Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Teknik Dasar Laboratorium III


Ditunjukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Teknik Laboratorium dengan
Dosen pembingbing Ibu Rifaatul Muthmainnah, M.Pd

Disusun oleh :
Kelas 1A
Cici Cahyati 21543003
Irpan Pauzi 21546019
Helmi Hasanah 21546019
M Najwa Maulana Malik 21546021
Alex Hidayat 21546009

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah swt.. Atas limpahan rahmat dan
karunianya kita dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Teknik Dasar
Laboratorium III.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “ Teknik
Laboratorium”. Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran
serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan,
baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajian. Oleh karena itu penulis dengan senang
hati menerima kritik dan saran demi perbaiki makalah ini dimasa yang akan datang.

Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi


penulis dan para pembaca pada umumnya.

Garut Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Pengertian Filtrasi ....................................................................................................... 2
B. Pengertian Titrasi ........................................................................................................ 4
C. Pengertian Ekstrasi ...................................................................................................... 5
D. Pengertian Destilasi ..................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9
BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang

Filtrasi operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel
padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-partikel
padatan. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa
beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi
dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relative lebih kecil dibandingkan zat cairnya.

Titrasi salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara
mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Titrasi harus di
hentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indicator.

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu
campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai Teknik pemisahan dapat diterapkan
untuk memisahkan campuran. Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai
melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi
diperoleh melalui Teknik pemisahan destilasi.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan Filtrasi ?

B. Apa yang dimaksud dengan Titrasi ?

C. Apa yang dimaksud dengan Ekstrasi ?

D. Apa yang dimaksud dengan Destilasi ?

C. Tujuan Pembahasan

A. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Filtrasi

B. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Titrasi

C. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Ekstrasi

D. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Destilasi


BAB II PEMBAHASAN

A. Filtrasi

Filtrasi merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan


ukuran partikel zat terlarut. Teknik pemisahan campuran secara filtrasi biasanya digunakan
untuk memisahkan campuran antara zat padat dalam suatu suspensi dengan ukuran partikel-
partikel zat padat yang lebih besar dari ukuran partikel-partikel zat lain dalam campuran
suspensi tersebut. Penyaringan yang sering dilakukan di dalam laboratorium menggunakan
kertas saring. Contohnya adalah menyaring suspensi pasir dengan air. Butiran-butiran pasir
akan tertahan pada kertas saring, sedangkan air akan lolos melewati ketas saring.Larutan yang
lolos melalui saringan (air) disebut filtrat, sedangkan materi yang tertahan pada kertas saring
(pasir) dinamakan residu.

Filtrasi biasanya merupakan proses pemisahan campuran yang tidak sempurna.


Beberapa cairan masih tetap berada di sisi umpan filter atau masih berada di media filter, hanya
beberapa padatan kecil yang dapat lolos melewati filter.

a. Jenis-jenis Filtrasi

1. Filtrasi Umum

Filtrasi umum adalah bentuk filtrasi paling dasar yang menggunakan gaya gravitasi
untuk menyaring campuran. Campuran dituangkan dari atas ke media saring (misalnya kertas
saring) dan adanya gaya gravitasi akan menarik cairan ke bawah. Padatan selanjutnya akan
tertinggal pada filer, sedangkan cairan mengalir di bawahnya.

2. Filtrasi Vakum

Prinsip kerja dari filtrasi vakum adalah labu Buchner dan selang difungsikan dalam
menarik vakum untuk menyedot cairan melalui saringan. Filtrasi vakum dapat mempercepat
pemisahan campuran dan bisa digunakan untuk mengeringkan padatan.Metode yang umum
dilakukan dalam filtrasi dingin adalah menempatkan wadah dengan larutan dalam bak es
sebelum penyaringan.

3. Filtrasi Panas

Filtrasi panas digunakan untuk memisahkan padatan dari larutan panas untuk mencegah
pembentukan kristal dalam corong saring dan peralatan lainya saat kontak dengan larutan.
Akibatnya, peralatan dan larutan yang digunakan dipanaskan untuk mencegah penurunan suhu
yang cepat, pada gilirannya akan menyebabkan kristalisasi dari padatan di corong dan
menghambat proses penyaringan
4. Filtrasi Hampa

Teknik filtrasi hampa sering digunakan untuk batch kecil larutan agar dapat
mengeringkan kristal kecil. Teknik penyaringan ini membutuhkan corong Buchner dan kertas
saring dengan diameter lebih kecil untuk terhubung dengan sumber vakum. Metode ini
mengacu pada penggunaan lapisan berlubang atau mesh tunggal untuk mempertahankan
partikel besar sambil membiarkan partikel berukuran lebih kecil keluar. Filter memilik banyak
lapisan dan cairan akan mengikuti saluran di media untuk melewati filter terssebut.

b. Contoh Filtrasi

Filtrasi adalah teknik pemisahan campuran yang penting dalam penelitian di


laboratorium dan juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode pemisahan campuran dengan cara penyaringan juga sering digunakan dalam
industri. Misalnya industri gula pasir untuk memisahkan butiran gula halus dengan kristal gula
pasir, industri cat untuk membuat tepung mill (batu kapur yang dihaluskan) dengan ukuran
tertentu, industri farmasi, dan industri garam dapur.

Pembuatan bir kopi melibatkan air panas yang melewati melalui kopi bubuk dan
saringan. Kopi cair adalah filtratnya. Teh celup juga mempunyai proses yang sama, yaitu
menggunakan kantong teh (kertas filter).
B. Titrasi

Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi suatu larutan
dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain
yang konsentrasinya itu sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya itu sudah diketahui
disebut dengan larutan baku. Larutan yang belum diketahui konsentrasinya ditambahkan
beberapa tetes indicator, setelah itu ditetesi dengan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titik akhir titrasi ialah tepat pada saat terjadi sebuah perubahan warna
indicator. Titrasi yang melibatkan reaksi asam serta basa disebut dengan titrasi asam-basa.

a. Jenis-jenis Titrasi

1. Titrasi Redoks

Titrasi redoks adalah jenis titrasi yang prosesnya bergantung dengan reaksi redoks.
Sebenarnya, redoks dalam titrasi terbagi menjadi tiga, yaitu menggunakan I2, titrasi tidak
langsung, dan permanganometri.

2. Titrasi Kompleksasi

Titrasi kompleksasi adalah titrasi yang menggunakan reaksi kompleksasi dan


pembentukan ion kompleks. Penggunaannya untuk menganalisa kadar logam. Dalam
penggunaannya, perlu pertimbangan karena pembentukan ion kompleks sangat spesifik pada
kondisi tertentu.

3. Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa mengacu pada metode analisis kuantitatif yang berdasarkan reaksi
asam basa. Indikator ini digunakan untuk bisa memprofilkan perubahan warna dalam pH
tertentu.

4. Titrasi Argentometri

Titrasi argentometri adalah titrasi yang digunakan untuk reaksi pengendapan. Sesuai
prinsipnya, titrasi ini mengenai kelarutan dan tetapan hasil dari reagen yang memberikan reaksi.
Metode untuk titrasi argentometri ini telah dibedakan dalam tiga metode. Ada metode Volhard,
metode Mohr, dan metode Fajans.
b. Cara melakukan titrasi

➢ Memasukan Larutan
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan larutan ke dalam buret atau
pipa panjang berskala. Larutan dalam buret ini disebut juga sebagai penitrasi.
➢ Dimasukan ke Erlenmeyer
larutan yang akan dititrasi ini lalu dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer. Namun
terlebih dulu harus mengukur volumenya menggunakan pipet volume.
➢ Memberikan beberapa tetes indikator

Selanjutnya berikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi dalam tabung
erlenmeyer menggunakan pipet tetes. Indikator yang dipakai merupakan perubahan
warna di sekitar titik ekuivalen.
➢ Melanjutkan proses Titrasi
larutan yang ada di dalam buret diteteskan satu per satu melalui kran ke dalam tabung
erlenmeyer. Goyangkan tabung erlenmeyer sehingga larutan penitrasi itu mampu larut
dengan larutan yang sudah ada di dalam tabung tersebut.
Penambahan larutan penitrasi ke dalam tabung erlenmeyer dapat dihentikan ketika
sudah ada perubahan warna. Perubahan warna berarti menandakan telah tercapainya
titik akhir titrasi atau yang dimaksud titik ekuivalen itu.
➢ Mencatat Volume
Catatkan volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan volume yang berkurang
pada buret setelah proses titrasi selesai.
C. Ekstrasi

Ekstrasi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut
organik. Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu ekstraksi padat cair dan
ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang dipisahkan terdapat dalam campuran
yang berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair adalah suatu metode pemisahan senyawa
dari campuran yang berupa padatan.

1. Ekstraksi Padat Cair

Ekstraksi padat cair atau leaching merupakan metode pemisahan satu atau beberapa
komponen (solute) dari campurannya dalam padatan yang tidak dapat larut (inert) dengan
menggunakan pelarut (solvent) berupa cairan. Pemisahan dapat terjadi karena adanya driving
force yaitu perbedaan konsentrasi solute di padatan dengan pelarut dan adanya perbedaan
kemampuan melarut komponen dalam campuran.

Ekstrasi padat cair dibedakan menjadi dua yaitu :

• Ekstrasi cara dingin

Pada metode ini tidak dilakukan pemanasan selama proses ekstraksi


berlangsung dengan tujuan agar senyawa yang diinginkan tidak menjadi
rusak. Beberapa jenis metode ekstraksi cara dingin, yaitu:

1) Maserasi atau Dispersi

Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan


pelarut diam atau dengan adanya pengadukan beberapa kali pada suhu
ruangan. Metoda ini dapat dilakukan dengan cara merendam bahan dengan
sekali-sekali dilakukan pengadukan. Maserase dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Jadi Maserase
merupakan cara ekstrasi yang paling sederhana dengan cara emrendam
serbuk simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan.

2) Perkolasi

Perkolasi merupakan metode ekstraksi dengan bahan yang disusun secara


unggun dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai presesnya
sempurna dan umumnya dilakukan pada suhu ruangan. Prosedur metode
ini yaitu bahan direndam dengan pelarut, kemudian pelarut baru dialirkan
secara terus menerus sampai warna pelarut tidak lagi berwarna atau
tetap bening yang artinya sudah tidak ada lagi senyawa yang terlarut.
Contohnya yaitu kopi dimana pelarut air, zat permeable adalah bubuk kopi,
dan konstituen larut adalah senyawa kimia yang memberikan kopi
warna,rasa, dan aroma.

• Ekstrasi cara panas

Pada metode ini melibatkan pemanasan selama proses ekstraksi


berlangsung. Adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses
ekstraksi dibandingkan dengan cara dingin. Beberapa jenis metode
ekstraksi cara panas, yaitu:
1) Ekstraksi refluks
Ekstraksi refluks merupakan metode ekstraksi yang dilakukan pada titik
didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah pelarut tertentu dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Pada umumnya dilakukan tiga
sampai lima kali pengulangan proses pada rafinat pertama.
2) Ekstraksi dengan alat soxhlet
Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga
terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Pada
metode ini, padatan disimpan dalam alat soxhlet dan dipanaskan,
sedangkan yang dipanaskan hanyalah pelarutnya. Pelarut terdinginkan
dalam kondensor, kemudian mengekstraksi padatan.

2. Ekstrasi Cair-cair

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutamadigunakan apabila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Ekstraksi cair-cair
selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi
dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada ekstraksi cair-
cair, zat terlarut dipisahkan dari cairan pembawa (diluen) menggunakan pelarut cair.
D. Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik didih lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
a. Macam-macam Destilasi

Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu adapula distilasi ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi
pressure-swing, serta distilasi reaktif.

1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih


yang jauhatau dengan salah satu komponen bersifat volatil.Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.

2. Distilasi Fraksionasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,


dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20
°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari
distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan
komponen- komponen dalam minyak mentah.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang


memiliki titik didih mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawaini dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer
dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi
uap adalah dapat mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalahuntuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah
juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke
kondensor danakhirnya masuk ke labu distilat.

4. Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi


tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Keempat Teknik ini merupakan metode dasar yang sering digunakan di


laboratorium.Teknik-teknik ini mempermudah bagaimana caranya
memisahkan,mengekstrak,menyuling,atau menentukan konsentrasi suatu campuran atau
zat. Secara umum pengertian keempat Teknik ini yaitu filtrasi merupakan metode
pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat terlarut. Titrasi
ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi suatu laruta dengan
cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain
yang konsentrasinya itu sudah diketahui.

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan


kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang bernbeda, Distilasi atau
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

B. Saran

Setelah mengenal dan memahami metode-metode analisis kimia tersebut


diharapkan pembaca dapat memahami konsep dan didapatkan mempraktikan metode
tersebut ketika sedang di laboratorium. Setelah memahamikonsep pembaca juga di
sarankan untuk menelaah kebih detail lagi mengenai metode-metode analisis kimia lebih
dalam lagi, disesuaikan dengan alat-alat laboratorium yang tersedia,sifat analis yang
digunakan,tingkat kesulitan alat,dan ketelitian praktikum untuk mendapatkan hasil yang
detail lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/318/3/BAB%20II%20%28CLEAR%29.pdf

https://www.mt.com/id/id/home/library/FAQ/lab-analytical- instruments/titration.html

http://eprints.polsri.ac.id/5172/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai