Anda di halaman 1dari 13

Zaman Praaksara

Dari pertama Bumi diciptakan oleh Tuhan sampai sekarang, telah mengalami banyak sekali
perkembangan dan kemajuan disegala bidang.

Bahkan menurut para ilmu pengetahuan belum diketahui dengan pasti kapan bumi ini
diciptakan oleh Tuhan yang maha esa.

Penemuan fosil dan artefak yang ada di Indonesia memberi tahukan bahwa manusia purba
yang terdapat diwilayah Indonesia dan menjelaskan bagaimana caranya mereka bertahan
hidup.

Masa praaksara di Indonesia dengan yang lainya berbeda-beda sesuai dengan pendukung
mengenal aksaranya. Dengan adanya penemuan tersebut, kita menjadi tahu nenek moyang
bangsa kita.

Alat-alat yang ditemukan menunjukan sebuah jalur yang dapat menulusuri dari mana awal
dan berakhirnnya.

Pengertian Zaman Praaksara dan Prasejarah

Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia purba belum
mengenal tulisan.
Karena setiap suku yang ada mengalami masa pra sejarah yang memiliki masa periode yang
berbeda-beda atau tidak bersamaan. Hilangnnya masa prasejarah juga memiliki waktu yang
berbeda-beda.

Dan setelah manusia mulai  memahami atau mengenal tulisan, di zaman tersebut juga
berubah menjadi zaman sejarah.

Zaman praaksara juga di sebut dengan zaman nirleka (nir = tidak, leka = tulisan aksara).
Yang berarti zaman tulisan belum di temukan.

Pembagian Zaman Praaksara

Bumi merupakan tempat tinggal bagi manusia, hewan, dan tumbuhan ciptaan tuhan. Geologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi secara menyeluruh.

Berdasarkan hal tersebut bumi dari dulu sampai sekarang dibagi menjadi empat zaman. Bumi
memiliki empat zaman yaitu:

Zaman Arkeozoikum

Zaman tertua di dalam perkembangan bumi dan segala yang hidup di bumi, berumur sekitar
545 sampai 4.5000 juta tahun yang lalu.

Dizaman Arkeozoikum bumi belum stabil, kulit bumi masih dalam proses pembentukan,
udara di bumi masih sangat panas sehingga pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.

Dan berakhirnnya zaman Arkeozoikum di sebabkan dengan adannya penurunan suhu yang
memungkinkan untuk munculnnya suatu kehidupan.
Zaman Paleozoikum

Zaman paleozoikum atau yang disebut juga dengan zaman primer, berlangsung sekitar 340
juta tahun yang lalu. Zaman paleozoikum terjadi dengan adannya penurunan suhu yang
sangat drastis di bumi.

Bumi mendingin pada masa ini dan mahluk hidup di bumi di perkirakan muncul. Seperti
mahluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri dan sejenis amfibi.

Zaman Mesozoikum

Zaman mesozoikum atau yang disebut juga dengan zaman sekunder, berlangsung sekitar 140
juta tahun yang lalu.
zaman Mesozoikum ditandai dengan madannya hewan-hewan reptil bertubuh besar seperti
dinosaurus oleh karena itu zaman Mesozoikum di sebut dengan zaman reptil.

Zaman Neozoikum

Zaman neozoikum terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman neozoikum kehidupan
mulai stabil berkembang dan beragam.

Zaman Neozoikum dibagi menjadi:

 Zaman Tersier
Zaman Tersier ditandai dengan hewan-hewan besar yang mulai berkurang. Dan telah
memiliki berbagai jenis binatang yang menyusui seperti monyet dan kera
 Zaman Sekunder
Zaman Sekunder ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan manusia purba.

Zaman Neezoikum di bagi kembali menjadi 2 zaman kembali yaitu:

1. Zaman pleistosen/ dilivium (zamanglasial/es)

Masa ini ditandai dengan mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Zaman
pleistosen berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu. kehidupan manusia mulai ada pada
masa ini.

2. Zaman Holosen/alluvium
Masa ini di tandai dengan munculnnya homo sapiens. Homo sapiens merupakan nenek
moyang manusia modern pada saat ini. Masa ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu.

Peninggalan Zaman Praaksara

Kapak Genggam

Kapak genggam pada zaman praaksara memiliki bentuk yang mirip dengan jenis kapak dan
perimbas, tetapi bentuknnya yang lebih kecil.

Kapak genggam memiliki fungsi untuk membelah kayu, peralatan memotong daging hewan,
menggali umbi-umbian dan keperluan lain-lain. 

Kapak Berimbas
Kapak ini di buat dengan batu perimbas yang memiliki tangkai, cara menggunakan kapak
berimbas yaitu dengan menggenggam.

Fungsi dari kapak berimbas untuk memotong kayu, menguliti binatang dan untuk
memecahkan tulang hewan buruan.

kapak berimbas merupakan salah satu dari peninggalan zaman batu tua yang banyak di
temukan di daerah-daerah Indonesia kapak berimbas dan kapak genggam digunakan oleh
manusia purba Pithencantropus.

Kapak Sumatera

Kapak sumatera atau kapak sumatralith/pebble yaitu kapak genggam yang terbuat dari batu
kali yang di pecah ataupun dibelah.

Sisi dalamnnya dikerjakan lebih dengan keperluannya dan sisi luarnnya yang halus hanya di
biarkan saja.
Kapak sumatera ini ditemukan di kjokkenmoddinger yaitu sepanjang Pantai Sumatera Timur
Di antara Aceh dan Medan.

Kapak Pendek

Kapak pendek merupakan jenis kapak genggam pendek yang berbenuk setengah lingkaran
yang memiliki sisi yang tajam sehingga akan mudah untuk meotong daging atau hal lainnya.

Pipisan

Pisisan adalah batu penggiling dengan landasannya. Pipisan ini mirip dengan ulekan yang
sama digunakan untuk menghacurkan biji-bijian. Tetapi bentuk pipisan ini datar dan halus.

Pipisan tidak hanya digunakan untuk menghancurkan biji-bijian tetapi juga digunakan untuk
menghaluskan cat merah yang di buat dari tanah merah yang merupakan salah satu bentuk
aktivitas upacara ritual dan kepercayaan.
Kapak Lonjong

Kapak lonjong didasarkan dari bentuknnya lonjong dengan pangkal dan runcing yang
melebar. Kapak lonjong dibuat dari batu kali yang berwarna kehitaman.

Ukuran dari kapak lonjong mempunyai berbagai ukuran dari yang sangat kecil sampai besar.

Kapak lonjong menurut penelitian berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia
melalui wilayah timur. Di Indonesia pusat dari kapak lonjong ada di Papua, Minahasa dan
Serawak.

Nekara

Nekara merupakan gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian
tengahnnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu.
Nekara di anggap benda suci pada zamannya karena berfungsi sebagai benda upacara, mas
kawin dan lain-lain. Nekara kebannyakan di temukan di Bali, Nusa Tenggara , Selayar,
Maluku dan Irian

Menhir

Menhir adalah benda peninggalan praaksara yang berkaitan dengan kepercayaan yang dianut
oleh manusia pada zaman dahulu.

Menhir ini berbentuk tiang atau tugu yang terbuat dari batu yang berdiri diatas tanah. Menhir
digunakan untuk menyembah arwah nenek moyang manusia purba.

Kebannyakan menhir ditemukan pada daerah pegunungan seperti wilayah Bengkulu,


Palembang, Ngada, Gunung kidul, Rembang, Sungai talang dan daerah-daerah lainnya.

Sarkofagus
Sarkofagus adalah peninggalan masa praaksara yang berbentuk, salah satunya dikenal dengan
nama sarkofagus.

