Anda di halaman 1dari 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengambilan keputusan (pada pengobatan alternatif) Menurut Weber, suatu tindakan ialah perilaku manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya (Sunarto, 2000:15). Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Salah satu komponen terpenting dari proses pembuatan keputusan ialah kegiatan pengumpulan informasi dari mana suatu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat dibuat. Yang dimaksud dengan keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas, yang dikemukakan oleh Davis, dalam (Syamsy, 1989 :4). Menurut Terry pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan yang semuanya dari terjemahan dari decision making. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih (decision making can be defined as the selection of any behavior alternative from two or more possible alternatives ). Kemudian Siagian mengemukakan, pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah. Pengumpulan faktafakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi. Pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat, dalam (Syamsy, 1989 :6).

Universitas Sumatera Utara

Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan yang lazim dikenal mengacu pada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, atau berguru atau melalui pendidikan baik asli maupun yang berasal dari luar Indonesia dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat. Sejalan dengan itu WHO menyatakan dalam (Agoes dan Jacob, 1992 :60) Pengobatan tradisional ialah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial. (Agoes dan Jacob, 1992 : 61) Jenis-jenis Pengobatan tradisional yaitu : 1. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat, yaitu Pengobatan tradisional dengan menggunakan ramuan asli Indonesia, Pengobatan tradisional dengan ramuan obat Cina. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat India. 2. Pengobatan Tradisional spiritual/kebatinan, yaitu Pengobatan yang dilakukan atas dasar kepercayaan, agama, dan dengan dasar getaran magnetis yaitu orang itu bisa memakai pengaruh dari luar dunia manusia untuk membantu orang yang sakit. 3. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan / perangsangan yaitu, seperti Akupuntur, pengobatan atas dasar ilmu pengobatan tradisional Cina yang menggunakan penusukan jarum dan penghangatan moxa (daun arthamesia vulgaris yang dikeringkan) termasuk juga pengobatan urut pijat, pengobatan patah tulang, pengobatan dengan peralatan (tajam/keras), benda tumpul.

Universitas Sumatera Utara

4. Pengobatan tradisional yang telah mendapat pengarahan dan pengaturan pemerintah yaitu, seperti dukun beranak, tukang gigi tradisional. Apabila informasi yang cukup dapat dikumpulkan guna memperoleh suatu spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat ke efektivannya dalam situasi yang sedang menjadi perhatian, proses pembuatan atau pengambilan keputusan relatif sangatlah mudah. Akan tetapi didalam prakteknya sangat tidak mungkin untuk mengumpulkan informasi secara lengkap, mengingatnya terbatas dana, waktu dan tenaga (Supranto, 1991 :3-4). Ada 4 (empat) alasan mengapa orang memilih menggunakan pengobatan tradisional sebagai upaya untuk kesembuhan dari penyakitnya oleh Roida Sitinjak, SKM, Mkes, dalam (Waspada, Selasa, 28 November 2006:23) 1. Bahwa saat ini biaya pengobatan kedokteran modern dirasa terlalu mahal. Kemajuan ilmu kedokteran dengan banyaknya penemuan-penemuan sebagai hasil percobaan dalam laboratorium dari perkembangan teknologi kedokteran, mengakibatkan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh mereka yang memerlukan kesembuhan pengobatan medis meningkat terus. Akan tetapi masih tetap ada beberapa penyakit yang belum juga dapat diatasi oleh dunia kedokteran. 2. Bahwa banyak orang ingin coba-coba, siapa tahu dengan pengobatan tradisional bila sembuh lebih cepat. 3. Ingin mengurangi pemakaian obat-obatan kimia dengan memilih bahan-bahan alami yang dianggap lebih aman. 4. Bahwa orang merasa putus asa karena dengan pengobatan medis, penyakitnya tidak kunjung sembuh.

Universitas Sumatera Utara

Ada banyak faktor yang harus diamati pasien waktu memilih jenis pengobatan. Bisa dipahami bahwa faktor ekonomi dan kepercayaan serta kebudayaan menjadi faktor-faktor yang paling berpengaruh. Sebuah studi yang dilakukan departemen pendidikan dan kebudayaan pada masyarakat Sulawesi Tengah (1993-1994:2) Pengobatan sistem modern dan tradisional ini adalah kedua sistem yang berbeda, jelas merupakan kebutuhan masyarakat, baik di kota maupun di Desa. Khusus untuk pengobatan tradisional yang masih tetap digunakan oleh sebagian masyarakat menunjukkan bahwa budaya- budaya luhur masih tetap terpelihara. Bahkan pengobatan tradisional bagi masyarakat pedesaan masih merupakan alternatif pertama. Pengobatan modern sebagai alternatif kedua apabila pengobatan tradisional tidak berhasil menyembuhkan penyakit. Sebaliknya masyarakat perkotaan menjadikan pengobatan modern sebagai alternatif pertama dan pengobatan tradisional merupakan alternatif kedua. Yang dikemukakan pada model Fabrega, dalam (Muzaham,1995 :54), seseorang dalam melakukan pertimbangan menyangkut rencana pengobatan : 1. melalui rencana pengobatan, yakni memperkirakan kemungkinan bahwa setiap tindakan yang diambil akan mengurangi ancaman yang mungkin timbul karena penyakit; 2. memperhitungkan segala keuntungan yang diperoleh dari suatu tindakan, yakni seberapa jauh setiap rencana pengobatan akan dapat mengurangi berapa jauh setiap rencana pengobatan akan dapat mengurangi keluhan penyakit yang dirasakan;

Universitas Sumatera Utara

3. memperhitungkan segala kerugian meliputi biaya, waktu, tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tindakan; 4. menetapkan manfaat dari setiap alternatif rencana pengobatan dengan melihat selisih kerugian dan keuntungan dari setiap tindakan yang akan dilakukan. Yakni, memilih rencana pengobatan dalam proses pemilihan tindakan yang dilaksanakan orang akan menerapkan aturan-aturan dalam pengambilan keputusan (misalnya, memilih yang termurah, manfaatnya besar dan sebagainya). Giddens dalam(http://www.unisosdem.org) Yang terakhir ini terkait erat dengan social reflexivity. Manusia modern memang dapat mengambil keputusan sendiri. Ia menghadapi banyak informasi, tetapi ia bebas menyeleksi informasi mana yang ia butuhkan untuk pengambilan keputusan. Arus (tepatnya: banjir) informasi memang membuatnya bingung, namun harus mengambil keputusan. Individu sering dapat menolak sebuah informasi semata-mata ia tidak suka atau tidak cocok. Ambillah contoh di bidang pengobatan. Orang dapat memilih pengobatan cara Barat tetapi ia dapat juga memilih pengobatan alternatif. Mengapa ia memilih yang satu dan tidak yang lain? Jawaban yang diperoleh sering berupa tidak tahu . Pengobatan alternatif dengan menggunakan bahan-bahan alami dapat dilihat dengan semakin banyak beredar suplemen makanan tambahan yang dipercaya dapat membantu meningkatkan kesehatan, mencegah berbagai macam penyakit dan mudah didapatkan tanpa resep obat. Banyak pula buku, artikel dan iklan yang secara antusias mempromosikan keuntungan dan keamanan dari tanaman obat ini dengan akibat makin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi dan menyisihkan uangnya untuk

Universitas Sumatera Utara

membelanjakan suplemen makanan yang secara relatif lebih bebas pengawasan dari Pemerintah untuk terus berpromosi. Pengobatan dengan bahan-bahan alam ini seringkali pula dipromosikan bersifat alami dan karenanya tidak merugikan, namun sediaan bahan-bahan alam tidak berarti lepas dari efek samping. Perdebatan seringkali pula mengenai apakah obat-obat dari bahan alam ini harus juga mendapat izin produksinya sama seperti obat-obat dari bahanbahan kimia agar dapat meningkatkan standar dari kualitas, keamanan dan keefektifannya. Pengobatan alternatif lain pun tak kalah populernya dengan penggunaan tanaman obat. Di Koran dan majalah banyak dipromosikan mengenai pengobatan alternatif ini yang di promosikan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. 2.2 Pengobatan Akupunktur 2.2.1 Sejarah Pengobatan Akupunktur Akupunktur telah ada dan di kenal Masyarakat Cina sejak 5 ribu tahun silam. Kala itu, Pengobatan Akupunktur belum menggunakan jarum seperti saat ini. Dahulu, mengobati Penyakit dengan cara menusuk-nusuk tubuh itu dilakukan dengan alat yang sederhana, seperti Batu atau bambu yang diruncingkan ujungnya. Seiring Perkembangan dibidang Pengobatan yang semakin Pesat, Muncullah kemudian Pengobatan Tusuk Jarum dengan alat yang lebih baik, Seperti Jarum dari Logam mulia atau emas, Perak, Baja Putih atau tainless steel (Public News, edisi xx, tanggal 23 30 april 2007) Akupunktur merupakan sebahagian penting dalam perobatan tradisional Cina, pada permulaannya, akupunktur merupakan satu cara ruwatan, kemudian berkembang menjadi satu cabang pelajaran. Ilmu akupunktur adalah ilmu yang mengkaji teknik dan prinsip ruwatan akupunktur. Akupunktur sudah bersejarah lama. Buku kuno banyak

Universitas Sumatera Utara

mencatat jarum batu yang disebut batu Bian. Batu Bian tersebut mula dicipta pada 8000 tahun hingga 4000 tahun yang lalu. Cina pernah menemui batu bian itu dalam kaji purba. Pada zaman Dinasti Chunqiu (tahun 770 sebelum masehi tahun 476 sebelum masehi), Cina mulai mempunyai dokter yang professional. Menurut catatan Chunqiuzuoshizhuan , dokter pada zaman itu telah mengetahui menggunakan akupunktur. Pada zaman Negeri-negeri berperang dan zaman Dinasti Han Barat (tahun 476 sebelum masehi tahun 25 masehi), seiring dengan kemajuan teknologi peleburan besi, mulai menggantikan batu. Akupunktur telah berkembang lebih pesat. Pada zaman Dinasti Han Timur dan Zaman Negara, Cina telah mempunyai dokter akupunktur yang professional. Pada zaman Liangji dan zaman kerajaan dan utara (tahun 256 masehi

tahun 589 masehi), jumlah karya tentang akupunktur ditingkatkan besar-besaran. Zaman itu, akupunktur telah diperkenalkan ke Korea dan Jepun. Pada Zaman Dinasti Sui dan Dinasti Tang (tahun 581 masehi tahun 589 masehi), akupunktur telah menjadi satu pelajaran yang khusus, badan pendidikan perubatan pada zaman itu. Pada abad ke-16, akupunktur mula diperkenalkan ke Eropah, tetapi pada zaman Dinasti Qi mementingkan penggunaan obat-obatan saja dan mengabaikan penggunaan akupunktur, ini telah menjelaskan perkembangan ilmu akupunktur. Pada tahun 1949 ilmu akupunktur telah berkembanag pesat. Sekarang, terdapat 2000 buah hospital corak perobatan tradisional Cina telah menyediakan bahagian akupunktur. Pengkajian ilmu akupunktur sudah melibatkan berbagai bagian badan dan berbagai bagian klinikal serta telah menyediakan data-data yang penting tentang fungsi menyusun semula, menghilangkan kesakitan dan meningkatkan daya talar tentang akupunktur .

Universitas Sumatera Utara

Mulai tahun 1951 Fakultas Kedokteran Cina berhasrat menyelidiki pengetahuan akupunktur ini secara ilmiah. Perkembangan ilmu Akupunktur yang menyolok terjadi sesudah sekitar tahun 1970an ketika RRC membukakan pintu bagi ilmuwan-ilmuwan Barat. Di Indonesia, pada awalnya Akupunktur hanya merupakan pengobatan yang sangat tertutup di kalangan pengobat-pengobat tradisional Cina (Shinse). Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya mendengar cerita burung tentang adanya ilmu tusuk jarum dari negeri Cina yang sangat ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit. Baru pada tahun 1963 pengobatan Akupunktur masuk secara resmi di Indonesia ketika Presiden RI waktu itu (DR. Ir. Soekarno) mendatangkan ahli-ahli akupunktur dari RRC untuk mengobati penyakitnya. Pernyataan Presiden Soekarno secara terbuka dan jujur mengenai kemanjuran pengobatan akupunktur yang dialaminya, serta anjurannya kepada para dokter di Indonesia untuk mau mempelajari ilmu tersebut dapat dikatakan sebagai titik tolak pengembangan akupunktur di Indonesia. Menteri Kesehatan RI waktu itu (Prof. Dr. Satrio) meresmikan sebuah Tim Riset Akupunktur dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSCM Jakarta. Tim riset inilah yang selanjutnya mengembangkan diri menjadi Sub Bagian Akupunktur dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Dan selanjutnya sampai saat ini Sub Bagian ini telah berdiri sendiri sebagai Unit Pelayanan Akupunktur RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kemudian dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor: 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan, akupunktur resmi dapat diterapkan pada sarana pelayanan

Universitas Sumatera Utara

kesehatan formal sebagai pengobatan alternatif disamping pelayanan kesehatan lain pada umumnya baik pemerintah atau swasta di Indonesia. (http://binakesehatankerja.com/detail_berita.php/21/09/07) Kini Pengobatan Tusuk Jarum merupakan salah satu alternatif Pengobatan yang sangat diminati masyarakat. Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang kini berkurang kepercayaannya terhadap obat-obat modern yang ditelan atau diminum. Salah satu alasannya, mereka tidak mendapatkan perubahan berarti setelah menelan atau meminum obat. Kalaupun sembuh, tidak untuk waktu lama, sehingga, mereka kemudian beralih ke pengobatan alternatif, termasuk terapi dengan Akupunktur. Dengan akupunktur hasilnya bisa terlihat hanya dengan 2 3 kali terapi (akupunkturis, Bapak Puadi syamputra) Selain hasil yang belum tentu baik, dari segi biaya, akupunktur juga lebih murah dibandingkan berobat jalan. Jika untuk berobat jalan seseorang harus mengeluarkan duit ratusan ribu rupiah, maka dengan akupunktur, hanya dibutuhkan sekitar Rp.45 ribu sampai Rp. 100 ribu untuk sekali terapi, termasuk jarum. Memang, jumlah terapi disesuaikan dengan berat tidaknya penyakit.

2.2.2 Penjaruman Penjaruman adalah cara terapi yang dipergunakan dalam ilmu akupunktur. Jarum ditusukkan pada titik akupunktur terpilih dalam pemilihan titik, sehingga menimbulkan Te Ci atau Needle Feeling. Te Ci adalah istilah yang diberikan pada saat dimana penjaruman, sipasien merasakan timbulnya rasa tebal, kemang, ngilu atau bagaikan terkena aliran listrik, dan bagi sipenusuk dirasakan jarum bagaikan terpagut, seolah- olah umpan kail termakan oleh ikan pada saat memancing. Dengan penjaruman dapat dicapai

Universitas Sumatera Utara

pula tujuan pencegahan penyakit, baik dalam pencegahan sebelum sakit atau pencegahan dalam sakit. a. jenis jarum jarum yang dipergunakan dalam penjaruman akupunktur- moksibasi terdapat berbagai jenis: 1. jarum halus Jenis jarum akupunktur yang paling popular. Bahan jarum adalah baja tahan karat. Ukuran jarum dinilai dari panjang dan kehalusan. Panjang jarum dari Cun samapai 6 Cun. Kehalusan jarum ditentukan dengan nomor, dari nomor kecil kenomor besar, makin besar nomor jarum makin halus. No. 34 adalah yang terhalus. Jarum halus yang umum dipakai adalah ukuran: No. 28, 30 dan 32. panjang : - 1 Cun. 2. jarum emas jarum perak jenis jarum ini banyak digunakan dinegeri barat. Terutama diperancis. Bahan jarum dibedakan dari emas dan perak. Emas bersifat tonifikasi dan perak bersifat sedatifikasi. Ukuran jarum seluruhnya sama, panjang Cun dan garis tengan tebal jarum 2 mm. Jenis jarum ini ditusukkan tidak dalam, hanya superficial atau intrakutan, paling dalam subkutan 3. jarum kulit jenis jarum ini dibagi dalam 2 jenis Mei Hua Jen dan ci Sing cen. Mei Hua cen atau jarum Mei Hua terdiri dari lima jarum, sedangkan ci sing cen atau jarum bintang tujuh terdiri dari tujuh jarum. Jarum- jarum itu ditanam mengumpul pada muka jarum kulit dan batang jarum kulit merupakan tangkai yang panjang. 4. jarum prisma

Universitas Sumatera Utara

Jenis harum yang mempunyai badan berbentuk prisma, hanya bagian ujungnya yang digunakan pada penusukan. 5. jarum dalam kulit Terdapat dua macam jenis jarum ini yaitu yang berbentuk paku payung dan yang berbentuk jarum halus dalam ukuran kecil dan halus, jenis jarum yang membentuk paku payung banyak digunakan dalam akupunktur telinga, karena itu disebut juga sebagai jarum telinga. Dan karena penggunaannya dengan cara penekanan maka disebut juga sebagai pressneedle atau jarum tekan. b. Teknik penjaruman Teknik penjaruman dibagi dalam dua jenis yaitu teknik penguatan (tonifikasi, pu) yang menghasilkan rangsangan penguatan dan teknik pelemahan (sedatifikasi, Sie) yang menghasilkan rangsangan pelemahan. Beraneka ragam teknik- teknik diungkapkan untuk masing- masing jenis teknik penjaruman itu, secara garis besar dapat disimpulkan dan dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

Gambar 1. Penjaruman

sumber. http://www.naturheilpraxis-scharfbillig.de/images/akupunktur.jpg

Universitas Sumatera Utara

1. Teknik pelemahan: penusukan dengan rangsangan/ tenaga yang kuat, kasar, teknik penguatan: penusukan dengan rangsangan / tenaga yang lemah, lembut 2. teknik penguatan: arah jarum penusukan mengikuti aliran Ci- meridian, seolaholah jarum menghantarkan kepergian Ci- meridian, teknik pelemahan: arah jarum. Penusukan melawan aliran Ci- meridian, seolah- olah jarum menyambut kedatangan Ci- meridian. 3. Teknik pelemahan: jarum ditinggalkan untuk waktu yang lama, lebih dari 10 menit. Kadang- kadang sampai setengah jam. Teknik penguatan: jarum tidak ditinggal atau ditinggal kurang dari 10 menit (Kiswojo dan Kusuma, 1978:157161).

2.2.3 Macam- macam terapi akupuntur Dengan dasar akupuntur telah berkembang berbagai jenis terapi akupuntur diantaranya adalah: 1. akupuntur hidung 2. akupuntur kepala 3. akupuntur muka 4. akupuntur tangan 5. akupuntur cara akebane 6. akupuntur cara baru 7. terapi pengikatan titik akupuntur 8. terapi penyuntikan titik akupuntur

Universitas Sumatera Utara

Jenis terapi akupuntur 1 s/d 4 adalah sejenis akupuntur telinga dimana daerah letak titik akupuntur yang mempengaruhi organ. Jaringan tubuh adalah organ tertentu yaitu: telinga pada akupuntur telinga, hidung pada akupuntur hidung, kepala pada akupunktur kepala, muka pada akupunktur muka, dan tangan pada akupunktur tangan. Terapi jenis itu umumnya mudah dapat digunakan dalam ilmu kedokteran barat dalam arti penegakkan diagnosa cara kedokteran barat dapat berlaku untuk terapi jenis itu, sekalipun pengetahuan teori phenomen organ tetap dibutuhkan. Juga jenis akupunktur itu selain digunakan untuk terapi, digunakan juga dalam bidang anesthesia sebagai akupunktur analgetik (penghilang rasa sakit). Jenis terapi akupunktur 5 dan 6 adalah variasi dari akupunktur moksibasi umum dalam cara penegakkan diagnosa dan terapi untuk akupunktur cara akabane, sedang untuk akupunktur cara baru dalam tekhnik penjaruman dan pemilihan titik. Sedangkan jenis terapi 7 dan 8 adalah kombinasi akupunktur dan tindakan terapi kedokteran (Kusuma dan Kiswojo, 1978 :212) Adapun kasus- kasus yang dapat diobati dengan cara akupunktur ini antara lain : asthma bronciale, bells palsy (kelumpuhan saraf otot wajah yang dipersarafi saraf wajah), cervical sindrom, cholera, Colitis Ulcerativa, Diabetes Melitus, Glaucoma, Hemiplegia- hemiparese (kelumpuhan sebagian anggota gerak), Hemorrhoid, Hipertensi, yperthyroidysme, potensi, duksi partus (persalinan), insomnia (susah tidur), Ischialgia (nyeri bagian pinggang), Ketergantungan Obat, Leukorrhea, Lumbago, Malaria, Migraine, Obesitas, Rhinitis Allergica, Trigeminal Neuralgia, Tuli, Ulcus Pepticum (Kusuma dan Kiswojo, 1978 :273)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai