Anda di halaman 1dari 30

BAB 6.

LARUTAN

WELLY ANGGRAINI, M.Si


PETA KONSEP
• Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau
lebih
• Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut
(solven)
• Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi juga berbentuk
gas dan padat.

Sifat larutan :
 tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya
 antara partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan
 komponen yang paling banyak dianggap sebagai
pelarut. Jika larutan berbentuk cair, maka air yang
dianggap sebagai pelarut
 komposisi di seluruh bagian adalah sama
Kecepatan melarut zat padat dalam air, tergantung
kepada:

1. Suhu, naiknya suhu mempercepat proses pelarutan


2. Pengadukan, smakin banyak pengadukan >
mempercepat proses
3. Ukuran partikel, smakin kecil partikel > cepat larut

Kelarutan:
banyaknya gram zat maksimal yg dapat larut dalam 1000
gram zat pelarut, pd suhu tertentu.
Dlm sistem pelarutan, ada kemungkinan interaksi :
1. Zat terlarut bereaksi dg pelarut. ---> zat baru
contoh : Oks asam dan Oks basa dalam air -->Asam
SO2 + H2O ------ H2SO4
2. Zat terlarut berinteraksi kuat dg pelarut. Terutama
jika terlarut bersifat ion atau molekul polar dan pelarut juga
bersifat polar, maka terdapat gaya dipol antara pelarut dan
terlarut yg lbh besar dr gaya dipol dipol antara molekul
pelarut. Akhirnya terjadi solvasi yaitu pengurungan zat
terlarut oleh molekul pelarut. Jika pelarutnya air ---
Hidrasi
Contoh : NaCl dalam air
Glukosa dalam air
3. Zat berinteraksi lemah dg pelarut, terutama jika
molekul kedua zat bersifat non polar, terdapat gaya tarik
( gaya London ) yg sangat lemah, shg proses pelarutan lama
di banding Solvasi.kedua zat dapat saling melarutkan dlm
berbagai komposisi ( miscible)
Contoh : Benzena dan CCl4

4. Zat tidak larut dalam pelarut. Kelarutan sangat kecil


/dianggap tdk larut (insolube) jika kelarutan < 0,1 gr dalam
1000 gr pelarut
Contoh : kaca dan plastik dalam air
Perhitungan yang terkait dengan konsentrasi larutan :

1. MOLARITAS (M)
menunjukkan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter
larutan.

M=n/v

M = molaritas (mol/l)
n = mol
v = volum larutan (L)
2. MOLALITAS (m)
Molalitas disimbolkan dengan huruf m, yaitu suatu besaran
yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram
(1 kg) pelarut. Satuan molalitas adalah molal, yang dirumuskan
oleh persamaan berikut:

Keterangan:
m = molalitas (mol/kg)
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
massa = massa zat terlarut (g)
p = massa zat pelarut (g)
3. NORMALITAS (N) DAN BERAT EKUIVALEN (BE)
adalah banyaknya gram atau berat ekivalen (BE) zat yang
terlarut dalam 1000 mL larutan.
Rumus normalitas:
KET :
N =  
massa (g)
BE (g/mol); volum (L)

Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis


reaksi, sebagai berikut :
Dalam reaksi netralisasi , setiap senyawa akan melepaskan
atau menerima atom hidrogen. Jadi berat ekivalen (BE)
berdasarkan reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan
sebagai berikut :

Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan


dan pengomplekan ditentukan oleh valensi dari senyawa
tersebut.
Berat ekivalen (BE) dalam reaksi oksidasi reduksi
didasarkan pada banyaknya elektron yang dilepaskan atau
diikat dalam suatu reaksi oksidasi atau reduksi.

4. Persentase (%) :
jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan

% = gram zat terlarut x 100 %


gram larutan
5. Fraksi mol (X) :
perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap
jumlah mol seluruh zat dalam larutan

X = mol suatu zat : mol seluruh zat


MASALAH KONSENTRASI :

Perhitungan jumlah zat terlarut:


Mol zat terlarut = liter x M

Pengenceran Larutan:
V1M1 = V2 M2

Pencampuran konsentrasi yang berbeda:


M camp = V1 M1 + V2M2
V1 + V2
Jenis larutan :

1. Larutan elektrolit : larutan yang dapat menghantarkan


listrik

ELEKTROLIT DIBAGI 2:
• Elektrolit kuat : zat yang dalam air akan terurai
seluruhnya menjadi ion-ion (terionisasi sempurna)

• Elektrolit lemah : zat yang dalam air tidak


seluruhnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sebagian)

2. Larutan non elektrolit :

larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik


PETA KONSEP
3. Larutan Asam dan Basa

Sifat ASAM:
 Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
 Bereaksi dengan logam aktif menghasilkan garam dan
gas Hidrogen (H2)
 Rasanya masam/asam
 Menghantarkan arus listrik
 Bereaksi dengan basa menghasilkan air dan senyawa
garam
Sifat BASA :
Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru
Terasa licin jika mengenai kulit
Rasanya getir / pahit
Menghantarkan listrik
Bereaksi dengan asam menghasilkan air dan senyawa garam
INDIKATOR ASAM DAN BASA

 Indikator Buatan
1. Kertas Lakmus merah dan biru
2. Indikator universal

 Indikator Alami
1. Kunyit
2. Kol ungu
3. Kembang Sepatu
PERBEDAAN :
THANK YOU
TUGAS
1. BERILAH CONTOH LARUTAN DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI SERTA TUNJUKAN
PROSES REAKSI YANG TERJADI
2. TULISKAN AYAT-AYAT ALQUR’AN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN LARUTAN
3. APA KAITAN LARUTAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
4. APA YANG ANDA DAPATKAN DARI MATERI
INI

Anda mungkin juga menyukai