Sarkofagus adalah peti mati yang dibuat dari batu yang utuh dan dikasih bagian penutup pada
bagian atasnnya. Bali merupakan salah satu tempat penemuan sarkofagus

Dolmen

Kegunaan dari dolmen hampir sama dengan menhir yaitu untuk menyembah nenek moyang
pada masa praaksara.

Dolmen berbentuk seperti meja yang tersusun dari batu dan banyak di temukan pada daerah
jawa timur dan diberi nama pandhusa

Jenis Jenis Manusia Purba pada masa Pra Aksara


Hasil penelitian manusia purba kebanyakan ditemukan di daerah jawa yang berbentuk fosil.
Manusia purba pada zaman dahulu tinggal di beberapa daerah seperti Lembah sungai Brantas
jawa timur dan daerah Lembah bengawan solo jawa tengah.

Di Indonesia terdapat terdapat beberapa jenis manusia purba seperti Megantrhopus


paleojavanicus, Homo (manusia moder) dan pithacantrhopus erectus.

Megantrhopus paleojavanicus

Megantrhopus paleojavanicus yang berarti manusia purba yang paling tua di Jawa dan
memiliki ciri-ciri tubuh yang kekar. Dan di perkirakan sebagai manusia purba tertua di
bandingkan dengan yang lainnya.

Fosil dari Megantrhopus paleojavanicus di temukan di teliti oleh seorang yang bernama Dr.
G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 pertama kali daro fosil Megantrhopus
paleojavanicus di temukan di Sangiran daerah lembah Solo dekat dengan surakarta.

Ciri-ciri dari Megantrhopus paleojavanicus yaitu berbadan besar dengan rahang yang besar,
tulang tebal dan kening menonjol.

Megantrhopus hidup sekitar pada waktu 2 juta tahun sebelum masehi dengan cara bertahan
hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Megantrhopus paleojavanicus termasuk jenis Homo
Hobilis.

Pithacanthropus Erectus
Pithacanthropus erectus yang berarti manusia kera yang berjalan tegak. Pithacanthropus
erectus mempunyai ciri-ciri berbadan tegak dan memiliki tinggi badan sekitar 165-180 cm.

Pithacanthropus erectus manusia purba kebanyakan di temukan di daerah Mojokerto,


kedungtrubus. Trinil, sambung macan dan Ngadong.

Orang yang pertama kali menemukan Pithacanthropus erectus adalah Eugene Dubois di
Trinil dekat sungai bengawan Solo.

Homo

Homo yang berarti manusia. Manusia purba jenis ini memimiliki ciri-ciri yang lebih
sempurna di bandingkan dengan manusia purba yang lainnya seperti Meganthropus
paleojavanicus dan Pithecantropus erectus.

Manusia jenis Homo ini memiliki 3 jenis di Indonesia yaitu:

1. Homo Soloensis
Homo Soloensis yang berarti dari solo. Di temukan di tahun 1931-1934 oleh Ir. Oppenorth di
Ngandong dan ter Haar.

Homo Soloensis memiliki ciri-ciri tinggi badan 180 cm dan berjalan dengan tegak.
Tengkoraknnya lebih besar dari Pithacantropus erectus.

2. Homo wajakenesis

Homo wajakenesis yang berarti manusia dari wajak di temukan oleh Van Reitschoten pada
tahun 1889 di wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri dari Homo wajakenesis memiliki
tinggi badan 130-210 cm dan berjalan tegak.

Bentuk dari tengkoraknnya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan dan memiliki
keahlian untuk membuat peralatan dari tulang, batu dan kayu

3. Homo Sapiens

Homo Sapiens adalah generasi terakhir dari manusia purba. Homo Sapiens memiliki ciri-ciri
fisik yang hampir sama dengan manuia modern pada saat ini.

Homo Sapiens hidup di zaman Holosen yaitu sekitar 4000 tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai