Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKOSISTEM SUNGAI
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Lingkungan yang Diampu oleh
Rifaatul Muthmainnah, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 3:
Abel Junjunan Al Ghifari 21546007
Annisa 21542005
Irpan Fauzi 21546019
Nur Gustiani 21546041
Silvi Navisatul A 21546028

Kelas 1A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
EKOSISTEM LINGKUNGAN ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Rifaatul Muthmainnah, M.Pd pada bidang studi Pendidikan Biologi mata kuliah
Ilmu Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang EKOSISTEM LINGKUNGAN bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Rifaatul Muthmainnah, M.Pd
bidang studi Pendidikan Biologi mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, 10 November 2021

2
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................. 3
A. Sifat Air ........................................................................................................... 4
B. Komposisi Air ................................................................................................. 7
C. Sifat Fisik Air .................................................................................................. 8
D. Manfaat Air ..................................................................................................... 8
E. Macam-macam Lingkungan Air ..................................................................... 8
F. Karakteristik Ekosistem Sungai ...................................................................... 9
G. Zonasi Ekosistem Sungai ............................................................................... 10
H. Interaksi atau Pola Ketergantungan antara Faktor Biotik dan Abiotik di
Ekosistem Sungai ........................................................................................... 11
I. Kondisi Sungai di Indonesia .......................................................................... 12
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 14

3
A. Sifat Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat
di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air,sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dangas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan
bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang
baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan
menyulut konflik. Kondisi perairan juga sangat menentukan kelimpahan dan
penyebaran organisme di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki
kebutuhan dan preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait dengan
karakteristik lingkungannya.
Habitat-habitat perairan dibagi dalam tiga kategori utama, yaitu sistem air
tawar, estuarin dan lautan. Walaupun habitat air tawar menempati sebagian kecil
dari permukaan bumi bila dibandingkan dengan habitat lainnya, namun mempunyai
arti yang sangat penting. Sebagai pelarut yang baik, air mengandung zat-zat kimia
yang terlarut didalamnya. Penggunaan senyawa ini dalam aktivitas metabolik
tumbuhan dan hewan perairan menyebabkan perubuhan susunan kimiawi air,
dengan demikian pengetahuan mengenai keadaan ini penting untuk memahami
hubungan yang rumit antara komponen-komponen biotik dan abiotik.
Badan air tawar dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu air diam seperti
kolam, danau, situ, rawa, telaga dan waduk serta air mengalir (sungai). Air diam
digolongkan sebagai sistem lentik sedangkan air mengalir disebut sistem lotik.
Studi mengenai air tawar dikenal sebagai Limnologi. Penelitian-penelitian badan
air tawar mencakup kajian sifat-sifat fisika dan kimia air, tumbuhan serta hewan
yang hidup di dalamnya serta tata cara mereka berinteraksi. Sifat-sifat fisika dan
kimia air sangat penting dalam ekologi.
Air merupakan media pengangkutan yang ideal bagi molekul-molekul melalui
tubuh organisme, karena air merupakan pelarut yang kuat tanpa menjadi sangat
aktif secara kimia. Tegangan permukaan air yang tinggi menyebabkan pergerakan
air melewati organisme, dan juga bertanggung jawab bagi kenaikkan tinggi air
tanah. Rapatan air yang tinggi tidak hanya mendukung bobot tubuh secara sebagian
maupun seutuhnya, namun juga memungkinkan hadirnya organisme tersuspensi.
Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat ditentukan
oleh berbagai faktor, yaitu : derajat keasaman (pH), oksigen terlarut,
karbondioksida bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan Chemical

4
Oxigen Demand (COD). Kebutuhan air untuk berbagai aspek kehidupan
menyangkut baik kuantitas maupun kualitasnya. Apabila jumlah airnya berlebihan
atau kurang dari yang dibutuhkan, maka akan mengganggu demikian juga kualitas
airnya harus sesuai dengan peruntukannya.
Kondisi perairan sangat menentukan kelimpahan dan penyebaran organisme
di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki kebutuhan dan preferensi
lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait dengan karakteristik
lingkungannya. Nikolsky menyatakan bahwa setidaknya ada tiga alasan utama bagi
ikan untuk memilih tempat hidup yaitu 1) yang sesuai dengan kondisi tubuhnya, 2)
sumber makanan yang banyak, 3) cocok untuk perkembangbiakan dan pemijahan.
Dalam rangka pengelolaan sumberdaya hayati perairan laut, pemahaman terhadap
faktor-faktor fisik laut dan pengaruhnya terhadap perkembangan biota laut
merupakan suatu kebutuhan yang mutlak. Faktor fisika-kimia laut, seperti cahaya,
suhu, salinitas, arus dan pasang surut semenjak semula dipandang sebagi faktor
abiotik pada ekosisitem laut yang memiliki banyak kegunaan dalam proses
kelangsungan hidup ikan, seperti pertumbuhan dan distribusinya.
- Kandungan Bahan Kimia dalam Air
Air mempunyai sifat melarutkan bahan kimia. Abel Wolman menyatakan
bahwa air rumusnya adalah: H2O + X, dimana X adalah zat zat yang dihasilkan air
buangan oleh aktivitas manusia selama beberapa tahun. dengan bertambahnya
aktivitas manusia, maka factor X tsb dalam air akan bertambah dan menjadi
masalah. Faktor X merupakan zat zat kimia yang mudah larut dalam air dan dapat
menimbulkan masalah sbb:
- Toksisitas
- Reaksi reaksi kimia yang menyebabkan :
• Pengendapan yang berlebihan
• Timbulnya busa yang menetap, yang sulit untuk dihilangkan
• Timbulnya respon fisiologis yang tidak diharapkan terhadap rasa atau pengaruh
laxatif
• Perubahan dari perwujudan fisik air. Beberapa faktor kimia perairan yang
berperan penting dalam ekosistem perairan antara lain adalah pH, gas terlarut,
garam-garam an-organik, senyawa organik, BOD biasanya diukur dalam setiap
kajian ekologis suatu sistem perairan menggenang.
Cara sederhana yang memberikan perkiraan pengukuran maupun cara
canggih untuk memperkirakan secara sangat teliti dengan menggunakan alat yang
mahal, telah dikembangkan. Cara yang dipilih sangat tergantung pada sifat
pekerjaan yang akan dilakukan.
1. Salinitas
Salinitas adalah banyaknya zat terlarut. Zat padat terlarut meliputi garam-
garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme
hidup, dan gas-gasterlarut (Nybakken, 1992).
Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah
rasanya yang asin. Ini disebabkan karena didalam air laut terlarut garam-
garam yang paling utama adalah natrum klorida (NaCl) yang sering disebut
garam dapur. Selain NaCl, di dalam air laut terdapat pula MgCls2, kalium,
kalsium dan sebagainya.

5
Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang
terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan 0/00 (permil,
gram per liter) (Nontji, 1986). Di perairan pantai karena terjadi pengenceran
misalnya karena pengaruh aliran sungai salinitas bisa turun rendah.
Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa
meningkat tinggi.
Air payau adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan
air yang salinitasnya antara air tawar dan air laut. Perairan estuari atau
daerah sekitar kuala dapat mempengaruhi struktur salinitas yang kompleks,
karena selain merupakan pertemuan antara air tawar yang relatif ringan dan
air laut yang lebih berat juga pengadukan air sangat menentukan (Nontji,
1986).
2. Derajat keasaman (pH)
Nilai pH air yang normal adalah netral, yaitu antara pH 6 sampai pH
8 (Fardiaz,1992). Air yang pHnya kurang dari 7 bersifat asam, sedangkan
yang pH-nya lebih dari 7 bersifat basa. Tanah yang bersifat asam akan
mengakibatkan pelarutan dan ketersediaan logam berat yang berlebihan
dalam tanah (Darmono, 1995). Perubahan pH yang sangat asam maupun
basa akan mengganggu kelangsungan hidup organisme akuatik karena
menyebabkan terganggunya metabolisme dan respirasi. Derajat keasaman
adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen dan menunjukkan
suasana air tersebut apakah bereaksi asam atau basa. Kisaran pH air yang
maksimal untuk produksi ikan adalah 6,5 sampai 9 (Boyd,1981).
Fluktuasi pH sangat dipengaruhi oleh proses respirasi, karena gas
karbondioksida yang dihasilkannya. Semakin banyak karbondioksida yang
dihasilkan dari proses respirasi, maka pH akan semakin rendah. Namun
sebaliknya jika aktivitas fotosintesis semakin tinggi maka akan
menyebabkan pH semakin tinggi (Kordi, 2000). Pengukuran derajat
keasaman dilakukan dengan variasi waktu siang dan malam. Langkah
tersebut didasarkan pada perbedaan aktivitas biota pada siang dan malam
hari. Pengambilan lokasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti
transek pada kedalamanyang berbeda dan tempat-tempat yang memiliki
potensi menimbulkan pencemaran (sumber pencemaran terpusat).
3. Oksigen Terlarut (DO)
Pemasukan air tawar dan air laut yang teratur ke badan estuari dan
ditambah lagi dengan kedangkalan, turbulensi dan percampuran oleh angin,
biasanya suplai oksigencukup banyak dalam kolom air. Kelarutan oksigen
dalam air menurun jika suhu dansalinitas meningkat. Jumlah oksigen dalam
air akan bervariasi jika parameter suhu dansalinitas bervariasi (Green,
1968).
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan
tanaman dan hewan didalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air
tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi
oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya(Fardiaz, 1992).
Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana
jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya, dan dari atmosfer

6
(udara) yangmasuk ke dalam air dengan kecepatan terbatas (Fardiaz, 1992).
Oksigen terlarut dalam laut dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk
respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme. Konsentrasi
oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan
tekanan atmosfer (Fardiaz, 1992).
Oksigen merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran
makhluk hidup didalam air. kepekatan oksigen terlarut bergantung ada suhu,
kehadiran tanaman fotosintesis, dan tingkat penetrasi cahaya yang
bergantung kepada kedalaman dan kekeruhan air.
B. Komposisi Air
Air merupakan zat esensial bagi kehidupan, air dengan rumus kimia H2O
adalah benda tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa yang diperlukan oleh
semua kehidupan di bumi agar mereka dapat bertahan hidup. Air merupakan zat
kimia yang berada dalam bentuk cair pada tekanan biasa dan pada suhu kamar.
Dengan rumus kimia H2O berarti setiap molekul air mengandung 2 atom
hidrogen dan satu atom oksigen. Hubungan terjadi antara elektron-elektron yang
membentuk bagian luar atom dan merupakan mata rantai kuat yang dinamakan
ikatan kovalen. Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur dasar dengan
mengalirkan arus listrik. Proses ini dikenal sebagai elektrolisis, yaitu penguraian
dua atom hidrogen penerima elektron dan membentuk gas H2 pada katoda,
sementara empat ion OH bergabung dan membentuk gas O2 (oksigen) pada
anoda. Gas-gas ini membentuk buih dan bisa dikumpulkan.
Air juga merupakan bagian pelarut paling universal. Ini disebabkan
molekul air terdiri dari dua atom hidrogen bergabung dengan satu atom oksigen
pada sudut 105o. Struktur ini menjadikan molekul air mempunyai muatan positif
di sebelah atom hidrogen dan negatif di sebelah atom oksigen. Oleh karena itu,
molekul air adalah dwi kutub.
Secara alami air mengandung berbagai macam zat yang larut di dalamnya
seperti unsur-unsur hara yang sangat berguna bagi tumbuhan dan garam-garam
mineral yang diperlukan bagi kehidupan semua organisme termasuk manusia.
Dengan sifat seperti ini air merupakan suatu sumber daya alam yang
sangat penting di planet bumi. Semua kehidupan di planet bumi ini memerlukan
air, tetapi manusialah yang merupakan mahluk pengguna air terbesar. Berikut
adalah sifat-sifat air yang lain.
- Air menempati ruang
Air mempunyai sifat menempati ruang,contohnya air yang dituangkan
pada gelas maka air itu akan menempati ruang dalam gelas sehingga
bentuknya seperti gelas, begitu juga air yang dituangkan kedalam botol maka
air akan menempati ruangan dari botol dan bentuknya akan seperti botol.
- Air memiliki berat
Air memiliki berat. contohnya apabila sebuah ember yang kosong diisi air
hingga penuh maka, apabila ember tersebut diangkat akan terasa berat.
- Permukaan air yang tenang selalu datar
Air tenang memiliki sifat permukaannya selalu datar, contohnya air di
dalam gentong, gelas atau benda yang lain apabila diamati permukaan air itu
akan selalu datar. Sifat permukaan air yang selalu datar digunakan oleh tukang

7
bangunan sebagai dasar pengukuran pemasangan ubin atau tembok batu bata
supaya tidak miring dengan alat yang bernama waterpass.
- Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yag lebih rendah
Air mempuyai sifat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah. contohnya air sungai, air sungai mengalir dari pegunungan atau mata
air di tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Begitu juga air yang
dituangkan pada permukaan papan akan bergerak ke bawah menuju tanah,
karena air memiliki sifat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah.
- Air melarutkan beberapa zat
Seperti yang saya sebutkan di awal, air mempunyai sifat dapat melarutkan
beberapa zat. contohnya gula yang dimasukan ke dalam air lalu diaduk-aduk
maka butiran gula akan hilang, hilangnya butiran gula tersebut karena larut
dalam air. Gula yang ada didalam air akan hilang karena air memiliki sifat
dapat melarutkan beberapa zat.
- Air menekan ke segala arah
Air memiliki sifat menekan kesegala arah. contohnya apabila kantong
plastik diisi air lalu kantong plastik tersebut ditusuk jarum maka air akan
keluar. keluarnya air itu karena air memiliki sifat menekan ke segala arah. Air
yang ada dalam kantong akan keluar setelah ditusuk dengan jarum, karena sir
memiliki sifat memekan kesegala arah.
- Air meresap melalui celah kecil
Air memiliki sifat meresap ke celah-celah kecil. contohnya air hujan yang
turun dari langit ke permukaan tanah akan menggenangi permukaan tanah
tersebut tetapi lama-kelamaan air tersebut akan habis karena air itu meresap
melalui celah-celah kecil tanah. Contoh lain adalah pada kompor minyak,
dimana minyak tanah di bawah meresap melalui celah sumbu sehingga sumbu
bagian atas dapat dinyalakan.
- Air dapat berubah wujud
Air memiliki sifat dapat berubah wujud. contohnya dalam pembuatan es
batu, air yang dibungkus kantong plastik lalu di masukan kedalam kullkas atau
pendingin maka air tersebut lama kelamaan akan berubah wujud dari cair
menjadi padat.
Ada beberapa perubahan wujud benda yaitu:
1. Pencairan/mencair yaitu perubahan wujud dari padat menjadi cair.
2. Pengembunan yaitu perubahan dari gas menjadi cair.
3. Penyubliman yaitu perubahan wujud dari padat menjadi gas.
C. Sifat Fisik Air
Sifat fisik dari air yaitu didapatkan pada ketiga wujudnya, yaitu: bentuk padat
sebagi es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Sifat air
meliputi kekeruhan, warna, dan temperatur.
D. Manfaat Air
Manfaat air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk mengairi sawah,
membantu pekerjaan rumah tangga, untuk minum, memasak, dan juga dapat
digunakan untuk menjadi energi listrik, dan yang lainnya.
E. Macam-macam Lingkungan Air
1. Ekosistem Darat

8
Ekosistem ini berlangsung di daratan dan berpengaruh dengan keadaan
tanah, iklim, kelembaban, curah hujan, dan pancaran sinar matahari.
Berdasarkan letak geografis, ekosistem darat dibagi menjadi enam bioma, yakni
gurun, padang rumput, taiga, tundra, hutan gugur, dan hutan hujan tropis.
2. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan dipengaruhi oleh pancaran cahaya matahari, substrat,
dan jumlah materi terlarut. Jika kandungan garam terlarut sedikit maka
ekosistem dikenal sebagai perairan tawar dan bula kadar garam tinggi dikenal
sebagai ekosistem laut.
Adapun, contoh ekosistem laut adalah pantai dan air tawar adalah danau.
Organisme yang hidup di air dibedakan menjadi, plankton, nekton, neuston,
perifiton, dan bentos.
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem ini diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Contohnya akuarium, tambak, ternat, peternakan, dan ladang.
F. Karakteristik Lingkungan Sungai
Sungai merupakan ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam
daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi
daerah sekitarnya. Kondisi sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki oleh lingkungan disekitarnya (Setiawan, 2009). Perairan sungai sebagai
suatu sistem memiliki berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi.
Pada ekosistem sungai, setiap komponen akan saling terintegrasi satu dengan
lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas
ekosistem tersebut (Suwondo dkk, 2004).Komponen abiotik sebagai habitat dan
lingkungan hidup komponen biotik berupa suhu, tingkat kecerahan, kedalaman,
tipe substrat yang berupa kerikil berbatu. Komponen abiotik berpengaruh
terhadap keberadaan komponen biotik. Ekosistem perairan mengalir memiliki
karakteristik dasar, yaitu arus dan perbedaan gradien lingkungan
(elevasi).Ekosistem sungai ini mempunyai suatu ciri khas yaitu adanya aliran air
yang searah sehingga memungkinkan adanya perubahan fisik dan kimia di
dalamnya yang berlangsung secara terus menerus. Selain ciri khas tersebut, kita
juga dapat menemukan beragam ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh
ekosistem sungai, antara lain:
a) Adanya air yang terus mengalir dari arah hulu menuju ke arah hilir.
b) Terdapat variasi kondisi fisik dan juga kimia dalam tingkat aliran air
yang sangat tinggi.
c) Adanya perubahan kondisi fisik dan juga kimia yang berlangsung secara
terus menerus.
d) Dihuni oleh berbagai macam tumbuhan dan juga binatang yang telah
beradaptasi dalam kondisi aliran air.

9
Menurut Mulyanto (2007) mengatakan bahwa karakteristik sungai yaitu
mengalir dengan satu arah, debitnya berfluktuasi, biota yang ada beradaptasi
dengan arus yang searah, dasar sungai dan tepian tidak stabil, memanjang,
terdapat kekeruhan, konsentrasi, oksigen, dan pertukaran nutrien.Sungai
digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kegiatan
transportasi, pertanian, pembangkit listrik, budidaya perikanan, dan
pembuangan limbah. Kegiatan masyarakat di sepanjang aliran sungai sangat
mempengaruhi kualitas dari air sungai yang dapat mempengaruhi keberadaan
ekosistem sungai tersebut.
G. Zonasi Ekosistem Sungai
Zonasi pada habitat air mengalir adalah mengarah ke longitudinal, yang
menunjukkan bahwa tingkat yang lebih atas berada di bagian hulu dan kemudian
mengarah ke hilir. Pada habitat air mengalir ini, perubahan-perubahan yang terjadi
akan lebih nampak pada bagian atas dari aliran air karena adanya kemiringan,
volume air atau komposisi kimia yang berubah. Secara umum zonasi habitat air
mengalir, yaitu:
1. Zona Litora
2. Zona Limnetik
3. Zona Profundal
4. Zona Sublitoral
Berdasarkan besarnnya intensitas cahaya matahari yang masuk, perairan
dibagi menjadi 3 zona yaitu (Anonimouse, 2012):
a. Zona Eufotik
b. Zona Afotik
c. Zona mesofotik
faktor. Faktor- faktor yang mempengaruhi substrat di ekosistem sungai ini adalah:
Faktor organik, misalnya sisa dedunan, kayu, lumut, dan juga berbagai macam
tanaman.
Faktor anorganik, misalnya batu, bahan- bahan geologi, kerikil, pasir dan lumpur.
- Bakteri
Dengan atau tanpa disadari oleh kita, bakteri mempunyai peranan besar dalam
suatu ekosistem. Bakteri ini mempunyai peranan yang penting dalam proses daur
ulang energi. Bakteri berperan menguraikan bahan- bahan organik menjadi
senyawa organik yang dapat digunakan oleh tanaman serta organisme lainnya. Di
dalam ekosistem sungai ini, bakteri hadir dalam jumlah yang banyak sehingga
proses daur ulang energi dapat berlangsung dengan lancar. Berikut adalah
beberapa hal yang berhubungan dengan ekosistem sungai.
- Kimia Air
Ekosistem sungai tidak terlepas dari yang namanya kondisi kimia pada air.
Pada ekosistem sungai ini, kondisi kimianya sangat bervariasi antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini bergantung pada input dari lingkungan atau
daerah yang ada di sekitarnya, seperti hujan, dan juga penambahan bahan
pencemar yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Meskipun demikian, kita
tetap perlu mengetahui bahwasannya oksigen tetap menjadi konstituen kimia
yang paling penting dari kehidupan berbagai organisme yang berada di
ekosistem sungai tersebut.
- Tanaman/ Flora

10
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya tumbuhan melakukan
proses fotosintesis untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
kimia yang dapat digunakan untuk bahan bakar aktivitas organisme. Beberapa
tanaman atau flora dapat kita temui di ekosistem sungai ini. Tanaman- tanaman
tersebut diantaranya:
- Ganggang merupakan sumber yang paling signifikan sebagai makanan
utama yang dimiliki oleh sebagain besar sungai. Ganggang ini biasanya
mengambang bebas namun tidak bisa mempertahankan jumlah populasi
yang besar dalam jangka waktu lama.
Selain ganggang, lumut juga merupakan tanaman yang sering kita jumpai
di ekosistem sungai. Lumut ini akan mudah kita temui menempel di
benda- benda padat, misalnya batu.
- Tanaman tingkat tinggi. tanaman tingkat tinggi berfungsi melindungi
binatang- binatng dari arus dan juga dari predator, serta sebagai penyedia
sumber makanan bagi binatang- binatang tersebut. Ciri khas dari tanaman
tingkat tinggi ini adalah menjalar di permukaan sungai. Contohnya adalah
kangkung liar, dan enceng gondok.
- Ikan
Ikan merupakan binatang yang banyak kita temui di ekosistem sungai.
Kemampuan jenis ikan untuk dapat bertahan hidup bervariasi serta
berhubungan erat habitat sungai yang ditempatinya. Kita akan dapat
menemukan sebagian besar ikan yang tinggal di bagian dasar, di sisi sungai,
dan juga di balik bebatuan di sungai. Hal ini bertujuan untuk menyiasati
penggunaan energi yang tinggi karena ikan- ikan tersebut harus berenang
melawan arus. Ikan- ikan ini biasanya hanya akan berenang ketika akan
mencari makan dan ketika akan berpindah tempat.
- Invertebrata
Binatang invertebrata atau tidak bertulang balakang merupakan binatang
yang banyak kita temui di ekosistem sungai ini. Beberapa jenis binatang
invertebrata yang kita temui di sungai adalah udang karang, siput, kerang,
keong, remis, dan beberapa jenis serangga invertebrata. Dari jenis- jenis
tersebut, komunitas yang paling dominan di ekosistem sungai adalah jenis
serangga. Serangga ini mudah sekali kita temukan dan hampur di setiap
habitat, seperti di permukaan air, di dasar air, dan di bawah batu. Binatang-
binatang tersebut akan banyak kita jumpai di dasar sungai. Hal ini bertujuan
untuk menghindari arus sungai yang tinggi. Selain di dasar, ada beberapa
binatang yang mulai beradaptasi dengan cara hidup di sisi hilir dan terhalang
oleh batu.
- Burung
Selain binatang- binatang air, ekosistem sungai juga dihuni oleh beberapa
binatang darat, seperti burung. Burung memang tidak tinggal di dalam air,
namun burung ini tinggal di sekitar ekosistem sungai unyuk mmenuhi
kebutuhannya (mencari makan). Makanan utama dari burung- burung ini
adalah ikan- ikan kecil atau binatang invertebrata yang tinggal di lingkungan
ekosistem sungai tersebut.
H. Interaksi atau Pola Ketergantungan antara Faktor Biotik dan Abiotik di
Ekosistem Sungai

11
Berdasarkan UU Lingkungan Hidup Tahun 1997, ekosistem adalah
tatanan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh antara unsur lingkungan hidup
untuk saling mempengaruhi. Unsur-unsur lingkungan hidup ini disebut dengan
unsur biotik dan abiotik, baik itu pada makhluk hidup atau benda mati di
dalamnya. Semua tatanan itu tersusun dan tidak dapat berdiri sendiri dan harus
saling berinteraksi, saling mempengaruhi sehingga tidak terpisahkan.
Pada tiap ekosistem terdapat interaksi dengan faktor biotik dan abiotik.
Ekosistem sungai pun memiliki jenis interaksi yang melibatkan seluruh makhluk
hidup. Ekosistemnya berhubungan erat dengan komponen biotik dan komponen
abiotik. Berikut ini adalah beberapa komponen-komponen yang berada pada
ekosistem sungai :
1. Komponen Biotik
Komponen biotik pada ekosistem lingkungan terdiri atas ikan, remis,
ganggang, eceng gondok, lumut, kangkung liar, fitoplankton, zooplankton, dan
yang lainnya.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik meliputi benda tak hidup yang terdapat di sungai yang
dapat mempengaruhi organisme hidup. Komponen abiotik sungai diantaranya
adalah air, suhu, jenis-jenis batuan, cahaya matahari, kelembaban udara,
kandungan kimiawi (oksigen dan mineral di dalam air).

I. Kondisi Ekosistem Sungai di Indonesia

Meningkatnya jumlah penduduk dan percepatan ekonomi


memberikan pengaruh pada sungai. Pencemaran serta perubahan habitat di
sekitar sungai menyebabkan kerusakan pada ekosistemnya. Ekosistem yang
rusak ini dapat berdampak pada kualitas air.
Sungai-sungai yang terdapat di Indonesia banyak memiliki
permasalahan, baik dari airnya ataupun dari kondisi morfologinya. Hal itu
disebabkan karena aktivitas manusia dan kejadian alam.
Kebutuhan ekonomi memaksa manusia untuk mengeksploitasi
sumber daya alam dari sungai secara masif yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan sungai. Karena aktivitas ekonomi tersebut manusia membuang
limbah yang belum diolah ke dalam sungai. Tidak hanya itu, manusia juga tidak
memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai.
Limbah yang dibuang manusia ke sungai seperti limbah detergen
menyebabkan pencemaran yang dapat mematikan ekosistem sungai dan memicu
kanker. Limbah itu mengandung senyawa karsinogenik dan fosfat yang tidak
dapat terurai di alam. Fosfat pun menyebabkan eutrofikasi atau penyuburan
perairan yang menyebabkan ledakan populasi alga yang akan membuat oksigen
terlarut menurun. Busa yang timbul dari detergen menutupi permukaan perairan
dan menghalangi penetrasi matahari sehingga menghambat fotosintesis serta

12
mengganggu mobilitas biota perairan. pH air menjadi basa dan membahayakan
biota air serta dapat menyebabkan ikan-ikan dan makhluk di dalam air itu mati.
Faktor lainnya adalah karena degradasi lingkungan dan perubahan iklim. Seperti
misalnya akibat dari gunung meletus, laharnya yang turun ke sungai dapat
merusaknya.
Jalan keluar dari masalah ini adalah dengan menanam pohon, meningkatkan
tutupan hutan, dan menyambung kembali sungai menuju dataran rendah yang
kerap tergenang air serta memulihkan lahan basah untuk menyeimbangkan
siklus air.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/140058792/Sifat-Kimia-Air diakses pada hari
Kamis, tanggal 4 November 2021, pukul 10.14 WIB.
https://inet.detik.com/science/d-5243212/ekosistem-pengertian-jenis-dan-
komponennya-lengkap diakses pada hari Rabu, 3 November 2021, pukul 21.45
WIB.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/sungai/ekosistem-sungai diakses pada hari
Selasa, 9 November 2021, pukul 13.00 WIB.
https://asiatoday.id/read/46-persen-sungai-di-indonesia-tercemar-berat diakses
pada hari Kamis, tanggal 4 November 2021, pukul 23.24 WIB.
https://www.beritasatu.com/nasional/544638/82-sungai-di-indonesia-tercemar
diakses pada hari Kamis, tanggal 4 November 2021, pukul 23.24 WIB.
https://darilaut.id/berita/banyak-masalah-air-sungai-di-indonesia diakses pada hari
Kamis, tanggal 4 November 2021, pukul 23.24 WIB.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210319132605-20-619573/sungai-di-
surabaya-bak-salju-karena-limbah-ekosistem-kritis diakses pada hari Kamis,
tanggal 4 November 2021, pukul 23.24 WIB.
https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/ diakses pada hari Jumat, tanggal 5
November 2021, pukul 11.14 WIB.
https://ekosistem.co.id/ekosistem-sungai/ diakses pada hari Rabu, tanggal 10
November 2021, pukul 09.19 WIB.
http://repository.unimus.ac.id/3067/4/5.%20BAB%20II.pdf diakses pada hari
Rabu, tanggal 10 November 2021, pukul 21.50 WIB.
https://www.merdeka.com/trending/16-dampak-gunung-meletus-dari-berbagai-
segi-baik-positif-dan-negatif-kln.html diakses pada hari Rabu, tanggal 10
November 2021 pukul 22.38 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai