Disusun oleh :
SHOFIATUNNISA’
NIM. P27228019153
Telah disahkan oleh Pembimbing Praktik sebagai Laporan Individu Praktik Klinik
I Mahasiswa Program Studi Diploma IV Okupasi Terapi Jurusan Okupasi Terapi
Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta Pada Area Fisik Dewasa PERIODE
2-13 JUNI 2020 pada:
Hari:
Tanggal:
Menyetujui,
Pembimbing Praktik
Khomarun, M.OT
NIP. 19640823.199003.1.001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
“Penerapan Kerangka Acuan Biomekanik Pada Kondisi Frozen Shoulder”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan yang sangat berarti sejak dari persiapan sampai dengan
selesainya Laporan Kasus ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Bapak Khomarun, M.OT selaku dosen pembimbing dan ketua Jurusan
Okupasi Terapi yang telah memberikan bimbingan serta rekomendasi bagi
penulis.
2. Teman-teman Mahasiswa Prodi D-IV Jurusan Okupasi Terapi Politeknik
Kementerian Kesehatan Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan
spiritual.
3. Keluarga kecilku yang tercinta, yang telah memberikan cinta dan
dukungan.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih
atas bantuan dan jerih payahnya hingga terselesaikannya Laporan Kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kasus ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya Laporan Kasus ini.
Semoga Laporan Kasus ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khusunya.
Sukoharjo, Juni 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................6
A. Definisi...........................................................................................................6
B. Prevalensi/Insiden...........................................................................................6
C. Etiologi............................................................................................................6
D. Gambaran Klinis/Masalah..............................................................................7
E. Prognosis.........................................................................................................7
BAB III LAPORAN KASUS...................................................................................8
A. Identitas Pasien...............................................................................................8
B. Data Subjektif.................................................................................................8
C. Data Objektif...................................................................................................9
D. Identifiasi Problem/Kesimpulan dari Data Subjektif dan Data Objektif......10
E. Prioritas Masalah...........................................................................................10
F. Diagnosis Okupasi Terapi..............................................................................10
G. Prognosis Fungsional....................................................................................10
H. Clinical Reasoning dalam Menentukan Problem, Tujuan dan Media yang
Digunakan..........................................................................................................11
I. Menyusun Program Terapi.............................................................................11
BAB IV PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Frozen shoulder adalah penyakit yang umum terjadi. Kelainan yang terjadi
pada sendi glenohumeral, kemungkinan merupakan suatu reaksi inflamasi kronis
nonspesifik, terutama pada jaringan sinovial, dan mengakibatkan penebalan
kapsuler dari sinovial. Ada beberapa sinonim antara lain Periarthritis
scapulohumeral, Adhesive capsulitis, Pericapsulitis, Stiff shoulder dan Bursitis
obliterative. Pada Traditional Chinese Medicine (TCM) disebut kelainan sendi
bahu pada usia 50 tahun.
Frozen shoulder menyerang sekitar 2% dari populasi usia 40-60 tahun dan
dengan perbandingan jumlah kasus pada wanita lebih banyak. Prevalensi dari
kasus frozen shoulder diperkirakan 2-5% dari populasi general dan resiko
meningkat pada bahu yang tidak dominan. Studi mengatakan 40% pasien
mengalami nyeri sedang selama kurang lebih 2-3 tahun dan 15% dari kasus
tersebut memiliki disabilitas jangka panjang. (C, Hand et all.:2008)
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi
Frozen Shoulder adalah suatu patologi yang ditandai dengan nyeri, limitasi
gerakan sendi glenohumeralis baik secara aktif maupun pasif tanpa perubahan
radiologis, kecuali adanya oestopenia atau klasifikasi tendinitis. Berdasarkan
pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa kasus ini merupakan
patologi yang belum diketahui penyebabnya atau idopatik yang menyebabkan
nyeri, penurunan lingkup gerak sendi dan mengakibatkan penurunan aktifitas
fungsional. ( Salim, 2013)
B. Prevalensi/Insiden
Frozen shoulder menyerang sekitar 2% dari populasi usia 40-60 tahun dan
dengan perbandingan kasus pada wanita lebih banyak perbandingan jumlah kasus
pada wanita lebih banyak. Prevalensi dari kasus frozen shoulder diperkirakan 2-
5% dari populasi general dan resiko meningkat pada bahu yang tidak dominan.
Studi mengatakan 40% pasien mengalami nyeri sedang selama kurang lebih 2-3
tahun dan 15% dari kasus tersebut memiliki disabilitas jangka panjang. (C, Hand
et all.:2008)
C. Etiologi
Frozen shoulder merupakan suatu kondisi dimana gerakan bahu menjadi
terbatas. Penyebab dari kasus frozen shoulder belum diketahui dan penyebab
pasti. Frozen shoulder menyebabkan kapsul yang membungkus sendi bahu
menjadi memendek dan mengerut dan terbentuk jaringan parut. Kondisi ini
dikenal sebagai adhesive capsulitis yang menyebabkan nyeri dan kekakuan pada
sendi bahu sehingga lama-kelamaan bahu menjadi sulit untuk digerakkan. (C,
Hand et all.:2008)
6
jika gejalanya tidak diketahui sedangkan hasil sekunder jika penyebabnya
diketahui. (Walmsley et al, 2009)
Ada tiga subkategori Frozen Shoulder sekunder yaitu meliputi (1) faktor
sistemik disebabkan oleh diabetes melitus dan kondisi metabolik lainnya, (2)
Faktor ekstrinsik disebabkan oleh kardiopulmonal, serviks, CVA, fraktur humerus
serta Parkinson, dan (3) faktor instrinsik disebabkan oleh patologi pada rotator
cuff, tendinitis bisipitalis , tendonitis supraspinatus, Capsulitis Adhesiva.
( Mcclure dan Leggin, 2009)
D. Gambaran Klinis/Masalah
Gejala pada penderita dengan keluhan frozen shoulder umumnya adalah
sakit pada bahu dan terbatasnya jangkauan gerakan pada bahu sehingga
mengalami kesulitan untuk menggerakkan bahu dan melakukan berbagai aktivitas
sehari-hari seperti mengulurkan tangan, memakai baju, dan gerakan di atas kepala
seperti menyisir rambut. Gerakan juga terbatasi pada gerakan pasif dan aktif.
Ada 3 tahapan bahu beku, diantaranya: Tahap Pembekuan (Tahap 1). Ini
adalah tahap paling sakit dan gerakan bahu juga terbatas. Tahap ini biasanya
berlangsung 6-12 minggu. Tahap Beku (Tahap 2). Rasa sakit berkurang dalam
tahap ini, namun kekakuan tetap ada. Tahap ini biasanya berlangsung 4 hingga 6
bulan. Tahap Melumer (Tahap 3). Pada stadium akhir, gerakan pada tangan secara
perlahan membaik setelah jangka waktu lama. Tahap ini dapat berlangsung lebih
dari 1 tahun.
E. Prognosis
Frozen Shoulder memiliki sejarah alam yang baik. Umumnya merupakan
kondisi yang sembuh sendiri yang dapat diobati dengan terapi fisik dan biasanya
sembuh dalam 1-3 tahun. Waktu untuk pemulihan tidak berbeda antara Frozen
Shoulder primer dan sekunder. Tidak ada perbedaan dalam rasa sakit dan
kecacatan Frozen Shoulder pada pasien dengan dan tanpa diabetes. Pasien dengan
Frozen Shoulder tidak memiliki tingkat aktivitas bahu yang lebih rendah daripada
kontrol berdasarkan jenis kelamin dan usia. Namun, beberapa penelitian telah
menunjukkan nyeri jangka panjang dan kekakuan bahu setelah perawatan
konservatif. Cacat jangka panjang pada 15%, kehilangan fungsional permanen
pada 7-15%, dan gejala persisten pada 40%.
7
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Pasien berinisial S berjenis kelamin laki-laki, beragama islam dan berusia
51 tahun. Tn. S bertempat tinggal di Baki, Sukoharjo. Tn. S bekerja sebagai
karyawan swasta dengan sisi dominan kanan. Tn. S memiliki diagnosis Frozen
Shoulder sebagai salah satu faktor dari penyakit Hipertiroidisme yang dialaminya.
B. Data Subjektif
1. Data Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 3 Juni 2020,
dapat diketahui bahwa Tn. S memiliki postur tubuh yang miring ke kiri pada
bagian pundak, namun tidak nampak menahan sakit. Selain itu, Tn. S juga
memiliki kontak mata yang cukup bagus. Penampilan Tn. S terlihat cukup
rapi dan bersih. Tn. S mampu kooperatif dan mampu memahami instruksi
yang diberikan. Tn. S juga mampu menyesuaikan diri dengan baik.
2. Data Screening
Berdasarkan hasil screening test yang dilakukan Tn. S saat memakai baju,
diketahui bahwa Tn. S mampu dalam melakukan aktivitas tersebut, namun
Tn. S memerlukan sedikit bantuan. Tn. S memulai dengan memasukkan
bajunya ke tangan terlebih dahulu kemudian Tn. S memasukkan bajunya ke
kepala. Pada saat menurunkan baju agar baju tersebut dapat menutupi
seluruh badan Tn. S mengalami kendala.
8
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan Functional Independence Measurement (FIM)
Berdasarkan pemeriksaan untuk mengukur tingkat kemandirian pasien
menggunakan blangko pemeriksaan Functional Independence Measurement
(FIM), diperoleh hasil yaitu total skor 123 dari 18 point tes. Dari data
tersebut menunjukan bahwa Tn. S tergolong dalam kategori mandiri
penuh / complete independence. Tn. S medapatkan nilai 4 pada aktivitas
memakai baju pada tubuh bagian atas karena Tn. S memerlukan bantuan
minimal pada aktivitas tersebut.
9
4. Pemeriksaan Visual Analog Scale (VAS)
Berdasarkan pemeriksaan untuk mengukur tingkat nyeri pasien
menggunakan blangko pemeriksaan Visual Analog Scale (VAS), diperoleh
hasil yaitu tidak ada rasa nyeri pada saat pengukuran nyeri diam dan nyeri
tekan. Sedangkan untuk pemeriksaan nyeri gerak pasien merasakan nyeri
sedang.
2. Limitasi
Limitasi yang dimiliki pasien yaitu Tn. S memerlukan bantuan minimal
dalam melakukan aktivitas berpakaian untuk tubuh bagian atas karena
tangan kiri Tn. S terasa sakit saat digerakkan ke belakang. Tn. S juga
mengalami kesulitan saat mengambil sesuatu yang letaknya berada diatas
karena tangan kiri Tn. S terasa sakit saat digerakkan lurus ke atas.
E. Prioritas Masalah
Prioritas masalah pasien yaitu Tn. S mengalami kesulitan dalam
menggerakkan tangan kirinya ke belakang dan lurus ke atas.
G. Prognosis Fungsional
Frozen Shoulder memiliki sejarah alam yang baik. Umumnya merupakan
kondisi yang sembuh sendiri yang dapat diobati dengan terapi fisik dan biasanya
sembuh dalam 1-3 tahun. Waktu untuk pemulihan tidak berbeda antara Frozen
Shoulder primer dan sekunder. Tidak ada perbedaan dalam rasa sakit dan
kecacatan Frozen Shoulder pada pasien dengan dan tanpa diabetes. Pasien dengan
Frozen Shoulder tidak memiliki tingkat aktivitas bahu yang lebih rendah daripada
kontrol berdasarkan jenis kelamin dan usia.
10
Permasalahan yang terjadi pada pasien frozen shoulder adalah nyeri,
penurunan kekuatan otot, penurunan LGS sehingga menyebabkan penurunan
kemampuan aktivitas fungsional pasien. Beberapa penelitian telah menunjukkan
nyeri jangka panjang dan kekakuan bahu setelah perawatan konservatif. Cacat
jangka panjang pada 15%, kehilangan fungsional permanen pada 7-15%, dan
gejala persisten pada 40%.
11
Tn. S mampu mengambil buku dirak buku yang sedang secara mandiri
dalam 2 kali sesi terapi
3) Tujuan Jangka Pendek 2.3
Tn. S mampu mengambil buku dirak buku yang tinggi secara mandiri
dalam 2 kali sesi terapi
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Frozen shoulder atau sering disebut capsulitis adhesiva adalah rasa nyeri
yang mengakibatkan lingkup geraksendi (LGS) pada bahu terbatas, mungkin
timbul karena adanya trauma, mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa
tanda-tanda atau riwayat trauma. Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan
penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik
secara aktif atau pasif. (Widya, 2013)
Kerangka acuan yang digunakan pada kasus frozen shoulder ini adalah
kerangka acuan biomekanik. Dipilihnya kerangka acuan ini karena pada kondisi
frozen shoulder menimbulkan masalah pada keterbatasan lingkup gerak sendi dan
penurunan kekuatan otot karena kekakuan bahu dan rasa nyeri pada sendi bahu.
Tujuan penggunaan kerangka acuan biomekanik adalah pasien diharapkan mampu
meningkatkan lingkup gerak sendi bahu, meningkatkan kekuatan otot dan daya
tahan, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas fungsional secara mandiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.medscape.com/answers/1261598-39081/what-is-the-prognosis-of-
frozen-shoulder-syndrome-fss
14
LAMPIRAN
15