Disusun oleh :
Identitas Mahasiswa
Nama : Mahendra VerdI S
NIM : P27228019134
Tempat Praktek : Klaten, Jawa Tengah
Periode/Bulan : 1 / Juni 2020
Laporan Kasus
I. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny SW
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 54 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Bank
Alamat : Klaten, Jawa Tengah
Sisi Dominan : Kanan
Diagnosis Medis : Rheumatoid Arthritis
Kekuatan Otot
No REGIO Hasil pengukuran
C. Initial Assessment
Dari informasi hasil wawancara diketahui bahwa beliau tidak
mempunyai riwayat penyakit apapun sebelumnya namun keluarga besar
pasien rata rata memiliki kondisi hipotensi atau tekanan darah rendah.
pada saat pemeriksaan tekanan darah pasien normal. Kondisi klien
dahulu dengan yang sekarang juga lebih baik karena mengkonsumsi
obat, namun untuk nyeri di pagi hari tetap terasa. Saat ditanya terapis
tentang apa harapan dari pasien, beliau menjawab bahwa ingin segera
sembuh dan melakukan aktivitas seperti dulu lagi. Hal ini menunjukan
bahwa keinginan klien untuk sembuh masih ada.
Pekerjaan pasien adalah sebagai karyawan di salah satu bank di Klaten,
untuk Rheumatoid Arthritis yang diderita beliau cukup mengganggu
dalam pekerjaannya, apalagi pasien banyak melakukan tugas dengan
menggunakan bolpoin dimana dibutuhkan koordinasi dari Wrist, PIP,
DIP serta dibantu MCP. Untuk keluhan pada saat bekerja, pasien hanya
kesulitan sewaktu input data komputer dengan keyboard saat sedang
lembur akhir bulan atau tahun, karena banyak data yang harus
dimasukan pasien di hari tersebut. Namun aktivitas pasien yang paling
terasa adalah disaat mencuci baju di pagi hari. Dimana rasa nyeri yang
terasa adalah saat pagi hari.
a. Screening Test
Pasien mengatakan rasa yang dialami setiap kambuh adalah nyeri di
bagian sendir sendi terutama di pagi hari dan selama/setelah melakukan
aktivitas berat. Beliau mengutarakan jika disaat kambuh maka sulit bagi
beliau untuk melakukan fleksi/ekstensi pada bagian yang terkena
Rheumatoid Arthritis terutama pada bagian di MCP, DIP, PIP pasien
mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan fleksi serta pada jari 2-5
disaat beraktifitas dan merasakan nyeri jika melakukan gerakan tersebut
berlama lama. Disaat pasien untuk melakukan gerakan fleksi wrist
pasien bisa melakukannya namun tidak terlihat bergerak dengan leluasa
karena keterbatasan akibat Rheumatoid Arthritis ini. Gerakan yang
dihasilkan juga tidak full ROM.
b. Screening task
Terapis menginstruksikan pasien untuk melakukan aktivitas gerakan
yang diminta seperti bersalaman tangan, untuk aktivitas ini pasien
mampu menggengang tangan terapis dengan baik dan tidak terlihat
kelemasan atau ketidakmampuan. Selanjutnya pasien diinstruksikan
untuk menggenggam toples dengan telapak tangan. Serta juga
diintruksikan untuk mengangkat gelas berisi air. Untuk aktivitas diatas
terlihat bagus dan tidak Nampak kesusahan dalam menjalankannya.
Limitasi yang dimiliki oleh pasien ialah masih mengalami rasa nyeri
pada sendi sendi tangan, dan wrist (dikala pasien bekerja terlalu lama
saat mengetik) menyapu ( karena harus berdiri cukup lama) mencuci
( karena tangan lebih cepat lelah dan timbul nyeri karena kelelahan)
dan kendala disaat hendak berdiri dari posisi duduk dan berbaring
karena membutuhkan banyak tenaga dari posisi tersebut untuk
terbangun dan juga di daerah lutut sering terasa nyeri.
V. Prioritas Masalah
Pasien mempunyai hambatan masakah dalam melakukan aktivitas pada domain
Activity Daily Living (ADL) yaitu mencuci, menyapu, mengetik dalam waktu
lama, berdiri . Kesulitan yang dialami terkait nyeri saat melakukan aktivitas
tersebut mulai dari menyapu yaitu badan akan berdiri cukup lama yang
membuat sendi pada patella terasa nyeri, serta wrist PIP, DIP, MCP. Untuk
mencuci pada yaitu pada saat mengucek dan menyikat terasa nyeri, pada wrist
PIP, DIP, MCP ( mencuci dalam keadaan duduk pada kursi)
VII. Prognosis:
a. Prognosis klinis
Dari hasil observasi terlihat bahwa prognosis klinis klien lebih
kearah Dubia ad bonam yang dimana keadaan awalnya terlihat
meragukan namun setelah menjalani terapi dan pengobatan secara
rutin keadaan klien berangsur angsur membaik.
b. Prognosis fungsional
Dari observasi yang dilakukan terlihat bahwa pasien memilik
prognosis yang baik namun tidak sebaik sebelum didiagnosis
Rheumatoid Athritis. prognosis fungsional yang mungkin didapatkan
klien adalah perbaikan pada kemampuan fungsional secara mandiri.
Selama pasien bisa mengikuti prosedur terapi terkait Rheumatoid
Athritis dan pasien bisa melaksanakan home program yang diberikan
terapis serta rutin untuk melakukan kontrol Rheumatoid Athritis
yang diderita sehingga pasien diharapkan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan yaitu kesembuhan dan bisa menjalankan aktivitas
seperti sebelum terkena Rheumatoid Athritis.
Dari kerangka acuan yang dipilih maka media terapi yang digunakan
adalah media yang dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi dan
Kekuatan Otot contohnya adalah stretching, yang bisa dilakukan dalam
durasi tertentu semisal 10-15 menit.
Menyusun Program terapi
A. Tujuan
i. Tujuan Jangka Panjang 1:
Klien mampu melakukan aktivitas mencuci baju dengan baik selama
11 kali sesi terapi
1. Tujuan Jangka Pendek 1.1. :
Klien mampu menyikat baju dengan tegas secara mandiri dalam
posisi duduk selama 3 kali sesi terapi selama 4 menit dengan 3
kali repetisi
2. Tujuan Jangka Pendek 1.2. :
Klien mampu membilas pakaian secara mandiri dalam posisi
duduk selama 4 kali sesi terapi selama 4 menit dengan 3 kali
repetisi
c. Purposeful
Media terapi yang digunakan masih sama yaitu
menggunakan sikat cucian. Aktivitasnya yaitu menyikat
kain dengan arah kiri ke kanan maupun atas ke bawah dan
sebaliknya.dilakukan selama 3 kali sesi terapi dengan 3
kali repetisi selama 4 menit tempat terapi menyeseuaikan
dengan kondisi basah atupun kering misal basah maka
lebih baik di kamar mandi dengan safety precaution
memakai sandal yang tidak licin
b. Enabling
Media terapi yang digunakan dalam aktivitas ini adalah
baju dan ember Pelaksanaan aktivitasnya membilas yakni
dengan memindahkan baju dari ember satu ke ember yang
lainnya. Tempat untuk melakukan aktivitas ini yakni
tempat yang tidka bermasalah jika terkena banyak air
seperti kamar mandi ataupun ruang untuk mencuci, Terapi
ini dlakukan sebanyak 3 kali sesi terapi dengan durasi
sekitar 4 menit. Untuk frekuensi dilakukan selama 10 x 3
kali
c. Purposeful
Media terapi yang digunakan yakni baju dan ember cucian.
Klien melakuka aktivitasnya dengan cara memindhakan
baju dari ember satu ke ember yang lainnya selama 3 kali
sesi terapi dengan 3 kali repetisi selama 4 menit dan Untuk
frekuensi dilakukan selama 10 x 3 kali. tempat terapi
menyeseuaikan dengan kondisi basah atupun kering misal
basah maka lebih baik di kamar mandi dengan safety
precaution memakai sandal yang tidak licin
c. Purposeful
Media terapi yang digunakan yakni baju, hanger dan
ember cucian. Pelaksanaan aktivitasnya yaitu klien
memasangkan hanger baju. Baju diambil dari ember dan
posisi nya dibawah, jadi klien memasangkan baju dalam
posisi berdiri dan setengah berdiri disaat mengambil
pakaian yang ada di ember bawah. Kemudian
memasangkan baju di hanger. Untuk frekuensinya adalah
sebanyak 4 kali sesi terapi selama 10 menit dengan 3 kali
repetisi. Tempat terapinya di luar ruangan atau tempat
untuk menjemur baju untuk safety precautionnya yakni
menggunakan sandal yang tidak licin untuk
menghindarkan klien dari hal yang tidak diinginkan,
contohnya menghindarkan klien agar tidak terpeleset saat
melakukan sesi ini.
b. Enabling
Media terapi yang digunakan dalam aktivitas ini adalah
kursi yang digunakan untuk duduk. untuk tempatnya bisa
di luar ruangan yang teduh ataupun di dalam ruangan.
untuk melaksanakan STG 2.1 ini klien diminta
menggerakan kakinya dalam posisi flexi ke ekstensi secara
mandiri dalam posisi duduk.Untuk safety precaution klien
diminta menggunakan alas kaki yang tidak licin agar klien
tidak mudah terpeleset saat melakukan pemanasan. Terapi
ini dilakukan selama 4 kali sesi terapi
c. Purposeful
Media terapi yang digunakan dalam aktivitas ini adalah
kursi yang digunakan untuk duduk. untuk tempatnya bisa
di luar ruangan yang teduh ataupun di dalam ruangan.
untuk melaksanakan aktivitas ini klien diminta
menggerakan kakinya dalam posisi flexi ke ekstensi secara
mandiri dalam posisi duduk.Untuk safety precaution klien
diminta menggunakan alas kaki yang tidak licin agar klien
tidak mudah terpeleset saat melakukan pemanasan. Terapi
ini dilakukan selama 4 kali sesi terapi
d. Keselamatan diri dan klien Occupation
Safety Precaution untuk aktivitas ini yaitu memakai sandal
atapun sepatu yang memiliki daya cengkram yang bagus
agar tidak mudah terpeleset saat melakukan STG maupun
saat exercise, tempat yang diperuntukkan untuk terapi juga
diperhatikan, semisal dengan memakai alas kaki masih
terasa licin maka baikknya untuk pindah ketempat yang
lebih terjaga keamanannya.
c. Purposeful
Dalam aktivitas purposeful STG 2.2 ini tidak ada media
terapi yang digunakan, karena klien hanya diminta untuk
berjalan kaki ringan sejauh 100 M. untuk tempatnya bisa
di luar ruangan yang teduh ataupun bisa di lapangan. Untuk
safety precaution klien diminta untuk melakukan
pemanasan sebelum berjalan dan klien diminta
menggunakan alas kaki yang tidak licin agar klien tidak
mudah terpeleset saat melakukan pemanasan. Terapi ini
dilakukan selama 2 kali sesi terapi.
c. Purposeful
Media yang digunakan dalam purposeful STG 2.3 ini yaitu
sepeda. Tugas yang dilakukan dalam STG ini adalah Klien
mampu melakukan aktivitas bersepeda sejauh 500 m
dengan jalanan datar dan posisi duduk secara mandiri
selama 2 kali sesi terapi. untuk tempatnya bisa di luar
ruangan yang teduh ataupun bisa di lapangan. Untuk safety
precaution klien diminta untuk melakukan pemanasan dan
klien diminta menggunakan alas kaki yang tidak licin agar
klien tidak mudah terpeleset saat melakukan pemanasan.
Terapi ini dilakukan selama 2 kali sesi terapi.
c. Purposeful
Media yang digunakan dalam purposeful STG 2.4 ini yaitu
tangga rumah. Tugas yang dilakukan dalam STG ini adalah
Klien mampu melakukan aktivitas naik tangga dalam
posisi berdiri secara mandiri selama 2 kali sesi terapi.
Untuk tempat terapinya yaitu di tangga rumah dan safety
precaution harus dipastikan klien sudah pemanasan agar
tidak keram dan klien diminta menggunakan alas kaki yang
tidak licin serta tidak mudah terpeleset saat naik tangga.
Terapi ini dilakukan selama 2 kali sesi terapi