Anda di halaman 1dari 25

KARDIOMEGALI

dr. Rahmidatul Aftika

Kardiomegali adalah..
Suatu keadaan dimana terjadi pembesaran
jantung, ukurannya >50% besar rongga dada.
Bisa salah satu atau keempat ruang jantung
yang membesar (atrium/ventrikel).

CTR=

A+B
C

100%

Etiologi kardiomegali
1. Penyakit jantung hipertensi

2. Penyakit jantung koroner


3. Kardiomiopati (gg/kerusakan
langsung pada otot jantung)
4. Penyakit katub jantung (stenosis,
septal defek, regurgitasi/bocor)
5. Penyakit paru kronis HT Pulmonal

PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. ANAMNESA (GG JANTUNG)
Di tegakkan berdasarkan kritera Framingham=
minimal 1 mayor dan 2 minor. Serta adanya FR
Kriteria Mayor:

1. Paroxysmal
nocturnal
dyspnea
2. Distensi vena leher (
JVP)
3. Distensi vena-vena leher
4. Ronkhi
5. Terdapat kardiomegali
6. Edema paru akut
7. Gallop (S3)
8. Refluks hepatojugular +

Kriteria Minor:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Edema ekstremitas
Batuk malam
Dyspneu deffort (sesak
ketika beraktifitas)
Hepatomegali
Efusi pleura
kapasitas vital paru 1/3
dr normal
HR>120X/m

Faktor Risiko:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hipertensi
Dislipidemia
Obesitas
Merokok
DM
R. gg jantung
R.
infark
miokard

2. PEMERIKSAAN FISIK THORAKS

parastern
alis line

Sternalis
line

Inspeksi dan Palpasi

1. Ictus cordis di ICS V garis


linea midclavicularis sinista
2. Ada getaran/thrill?

Menggambarkan f/jantung
bagian kanan

Perkusi

Right
atrium
Right
ventricle

Left atrium

BATAS JANTUNG
Batas kanan atas:
ICS II parasternal
line kanan
Batas kanan bawah:
ICS IV parasternal
line kanan
Batas kiri atas: ICS
II parasternal line
kiri
Batas kiri bawah:
ICS
IV
medial
midclavicula
line
kiri

Auskultasi
1. Menilai Bunyi Jantung
BJ I= memiliki nada rendah dan
relative lama, penutupan dikatub
mitral/trikuspid
BJ II= nada yang tinggi, tajam dan
singkat, penutupan dikatub aorta/
pulmonal
BJ III= nada rendah (0,015-0,017s)
setelah BJ II. Terdengar keras pd
GGJ (protodiastolik gallop)
BJ IV= intensitasr rendah, terdengar
pd dewasa muda 0,08s setelah BJ
I. komplians pd kontraksi
A ke V
2. Menilai bising jantung
Antara BJI dan BJII= bising sistole
Antara BJ II dan BJ I= bising
diastole
3. Gallop terjadi krn terhambatnya
pengisian darah ventrikel saat
diastolic, bersamaan BJ I&II,
terdengar halus,trplet dan efek
akustik sprt gallop kuda
4. Murmur trjadi karena turbulensi
peredaran darah akibat
penyempitan kritis pd katub

Hasil pemeriksaan fisik pd gagal jantung (objektif)

Gambaran EKG Kardiomegali


Pemeriksaan EKG tidak sensitif dalam menilai
pembesaran jantung.
Kriteria dalam mendiagnosis LVH:
1. Menurut Sakolow+Lyon
Gelombang S V1/V2 + Gelombang R V5/V6 > 35 mV ( Sen 22 %, Spec 100% )
Gelombang R aVL > 11mV ( Sen 11 %, Spec 100% )
Bila memenuhi salah satu kriteria diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada
ekg tersebut terdapat LVH

Perhatikan Gelombang R di V5 dan V6 serta S di V1 dan V2.


Bila dijumlahkan Gelombang S di V2 dan R di V5 maka hasilnya
didapatkan sebesar 35 kotak kecil atau setara dengan 35 mV.
Sesuai kriteria Sokollow Lyon maka pada ekg ini didapatkan LVH.
Terdapat juga ST depresi dan Inversi T di Lead V5,V6,I dan aVL yang
dinamakan Strain Pattern pada LVH

2. Cornell criteria
Gelombang S V3 + R aVL > 28 mm pada Laki-Laki ( Sen 42 %, Spec 96 % )
Gelombang S V3 + R aVL > 20 mm pada Perempuan ( Sen 42 %, Spec 96 % )

Perhatikan Gelombang R pada aVL dan S pada V3


Bila dijumlahkan R aVL + S V3 maka hasilnya didapatkan lebih dari 28 kotak kecil atau
setara dengan 28 mV
Sesuai dengan kriteria Cornell maka pada ekg ini terdapat LVH
Pada Gambar EKG ini juga terdapat Left Axis Deviation yang biasa ditemukan pada LVH

3.Romhilt + Estes
+ECG Criteria

Points

Voltage Criteria (any of):


R or S in limb leads 20 mm
S in V1 or V2 30 mm
R in V5 or V6 30 mm

3 points

ST-T Abnormalities:
Without digitalis
With digitalis

3 points
1 point

Left Atrial Enlargement in V1

3 points

Left axis deviation

2 points

QRS duration 0.09 sec

1 point

Delayed intrinsicoid deflection in


V5 or V6 (>0.05 sec)

1 point

Points : point 4 = Kemungkinan LVH ( Sen 54 %, Spec 85% )


Point 5 ke atas = LVH ( Sen 33 %, Spec 94 % )

Perhatikan angka 1-3 pada ekg di atas


Terdapat peninggian gelombang R dari kompleks QRS di lead ekstremitas dan V5-V6 dan Gelombang S yang dalam di
V1-V2
Terdapat Depresi ST dan Inversi T pada V4-V6, I dan aVL yang kita kenal dengan Strain Pattern
Waktu antara defleksi awal QRS sampai mencapai puncak gelombang R lebih dari 0.05 sec pada V4-V6, I, aVL

Bila kita melihat aksis jantung pada ekg ini, terdapat Left Axis Deviation
Durasi QRS juga mencapai 0.09 sec
Jika Temuan itu dijumlah sesuai poin kriteria Romhilt-Estes, maka gambaran EKG ini sudah pasti termasuk
dalam kategori LVH.

Temuan EKG pada RVH umumnya


berupa :
Gelombang R yang Dominan pada V1 dan V2 ( > 7
mm / Rasio gelombang R/S > 1 )
Gelombang S yang dalam pada V5 dan V6
Pelebaran kompleks QRS ( umumnya < 0.12 s
kecuali ada gangguan konduksi )
Depresi Segmen ST dan Inversi gelombang T atau
biasa dikenal dengan Strain Pattern pada Lead V1,
V2 dan II, III, aVF
Right Axis Deviation
Kadang ditemukan Right Atrial Enlargement dan
Right Bundle Branch Block yang inkomplit

Perhatikan rasio gelombang R/S di lead V1


Bila dibagi antara gelombang R = 9 mm dan gelombang S = 0.5 mm maka 9/0.5 =
18 > 1 maka ratio R/S di V1 > 1
Terdapat Right Axis Deviation
Terdapat juga ST depresi dan Inversi T di Lead V1-3, II, III, aVF yang dinamakan
Strain Pattern pada RVH
Terdapat gambaran rSR di V1 dan V2 dan S dalam di I, aVL yang merupakan
gambaran Right Bundle Branch Block yang inkomplit
Terdapat gelombang P yang tinggi di lead II > 2,5 mV yang merupakan gambaran
Right Atrial Enlargement
Karena Berbagai Temuan yang sangat mengindikasikan ekg ini ke RVH maka
kesimpulannya pada ekg ini didapatkan RVH

Perhatikan rasio gelombang R/S di lead V1


Bila dibagi antara gelombang R = 7 mm dan gelombang S = 0.5 mm maka 7/0.5 = 14 > 1
maka ratio R/S di V1 > 1
Gelombang S di lead V5 dan V6 yang dalam
Terdapat Right Axis Deviation
Terdapat juga ST depresi dan Inversi T di Lead V1-3, II, III, aVF yang dinamakan Strain Pattern
pada RVH
Terdapat gelombang P yang lebar di lead II > 2,5 mV dan deleksi negative yang dominan pada
lead V1 yang merupakan gambaran Left Atrial Enlargement

Gambaran foto thorax


1. DILATASI VENTRIKEL KIRI
Batas kiri membulat melebar kekiri bawah
menekan diafragma ( PA ).

1.

2.

Double
countour
2. Pembesaran Atrium kiri:
Aurikel lebih menonjol hingga batas kiri atas jantung lurus atau cembung, bronkus kiri
terdorong keatas.
Bila perbesaran atrium kiri cukup signifikan, batas kanannya akan menyebabkan
Double contour batas jantung sebelah Kanan.

3.

3. Dilatasi Ventrikal Kanan


Batas jantung kiri membulat terlihat clear space
antara batas kiri dengan diafragma, batas kanan
keseruhan begeser kekanan. Biasanya disertai dengan
pembesaran atrium kanan

4.

4. Dilatasi Atrium kanan


Pembesaran atrium kanan saja jarang terjadi,
biasanya menyertai pembesaran Ventrikel
kanan .
Batas kanan membulat bergeser kekanan

Kardiomegali dengan
udem paru pada CHF

Butterfly/bats
wing (udem
serebral)

Kerley line= penebalan septa interlobular


a. Kerley A: garis panjang di lobus superior paru,
berasal dari daerah hilus menuju ke atas dan perifer
b. Kerley B: garis-garis pendek dengan arah
horizontal tegak lurus pada dinding pleura dan
letaknya di lobus inferior, paling mudah terlihat
karena letaknya tepat diatas sinus
costophrenicus.
Garis ini adalah yang paling mudah ditemukan di
gagal jantung
c. Kerley C: garis-garis pendek, bercabang, ada di
lobus inferior. Perlu pengalaman untuk melihatnya,
karena hampir sama dengan pembuluh darah.
d. Kerley D: garis-garis pendek, horizontal, letaknya
retrostrenal hanya tampak pada foto lateral

Gambaran kardiomegali pada ASD


corakan vaskuler meningkat
Ukuran jantung normal/ membesar ringan
Batas ka jantung menonjol (AK membesar)
Apeks jantung bulat dan bergeser ke kiri
Bila terjadi ht pulmonal, arteri pulmonal sentralis sangat
melebar kemudian tiba-tiba mengecil inverted coma

Gambaran kardiomegali pada VSD


Tergantung kebocorannya. Bila kebocoran ringanmaka terjadi hipertrofi ventrikel kiri, apeks menuju
bawah diafragma. Atrium kiri berdilatasi. Bila sedag
berat maka semua ventrikel akan hipertrofi.

Gambaran Radiologis PAD


Aorta descendens dan arkus tampak N/>sedikit
Arteri pulmonalis tampak menonjol lebar
disamping aorta. Hilus melebar.
Pembesaran AK,VK,VK

Gambaran radiologi Tetralogi of fallot (TOF)


Pembesaran
ventrikel
ka
menyebabkan
bayangan jantung melebar kekiri dengan apex
diatas diafragma. Pinggang jantung menjadi
lebih konkaf krn tidak ada pembesaran dr jalur
keluar VK. Pada stenosis yang berat
menimbulkan gambaran jantung seperti spatu
boots

DAFTAR PUSTAKA
1. Rilantono, Lily l. 5 Rahasia Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. p.279-287.
2. Thamilarasan M, Civello K, Griffin BP. Mitral Valve Disease. Dalam: Griffin BP, Topol EJ, ed.
Manual of cardiovascular medicine. Second edition. Philadelpia: Lippincot Williams and Wilkins ;
2004. p.314
3. Hurst JW, Walsh RA, Fuster V, Fang JC. Hursts the heart manual of cardiology. 13th edition. New
York: McGraw-Hill; 2012. p. 1687-1690.
4. Braunwald E, Bonow RO. Braunwalds heart disease: a textbook cardiovascular medicine. 9th
edition. Philadelphia: Saunders; 2012.
5. Bickley, Lynn S. 2009. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC
Kedokteran.
6. Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A. Kardiologi : Lecture Notes edisi 4.
Jakarta : Penerbit Erlangga ; 2005.
7. Bernstein, Daniel. 2007. The Cardiovascular System. Dalam: Kliegman, Robert M. et al. 2007.
Nelson Textbook of Pediatrics 18th Edition. Saunders Elsevier, Philadelphia: 1828 1928.

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai