Anda di halaman 1dari 100

PENANGANAN

AWAL KASUS RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN
MATERNAL NEONATAL

Yenny Puspitasari, S. Kep.Ns., M.Kes


Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat
STIKes STRADA Kediri
SurveiDemografidanKesehatanIndonesia
• SDKI 2017
– Angka fertilitas total (Total Fertility Rate atau TFR) sebesar 2,4 anak, yang berarti
seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,4 anak selama masa
reproduksinya kelahiran hidup
– Age Specific Fertility Rate (ASFR).kelompok umur 15-19 turun
dari 48 perseribu menjadi 36 perseribu. Kelompok umur ini
paling sensitif dalam penambahan jumlah penduduk karena
berada pada posisi kelompok umur muda berarti memiliki masa
reproduksi yang panjang. Level tinggi untuk ASFR berada pada
kelompok umur 25-29 yakni sebesar 138 perseribu
– Wanita di perdesaan memiliki tingkat fertilitas cenderung lebih
tinggi dibandingkan wanita di perkotaan yakni berada pada
posisi 2,6 dan 2,3 anak per wanita.
- Jumlah penduduk Indonesia mencapai 261 juta
jiwa
- Angka kelahiran kasar (CBR ) 18.1 perseribu
maka jumlah kelahiran riil diperkirakan berada
pada sekitar 4724.000 juta bayi artinya terjadi
penurunan jumlah pertambahan bayi sekitar 354
pertahun
PENYEBAB
UTAMA KEMATIAN
MATERNAL
WAKTU
KEMATIAN MATERNAL

(WHO,
(Bhutta et al, 2005)
Tanda Bahaya Maternal Neonatal
WHO
(Adam et al,
2005)

PAKET DAN KOMPONEN


INTERVENSI MATERNAL DAN
NEONATAL - WHO
(Adam et al,
2005)

PAKET DAN KOMPONEN


INTERVENSI MATERNAL DAN
NEONATAL - WHO
(Adam et al,
2005)
MAKE PREGNANCY
SAFER
Tujuan Make Pregnancy Safer
• Menurunkan kesakitan dan kematian ibu
dan bayi baru lahir
– Pengadaan PONED (Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar)
• Penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir di sektor pemerintah :
– Polindes – POSKESDES
– Puskesmas Pembantu
– Puskesmas – Puskesmas Perawatan –
Puskesmas PONED
– Rumah Sakit kabupaten/kota diharapkan
mampu PONEK
Kasus
Rujukan di

Indonesia
Pelayanan kontinum dan
komprehensif
(MotherCare,
1997)
Bidan/Puskesmas Non-Poned harus
mampu melakukan pertolongan
pertama kegawatdaruratan obstetri
dan neonatal sesuai
ketrampilannya, antara lain:

1.Stabilisasi pasien gawat darurat


Obstetri dan Neonatal.

2.Melakukan Kompresi Bimanual pada


ibu dengan perdarahan
postpartum.

3.Melakukan Manual plasenta pada


kasus retensio placenta.
4.Melakukan digital kuretase pada
kasus sisa/rest plasenta.

5.Melakukan resusitasi sederhana


pada kasus asfiksia bayi baru
lahir.

6.Melakukan Metode Kanguru pada


BBLR diatas 2000 gram.

7.Melakukan rujukan pasien maternal


dan neonatal.
LANGKAH-LANGKAH RUJUKAN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

1. Menentukan kegawatdaruratan
penderita
• Pada tingkat kader/dukun bayi terlatih
ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau
kader/dukun bayi, maka segera dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
• Pada tingkat bidan desa/puskesmas
pembantu/puskesmas, tenaga
kesehatan harus dapat menentukan
tingkat kegawatdaruratan kasus yang
ditemui, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya, mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh
(Purnama et al,
2010) 2. Menentukan tempat rujukan
• Fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan
terdekat
• Tidak mengabaikan kesediaan
dan kemampuan penderita.

3. Memberikan informasi pada


pasien & keluarga
• Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan
keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua
asuhan, perawatan dan hasil penilaian
(termasuk partograf) yang telah dilakukan
untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
• Jika ibu tidak siap dengan rujukan,
lakukan konseling terhadap ibu dan
(Purnama et al,
2010) 4. Mengirimkan informasi ke tempat
rujukan
• Akan ada penderita yang dirujuk.
• Meminta petunjuk apa yang perlu
dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke
tempat rujukan.
• Meminta petunjuk dan cara penangan
untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.

5. Persiapan penderita

6. Pengiriman Penderita

7. Tindak lanjut penderita :


• Rawat jalan pasca penanganan
Apa yang
harus kita
Pertolongan Pertama
Kegawatdaruratan Obstetric dan
Neonatal (PPGDON)

• Komponen
1 Pelayanan Maternal

• Komponen
2 Pelayanan Neonatal
Komponen Pelayanan
Maternal
• Preeklampsia/eklampsia
• Tindakan obstetri pada
pertolongan
persalinan
• Perdarahan
postpartum
• Infeksi nifas
Komponen Pelayanan
Neonatal
• Bayi berat lahir rendah
– Hipotermi
– Hipoglikemi
– Ikterus/hiperbilirubinemia
– Masalah pemberian nutrisi
• Asfiksia pada bayi
• Gangguan nafas
• Kejang pada bayi baru lahir
• Infeksi neonatal
• Rujukan dan transportasi bayi baru
PREEKLAMPSIA
/
EKLAMPSIA
Hipertensi dalam
kehamilan
• Preeklampsia: TD ≥ 140/90 terdiagnosis setelah 20 minggu
umur kehamilan disertai proteinuria
• Hipertensi kronik
TD ≥ 140/90 sebelum hamil terdiagnosis sebelum 20 minggu
umur kehamilan
• Preeklampsia superimposed
Timbulnya proteinuria pada pasien hipertensi kronik
• Hipertensi gestasional
Hipertensi muncul saat kehamilan
Tidak ada proteinuria, menghilang setelah 12 minggu
pospartum
• Eklampsia: Kejang grand mall, didahului oleh preeklampsia,
tanpa ditemukan penyebab lain
PREEKLAMPSI
A
Kriteria minimal
• TD ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan
20 minggu

• Proteinuria ≥ 300 gram/24 jam atau ≥+1


dipstick

• EDEMA: sering menyertai preeklampsia


tetapi bukan syarat diagnosis
PREEKLAMPSIA BERAT
(Increased severity of
preeclampsia)
• TD ≥160/110 mmHg
• Proteinuria 2gr/24 jam atau ≥+2 dipstik
• Kreatinin serum >1,2 mg/dL
• AT <100.000/mmk
• Peningkatan ALT atau AST
• Hemolisis mikroangiopati (Peningkatan LDH)
• Sakit kepala persisten, mata kabur
• Nyeri epigastrik persisten

HELLP Syndrome?
Sindrom
HELLP
• Hemolisis: bilirubin meningkat,
LDH meningkat
• Elevated Liver Enzym: SGOT, SGPT
meningkat
• Low Platelet: Angka trombosit kurang
dari 150.000/mmk
MEKANISME TERJADINYA
FAKTA
Preeklampsia cenderung terjadi
pada
• Terpapar Villi chorialis pertama
kali: primigravida
• Ada hubungan genetik
• Villi chorialis yang banyak: Gemelli,
Mola
• Menghilang setelah villi chorialis atau
plasenta dilahirkan
• Kelainan vaskuler sebelumnya
(hipertensi), obesitas
GENETIK, FAKTOR
PENYAKIT VASKULER TROFOBLAST
IMUNOLOGI, INFLAMASI
IBU
BERLEBIHAN
PLASENTASI TAK SEMPURNA
PENETRASI TROBFOBLAST DANGKAL
ARTERI SPIRALIS TAK SEMPURNA

PERFUSI UTEROPLASENTER Noxius agents:


Vasoactive agents: BERKURANG Cytokine
Prostaglandin Lipid
Nitric Oxide peroxidase
Endotheline

REAKSI AKTIVASI ENDOTEL MENYELURUH

VASOSPASME KEBOCORAN KAPILER AKTIVASI


KOAGULASI
HIPERTENSI PROTEINURIA
OLIGURI TROMBOSITOPENI
EDEMA
KEJANG
HEMOKONSENTR
ISKEMIA HEPAR
ASI
SOLUSIO
PLASENTA
KOMPLIKASI
IBU
• HELLP (Hemolisis, Elevated liver
enzymes, Low platelet) Syndrome
• Eklampsia
• Gagal ginjal
• Edema paru
• Edema otak
• Abruptio plasenta
KOMPLIKASI
JANIN
• Intra uterine Growth
Retardation
• Fetal distress
• Kematian janin
EKLAMPSI
A
•Kejang grand mall pada pasien dengan
preeklampsia bukan disebabkan oleh
sebab lainnya seperti: epilepsi, infeksi,
trauma.
EKLAMPSIA harus
•dicegah
Prognosis sulit diprediksi
• Abruptio plasenta
• Koma, perdarahan
serebral
• Gangguan penglihatan
• Gagal ginjal
• Edema paru, henti jantung
• Kematian
PENCEGAHAN
KEJANG
• MgSO4 40%
• Menaikkan Ambang Otot Perifer
Terhadap Kejang
• Im 10 ml Bokong Kanan: 10 ml Bokong
Kiri
• Antidotum Calcium Glukonas
• Efek Samping: Henti Nafas
TERAPI
PREEKLAMPSIA
• Terminasi Kehamilan
• PER ≥37 Minggu
• PEB ≥34 Minggu
• < 34 Minggu
Tekanan darah tak terkontrol
HELLP Syndrom
Eklampsia
Gawat janin
Selalu mengukur tekanan
darah
PREEKLAMPSIA
RINGAN
• Rawat jalan, Istirahat di rumah
• Kurangi asupan garam
• Kontrol 1 minggu atau bila ada
keluhan memberat segera kontrol
• Terminasi kehamilan setelah aterm (37
minggu)
Preeklampsia
ringan
• Rawat jalan
• Terminasi setelah usia kehamilan
37 minggu
PREEKLAMPSIA
BERA
• RawatTinap
• Tirah baring, infus, dauer kateter,
pemeriksaan janin, pemeriksaan
laboratorium
• Pemberian MgSO4
• Bila usia kehamilan 34 minggu dilakukan
diterminasi
• Bila didapatkan komplikasi maka dilakukan
terminasi segera tanpa mempedulikan
usia kehamilan
Preeklampsia
•berat
Rawat inap
• Terminasi bila usia kehamilan 34
minggu, atau kondisi ibu memburuk,
atau gawat janin
EKLAMPSI
A
• Tetap tenang, jangan tinggalkan
penderita, minta bantuan petugas lain
• Bebaskan jalan nafas
• Kepala dimiringkan
• Oksigenasi, infus, pemasangan kateter
• Berikan MgSO4
• Konseling keluarga
• Terminasi segera
Eklampsi
a
• Terminasi
segera
Bila
terlambat
PERDARAHA
N
POSTPART
UM
Prinsi
p – Tegakkan diagnosis secara cepat
– Kenali sumberdaya dan kemampuan
untuk kompensasi
– Resusitasi aktif pada perdarahan masif
– Identifikasi penyebab dasar
– Mengatasi penyebab
Perdarahan
Postpartum
• Definisi:
– Tradisional
– Fungsional
• Insidensi: sekitar 5% dari seluruh
persalinan
• Etiologi: 4T
– Tonus
– Tissue
– Trauma
– Thrombin
Faktor Risiko Perdarahan Post
Partum
• Antepartum
• Intrapartum
• Postpartum
Faktor Risiko Perdarahan Post Partum:
Antepartum
• Riwayat HAP sebelumnya atau plasenta manual
• Solusio plasenta, terutama jika tidak terdeteksi
• Kematian fetus intrauterine
• plasenta previa
• Hipertensi dalam kehamilan dengan proteinuria
• Regangan berlebihan pada uterus (mis. gemelli,
polihidramnion)
• Kelainan perdarahan sebelum kehamilan (mis.
ITP)
Faktor Risiko Perdarahan Post
Partum: Intrapartum
• Persalinan operatif – s.c atau pervaginam
dengan alat
• Persalinan lama
• Persalinan cepat
• induksi atau augmentasi
• Korioamnionitis
• Distosia bahu
• Versi podalik internal dan ekstraksi bayi
kembar yang kedua
• Koagulopati yang didapat (mis. HELLP, DIC)
Faktor Risiko Perdarahan Post
Partum: Post-partum
• Laserasi atau episiotomi
• retensi plasenta/plasenta
abnormal
• Ruptura uteri
• Inversi uteri
• Koagulopati yang didapat (mis.
DIC)
Pencegaha
•n
Waspada
• Manajemen aktif kala tiga
• Oxytocin profilaksis
– 10 U IM
– 20 U/L N/S IV tetesan cepat
• Penjepitan dan Pemotongan tali pusat
dini
• Penegangan tali pusat terkendali
dengan penekanan suprapubik arah
berlawanan
Manajemen aktif vs
ekspektatif pada kala III

