Anda di halaman 1dari 23

Informasi sensorik = dideteksi oleh reseptor

perifer = dibawa saraf perifer = nerve root =


spinal cord = batang otak dan talamus =
kortek sensori (lobus parietal/ post central
gyrus)
Sensasi nyeri dan temperature
Dibawa oleh akson yang tak bermielin
Sensasi getaran dan propioseptif
Dibawa oleh akson yang bermielin
Sensasi nyeri dan
temperature
Dibawa oleh traktus
spinothalamikus
Menyilang di bagian
spinal cord

Sensasi getaran dan


propioseptif
Informasi dibawa oleh
columns dorsal
Menyilang di batang otak
Jenis-Jenis pemeriksaan sensorik yang sering
digunakan.
1. Sensibilitas eksteroseptif atau protopatik.
Terdiri dari:
Rasa nyeri.
Rasa suhu
Rasa raba.
2.Sensibilitas proprioseptif.
rasa raba dalam.
3.Sensibilitas diskriminatif
daya untuk mengenal bentuk/ukuran.
daya untuk mengenal /mengetahui berat sesuatu benda
dsb.
Pain (peniti) dan temperature
Dapat dideteksi di area manapun
Getaran
Jari tangan / jari kaki
Posisi sendi
Sendi distal
Pasien sadar penuh

Pasien tidak dalam keadaan lelah


(menyebabkan gangguan perhatian dan
memperpanjang waktu reaksi)

Prinsip Kesimestrisan sangat penting, untuk


membandingkan sisi kanan dan kiri
adalah area kulit yang dipersarafi terutama
oleh satu saraf spinalis.
Ada 8 saraf servikal, 12 saraf torakal, 5 saraf
lumbal dan 5 saraf sakral. Masing masing
saraf menyampaikan rangsangan dari kulit
yang dipersarafinya ke otak.
Alat pemeriksa : kapas.
Cara pemeriksaan:
permukaan dientuh dengan ujung ujung
kapas tersebut. dari atas ke bawah/
sebaliknya.
Dibandingkan kanan dan kiri.

Yang perlu diingat:


Daerah lateral kurang peka dari medial.
Ada daerah-daerah erotogenik : leher,
sekitar mammae, genetalia.
Alat pemeriksa : jarum bundel

Cara pemeriksaan : jarum


diletakkan tegak lurus dan
cara sama spt diatas.

Test untuk rasa nyeri


Mata penderita ditutup
Tekanan pada kulit penderita
seminimal mungkin
Rangsangan terhadap kulit
penderita dilakukan dengan
ujung tajam dan tumpul
Penderita diminta untuk
menyatakan apakah terdapat
perbedaan intensitas ketajaman
di daerah yang berlainan
Test untuk rasa sikap.
Alat pemeriksa : bagian tubuh pasien sendiri.

Cara pemeriksaan :
Teknik : rasa gerak dan rasa posisi diperiksa
bersamaan. Dilakukan dengan menggerakkan jari-
jari secara pasif dan menyelidiki apakah pasien
dapat merasakan gerakan tersebut serta
mengetahui arahnya.

Juga dinilai derajat gerakan terkecil yang masih


dapat dirasakannya. Pada orang normal pasien
sudah dapat merasakan arah gerakan bila sendi-
interfalang digerakkan sekitar dua derajat atau 1
mm. Selain itu juga diselidiki apakah ia tahu posisi
dari jari-jarinya.
Test untuk rasa gerak/posisi sendi.
Alat pemeriksan : sendi sendi/jari jari tangan kaki
pasien

Cara pemeriksaan: pegang ujung jari jempol kaki


pasien dengan jari telunjuk dan jempol jari tangan
pemeriksa dan gerakkan keatas kebawah maupun
kesamping kanan dan kiri, kemudian pasien
diminta untuk menjawab posisi ibu jari jempol nya
berada diatas atau dibawah atau disamping kanan
/kiri.
PEMERIKSAAN RASA SOMESTESIA
Pemeriksaan somestesia luhur ialah perasaan
yang mempunyai sifat deskriminatif dan sifat
tiga dimensi / fungsi persepsi. Kadang juga
digunakan istilah rasa gabungan (combined
sensation).
Dua titik atau spasial ini merupakan kemampuan untuk
mengetahui bahwa kita ditusuk dengan dua jarum atau dengan
satu jarum pada saat yang bersamaan.

Stimulus : jarum / peniti

Teknik : Dengan hati-hati peganglah dua peniti dengan jarak 2-


3 mm dan sentuhlah ujung jari tangan pasien. Mintalah kepada
pasien untuk menyebutkan jumlah peniti yang dirasakannya.
Bandingkanlah penemuan ini dengan daerah yang sama pada
ujung jari tangan lainnya. Karena daerah tubuh yang berlainan
mempunyai sensitivitas yang berbeda-beda, pemeriksa harus
mengetahui perbedaan ini. Di ujung jari tangan dapat
membedakan 1 mm, jari kaki 3-8 mm, telapak tangan 8-12 mm,
punggung 40-60 mm.Hasil : gangguan diskriminasi menandakan
adanya lesi pada lobus parietalis.
Karena daerah tubuh yang berlainan
mempunyai sensitivitas yang berbeda-beda,
pemeriksa harus mengetahui perbedaan ini.

Hasil : gangguan diskriminasi menandakan


adanya lesi pada lobus parietalis
Adalah kemampuan untuk mengenal bentuk
benda dengan jalan meraba, tanpa melihat.

Tenik : suruhlah pasien menutup matanya.


Letakkan kunci, pensil, klip kertas atau mata
uang di telapak tangan pasien dan mintalah
kepadanya untuk mengenali benda-benda
itu.
Periksalah tangan lainnya dan bandingkan
dengan tangan kiri dan kanan .
.Hasil : ketidakmampuan mengenali benda
mengindikasikan adanya gangguan fungsi
lobus parietalis dan oksipitalis.
Topostesia (topognosia) Adalah kemampuan
untuk melokalisasi tempat dari rasa raba.

Teknik : Suruhlah pasien untuk menutup


matanya.
Sentuh pasien dan mintalah pasien untuk
membuka matanya dan menunjukkan daerah
dimana ia disentuh.
Hasil : ketidakmampuan melokalisasi titik
menandakan adanya kelainan pada korteks
sensorik.
Grafestesia

Adalah kemampuan untuk mengenal angka.

Teknik : mintalah pasien untuk menutup mata dan


menjulurkan tangannya. Pakailah ujung tumpul sebatang
pensil untuk menulis angka dari 0 sampai 9 di telapak
tangan itu. Angkanya harus dibuat menghadap ke arah
pasien.

Bandingkan tangan yang satu dengan tangan yang lainnya.

Hasil : ketidakmampuan mengenali angka merupakan


tanda yang sensitive untuk penyakit lobus parietalis.
Rasa eksteroseptif.
Hilangnya rasa raba : ANESTESIA.
Berkurangnya rasa raba : HIPESTESIA.
Berlebihnya rasa raba : HIPERTESIA.

Rasa Nyeri.
Hilangnya rasa nyeri : ANALGESIA.
Berkurangnya rasa nyeri : HIPALGESIA.
Berlebihnya rasa nyeri : HIPERGESIA
Rasa suhu.
Hilangnya rasa suhu : THERMOANESTHESIA.
Berkurangnya rasa suhu : THERMOHIPESTHESIA.
Berlebihnya rasa suhu : THERMOHIPERESTHESIA.

Rasa abnormal dipermukaan tubuh.


kesemuten : PARESTHESIA.
nyeri panas dingin yang tidak keruan : DISESTHESIA
Rasa PROPIOSEPTIF = RASA RABA DALAM.
a. rasa gerak : KINESTHESIA.
b. rasa sikap : STATESTESIA.
c. rasa getar : PALESTHESIA.
d. rasa tekan : BARESTHESIA.

Rasa DISKRIMINATIF.
Mengenal bentuk dan ukuran sesuatu dengan jalan
perabaan: STEREOGNOSIS.
Mengenal dan mengetahui berat sesuatu : BAROGNOSIS.
Mengenal tempat yang diraba : TOPESTESIA, TOPOGNOSIS.
Mengenal angka, aksara,bentuk yang digoreskan di atas
kulit : GRAMESTESIA.
Mengenal diskriminasi 2 titik : DISKRIMINASI SPASIAL.
Mengenal setiap titik dan daerah tubuh sendiri :
AUTOTOPOGNOSIS.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai