EKOSISTEM DANAU
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Lingkungan yang diampu oleh
Ibu Rifaatul Muthmainnah, M.Pd.
Disusun Oleh :
Iis Aisyah 21456017
Alex Hidaya 21546009
Munjim Nur Iman 21546022
Rika Siti Rukoyah 21546025
Wulandari 21546034
Kelas 1-A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ekosistem Danau ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Rifaatul Muthmainnah, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang lingkungan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rifaatul Muthmainnah, M.Pd., selaku
dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 3
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB 2 Pembahasan ................................................................................................................... 5
1. Pengertian ekosistem danau....................................................................................................... 5
A. Ciri ciri ekosistem danau ......................................................................................................... 5
B. Komponen Ekosistem Danau .................................................................................................. 6
C. Jenis jenis ekosistem danau .................................................................................................... 7
D. Pembagian daerah pada danau .............................................................................................. 8
E. Manfaat ekosistem danau .................................................................................................... 10
F. Proses Pembentukan Danau ................................................................................................. 12
G. Sifat-sifat Fisik dan Kimia pada Danau .................................................................................. 14
BAB 3 Penutup ........................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 18
B. Saran ......................................................................................................................................... 18
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perairan pedalaman (inland water) diistilahkan bagi semua badan air yang berada di
daratan. Ilmu yang mempelajari masalah perairan pedalaman atau perairan umum disebut
Limnologi. Bentuk-bentuk perairan umum tawar alami yang telah dikenal luas ialah sungai
(river atau stream), rawa (swamp) dan danau (lake). Selain alami perairan umum juga dapat
dibentuk oleh manusia misalnya waduk (resevoir) dari sungai (waduk sungai) maupun dari
rawa (waduk rawa). Air perairan pedalaman umumnya tawar meskipun ada beberapa badan air
yang airnya asin; dimana air asin di daratan disebut athalassic saline water. Ilmu limnologi
mencakup perairan tawar sampai dengan perairan estuaria (payau) di muara sungai. Limnologi
merupakan cabang ilmu ekologi yang secara khusus mempelajari perairan daratan (Gumiri dkk,
2006).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah danau cukup banyak.
Danau tersebut terbentuk dari cekungan yang berisi air, yang diakibatkan oleh gerakan tanah
maupun gunung berapi. Danau terjadi karena dua macam, yaitu danau alami yang terjadi karena
perubahan alam, dan danau buatan yaitu danau yang sengaja dibuat oleh tangan manusia.
Akibat dari aktifitas gunung berapi yang masih aktif salah satunya adalah timbulnya suatu
cekungan yang dalam dan berisi air, dan masyarakat sekitar biasanya menyebut dengan danau,
situ, atau ranu.
Pengumpulan informasi tentang ekologi perairan umum Indonesia khususnya perairan
danau mulai dilakukan sejak tahun 1928-1929 melalui suatu kegiatan ekpedisi yang diberi
nama “The Sunda expedition”. Dalam expedisi oleh para ahli Jerman ini, dilakukan studi
tentang ekologi air tawar khususnya danau dan waduk di tiga pulau utama Indonesia yaitu
Sumatera, Jawa dan Bali. Setelah expedisi ini masih ada beberapa studi sporadis yang
dilakukan antara tahun 1970 dan 1990 termasuk salah satu yang terbesar adalah “Expedition
Indodanau” yang mencakup danau-danau dan waduk-waduk utama di Sumatera, Jawa, Bali,
Lombok, Flores, Sulawesi dan Irian Jaya (Gumiri dkk, 2006).
Secara teoritis, danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu
tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau
karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun
asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Kebanyakan danau adalah air
tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas. Danau
3
memiliki banyak manfaat yaitu sebagai pengendali keseimbangan air karena dapat berfungsi
untuk mengairi sawah, sumber energy pembangkit tenaga listrik, sebagai sarana transportasi
dan rekreasi, sebagai tempat memancing, tempat budidaya ikan, udang, dan kepiting, sumber
air minum bagi makhluk hidup, sebagai tempat olahraga, tempat riset dan penelitian (Suwono,
2010).
Berdasarkan pentingnya danau dalam ekologi air tawar dan keseimbangan ekosistem
maka hal tersebut melatarbelakangi penulisan makalah yang berjudul “Sifat-Sifat Ekosistem
Danau”.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
4
BAB 2
Pembahasan
1. Pengertian ekosistem danau
Sesuai dengan nama yang dimilikinya, ekosistem danau merupakan ekosistem yang
cakupan wilayahnya berupa danau dan sekitarnya. Ekosistem sendiri merupakan interaksi
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan danau merupakan
ceruk atau cekungan yang terdapat pada permukaan Bumi dan terisi oleh air. Sehingga dapat
dikatakan bahwa ekosistem danau ini merupakan hubungan dari beberapa populasi yang
hidup di suatu ceruk atau cekungan yang terisi air di permukaan Bumi, dan saling
mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya
(hubungan berupa timbal balik). Ekosistem danau ini termasuk ke dalam ekosistem air
tawar, meskipun secara umum air di danau bisa juga terisi air asin. Ekosistem danau ini
tidak hanya meliputi di air saja, namun juga daratan yang ada di sekitar danau tersebut.
5
juga bisa bertambah banyak. Selain itu, tingkat kesuburan di daratan sekitar danau ini
juga tergantung pada cuaca maupun iklim. Di negara yang memiliki empat musim,
mungkin saja air danau akan membeku menjadi es pada bagian permukaannya karena
dipengaruhi oleh dinginnya udara di sana.
d) Jenis tumbuhan didominasi oleh ganggang dan tumbuhan biji
Biasanya ekosistem danau ini mempunyai flora yang khas, yakni berupa
ganggang dan tumbuhan biji. Selain itu, tumbuhan yang ada di danau ini merupakan
tumbuhan yang sudah beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Beberapa ciri dari
tumbuhan yang yang hidup di air tawar antara lain:
• Bersel Satu
• Memiliki dinding yang kuat
• Air masuk ke dalam sel hingga maksimal dan kemudian akan berhenti sendiri
• Tumbuhan tingkat tinggi memiliki jangkar yang berupa akar sulur
• Tumbuhan rendah, memiliki tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis
lingkungan atau isotonis.
e) Dihuni oleh hampir semua filum hewan
Ekosistem danau ini merupakan ekosistem air tawar dan biasanya dihuni oleh
semua filum hewan. Ada salah satu hewan yang menghuni ekosistem air tawar
(termasuk juga ekosistem danau) yaitu Nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Kemudian hewan tingkat tinggi
yang berada di eksositem danau ini misalnya adalah ikan.
6
• Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak
hidup. Komponen yang tidak hidup ini disebut sebagai komponen abiotik. Meskipun
tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen-
komponen yang lainnnya yang terdapat di ekosistem tersebut. Beberapa komponen
abiotik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah suhu, air, cahaya
matahari, angin, batu, tanah, dan tingkat keasaman atau pH.
7
Berdasarkan kapasitas airnya, danau dibedakan menjadi beberapa macam berikut
ini:
• Danau permanen, yakni merupakan danau yang mana kapasitas air ya tidak
dipengaruhi oleh musim. Sehingga volume air yang ada di danau tersebut tidak
bergantung pada musim.
• Danau temporer, yakni merupakan danau yang mana kapasitas airnya dipengaruhi
oleh musim. Kapasitas air yang mengisi danau ini bersifat fluktuaktif, yakni meluap
pada saat musim penghujan tiba dan surut ketika musim kemarau tiba.
c. Berdasarkan produksi materi organiknya
Berdasarkan produksi materi organiknya, danau dibedakan menjadi beberapa
macam berikut ini :
• Danau Oligotropik – yaitu danau yang kekurangan makanan karena fitoplankton
yang ada di danau tersebut, yaitu daerah limnetik tidak atau kurang produktif.
Danau oligotropik ini mempunyai ciri- ciri yaitu :
1. Memiliki air yang jernih
2. Dihuni oleh sedikit makhluk hidup
3. Terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau tersebut
• Danau Eutrofik – yaitu wujud lawan dari danau oligotropik. Danau eutrofik ini
merupakan sebuah danau yang dangkal dan kaya dengan makanan karena
fitoplankton di daerah limnetik pada danau ini sangatlah produktif.
Sama seperti danau oligotropik, danau eutrofik ini juga mempunyai ciri- ciri khusus,
yaitu:
1. Memiliki air yang keruh
2. Terdapat berbagai macam organisme
3. Oksigen di danau ini hanya terdapat di daerah profundal saja.
8
cahaya matahari yang menembus dengan optimal. Daerah litoral ini mempunyai
ciri- ciri, yakni sebagai berikut:
• Merupakan daerah yang dangkal
• Cahaya matahari dapat menyinari secara optimal
• Mempunyai air yang hangat
• Apabila terdapat tumbuhan air, maka tumbuhannya adalah tumbuhan yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
• Hewan yang berada di daerah ini biasanya adalah ganggang yang melekat, siput,
remis, crustacea, ikan, serangga, amfibi, reptil air, reptil semi air (seperti kura-
kura, itik, angsa, ular), dan mamalia.
b). Daerah Limnetik
Daerah selanjutnya adalah limnetik. Daerah limnetik ini merupakan daerah
yang terletak jauh dari tepi danau. Daerah ini masih bisa ditembus oleh cahaya
matahari. Sebagaimana daerah litoral, daerah limnetik ini juga mempunyai ciri-
ciri khusus. Ciri- ciri dari daerah limnetik ini antara lain adalah:
• Berada jauh dari tepi danau
• Dihuni oleh berbagai macam fitoplankton, ganggang, dan cyanobaktery
• Masih bisa disinari oleh cahaya matahari
Di daerah limnetik ini ganggang dan juga fitoplankton melakukan
fotosintesis dan berkembang biak. Perkembangbiakan dengan kecepatan tinggi
terjadi ketika musim panas dan juga musim semi. Di daerah limnetik ini pula terjadi
peristiwa memakan dan dimakan. Fitoplankton dimangsa oleh zooplankton dan
udang- udangan kecil. Zooplankton dan udang- udangan kecil dimangsa oleh ikan-
ikan kecil, lalu ikan- ikan kecil dimangsa oleh ikan- ikan besar. Dan ikan- ikan
besar dimangsa oleh ular, kura- kura, dan juga burung- burung pemakan ikan.
c). Daerah Profundal
Daerah danau yang selanjutnya adalah daerah profundal. Daerah profundal ini
merupakan bagian dari perairan ekosistem danau yang terletak di bagian dalam dan
tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Ciri-ciri daerah profundal ini antara
lain:
• Terletak di perairan bagian dalam
• Tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari
• Dihuni oleh cacing dan mikroba
9
Di daerah ini, cacing dan juga mikroba menggunakan oksigen yang ada di air untuk
melakukan interaksi. Interaksi ini dilakukan dengan melalui respirasi seluler
mendekomposisi detritus yang dibawa dari daerah limnetik.
d). Daerah Bentik
Daerah selanjutnya adalah daerah bentik. Daerah bentik merupakan dasar dari
danau yang merupakan tempat bentos dan juga organisme yang telah mati
terdekomposisi. Daerah bentik ini juga mempunyai ciri- ciri tertentu. ciri- ciri dari
daerah bentik ini antara lain adalah:
• Terdapat di bagian dasar danau
• Merupakan tempat bentos berada
• Tempat organisme mati terdekompisisi
• Tidak dapat ditembus cahaya matahari.
10
tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna. Selain sebagai tempat hidup, tentu saja
disitu juga terjadi peristiwa interaksi hingga siklus hidup flora dan fauna tertentu.
3) Merupakan sumber air bersih yang serbaguna yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya – Air yang ada di danau
merupakan air yang bersih. Apabila danau tersebut merupakan jenis danau air tawar,
maka air danau tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan.
Diantaranya adalah kepentingan rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk
mengairi lahan persawahan atau ladang).
4) Merupakan tempat menampung air bersih – Danau juga sangat berfungsi sebagai
tempat menampung air bersih, baik itu air hujan, aliran permukaan, sungai- sungai
maupun air bawah tanah. Hal ini akan sangat berguna sebagai tempat menampung
cadangan air, sehingga air ini dapat digunakan ketika musim kemarau tiba.
5) Memelihara iklim mikro – Iklim mikro ini merupakan iklim yang mencakup wilayah
sempit, yakni yang ada di daerah sekitar saja. Keberadaan danau ini dapat
memperbaiki iklim mikro di sekitar daerah danau tersebut karena dapat
mempengaruhi kelembaban dan juga curah hujan.
6) Sebagai sumber listrik – Air danau juga bisa dijadikan sebagai sumber pembangkit
listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air.
7) Sarana rekreasi keluarga – Danau juga berfungsi sebagai tempat reskreasi keluarga
yang indah. Di danau ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan, seperti memancing,
berkeliling danau menggunakan perahu, maupun sekedar menikmati pemandangan
alam yang ada di sekitarnya.
8) Sebagai tempat hidup atau habitat beragam makhluk hidup – Ekosistem danau, di
tempat inilah berbagai macam tumbuhan dan juga hewan, siklus hidup maupun
rantai makanan yang mereka punyai. Karena di danau inilah berbagai macam
binatang dan tumbuhan tersebut dapat lestari dan menjadi kekayaan alam.
9) Sebagai sarana edukasi. – Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana
edukasi atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap
lingkungannya. Danau bisa dijadikan sebagai objek penelitian tentang seberapa
besar pengaruh danau terhadap binatang dan tumbuhan yang hidup disekitarnya,
maupun tentang apa saja yang terkandung dalam danau tersebut.
11
F. Proses Pembentukan Danau
Danau terbentuk karena perubahan alam dan sengaja dibuat oleh manusia. Perbedaan ini
berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan biologi danau. Perubahan alam yang membentuk
danau antara lain adalah letusan gunung, penurunan permukaan tanah, gerakan tanah, gerakan
gletser, dsb. Proses pembentukan danau yang terjadi membentuk bermacam-macam jenis
danau. Berikut ini adalah jenis danau menurut proses pembentukannya:
1. Danau Tektonik
Danau tektonik merupakan danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena
pergeseran/patahan. Ketika sebagian dari permukaan bumi turun dengan lingkungannya atau
sebaliknya salah satu sisi bumi terangkat, akan membentuk cekungan danau. Danau tektonik
dapat terjadi akibat gempa kemudian terjadi patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan
tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung.
Cekungan danau ini kemudian terisi oleh air. Luas area danau dan kedalaman air akan
tergantung pada curah hujan dan ukuran penerunan area danau. Air danau hanya diperoleh dari
curah hujan dan aliran air. Contoh: Danau Tempe, Danau Tondana, Dan Danau Towuti di
Sulawesi.
2. Danau Vulkanik
Danau vulkanik merupakan danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme. Danau ini
terbentuk karena letusan gunung berapi. Danau ini terbentuk karena terjadinya letusan gunung
berapi. Danau yang terdapat pada kawah kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika
gunung meletus kawah kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana.
Letusan gunung membentuk cekungan-cekungan yang selanjutnya terisi air, danau-danau
vulkanik yang memiliki bentuk seperti kepundan. Biasanya memiliki kedalaman yang besar.
Danau-danau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi biasanya disebut danau kawah.
Contoh: Ranu Pakis, Ranu Klalah (Ranu Lamongan), Ranu Bedali (di Lumajang), Telaga
Sarangan (di Magetan), dan Telaga Ngebel (di Ponorogo).
3. Danau Vulkano-Tektonik
Danau Volkano-tektonik yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan
tektonik. Pada umumnya terjadi dari patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca
letusan gunung berapi. Jadi terjadinya danau ini akibat vulkanik yang dilanjutkan dengan
tektonik. Pasca letusan dapur magma yang kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi
pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan ini kemudian terisi oleh air. Contoh: Danau
Toba di Sumatera.
4. Danau Karst
12
Danau karst disebut juga doline yaitu danau yang terbentuk pada daerah batu kapur yang
mengalami pelarutan. Pelarutan kapur tersebut menghasilkan suatu bentuk cekungan yang jika
terisi air hujan akan membentuk danau karst berupa dolina. Jika ukuran suatu danau karst lebih
besar daripada dolina pada umumnya, maka disebut uvala. Danau karst yang lebih besar
daripada uvala adalah polje. Danau ini terbentuk melalui proses pelarutan zat kapur oleh air.
Danau karst berada di bawah rata-rata permukaan tanah setempat.Contohnya adalah dolina di
Biak, Papua, di Pegunungan Seribu (Yogyakarta), dan Danau Lais da Rims di Swiss.
5. Danau Ladam
Danau ladam (oxbow lake) adalah danau yang terbentuk akibat proses pemotongan saluran
sungai yang berbentuk meander secara alami dan ditinggalkan oleh aliran sehingga disebut
juga danau sungai mati. Hal ini terjadi ketika arus air secara tiba-tiba menjadi lambat oleh suatu
penurunan gradien, maka arus air berbelok menjadi suatu rute yang lebih panjang dan mengalir
pada suatu tingkat yang lebih lambat. Sedimen dikikis dari bagian yang paling luar hingga
tersisa bagian dalam sedemikian rupa sehingga saluran menjadi lebih terbelit. Sungai yang
terbelit menyisakan suatu danau.
Danau ladam disebut juga danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat
lembah sungai terbendung oleh aliran lava atau erupsi. Danau ini terbentuk akibat adanaya
aliran sungai yang terbendung dengan proses alami, tanpa campur tangan manusia. Jika sisa
aliran ini terisi lebih lanjut oleh air, maka akan terbentuk danau oxbow atau danau tapal kuda.
Danau Oxbow sering dijumpai di beberapa sungai di Kalimantan.
6. Bendungan
Bendungan merupakan danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara membendung
aliran sungai. Pembuatan bendungan biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik
tenaga air, perikanan, pertanian, dan rekreasi. Bendungan buatan manusia lebih dikenal dengan
istialah waduk. Contoh: Waduk Jatiluhur, Wasuk Cirata, Waduk Saguling, Karangkates, dan
Gajahmungkur.
7. Danau Gletser
Danau gletser adalah danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser mencair
dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga membentuk
cekungan. Air mengikis bagian-bagian lembah tersebut hingga terbentuk danau gletser.
Pembentukan danau gletser terjadi di daerah dengan empat musim di belahan bumi utara.
Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu Danau
Superior, Danau Michigan, dan Danau Ontario.
13
8. Danau yang terjadi dengan sendirinya
Danau yang terjadi secara alami adalah danau karena permukaan bumi ada yang rendah.
Contohnya danau-danau di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur terdapat di tengah-tengah
daerah yang berawa-rawa. Contoh: Danau Sentarum. Danau Sentarum sejatinya adalah daerah
hamparan banjir (lebak lebung /floodplain). Dengan letak dan kondisinya yang berada di
tengah-tengah jajaran pegunungan menjadikan kawasan ini sebagai daerah tangkapan hujan.
Pada musim penghujan Komplek Danau Sentarum akan terendam air akibat aliran air dari
pegunungan di sekelilingnya dan dari luapan Sungai Kapuas yang merupakan Sungai
terpanjang di Indonesia. Selama 9-10 bulan dalam setahun, kawasan Danau Sentarum akan
terendam hingga kedalaman 6-14 meter.
(Suwono, 2010).
14
sungai, rembesan air bawah tanah, dan evapotranspirasi. Masuk dan keluarnya air bervariasi
secara musiman dan juga melalui karakteristik cekungan danau, air bawah tanah, cekungan
aliran air (drainase), dan iklim.
3. TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid)
Zat padat tersuspensi (TSS) merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. TSS terdiri atas lumpur dan
pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang
terbawa ke dalam badan air. Total Suspended Solid adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan
tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup
(biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik)
seperti detritus dan partikel- partikel anorganik. Total Dissolved Solid merupakan jumlah
kandungan zat padat terlarut dalam air juga mempengaruhi penetrasi cahaya matahari masuk
ke dalam badan perairan. Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya matahari akan berkurang,
akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang yang akhirnya mengurangi tingkat
produktivitas perairan.
Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal
ini menyebabkan menurunnya produktivitas primer perairan menurun, yang pada gilirannya
menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan. Padatan tersuspensi yang tinggi akan
mempengaruhi biota di perairan melalui dua cara, yaitu dengan cara: 1) menghalangi dan
mengurangi penentrasi cahaya ke dalam badan air, sehingga mengahambat proses fotosintesis
oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Kondisi ini akan mengurangi pasokan oksigen
terlarut dalam badan air. 2) Secara langsung TDS yang tinggi dapat mengganggu biota perairan.
Padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi
regenerasi oksigen secara fotosisntesis dan kekeruhan air juga semakin meningkat.
Peningkatan kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan
kedalaman eufotik, sehingga kedalaman perairan produktif menjadi turun. Padatan tersuspensi
mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu pengendapan dan pembusukan
bahan-bahan organik dapat mengurangi nilai guna perairan.
4. Cahaya
Cahaya memegang peranan penting dalam ekologi danau dan menentukan potensi
fotosintesis, yaitu yang mensuplai oksigen terlarut dan makanan dalam air. Radiasi sinar
matahari adalah sumber terbesar panas dan menentukan pola angin pada cekungan danau dan
gerakan air. Pemanfaatan energi cahaya yang diterima di dalam danau menentukan
15
produktivitas danau. Intensitas cahaya bervariasi terhadap musim dan kedalaman. Semakin
dalam penetrasi cahaya dan semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam danau maka
produktivitasnya semakin tinggi. Organisme yang berfotosintesis meliputi fitoplankton (alga),
perifiton, dan makrofita.
Tingkat penetrasi cahaya juga dipengaruhi oleh partikel-partikel dalam air, dengan kata
lain kedalaman penetrasi cahaya ditentukan pada turbiditas (kekeruhan) air. Pada danau yang
jernih, penetrasi cahaya meluas ke bagian bawah sampai kedalaman 20 meter atau lebih.
Sebaliknya pada danau yang keruh, cahaya hanya dapat menembus pada zona euphotik yaitu
kedalaman 3-5 meter. Ketika cahaya menembus ke dalam air, intensitas cahaya berkurang
secara eksponensial, karena diabsorbsi oleh air.
5. Suhu
Secara umum kedalaman danau terstratifikasi ke dalam 3 lapisan berdasarkan adanya
penetrasi cahaya yang menyebabkan perbedaan suhu, yaitu lapisan epilimnion, metalimnion,
dan hipolimnion. Epilimnion adalah lapisan paling atas dan hangat yang bercampur dengan
baik. Di bawah epilimnion adalah metalimnion atau daerah termoklin, yaitu suatu lapisan air
yang suhunya mengalami penurunan dengan sangat cepat. Hipolimnion adalah lapisan paling
bawah yang sifatnya dingin. Perubahan dalam kerapatan pada metalimnion bertindak sebagai
pencegah bercampurnya epilimnion dan hipolimnion. Termoklin digunakan sebagai istilah
untuk menggantikan metalimnion.
17
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
18
Daftar Pustaka
Gumiri dkk. 2006. Tinjauan Limnologi Perairan Tawar Kalimantan Tengah. Journal of
Tropical Fisheries. 1 (2): 98-110
Odum, P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suryono dkk. 2010. Tingkat Kesuburan dan Pencemaran Danau Limboto Gorontalo. Jurnal
Oseanologi dan Limnologi Indonesia. 36 (1): 49-61
Suwono, Hadi. 2010. Dasar-Dasar Limnologi. Surabaya: IPB Press
Walukow, Auldry F. 2010. Kajian Parameter Kimia Pospat di Perairan Danau Sentani
Berwawasan Lingkungan. Jurnal Forum Geografi. 24 (2): 183-197
19