Cochrane Library
Issue 1, 2000
• Diagnosis – Apakah telah terjadi
HPP?

– Pertimbangkan faktor risiko


– Observasi perdarahan pervaginam
– Nilai perdarahan dari vagina diikuti C/S
– INGAT
• Perkiraan kehilangan darah
• Manipulasi lanjutan dapat
memperbesar kehilangan darah
• Kehilangan darah dapat ditoleransi pada
saat tertentu
• Diagnosis – Apakah
penyebabnya?
– Lakukan pemeriksaan fundus
– Inspeksi traktus genital bawah
– Eksplorasi uterus
• sisa plasenta
• ruptura uteri
• inversi uteri
– Lakukan pemeriksaan koagulasi
ABC Perdarahan
Obstetri

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
• A= airway
•B =
breathing
•C =
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
TATALAKSANA - ABC
’s – Bicara dan observasi pasien
– Jalur IV besar (No 16 gauge)
– Kristaloid- jumlah banyak!
– Hitung Darah lengkap (DPL)
– Golongan darah dan Cross-
matched
– Minta PERTOLONGAN!

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tatalaksana - Nilai
fundus
• Simultan dengan ABC
• Atonia merupakan penyebab
utama Perdarahan Post partum
• Jika lembek  masase bimanual
• singkirkan inversio uteri
• mungkin terdapat trauma traktus
bagian bawah
• evakuasi bekuan darah dari vagina dan
servik
• membutuhkan eksplorasi manual pada
saat ini ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Uterus tidak berkontraksi

•Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban


•Kompresi bimanual interna

Y •Pertahankan KBI selama 1-2 ‘


Uterus kontraksi? a •Keluarkan tangan hati-hati
•Awasi kala IV
Tidak
•Ajarkan keluarga utk KBE
•Keluarkan tangan KBI secara hati-hati
•Inj Metil ergometrin 0,2 mg I.m.
•Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur
•KBI lagi

Y
Uterus kontraksi? a •Awasi kala IV
Tidak
•RUJUK
•Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal
ABC Alarm 500 ml/jam s/d tempat rujukan
- Perdarahan
Obstetri
Kompresi bimanual interna

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Kompresi bimanual eksterna

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Kompresi bimanual eksterna

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tatalaksana - Eksplorasi
•Manual
Jika dengan kompresi bimanual dan
oksitosin respon tidak ada
lanjutkan dengan eksplorasi
• Eksplorasi manual akan:
• Singkirkan adanya inversio uteri
• Palpasi luka servik
• Evakuasi sisa plasenta atau bekuan darah
dari uterus
• Singkirkan adanya ruptura uteri atau
dehisens

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Reposisi Uterus yang
inversi

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tatalaksana - Uterotonika
Tambahan
• Ergotamine – hati-hati pada hipertensi
• 0.25 mg IM or 0.125 mg IV
• Dosis maksimum 1.25 mg
• Cytotec (misoprostol) – hati-hati pada
asma
• 400 mg pr oral
• 800-1000 mg per rektal

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tatalaksana - Perdarahan
dengan kontraksi Uterus baik
(keras)
• Eksplorasi traktus genitalia
bawah
• Dibutuhkan:
• analgesia yang sesuai
• eksposur yang baik dan lampu

• Perbaikan surgikal yang tepat


• dapat di tampon sementara
• dengan balon Foley atau kasa)
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Tatalaksana - Perdarahan
Uterus Berlanjut
• Kemungkinan kosgulopati - INR, PTT,
waktu pembekuan, fibrinogen
• Bila koagulopati abnormal:
• koreksi dengan faktor pembekuan, platelets
• Bila koagulasi normal:
• siapkan Kamar Operasi
• singkirkan ruptura uteri, mungkin perlu reparasi
• pertimbangkan ligasi uteri/ hipogastrik ,
histerektomi
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Obat-obatan Oksitosika
Oksitosin Ergometrin/ 15-methyl
Methyl prostaglandin
F2
ergometrin
Dosis dan rute IV: 20 units dlm 1 L IM atau IV: 0.2 mg IM: 0.25 mg
dgn laju 60
tetes/menit
IM: 10 units
Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 L Ulangi 0.2 mg IM 0.25 mg setiap 15
dgn laju 40 setelah 15 menit. menit
tetes/menit Jika perlu, beri 0.2
mg IM atau IV
setiap 4 jam
Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L 5 dosis 8 dosis
cairan IV
Hati-hati/ Jangan berikan Pre-eklampsia, Jangan beri secara
Kontraindikasi sebagai bolus IV hipertensi, penyakit IV, Asthma
jantung
ABC Alarm - ahan
Perdar Obstetri
Laserasi Jalan
Lahir
• Kecurigaan laserasi jalan lahir jika uterus
berkontraksi baik sedangkan perdarahan
tetap terjadi.
• Dilakukan pemeriksaan inspekulo jalan
lahir untuk menentukan sumber
perdarahan
• Laserasi jalan lahir:
– Perineum
– Dinding Vagina
– Trauma m levator ani
– Trauma servik
Terapi: Dilakukan penjahitan sumber
Postpartum
Hemorrhage

Management -
Evolution
Panic

Panic
Hyst
erect Pitocin
omy Prostaglandins
Happiness
Definisi Syok
 Kegagalan sistem sirkulasi dalam
mempertahankan aliran yang adekuat pada
organ-organ vital sehingga timbul anoxia
 Mengancam jiwa

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Kapan Dapat Memperkirakan Atau
Mengantisipasi Syok
 Perdarahan:
 Pada awal kehamilan (aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan
mola)
 Pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta previa, solusio
placenta, ruptura uteri)
 Sesudah kelahiran bayi (ruptura uteri, atonia uteri)
 Infeksi (aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi,
amnionitis, metritis)
 Trauma (perlukaan pada uterus atau kandung kemih
selama aborsi, ruptura uteri)

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tanda Klinis Syok
 Gangguan Perfusi Perifer
 Raba telapak tangan
 Hangat, Kering, Merah : Normal
 Dingin, Basah, Pucat : syok
 Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan
 Merah kembali < 2 detik :
Normal / > 2 detik : syok
Bandingkan dengan tangan
pemeriksa
 Nadi meningkat : raba nadi
radialis
 Nadi < 100 : Normal
 Nadi > 100 : Syok
 Tekanan darah menurun
 Sistolik > 100 : Normal /
Penatalaksanaan Segera
 Berteriak minta tolong - orang yang ada di sekitar
kita dimintai bantuan
 Mulailah resusitasi
 Infus

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tata Laksana Mengatasi Perdarahan
Hebat

 Airway
 Breathing
 Circulation and hemorrhage
control

 Shock position
 Replace blood loss
 Stop / minimize the bleeding process

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
AIRWAY

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Posisi Syok
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Penatalaksanaan Khusus
 Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit
 Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang
 Penilaian status pembekuan darah dengan tes
pembekuan di tempat tidur.
 Penatalaksanaan penyebab khusus
 Pantau:
 Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15
menit
 Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Cairan Intravena
 Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua
jarum berlubang besar
 Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20
menit
 Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam
pertama
 Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan
tetesan infus yang lebih cepat
 Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus,
lakukan vena seksi

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Estimasi BB : ... 60 kg
Estimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 ml
Estimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml

Tsyst 120 100 < 90 < 60-70


Nadi 80 100 > 120 > 140 - ttb
Perf hangat pucat dingin basah

-- 15% EBV
NORMO -- 30% EBV

VOLEMIA -- 50% EBV

EBL = perdaraha 600 1200 2000 ml


n
Infus RL 1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Pasien perdarahan datang
perkirakan volume yang hilang
|
Syok ?  posisi syok
pasang infus jarum besar (2)
ambil sample darah u/ cari donor
|
infusi RL 1000
(+1000 lagi)

Perfusi HKM Perfusi, nadi, T-sist


nadi < 100 belum baik, masih syok
T-sist > 100 |
| tambah RL lagi
Lambatkan infusi (2-4 x
ABC Alarm - Perdarahan
volume hilang)
Obstetri
Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan
Pengganti: Kesimpulan

 Kristaloid merupakan pilihan pertama


untuk digunakan, karena:
- Lebih aman
- Lebih murah
- Lebih mudah didapatkan

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Pencegahan Terhadap Syok Akibat
Perdarahan
Meminimalkan darah yang terbuang:
 Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan

pembedahan untuk meminimalkan hilangnya


darah pada operasi
 Autotransfusi selama prosedur jika

dibenarkan
 Penatalaksanaan aktif kala tiga pada

persalinan
 Penatalaksaan terhadap perdarahan

pascapersalinanABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Syok: Penatalaksanaan Lanjutan
 Lanjutkan infus IV dengan kecepatan 1L habis dalam 6 jam dan
oksigen dengan laju 6-8 L/menit
 Memantau dengan ketat
 Lakukan uji laboratorium untuk hematokrit, golongan darah, jenis
Rhesus, dan uji silang
 Apabila fasilitas tersedia, periksa elektrolit serum, kreatinin serum,
dan pH darah
 Perhatikan adanya komplikasi yang tertunda selama beberapa
hari
 Pindahkan bila terjadi gagal organ

ACOG
ABC Alarm - Perdarahan
1997. Obstetri
Wanita 20 th, 60 kg, Hb 14, Berdarah 1500 ml

 EBV : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
 Hb total : 0.14 x 4200 = 588 gm
 Hb hilang : 0.14 x 1500 = 210 gm
Setelah Infus RL 4000 ml = Normovolemia

 Hb akhir : (588-210) / 4200 = 9 gm/dl


 TIDAK PERLU TRANSFUSI

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Wanita 20 th, Hamil, 60 kg
Berdarah 1500 ml
 EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
 HAMIL + 30% - 50% (protective hypervolemia)
 1400-2100 ml  5600 - 6300 ml
 bila tidak hamil = 35% = syok
 bila hamil aterm = 23-26% = belum syok
 bila pasien ini syok = 35% x 5600 - 6300 ml
= 2000 - 2200 ml sudah hilang

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Wanita 20 th, Hamil+ Eklampsia, 60 kg,
Berdarah 1500 ml
 EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
 Hamil+Eklampsia = tidak ada protective
hypervolemia  tetap 4200 - 4500 ml
 bila tidak hamil = 35% = syok
 bila eklampsia = 35% = juga syok
 syok diperburuk karena
 miokard juga lebih jelek
 hipovolemia intravaskuler, hipervolemia
interstitial
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Normovolemia
 Jantung dapat kompensasi meningkatkan
cardiac output
 Oksigenasi jaringan terpelihara
 Aliran darah di mikrosirkulasi lebih baik
 Anemia merangsang bone marrow lebih aktif

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Tatalaksana - ABC
’s
PASTIKAN bahwa anda siap
untuk melakukan
resusitasi!!!!
– Pertimbangkan akan perlunya Foley catheter, CVP,
arterial line, dll
– Pertimbangkan perlunya bantuan orang yang
lebih ahli

ABC Alarm - Perdarahan


Obstetri
Simpula
n
• waspada
• praktek pencegahan
• nilai kehilangan
darah
• nilai status maternal
• resusitasi aktif
• diagnosis penyebab
• tatalaksana
penyebab ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Management -
Evolution
Panic

Panic
Hyst
erect Pitocin
omy Prostaglandins
Happiness
ABC Alarm - Perdarahan
Obstetri
Summar
y•
Define your challenges
– Technological as well as personal
• Set realistic expectation
– Mastery is not achieved
overnight
• Keep your eye on the goal
– Mentorship programs
QUESTIONS
?

Anda mungkin juga menyukai