seperti kerontokan rambut dimana
rambut merupakan identitas diri pasien sehingga ketika mengalami kebotakan
akan mempengaruhi penampilan mereka dan kondisi ini akan menimbulkan
persepsi serta harga diri yang negatif. Perubahan citra tubuh akibat
perubahan fisik merupakan respon psikologis yang sangat menekan bagi
pasien kanker payudara, dimana payudara merupakan organ penyusuan bagi
bayinya dan sebagai daya tarik bagi kaum pria. Payudara juga mempunyai
fungsi sebagai simbol kewanitaan (body image) dan fungsi erotik atau seksual
terhadap lawan jenis. Kehliangan payudara pada akhirnya dapat menciptakan
disfungsi seksual yang parah sebagai bentuk hilangnya sefl image, rendahnya
self esteem, hilangnya perceived attractiveness, rasa malu dan kehilangan
gairah. (Ambarwati, 2017)

7. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)


a. Keadaan umum Pada pasien Pre Op Ca Mammae biasannya tidak terjadi
penurunan kesadaran (composmentis), untuk pemeriksaan tanda-tanda vital
yang dikaji yaitu tekanan darah, suhu, nadi, respirasi.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensal (SDKI, 2017). Diagnosa yang
muncul menurut Nurarif dan Kusuma (2015), adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot
pernapasan, deformitas dinding dada
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ke jaringan
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik
(tekanan jaringan mammae)
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada bentuk tubuh
karena proses penyakit (mammae asimetris)
f. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi
g. Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
h. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau
memanipulasi stimulus fokal, kontektual dan residual. Pelaksanaannya juga
ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas,
supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien (Nursalam, 2015).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) mendefinisikan intervensi
keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai