PENDAHULUAN
pembengkakan yang menimbulkan rasa nyeri pada bagian sendi (Heidari, 2011).
tangan dan lutut. lapisan sendi menjadi meradang, menyebabkan kerusakan pada
jaringan sendi, kerusakan jaringan ini dapat menyebabkan rasa sakit yang
berlangsung lama atau kronis, tidak stabil (kurang seimbang) dan mengalami
seluruh tubuh, menyebabkan masalah pada paru-paru, jantung dan mata (Center
penduduk dunia mengalami rheumatoid arthritis. Angka ini diprediksi akan terus
meningkat 25% di tahun 2025, prevalensi dunia yang tinggi yaitu terjadi di bagian
Perempuan mesti sedikit khawatir, sebab penyakit ini sering diderita oleh
wanita dibanding pria, terutama di atas 40 tahun. Akan tetapi, penyakit ini juga
bisa menyerang orang dewasa muda, remaja, bahkan anak-anak. Penyakit ini
memiliki gejala yang khas, yaitu rasa nyeri dan kekuan sendi yang memburuk,
1
biasanya di pagi hari setelah bangun tidur. Bagian sendi yang terserang bisa
fungsi dari gangguan yang dialami pasien, seperti impairment body and structure,
activity limitation, hingga participation restriction. Maka dari itu untuk mengatasi
hal tersebut, intervensi fisioterapi dapat berupa modalitas seperti ultrasound untuk
memperbaiki jaringan yang rusak dan merileksasikan otot, lalu pemberian latihan
ROM aktif dan pasif yang berguna untuk menambah luas gerak sendi aktif, serta
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
3
2. Anatomi biomekanik wrist joint
Wrist joint atau sendi pergelangan tangan tersusun atas radiocarpal joint,
midcarpal joint, dan intercarpal joint. Dibentuk oleh tulang distal radius,
Terdiri atas ligamen yaitu ulnar collateral ligament dan radial collateral
4
Tabel 2.1 (ROM wrist joint)
Fleksi-Ekstensi 0o-75o
Ulnar deviasi 0o-35o
Radial deviasi 0o-20o
Tabel 2.2 (ROM finger)
5
Tabel 2.5 (Otot penggerak finger)
6
Tabel 2.9 (Analisa gerak)
penyakit ini, seperti seleksi sel T, presentasi antigen, atau perubahan dalam
afinitas peptida, yang secara autoreaktif memicu respon imun adaptif. Salah
satu faktor imunologi yang telah lama diketahui adalah adanya human
7
a. Genetik
arthritis sebesar 4 hingga 5 kali lipat. Gen lain yang terlibat dalam
22) lokus TRAF1/C5, 6q23, 4q27, CD40, dan CCL21 pada populasi
b. Infeksi
8
A. Usia dan Jenis kelamin
Risiko rheumatoid arthritis lebih besar dua hingga tiga kali lipat
pada wanita dibandingkan pria serta ditemukan pada usia lanjut dengan
c. Lingkungan
agen anti-TNF.
4. Patofisiologi
9
antibodi protein anti-citrullinated [ACPA]), serta kerusakan tulang dan/atau
yang dipicu oleh aktivasi endotel pada pembuluh darah mikro sinovial yang
besar melibatkan sistem imun adaptif dan dimediasi oleh sel T-helper tipe 1
dan IFN-β).
dari sel sinovial seperti fibroblas yang berasal dari jaringan mesenkimal
10
FLS dengan perluasan lapisan membran, tingginya ekspresi sitokin dan
rheumatoid arthritis.
yaitu:
11
Fase I: interaksi antara faktor genetika dan lingkungan
Fase III: gejala arthralgia dan kekakuan sendi tanpa disertai bukti
klinis arthritis
Fase IV: artritis pada satu atau dua sendi, yang dapat bersifat intermiten
juga menyebabkan resistensi insulin pada otot dan jaringan adiposa pada
kronis
dan apendikular
12
5. Gambaran Klinis
tidak memperlihatkan gejala yang khas, tetapi biasanya sudah ada keluhan
nyeri sendi meski dirasa belum terlalu mengganggu. Penyakit ini biasanya
ini. Berikut ini adalah gejala yang akan muncul pada tahap awal ketika
seseorang mengalaminya.
a. Nyeri sendi
sakit yang berdenyut dan sering dirasakan lebih buruk di pagi hari atau
b. Kekakuan sendi
Sendi yang terkena rheumatoid artritis bisa terasa kaku. Pada orang yang
jari sepenuhnya. Seperti nyeri sendi, kekakuan sering kali lebih parah di
pagi hari atau setelah penderita berhenti beraktivitas. Kondisi ini bisa
13
c. Pembengkakan
jaringan kapsul yang melapisi sendi atau disebut sinovium dan tulang
medis disebut dengan pannus. Selain itu, kondisi ini juga disertai
darah.
merah. Selain itu, sendi yang berwarna kemerahan karena rusak ini
e. Nodul reumatoid
yang mengalami trauma, seperti sendi jari dan siku. Terkadang nodul ini
dapat terjadi di tempat lain seperti bagian belakang tumit dan dapat
14
B. Pengukuran Fisioterapi
untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program
oleh otot atau pun gaya ekternal lain dalam ruang geraknya melalui
persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
15
Gambar 2.2 (Hiperekstensi dan Fleksi
metacapophalangeal)
kekuatan otot mempunyai rentang 0-5 (Nilai 0 tidak ada kontraksi atau
tonus otot sama sekali; nilai 2 terdapat kontraksi tapi tidak ada gerakan
sama sekali; nilai 3 mampu melakukan gerakan namun belum bisa melawan
16
C. Intervensi Fisioterapi
mekanis dari transduser dari mesin USD. Transduser ini kemudian bergerak
di atas permukaan kulit di daerah yang cedera. Digunakan gel khusus yang
Pada kebanyakan kasus, hal ini tidak dapat dirasakan oleh pasien sendiri.
seperti ligamen, tendon, jaringan parut, dan kapsul fibrosa sendi. Selain itu,
pemanasan juga dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit dan kejang otot
17
Efek Biologis
Efek lain dari micromassage adalah efek biologis yang merupakan refleks
fisiologis dari pengaruh mekanik dan pengaruh panas. Efek biologis yang
Salah satu efek yang ditimbulkan oleh ultrasound adalah panas sehingga
konsekuensi dari sel-sel tubuh yang rusak sebagai akibat dari mekanisme
vibrasi
b) Adanya iritasi langsung pada serabut saraf efferent atau bermielin tebal.
aktivitas orthosympatik
2) Rileksasi Otot
otot.
18
3) Meningkatkan Permeabilitas Membran
perbaikan jaringan yang rusak. Disamping itu akibat dari efek panas dan efek
tipis sehingga timbul rasa nyeri. Namun dengan terangsangnya “P” substance
berperan dalam reaksi radang yang terjadi oleh karena adanya kerusakan
stimulus kimia. Reaksi “P” substance tersebut dapat bersifat vascular dan
19
awal yang dimulai sejak 24-30 jam pertama. “P” substance juga merupakan
regenerasi jaringan. Pada fase akut nocisensorik akan teriritasi oleh reaksi
kimia akibat “P” substance di sekitar lesi. Dengan demikian maka pada fase
5) Mengurangi Nyeri
dipengaruhi oleh efek panas juga berpengaruh langsung pada saraf.Hal ini
dapat menimbulkan pengaruh sedative dan analgesi pada ujung saraf afferent
sebagai akibat blockade aktivitas pada HPC melalui serabut saraf tersebut.
2. Latihan ROM
a. Active ROM
Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
Pada saat pasen memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan AROM
AROM dapat digunakan untuk program latihan aerobik
AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan
dibawah daerah yang tidak dapat bergerak
Tabel 2.13 (Sasaran)
20
Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran
gerak dari kontrol gerak volunter.
Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang
terlibat.
b. Passive ROM
21
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
Nama : Ny. Kr
Usia : 44 tahun
Alamat : Gowa
Agama : Islam
B. Anamnesis Khusus
bertahun-tahun.
Vital sign
22
Pernapasan : 22x/menit
Temperatur : 36 oC
C. Inspeksi
Statis :Tangan kanan lebih besar dari tangan kiri (ada bengkak).
ketika difleksikan.
E. Pemeriksaan spesifik
Kanan Kiri
Fleksor wrist 4 5
Ekstensor wrist 3 5
Radial deviasi 3 5
Ulnar deviasi 3 5
MCP I 3 5
MCP II 3 5
MCP III 3 5
MCP IV 3 5
MCP V 3 5
23
2. Pola menggengam
F. Problematik Fisioterapi
1)Impairment
- Keterbatasan ROM pada semua gerakan aktif sendi pada tangan kanan
2)Activity limitation
3)Participation restriction
tangan
24
G. Tujuan Intervensi
Jangka Pendek
-Mengurangi nyeri pada saat gerakan fleksi dan ekstensi MCP joint
H. Intervensi Fisioterapi
1) Ultrasound
F : 1 MHz
I : 1 W/cm2
T : 10 menit
25
2) Latihan ROM
I : 3 set
T : 8 detik/gerakan
T :Gerakan aktif oleh pasien dan pasif oleh fisioterapis pada persendian
tangan kanan.
3) Strengthening
I : 3 set
T : tahan 10 detik/gerakan
I : 1 set
26
T : 8 kali tiap pola
dan precision.
I. Evaluasi
27
BAB IV
PENUTUP
pembengkakan yang menimbulkan rasa nyeri pada bagian sendi (Heidari, 2011).
tangan dan lutut. Lebih sering menyerang kaum wanita usia di atas 40 tahunan,
Pada laporan kasus yang mengangkat rheumatoid arthritis pada sendi tangan
yang merupakan pasien di RS Khusus Daerah Dadi Kota Makassar. Maka dari itu
dilakukan pemeriksaan dan pemberian intervensi sebanyak dua kali sesuai jumlah
kedatangan pasien tersebut selama praktek klinik di RSKD Dadi. Intervensi yang
jaringan dan merileksasikan otot dengan harapan kekakuan yang dirasakan pasien
berkurang, selain itu diterapkan latihan ROM aktif dan pasif untuk menambah
luas gerak sendi aktif, serta strengthening guna memperkuat otot yang lemah.
Sebagai home program, pasien diminta untuk mengulangi gerakan yang diajarkan
28
Daftar Pustaka
Levangie, P.K.,Norkin, C. C. (2001). Joint Structure and Function (3rd ed). New
Delhi: India
29