Anda di halaman 1dari 12

Larutan dan Tekanan Osmosis

(Larutan, Jenis Larutan, Tekanan Osmosis)

Kompetensi Dasar:
Mampu memahami, mendeskripsikan dan menyelesaikan kasus-kasus tentang larutan, jenis – jenis
larutan, dan tekanan osmosis
Indikator:
- Mengetahui dan menjelaskan larutan
- Mengetahui dan mengelompokkan jenis - jenis Larutan
- Memahami, mendeskripsikan, dan menyelesaikan sifat koligatif tentang tekanan osmosis

Larutan dan Kelarutan


Larutan
Secara wujud, larutan berwujud cairan, baik cairan pekat (l) atau cairan encer (aq). Larutan
adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Larutan dikatakan campuran
karena didalamnya terdiri dari zat – zat yang saling bercampur (bereaksi). Secara konsep
kimia, larutan terbentuk dari reaksi antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Jadi,
didalam larutan tediri dari komponen terlarut dan komponen pelarut (gambar 1). Sehingga
jika salah satu komponen tersebut tidak ada, maka larutan tidak akan terbentuk.

Gambar 1 Larutan (solution) terdiri dari 2 komponen yang saling bereaksi, yaitu: (1)
komponen pelarut (solvent) (2) komponen terlarut (solute)).
Kelarutan
Secara reaksi kimia, komponen terlarut dalam larutannya, ada yang bereaksi secara
sempurna dan ada yang bereaksi tidak sempurna (sebagian) dengan pelarutnya. Kondisi ini
dinamakan kelarutan. Kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat atau
komponen terlarut yang dapat larut dalam sejumlah komponen pelarut. Kelarutan
menyatakan konsentrasi suatu zat dan dilambangkan dengan s (solubility). Sehingga rumus
untuk mencari kelarutan sama dengan rumus untuk mencari konsentrasi. Untuk melihat
komponen terlarut dapat larut sempurna atau tidak dalam pelarutnya, maka dapat dilihat
dari Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp). Jika Ksp<1, maka komponen terlarutnya bereaksi
sempurna dengan pelarutnya (belum mengendap), dan Ksp>1, maka komponen terlarutnya
tidak bereaksi sempurna dengan pelarutnya dan akan membentuk endapan. Ksp ditentukan
dengan perkalian kelarutan dari zat – zat penyusun senyawanya.

Contoh Soal 1:
NaCl dilarutkan dalam air. JIka kelarutannya 0,2 M. Apakah NaCl dapat larut sempurna dalam
air?
Dik: s NaCl = 0,2 M
Dit: NaCl larut sempurna dalam air?
Penyelesaian:
Rx: 2NaCl → 2Na + Cl2
0,2 M 0,2 M 0,1 M
Ksp = s . s
= 0,02 M2
Karena 0,02 M2 <1 (Ksp < 1), maka NaCl dapat larut sempurna dengan pelarut air.

Contoh Soal 2
Dicampurkan 100 mL MgCl2 0,01 M dengan 100 mL larutan K2CO3 0,001 M. Jika diketahui Ksp
MgCO3 = 3,5 x 10-5, jelaskan dengan perhitungan apakah MgCO3 mengendap ?
Diketahui: Volume larutan = volume (MgCl2 + K2CO3 ) = (100 + 100) mL = 200 mL
Konsentrasi MgCl2 = 0,01 M
Konsentarsi K2CO3 = 0,001 M
Ksp MgCO3 = 3,5 x 10-5
Ditanyakan: apakah MgCO3 mengendap ?
Penyelesaian:
Tentukan RP terlebih dahulu sesuai contoh 1, kemudian selesaikan persamaan reaksinya.
MgCl2(aq) + K2CO3(aq) → MgCO3(…) + 2KCl(..)
Mula – mula : 1 mmol 0,1 mmol
Bereaksi : 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,2 mmol
Setimbang : 0,9 mmol - 0,1 mmol 0,2 mmol
,
Konsentarsi MgCO3 = = 0,0005 mM = 5 × 10 M (kelarutan = konsentarsi = s)
MgCO3 → Mg+2 + CO3-2
Ksp = s . s
2
= s (hasil kali konsentarsi ion)
= 5 × 10
= 25 X 10-14 M
Nilai Ksp < 1, jadi larutan MgCO3 belum mengendap (belum jenuh) sehingga wujudnya masih
berupa larutan/cairan yang keruh.
Persamaan kimianya menjadi:
MgCl2(aq) + K2CO3(aq) → MgCO3(aq) + 2KCl(aq)

Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan


Kelarutan komponen terlarut dalam komponen pelarutnya dalam suatu larutan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Suhu (temperatur)
Perbedaan suhu di dalam larutan mempengaruhi proses pelarutan komponen terlarutnya.
Pada suhu yang lebih tinggi, komponen terlarut akan mudah melarut dalam omponen
pelarut. Hal tersebut terjadi karena partikel - partikel zat padat pada suhu yang lebih
tinggi akan bergerak lebih cepat, sehingga memungkinkan terjadinya tumbukan yang
lebih sering dan efektif.
2. Ukuran komponen terlarut
Semakin kecil ukuran (butiran) komponen terlarut, maka semakin mudah larut dalam
pelarutnya. Kecilnya ukuran (butiran) komponen terlarut menyebabkan luas permukaan
komponen tersebut semakin luas dan tersebar dalam suatu larutan. Semakin luas
permukaan zat, maka semakin banyak partikel yang saling bertumbukan satu sama lain.
Hal inilah yang menyebabkan proses pelarutan berlangsung semakin cepat.
3. Volume pelarut
Besarnya jumlah volume komponen pelarut mempengaruhi proses pelarutan komponen
terlarutnya. Hal ini karena semakin banyak partikel komponen pelarut yang bereaksi
dengan komponen terlarut. Semakin banyak volume komponen pelarut yang digunakan,
maka akan semkain cepat pula proses pelarutan komponen terlarut.
4. Kecepatan Pengadukan
Proses pelarutan akan semakin cepat jika ditambahkan dengan faktor pengadukan.
Dengan mengaduk, maka partikel komponen terlarut semakin bercampur dengan
komponen pelarutnya sehingga reaksi pelarutan semakin cepat dibandingkan dengan
pelarutan tanpa pengadukan.

Jenis – jenis Larutan


a. Berdasarkan komponen – komponen yang saling bereaksi dalam larutan, maka laruran
terdiri dari:
1) Larutan Jenuh (saturated)
Adalah suatu larutan yang mengandung sejumlah komponen terlarut yang larut (bereaksi)
sempurna dengan komponen pelarutnya (gambar 2).

Gambar 2 Larutan gula (kristal gula larut dalam pelarut air) membentuk larutan jenuh.
Larutan Jenuh mempunya nilai Ksp = 1. Artinya, kecepatan komponen terlarut dalam
komponen pelarutnya sama dengan kecepatan mengendap sehingga konsentrasi zat
dalam larutan bernilai sama.
2) Larutan Tidak Jenuh (unsaturated)
Adalah suatu larutan dimana sejumlah komponen terlarutnya tidak larut (bereaksi)
sempurna dengan komponen pelarutnya.
Contohnya, ketika sejumlah garam dilarutkan dalam air, dan sebagian garam tidak larut
dan masih terdapat endapan. Larutan Jenuh mempunya nilai Ksp < 1. Pada kondisi ini
larutan belum membentuk endapan.
3) Larutan Lewat Jenuh (supersaturated)
Adalah suatu larutan dimana jumlah komponen terlarutnya terlalu banyak dibandingkan
dengan jumlah komponen pelarutnya sehingga mengakibatkan sebagian komponen
terlarutnya akan membentuk endapan. Larutan lewat jenuh mem[unyai nilai Ksp > 1.
Pada kondisi ini larutan terbentuk endapan.
Contohnya, larutan kopi yang akan membentuk endapan ketika didiamkan terlalu lama.
b. Berdasarkan arus listrik
Larutan mengandung sejumlah ion yang dapat mengalirkan arus listrik. Berdasarkan mudah
atau sukarnya arus listrik mengalir dalam larutannya, maka larutan terbagi menjadi:
1) Larutan Elektrolit
Adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini biasanya mengandung
sejumlah ion yang dapat menghasilkan arus listrik (gambar 3).

Gambar 3 Larutan HCl (asam klorida) merupakan larutan elektrolit kuat karena ketika
bereaksi dengan air senyawanya terurai sempurna menjadi ion – ion sehingga
larutannya dapat menghantarkan arus listrik.
2) Larutan non Elektrolit
Adalah larutan yang tidak menghantarkan arus listrik karena larutannya tidak
menghasilkan ion – ion. Zat terlarut (solute) dalam larutan hanya sebagai zat terlarut saja
dan tidak terurai menjadi ion – ionnya sehingga tidak ada yang menjadi arus listrik
(gambar 4).

Gambar 4 Urea digunakan sebagai pupuk oleh para petani. Ketika urea dilarutkan
dalam air, larutannya tidak terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Maka, larutannya merupakan larutan non elektrolit.
Secara fisik, perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan Larutan Elektrolit dan non Elektrolit
No. Larutan elektrolit Larutan non elektrolit

1. Lampu menyala Lampu tidak menyala

2. Ada gelembung gas Tidak ada gelembung gas

c. Berdasarkan SIfat Fisik Larutan


1) Sifat Koligatif Larutan
Yaitu sifat larutan yang tidak bergantung pada sifat atau jenis partikel zat atau
komponen dalam larutan tetapi bergantung pada jumlah partikel zat atau komponen
dalam larutan. Sifat koligatif larutan berlaku untuk larutan encer dengan zat atau
komponen terlarut yang tidak mudah menguap. Sifat Koligatif larutan terdiri dari: 1)
Tekanan Uap 2) Kenaikan Titik Didih 3) Penurunan Titik Beku 4) Tekanan Osmosis.
2) Sifat Aditif
Dalam larutan, sifat aditif merupakan sifat larutan yang bergantung pada atom total
dalam molekul atau pada jumlah sifat konstituen larutan.. Artinya, sifat aditif
menunjukkan massa total dari suatu larutan. Dimana, massa total dari larutan adalah
jumlah masing-masing komponen larutan yaitu komponen terlarut dan komponen
pelarut.
3) Sifat Konstitutif
Yaitu termasuk sifat larutan yang tergantung pada atom penyusun molekul (pada jenis
atom dan jumlah atom). Sifat konstitutif menunjukkan aturan senyawa tunggal dan
kelompok molekul dalam sistem. Terdapat beberapa sifat fisik yang sebagian aditif
dan konstitutif. Diantaranya adalah pembiasan cahaya, sifat listrik, sifat permukaan
dan antar permukaan yang termasuk ke dalam sebagian konstitutif dan sebagian
lainnya aditif.

Tekanan Osmosis (π)


Salah satu sifat koligatif larutan adalah tekanan osmosis. Osmosis adalah peristiwa bergeraknya
molekul pelarut dari konsentrasi tinggi (larutan pekat) ke konsentrasi rendah (larutan encer).
Komponen pelarutnya berupa air. Proses Osmosis hanya dapat terjadi jika pelarutnya adalah
air dan melalui lapisan khusus, yaitu: lapisan Semipermeabel (=lapisan yang hanya dapat dilalui
oleh pelarut air saja) seperti pada gambar 5.
Gambar 5 Proses osmosis dalam suatu lapisan semipermeabel.

Tekanan Osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan


osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran (lapisan)
semipermeabel. Tekanan Osmosis dipengaruhi oleh konsentrasi larutan, suhu, dan jumlah mol
zat/komponen terlarut. Tekanan Osmosis dilambagkan dengan ((π = phi). Secara matematis,
tekanan Osmosis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
π = Tekanan Osmosis (atm) V = volume larutan (L)
n = Jumlah mol zat/komponen
t/komponen terlarut (mol) T = suhu/temperatur (K)
.
R = konstantan gas ideal (R = 8,314 atau R =0,08206 )
.

Catatan:: atm = atmosfer; J = joule; K = kelvin

Contoh Soal 3
Berapakah tekanan osmosis yang dialami oleh 0,1 mol garam NaCl ketika dilarutkan ke dalam
arutan yang dihasilkan 100 mLdan suhu 250C.
air dimana volume larutan
Dik: V = 100 mL = 0,1 L
.
R = 0,08206
.

T = 250C = (25 + 273) K = 298 K


n NaCl = 0,1 mol
Dit: π NaCl = ?
Penyelesaian:
. .
=

L. atm
0,1 mol. 0,08206 . 298 K
= mol. K
0,1 L

2,445388 L. atm
=
0,1 L
2,445388 L. atm 1
= . = ,-, -.- /01
0,1 L
Jadi, tekanan osmosis yang dialami oleh NaCl sebesar 24,454 atm.

Peranan osmosis dalam kehidupan mahluk hidup, diantaranya:


- Menjaga kelangsungan hidup tanaman
Saat kita menyirami tanaman, biasanya kita menyirami ujung batang dan tanah tempat
mereka tumbuh. Karenanya, akar tanaman menyerap air dan dari akar mengalir air ke
berbagai bagian tanaman; baik itu daun, buah atau bunga. Setiap akar bertindak sebagai
penghalang semipermeabel, yang memungkinkan molekul air berpindah dari konsentrasi
tinggi (tanah) ke konsentrasi rendah (akar). Akar memiliki rambut, yang meningkatkan luas
permukaan dan karenanya menjadi asupan air oleh tanaman (gambar 6).

(Thohari Anwar, 2020)


Gambar 6 Proses osmosis yang terjadi pada Tanaman.
- Membantu dalam mengatur kehidupan sel manusia
Kita minum air, tetapi sel kita juga menyerapnya dengan osmosis dengan cara yang
sama seperti akar tanaman. Ketika konsentrasi produk limbah dalam sel meningkat,
tekanan osmotik antara bagian dalam dan luar dinding sel, yang merupakan membran
semipermeabel, meningkat, dan sel menyerap air dari darah, yang merupakan larutan
yang lebih encer dari pada sitoplasma sel. Bahkan nutrisi dan mineral utama ditransfer
melalui osmosis ke dalam sel. Selain itu, usus kita menyerap nutrisi dan mineral melalui
osmosis (gambar 7).

Gambar 7 Proses osmosis yang terjadi dalam sel manusia ketika nutrisi diserap oleh sel.
Latihan Soal
1. Tuliskan rumus Ksp untuk senyawa – senyawa berikut:
a) AgCrO4
b) HgBr
c) BaCO3
2. Tentukan Ksp garam Fe3(PO4)2 jika diketahui kelarutan garam tersebut 0,5 M
3. Periksalah apakah campuran 100 mL Pb(NO3)2 0,1 M dan 400 mL HCl 0,25 M telah
membentuk endapan PbCl2 (Ksp = 2 x 10-10).
4. Jika 1,2 mol HCl yang dilarutkan ke dalam air mempunyai tekanan osmosis 5 atm,
tentukan konsentrasinya jika volume larutan 250 mL dan suhunya 270C.
Daftar Pustaka

Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5thedition). New
York: W.H. Freeman & Company
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill
Education
Earl, Bryan & Wilford, Doug. 2014. Cambridge IGCSE® Chemistry (3rd edition). London: Hodder
Education
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Oxtoby, David W., Gillis, H.P., & Campion, Alan. 2012. Principles of Modern Chemistry
(7th edition). California: Brooks/Cole, Cengage Learning
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Shriver, D. et al. 2014. Inorganic Chemistry (6th edition). New York: McGraw-Hill Education
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Stacy, Angelica M. 2015. Living by Chemistry (2nd edition). New York: W.H. Freeman and
Company
https://sainskimia.com/10-contoh-kegunaan-osmosis-dalam-kehidupan-sehari-hari/, diakses: 31
Desember 2020, 10.38 wib.
Filename: 05ca-bf58-8c27-70c9.docx
Directory: C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp
Template: C:\Users\ACER\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: ACER
Keywords:
Comments:
Creation Date: 12/30/2020 8:28:00 AM
Change Number: 22
Last Saved On: 12/31/2020 12:14:00 PM
Last Saved By: ACER
Total Editing Time: 431 Minutes
Last Printed On: 1/4/2021 10:09:00 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 11
Number of Words: 2,053 (approx.)
Number of Characters: 12,198 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai