DISUSUN OLEH :
1.SARAH LEONI
2.TESA LONIKA
3.ELIN GEOPANI
4.DIAN REVINA
5.SITI AZURA
6.M.HAFIZHI FADLI
7.SAWALUDIN
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atasrahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan dan tepat
pada waktunya.
Dalam makalah ini, kami membuat tugas judul “Penurunan Tekanan Uap”, dikarenakan
menurut kami pengetahuan mengenai penurunan tekanan uap penting dan bermanfaat untuk
kita ketahui.
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
mempermudah pemahaman mengenai penurunan tekanan uap.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang senantiasa mendukungdan
membantu kami selama penyusunan makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.Dikarenakan
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, tentu saja makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca akan diterima
dengan tangan terbuka.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut,
tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlatur dalam larutan. Sifat koligatif larutan
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Penurunan tekanan uap merupakan salah satu dari sifat koligatif larutan. Fenomena
penurunan tekanan uap diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama Francois Marie Raoult.
Penurunan tekanan uap larutan tidak dapat banyak untuk dimanfaatkan, namun
fenomenafenomena penurunan tekanan uap larutan tetap dapat kita temukan di dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2. Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan beberapa fenomena yang berkaitan
dengan penurunan tekanan uap larutan. Tetapi masih banyak orang yang tidak mengetahui
tentang penurunan tekanan uap larutan. Hal tersebut terjadi karena mereka tidak memiliki
pengetahuan lebih mengenai penurunan tekanan uap larutan.
1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat karena masih banyak orang yang belum mengerti mengenai salah
satu sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap larutan. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, menambah wawasan, dan mempermudah pemahaman para
pembaca mengenai penurunan tekanan uap larutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan
non-elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Selisih antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan uap larutan itulah yang disebut
penurunan tekanan uap (∆𝑃). Fenomena tersebut diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama
Francois Marie Raoult.
Menurut Raoult, banyaknya penurunan tekanan uap sama dengan hasil kali fraksi mol
zat terlarut dan tekanan uap pelarut murni.
∆𝑃 = 𝑃° − 𝑃
Keterangan :
Untuk menjelaskan perbedaan itu seorang ilmuwan Jerman, Jacobus van’t Hoff
menggunakan faktor (𝑖), yang selanjutnya disebut faktor van’t Hoff:
𝑖 = 1 + (𝑛 − 1). 𝛼
Keterangan :
𝑛 : jumlah ion
𝛼 : derajat ionisasi
0 ≤ 𝛼≤ 1
𝛼 = 1 (elektrolit kuat)
𝛼 = 0 (non-elektrolit)
∆𝑃 = 𝑋𝑡 . 𝑃° . 𝑖 𝑃 = 𝑃° . 𝑋𝑝 . 𝑖
∆𝑃 = 𝑃° − 𝑃
3.Sebanyak 59 gram NaCl (Mr = 59) dilarutkan dalam 180 gram air (Mr = 18 ). Tekanan uap air
4. Sebanyak 24 gram zat elektrolit biner (Mr = 40) dilarutkan dalam 540 gram air (Mr =
18). Jika dalam larutan zat tersebut terionisasi sebanyak 60% dan tekanan uap air adalah
93 mmHg. Tekanan uap larutan tersebut adalah … mmHg.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari bahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan adalah
sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlatur dalam larutan. Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu sifat koligatif larutan non-elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan tekanan uap adalah selisih antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan uap
larutan. Jika suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, maka molekul zat terlarut dan
molekul pelarut akan saling tarik menarik. Artinya, molekul-molekul zat terlarut menghalangi
penguapan zat pelarut. Hal itu menyebabkan tekanan uap larutan yang lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Fenomena tersebut diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama
Francois Marie Raoult.
Penurunan tekanan uap larutan elektrolit akan lebih besar penurunannya dibandingkan
penurunan tekanan uap larutan non-elektrolit. Untuk menjelaskan perbedaan itu seorang
ilmuwan Jerman, Jacobus van’t Hoff menggunakan faktor (𝑖), yang selanjutnya disebut faktor
van’t Hoff untuk menghitung penurunan tekanan uap suatu larutan elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA