Anda di halaman 1dari 265

FISIKA LINGKUNGAN

BY WELLY ANGGRAINI, M. Si
MATERI :
• Bab I Lingkungan Air dan Pencemarannya
• Bab II Lingkungan Tanah dan Pencemarannya
• Bab III Lingkungan Radiasi dan Pencemarannya
• Bab IV Lingkungan Udara dan Pencemarannya
• Bab V Iklim dan Cuaca
• Bab VI Cahaya dan Penerangan
• Bab VII Akustik Lingkungan
• Bab IX Tsunami dan Gempa
• Bab X Kekeringan dan Banjir
Bab I Lingkungan Air dan Pencemarannya
Sumber Air :
• Air di atmosfir : hujan, hujan es, hujan SIFAT PENTING AIR :
salju, dan embun

• Air di atas permukaan tanah : air laut, • Pelarut baik untuk garam, asam, basa
sungai, danau, waduk • Sebagai pelarut dalam cairan biologis, seperti darah
atau urin
• Air di bawah permukaan tanah : Mata • Sebagai media mineral dan transportasi mineral
air dan air sumur (Sumur dangkal, terlarut dalam geosfer yang mengangkut nutrisi ke akar
Sumur dalam tanaman dalam tanah
• media kehidupan,
• perilaku lingkungan, dan penggunaan di industri,
mengikuti dasar karakteristik molekul air
SIFAT AIR :
• Sifat Fisis : Bentuk padat sbg es, bentuk cair sbg air,
bentuk gas sbg uap air.

• Sifat Kimia : pH = 7, oksigen terlarut (DO) jenuh pd 9


mg/L, pelarut yg universal
Syarat Air Bersih :

• Air harus jernih atau tidak keruh
• Tidak berwarna
• Rasanya Tawar
• Tidak Berbau
• pH netral
• Tidak mengandung zt kimia beracun
• Kesadahannya rendah
• Tidak boleh mengandung bakteri patogen, ex : E.coli

Menurut standar WHO,  air minum yg layak dikonsumsi memiliki kadar kandungan unsur mineral dalam air


< 100. 

Kategori kandungan unsur mineral :


 100 ppm : bukan air minum 
 10 - 100 ppm : air minum
 1 - 10 ppm : air murni
 0 ppm : air organik
Parameter Air :

Parameter Air Bersih secara Fisika :  Parameter Air Bersih secara Kimia :
1. Kekeruhan  1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/
2. Warna  lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein,
3. Rasa & bau  deterjen, dll. 
4. Endapan  2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida,
5. Temperatur logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang,
bahan-bahan beracun. 
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida,
Parameter Air Bersih secara Biologi :  metan, oksigen.
1. Bakteri 
2. Binatang 
3. Tumbuh-tumbuhan 
4. Protista 
5. Virus

Parameter Air Bersih secara Radiologi :


1. Konduktivitas atau daya hantar 
2. Pesistivitas 
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Pencemaran Air :
• Diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut
dan partikulat
• Sumber : Limbah pertanian, industri, rumah tangga, kebocoran kapal tanker dan peracunan ikan.
• Tipe-tipe polutan yang masuk ke perairan :
a.Bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit
b.Bahan-bahan yang membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya.
c.Bahan kimia an organik dari industri
d.Limbah pupuk pertanian
e.Bahan-bahan yang tidak larut
f.Sedimen
g.Bahan-bahan yang mengandung radioaktif
h.Bahan-bahan yang mengandung panas

Cara mencegah Pencemaran Air


• Tidak membuang sampah organik maupun an organik ke air.
• Memakai pupuk dan insektisida tepat guna dan tepat dosis
• Memakai deterjen yang ramah lingkungan
• Tidak membuang limbah industri atau rumah tangga langsung ke air, melainkan dibuat dulu bak –
bak penampungan.
• Tidak memakai racun atau listrik untuk menangkap ikan.
• Pencemaran air berdampak luas,

• Dapat meracuni sumber air minum,


Dampak Pencemaran Air :
• Meracuni makanan hewan,

• Ketidakseimbangan ekosistem sungai dan


danau,
• Pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan lain
sebagainya. 

Klasifikasi Sumber Pencemar


a) Pergerakannya
1. Sumber tetap (stationer):
Kegiatan : Industri, Rumahtangga, Pemukiman
2. Sumber bergerak : Kendaraan bermotor (transportasi)

b) Sifat sumber pencemarannya :

1. Sumber alami : gunung berapi


2. Sumber antropogenik : Pemukiman, industri,
dan transportasi
Cara Menanggulangi Pencemaran Air Tingkatan pengaruh pencemaran air
• Pengenceran • Kelas 1: Gangguan estetika (bau, rasa, pemandangan).
• Pengendapan • Kelas 2: Gangguan atau kerusakan terhadap harta benda.
• Penyaringan • Kelas 3: Gangguan terhadap kehidupan hewan dan
• Pengerukan tumbuhan.
• Menggunakan bakteri yang dapat mengkonsumsi minyak, • Kelas 4: Gangguan terhadap kesehatan manusia.
ex: bakteri Pseudomonas. • Kelas 5: Gangguan pada sistem reproduksi dan genetik
manusia.
POLUSI AIR • Kelas 6: Kerusakan ekosistem utama.

• Limbah yang memerlukan O2

Limbah cair dari industri Limbah cair dari rumah penduduk


• Akibat limbah yang memerlukan O2

• Sedimen
• Bahan kimia organik • Nutrien tumbuhan

Tumpahan minyak yang


Bahan nutrien yang melimpah
mengotori sungai
menyebabkan
pertumbuhan lumut
meningkat

Bahan kimia yang masuk ke sungai


TUGAS KELOMPOK :
 Materi: Tsunami, Banjir, Abrasi Pantai, kekeringan, efek rumah kaca
• Pengertian dan klasifikasi dari bencana tersebut?
• Apa Penyebab fisis bencana, pola penyebaran, konsekuensi dan tindakan mitigasi?
• Bagaimana Manajemen cara mencegah dan mengatasi bencana tersebut?
• Apa Hubungan antara bencana tersebut dengan fisika?
• Bagaimana Hubungannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an?
Bab II Lingkungan Tanah dan Pencemarannya

DEFINISI TANAH PROSES PEMBENTUKAN TANAH
Tanah (soil) adalah lapisan yang menempati 1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara
bagian atas kulit bumi yang terdiri dari langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan
benda padat (bahan anorganik dan organik) serta  memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan
air dan udara tanah. dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan
kimiawi.
Penemu : 2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan
• BERZELIUS (1803) ahli kimia Swedia menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi
• JUSTUS VON LIEBIG (1840) Jerman pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini dilapisan permukaan
• FALLUO (1871)  ahli mineralogi Jerman batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
• DAVY (1913) Inggris
• WERNER (1918) 3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis.
• JOFFE (1949) pakar tanah Amerika Serikat Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang
ditumbuhinya. Di sini terjadi pelapukan biologis.
• BREMMER (1958)
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman
yang relatif besar.
Faktor yang mempengaruhi proses  berdasarkan sifat tanah(taksonomi tanah, 1998) :
pembentukan tanah : 1. Alfisols : Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik
• Iklim (suhu dan curah hujan) dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi
2. Andisols : Jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai
• Organisme (Vegetasi, Jasad
sifat andik
Renik/Mikroorganisme) 3. Aridisols : Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau
• Bahan induk tanah yang kelengasan tanahnya kering
• Topografi (Relief) 4. Entisols : Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon
• waktu dan terjadi pada bahan aluvian yang muda
5. Gelisols : Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah
6. Histosols : Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan
tanah ke bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan
7. Inceptisols : Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang
JENIS-JENIS TANAH mempunyai horizonteralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya
iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm.
 berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu : 8. Mollisols : Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon
molik di wilyah stepa
1. Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk 9. Oxisols : Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang
tanah berupa iklim dan vegetasi, dari 2 meter dari permukaan tanah.
2. Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk 10. Spodosols : Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki
tanah berupa faktor lokalterutama bahan induk dan horizon eluviasi.
relief, 11. Ultisols : Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa
3. Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan rendah (<35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah
perkembangan profil dan dianggaps ebagai awal 12. Vertisols : Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut
proses pembentukan tanah.
 jenis-jenis tanah yang ada di wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia :

1. Tanah Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang
lebat.
2. Tanah Pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen
yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang
memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

namun lapisan ini sangat miskin


4. Tanah Podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu
rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi/ Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung

a berwarna kecoklatan atau kemerahan


berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara,namun unsur hara tersebut hilang
karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh: Kalimantan Barat dan Lampung.

erbilas dari lapisan A


7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh :
Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil
bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera
PROFIL TANAH 1. Lapisan O. Huruf O menujukkan kata"organik ". lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini
didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkat
dekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang
sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri.

2. Lapisan A dan E. Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A. Kondisi teknis dari
lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih
dalam dari lapisan O. Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di
bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan
mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas
biologi. Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda, nematoda,  jamur, dan berbagai spesies
 bakteridan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar tanaman.
 Lapisan E sebagai perantara lapisan B dan memiliki sifat antara A dan B

3. Lapisan B. Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan mineral yang
mirip dengan lapisan mineral tanah liatseperti besi atau aluminium atau material organik yang sampai
ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun
lapisan ini sangat miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan atau kemerahan
akibat tanah liat dan besioksida yang terbilas dari lapisan A.

4. Lapisan C. Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. Lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh
keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan
yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk

5. Lapisan R. Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian pelapukan be batuan


menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya, lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa
digali dengan tangan
SIFAT-SIFAT TANAH

• Sifat kimia tanah


• Derajat keasaman (pH) : berkisar dari 3,0-9,0.
• Kapasitas tukar kation : Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu
sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral
liat, bahan organik dan pengapuran serta pemupukan. Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar
kation tanah sangat beragam karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah
berbeda-beda pula
• Kejenuhan basa : Kejenuhan basa
rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifat alkalis

• Sifat fisika tanah
• Warna tanah : mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah
dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching).
• Struktur tanah : tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas
mengisi ruang antar agregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini
• Tekstur, kepadatan tanah, porositas, konsistensi, temperatur, aerasi.
KANDUNGAN KIMIA DALAM TANAH

• Kandungan Makro dalam Tanah : Kandungan organik, Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium, Belerang


• Kandungan Mikro dalam Tanah : Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B) dan Klor(Cl)

Standar Kualitas Tanah


• Tanah paling sulit ditetapkan standarnya
• Standar kualitas :
Sesuai fungsinya
Referensi tanah tak tercemar
Berorientasi pada dampak
MANFAAT TANAH
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara).
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik;
antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara).
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam
penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama & penyakit tanaman.
5. Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang
tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
6. Penyedia makanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang menguraikan sisa organisme mati
menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain.
7. Sumber bahan baku barang kerajinan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah liat dapat di manfaatkan
manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat
juga dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
8. Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata air), menekan erosi, serta
menjaga kesuburan tanah.
9. Memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual belikan dan mengandung barang
tambang atau bahan galian yang berguna untuk manusia.
Pencemaran Tanah :
keadaan dimana adanya berbagai bahan substansi kimia yang masuk ke dalam lapisan tanah sehingga
mengubah struktur dan lingkungan di dalam tanah. 

Penyebab Pencemaran Tanah


• Kebocoran limbah baik cair, padat, gas
• Kebocoran bahan kimia industri
• Penggunaan pestisida yang berlebihan
• Masuknya air tercemar ke permukaan tanah
• Kecelakaan kendaraan pengangkut minyak
• Air limbah penimbunan sampah
• Disebabkan bahan-bahan yang berakibat pada pencemaran tanah

Kriteria Kerusakan Tanah :

• kriteria fisik : pengukuran tentang warna, bau, suhu, dan radioaktivitas.


• kriteria kimia : mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat. 
• kriteria biologi :  hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan
terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Cara pencemaran tanah :

2. Tidak langsung :
1. Langsung :

- Pupuk kimia berlebihan


- Pestisida
- Limbah anorganik (plastik)
Melalui Air : Melalui Udara :
- Mengandung polutan - Hujan asam

Dampak Pencemaran Tanah Penyakit akibat Pencemaran Tanah


• Berakibat pada kematian makhluk hidup • Penyakit jangka pendek : sakit kepala, mual dan
• Menyebabkan polusi udara muntah, sakit dada, batuk dan masalah paru-paru,
• kelelahan, ruam kulit, iritasi mata
Kesuburan tanah berkurang
• Penyakit jangka panjang : kanker, kerusakan sistem
• Ekosistem ikut rusak saraf, ginjal dan kerusakan hati, penyumbatan
• Merusak nilai estetika alam neuromuskular
• Merusak Pemandangan
Cara Menanggulangi Pencemaran Tanah
o Mengubur sampah-sampah organik dalam tanah dan digunakan sebagai bahan pembuatan kompos.
o Manajemen pengelolaan sampah (Reduce, Recycle, Reuse, dan bank sampah, dll)
o Penanganan sampah radioaktif yang benar dan aman sesuai prosedur
o Pengolahan limbah industri yg mengandung logam berat
o Mengurangi penggunaan pupuk ataupun pestisida yang tidak ramah lingkungan. Ganti dengan bahan-bahan yang lebih
aman jika kemudian terakumulasi di dalam tanah.
o Buanglah sampah pada tempatnya, dan jika bisa pisahkan segera sampah anorganik dan sampah organik sehingga akan
lebih memudahkan pihak yang mengelola untuk mengatasinya.
o Gunakan bahan-bahan yang biodegradable sehingga lebih ramah lingkungan, dan hal ini tentu lebih baik untuk
kesuburan tanah nantinya.
o Mengatasi tanah yang tercemar dengan melakukan remidiasi dan bioremidiasi.
o Remediasi : kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
o Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
o Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman
o Bioremidiasi : Proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
o Biodegradasi yaitu transformasi/detoksifikasi kontaminan oleh organisme.
o Mineralisasi, yaitu konversi lengkap suatu kontaminan organik menjadi penyusun anorganiknya oleh spesies
mikroorganisme tunggal atau kelompok.
o Kometabolisme, yaitu transformasi suatu kontaminan tanpa penyediaan karbon atau energi untuk mikrobia
degradasi
Mengurangi Sampah : 3R+
• Reduce (mengurangi)
• Reuse (penggunaan kembali)
• Recycle (daur ulang)
• + Rebuying (pembelian kembali) atau Replanting (penanaman
kembali)
Bab III Lingkungan Radiasi dan Pencemarannya
Radiasi :
• energi yang terpancar dari materi
(atom) dalam bentuk partikel atau Sifat radiasi:
gelombang • tidak dapat dirasakan secara
• merupakan salah satu cara langsung oleh panca indra
perambatan energi dari suatu sumber manusia
energi ke lingkungannya tanpa • beberapa jenis radiasi dapat
membutuhkan medium atau bahan menembus berbagai jenis bahan.
penghantar tertentu

Sumber radiasi :

• sinar kosmik (angkasa luar) : Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian,
yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi
• peluruhan radioaktif di permukaan bumi : Pada saat meluruh, zat radioaktif tersebut menghasilkan
energi atau radiasi berupa partikel alpha dan beta, serta sinar (atau gelombang) gamma.
Jenis radiasi :

• Ditinjau dari massanya :


• Radiasi elektromagnetik : radiasi yang tidak memiliki
massa (gelombang radio, gelombang mikro,
inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan
sinar kosmik)

• Radiasi partikel : radiasi berupa partikel yang


memiliki massa (partikel beta, alfa, dan neutron)

• Ditinjau dari "muatan listrik"nya :


• Radiasi pengion/radiasi atom atau radiasi nuklir :
radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak
sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang
disebut ion.
• Contoh : sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik,
serta partikel beta, alfa dan neutron

• Radiasi non pengion : radiasi yang tidak dapat


menimbulkan ionisasi.
• Contoh : gelombang radio, gelombang mikro,
inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.
Radiasi alpha

Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif dimana inti atom memancarkan partikel alpha, dan dengan
demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi atom dengan nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang.
Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi dan jarak yang rendah, 
partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).

Radiasi beta

• Peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta (elektron atau positron) dipancarkan.
• Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh energi. radiasi ini kurang terionisasi daripada 
alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter
logam. radiasi ini terjadi ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta
 dan sebuah antineutrino.
• Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻, peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam
isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih besar daripada massa proton. peluruhan β+ hanya
dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus.
Perbedaan antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi neutron, positron dan 
antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel
Radiasi gamma

• Radiasi gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh 
radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.
Radiasi gamma terdiri dari foton dengan frekuensi lebih besar dari 1019 Hz.
• Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas
atau udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif pada materi dengan nomor atom dan kepadatan
yang tinggi.
• Bila sinar gamma bergerak melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional
sesuai dengan ketebalan permukaan materi tersebut.

Peluruhan alfa Peluruhan beta Peluruhan gamma


Radiasi Neutron

• Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas.
• Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari
reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan
seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun,
neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan
karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal
sebagai aktivasi neutron.

Radiasi termal

Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi panas dalam bentuk 
gelombang elektromagnetik. Radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah
contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya.
Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi 
radiasi elektromagnetik.
Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya pada
suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan 
frekuensi paling mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmann memberikan intensitas 
panas.
Radiasi elektromagnetik

Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar dalam udara kosong atau dalam
materi. Radiasi EM memiliki komponen medan listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak
lurus dan ke arah propagasi energi. Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis menurut 
frekuensi gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan frekuensi): gelombang radio, 
gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan 
sinar gamma. Dari jumlah tersebut, gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang dan 
sinar gamma memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang disebut spektrum yang dapat dilihat
atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM
radiasi membawa energi dan momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.

Cahaya

Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-
700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai 
radiasi elektromagnetik dari semua panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.
Pencemaran radiasi
suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.

Sumber Sumber Pencemaran RadioAktif 

• Sumber Radiasi Asam


• Sumber Radiasi Kosmis
• Sumber Radiasi Terestrial : dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi
• Deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari Uranium-238, Plumbum-
206, deret Actinium (U-235, Pb-207) dan deret Thorium (Th-232, Pb-208)

Efek yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif


1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
9. Mutasi gen
10. Kebotakan
 Kebocoran PLTN Fukushima
di Jepang

Chernobyl-Ukraina

Pengeboman Hiroshima dan


Nagasaki pada PD II
Bagaimana manusia terpapar radiasi?
Radon merupakan gas radioaktif yang muncul dari bebatuan dan tanah
serta menyebar ke udara dalam rumah maupun tempat pertambangan
bawah tanah. Sumber paparan radon dalam rumah berasal dari infiltrasi
tanah, air tanah, serta material bangunan dengan radioaktivitas tinggi.
Radiasi radon dalam bentuk partikel dapat masuk ke dalam media udara
atau menempel di dalam debu sehingga dapat terhirup oleh manusia, juga
dapat masuk ke air tanah dan tanaman pangan sehingga dapat tertelan
oleh manusia. Gas radon apabila terhirup oleh manusia akan mengalami
proses ionisasi dalam tubuh, khususnya di sel epitel paru. Kebiasaan
merokok meningkatkan potensi gas radon yang mengakibatkan kanker
pada sistem pernapasan

Dimana lokasi dengan tingkat radiasi tinggi? Beberapa wilayah di dunia memiliki tingkat radiasi alam
yang sangat tinggi, seperti di daerah Ramsar-Iran,
Guarapari-Brasil, Kelahar-India, dan Cina. Di Indonesia
juga terdapat beberapa wilayah yang memiliki besar radiasi
alam yang sangat tinggi. Biak, Maluku adalah daerah
dengan konsentrasi Ra226 tertinggi mencapai 7500 Bq/kg
(rerata nasional 33 Bq/kg). Mamuju, Sulawesi Barat
merupakan daerah dengan konsentrasi Th232 tertinggi
mencapai 3400 Bq/kg (rerata nasional 45 Bq/kg) dan
konsentrasi K40 tertinggi mencapai 1500 Bq/kg (rerata
nasional 142 Bq/kg). Laju dosis radiasi gamma lingkungan
tertinggi terdapat di Mamuju, Sulawesi Barat mencapai
10.000 nSv/jam (rerata nasional 56 nSv/jam).
Hubungan Radiasi lingkungan dengan beberapa bidang :
• Kedokteran
• Diagnosa : radioisotop dan radioimmunoassay mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-
obatan dan substansi lain dalam darah
• Terapi
• Sterilisasi Peralatan Kedokteran

• Komunikasi
• Kanker, Tumor otak, Alzheimer, Parkinson, Fatigue, Sakit kepala

• Teknologi

Cara mengukur radiasi

• Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan batas referensi paparan radon di udara
pemukiman yang tidak menimbulkan efek kesehatan sebesar maksimal 100 Bq/m3.
• Pada wilayah khusus yang memiliki radiasi latar belakang tinggi (High Background Radiation Area,
HBRA) direkomendasikan batas referensi paparan radon di udara pemukiman yang tidak
menimbulkan efek kesehatan maksimal 300 Bq/m3 (atau setara dengan 10 mSv/tahun).
• Pengukuran radon dan radiasi gamma lingkungan mudah dilakukan, tetapi memerlukan prosedur
standar untuk menjamin akurasi dan presisi dari suatu pengukuran.
• Pengukuran radon bisa dilakukan pada jangka pendek dan juga jangka panjang tetapi pengukuran
radon secara terus menerus dalam jangka panjang lebih dapat diandalkan. Untuk radiasi gamma
pengukuran sesaat bisa dipakai untuk memperkirakan dosis radiasi yang diterima dalam setahun.
Alat ukur radiasi :
• Monitor radiasi terdiri dari :
• Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang jadi bila dikenai radiasi akan menghasilkan suatu
tanggapan (response) tertentu yang lebih mudah diamati
• Jenisnya :
• detektor isian gas, terdiri : detektor kamar ionisasi yang bekerja di daerah ionisasi, detektor proporsional yang bekerja di
daerah proporsional serta detektor Geiger Mueller (GM) yang bekerja di daerah Geiger Mueller.

• detektor sintilasi, terdiri : proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan cahaya di dalam
bahan sintilator dan proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung photomultiplier

• detektor semikonduktor

• Peralatan penunjang, biasanya merupakan peralatan elektronik, berfungsi untuk mengubah tanggapan detektor tersebut
menjadi suatu informasi yang dapat diamati oleh panca indera manusia atau dapat diolah lebih lanjut menjadi informasi
yang berarti.

• Cara pulsa
• Bila kuantitas radiasi yang mengenai alat ukur semakin tinggi maka jumlah pulsa listrik yang dihasilkannya
semakin banyak. Sedang energi dari setiap radiasi yang masuk sebanding dengan tinggi pulsa yang
dihasilkan. Jadi semakin besar energinya semakin tinggi pulsanya. Tinggi pulsa yang dihasilkan dapat
dihitung dengan persamaan.
• Kelemahan alat ukur cara pulsa di atas adalah adanya kemungkinan tidak tercacahnya radiasi karena
kecepatan konversi. Untuk dapat mengubah sebuah radiasi menjadi sebuah pulsa listrik dibutuhkan waktu
konversi tertentu. Bila kuantitas radiasi yang akan diukur sedemikian banyaknya sehingga selang waktu
antara dua buah radiasi yang berurutan lebih cepat daripada waktu konversi alat, maka radiasi yang terakhir
tidak akan tercacah.
• Cara Arus
• Pada cara arus, radiasi yang memasuki detektor tidak dikonversikan menjadi pulsa listrik melainkan rata-rata
akumulasi energi radiasi per satuan waktunya yang akan dikonversikan menjadi arus listrik. Semakin banyak
kuantitas radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor, akan semakin besar arusnya. Demikian pula bila
energi radiasi semakin besar, arus yang dihasilkannya semakin besar
• Alat ukur radiasi cara arus dapat mengeliminasi kerugian cara pulsa karena yang akan ditampilkan di sini bukan
informasi setiap radiasi yang memasuki detektor melainkan integrasi dari jumlah muatan yang dihasilkan oleh
radiasi tersebut dalam satu satuan waktu.
• Proses konversi pada cara pengukuran arus ini tidak dilakukan secara individual setiap radiasi melainkan secara
akumulasi. Informasi yang ditampilkan adalah intensitas radiasi yang memasuki detektor. Kelemahan cara ini
adalah ketidakmampuannya memberikan informasi energi dari setiap radiasi, sedangkan keuntungannya proses
pengukurannya jauh lebih cepat daripada cara pulsa. 

• Alat Ukur Proteksi Radiasi, jenisnya : dosimeter perorangan, surveimeter, dan monitor kontaminasi.

• Sistem Pencacah, jenisnya : sistem pencacah integral, sistem pencacah diferensial, dan sistem spektroskopi.
Penggunaan alat ukur radiasi
• kegiatan proteksi radiasi harus dapat menunjukkan nilai dosis radiasi yang mengenai alat tersebut.
•  kegiatan di bidang aplikasi radiasi dan penelitian biasanya ditekankan untuk dapat menampilkan nilai
kuantitas radiasi atau spektrum energi radiasi yang memasukinya

• Kuantitas radiasi : adalah jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas, pada suatu titik pengukuran.
Kuantitas radiasi ini berbanding lurus dengan aktivitas sumber radiasi dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak (r) antara sumber dan sistem pengukur.

• Energi radiasi (E) : merupakan ‘kekuatan’ dari setiap radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Bila
sumber radiasinya berupa radionuklida maka tingkat atau nilai energi radiasi yang dipancarkan tergantung
pada jenis radionuklidanya. Kalau sumber radiasinya berupa pesawat sinar-X, maka energi radiasinya
bergantung kepada tegangan anoda (kV). Tabel 1 menunjukkan contoh energi radiasi yang dipancarkan
oleh beberapa radionuklida.

• Dosis radiasi : tingkat perubahan/kerusakan yg dapat ditimbulkan oleh radiasi atau jumlah radiasi yg
terdapat dlam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yg diserap/diterima oleh materi. Nilai dosis
ditentukan oleh kuantitas radiasi, jenis radiasi dan jenis bahan penyerap.
Dampak radiasi terhadap manusia
• Paparan radiasi pada tubuh manusia dapat mengionisasi molekul atau sel dan
efek pada tubuh manusia akibat terpapar radiasi bergantung pada dosis radiasi
yang diterima.
• Menurut Badan peneliti radiasi PBB (UNSCEAR), rata-rata dosis efektif radiasi
per tahun yang diterima manusia dari alam adalah 2,4 mSv, terdiri dari radiasi
kosmik (0,4 mSv), gamma (0,5 mSv), radon (1,2 mSv) dan radiasi internal (0,3
mSv).
• Pada paparan akut dengan dosis tinggi, efek radiasi dapat menyebabkan
kematian sel, gangguan fungsi jaringan dan organ tubuh, bahkan kematian, hal
ini disebut dengan efek deterministik.
• Radiasi juga menyebabkan terbentuknya sel baru yang tidak normal dan
berpotensi kanker pada individu yang terpapar atau penyakit yang diturunkan
pada keturunan, hal ini disebut dengan efek stokastik.
• Badan energi nuklir dunia (IAEA) menggolongkan radiasi sebagai zat
karsinogenik, artinya radiasi pada dosis serendah berapa pun yang diterima
manusia akan menyebabkan efek terhadap sel dan jaringan yang berpotensi
kanker.
• Target organ paparan gas radon adalah sel epitel paru, sehingga dampak
kesehatan akibat paparan gas radon adalah kanker paru. Namun tubuh manusia
memiliki kemampuan mentoleransi paparan radiasi dan radioaktivitas yang ada
di alam
bagian-bagian tubuh manusia akibat
terkena radiasi lingkungan
Pengaruh Penggunaan Radioaktif

• mutasi kromosom (Chromosome mutation)


• Global Warming
• Terbentuk molekul Halogen yang berbahaya

Pemantauan Radiasi Lingkungan
• Pemantauan Rutin : pada kondisi operasi normal untuk memastikan bahwa tempat kerja maupun lingkungan cukup
aman
• Pemantauan Operasional : saat akan memulai pekerjaan dan pada saat melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu yang memerlukan perhatian khusus
• Pemantauan khusus : ada kejadian atau kemungkinan terjadinya kondisi abnormal termasuk terjadinya suatu
kecelakaan

Pengendalian Radiasi Lingkungan

secara teknik berupa pembatas fisik yang diteraapkan atau diintegrasikan dalam tekni proteksi
radiasi elektromagnetik,adalah sebagai berikut :
• Penggunaan sistem interlocks
• Pemakaian shielding tetap dalam desain fasilitas dan peralatan
• Penggunaan remote manipulators
• Penggunaan preset timer dalam peralatan radiografi untuk mengendalikan waktu pajanan
cara mengamankan bangunan dari radiasi
• Paparan radon terbesar terjadi di tempat tinggal dan bangunan yang memungkinkan masyarakat
terpapar untuk periode waktu yang lama seperti sekolah, fasilitas umum, dan penginapan.
• Kontribusi berbagai sumber radon adalah seperti masuknya gas dari tanah akibat perbedaan
tekanan, pancaran radon dari bahan bangunan, dan radon dalam air.
• Mekanisme transpor radon yang paling penting adalah melalui aliran udara karena perbedaan
tekanan udara (adveksi) dari tanah ke ruang yang ditempati dan perbedaan konsentrasi gas radon
(difusi).
• Perbedaan tekanan udara antara tanah dan ruangan adalah penyebab utama masuknya radon
sehingga strategi untuk menurunkan dalam ruangan dilakukan dengan membalikkan perbedaan
tekanan tersebut. Hal ini umumnya dicapai dengan dua cara, yaitu: penurunan tekanan tanah secara
aktif (menggunakan kipas angin) atau penurunan tekanan tanah secara pasif (tanpa menggunakan
kipas angin).

kiat hidup sehat dengan radiasi


• Menambah luas ventilasi rumah dengan memastikan minimal luas ventilasi 10% dari luas
lantai.
• Selalu membuka jendela setiap hari.
• Memperbaiki dinding atau lantai yang retak.
• Menampung air dalam wadah untuk keperluan sehari-hari.
• Tidak tidur di lantai tanpa alas.
• Tidak merokok di dalam rumah.
• Tidak menggunakan bahan bangunan dengan radioaktivitas tinggi di dalam rumah/bangunan.
• Bila memperbaiki rumah, disarankan agar di bawah lantai perlu diberi bambu yang sudah
dihilangkan buku-bukunya sehingga gas radon dan thoron dapat mengalir melalui bambu.
• Bila membangun rumah baru, disarankan untuk membangun jenis rumah panggung dan
terbuat dari bahan-bahan yang kadar radionuklida alamnya rendah.
Bab IV Lingkungan Udara dan Pencemarannya

• Udara adalah suatu campuran gas yang • Komposisi udara dapat terdiri antara lain :
terdapat pada lapisan yang mengelilingi - Nitrogen (N2) 78,08 %
permukaan bumi
- Oksigen (O2) 20,95 %
• Campuran gas dalam udara selalu
berubah-ubah tergantung pada cuaca, - Argon (Ar) 0,934 %
iklim, lokasi dll - Karbon dioksida (CO2) 0,0314 %
• Udara bebas tidak pernah bersih 100% - Neon (Ne) 0,00182
dari polusi walaupun di dalam hutan - Helium (He) 0,000524
sekalipun, namun dalam taraf yang
sangat rendah di bawah baku mutu - Metana (CH4) 0,000200
udara yang distandarkan - Kripton (Kr) 0,000114
• Komposisi gas dalam udara sangat
beragam
Sumber : Stoker dan Seager (1972)
Pencemaran Udara
• Pencemaran Udara : masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang
menyebabkan perubahan susunan/komposisi udara dari keadaan normalnya
• Pencemaran udara adalah terdapatnya satu atau lebih kontaminan ( yaitu ; debu, jelaga, gas, kabut, bau, asap
atau uap) di atmosfir dalam jumlah yang cukup, yang bersifat dan dalam jangka waktu terentu akan
membahayakan kehidupan manusia, tumbuhan , dan binatang.

• Komposisi normal udara :

• Zat pencemar udara yang paling berpengaruh : karbon monoksida (CO), nitrogen oksida
(NOx), belerang oksida (SOx), hidro karbon (HC), partikel (partikulate), dll.
SISTEM Pencemaran Udara

Reseptor :
Pencemar Atmosferi : Mixing & transformasi kimia
Sumber Emisi : Manusia
Dilusi
Antropogenik Hewan
Reaksi
Tumbuhan
Material

Sumber Pencemaran Udara :

Sumber pencemaran dapat dibagi dalam empat kelompok utama yaitu:


1. Transportasi kendaraan (motor, pesawat, kereta api, kapal, dan penanganan dan
evaporasi minyak)
2. Pembakaran tetap (perumahan, tempat komersial, tenaga imdustri termasuk pemanas,
termasuk pusat tenaga listrik).
3. Proses Industri (kimia, metalurgi, industri kertas, dan kilang minyak)
4. Disposal limbah padat (bahan dari rumah, batu bara, pembakaran daerah pertanian).
PENYEBAB PENCEMARAN UDARA

• Berasal dari industri / pabrik yang menggunakan bahan bakar minyak


bumi / batu bara.
• Kendaraan bermotor (sarana transportasi).
• Pendingin yang menggunakan bahan CFC (chloro fluoro carbon) /
freon.
• Serta kegiatan manusia lainnya.
POLUSI / PENCEMARAN UDARA

• Asap cerobong pabrik. • Asap cerobong pabrik.


POLUSI UDARA DAPAT MENYEBABKAN HUJAN
ASAM
Awan dng H2SO4
HUJAN ASAM

Asap dng gas SO2


Parameter Pencemaran Udara
• Terdapat 8 unsur utama pencemaran udara dan Tingkat Kebisingan yakni:
• Kandungan Karbon dioksida (CO2)
• Kandungan Karbon Monoksida (CO)
• Kandungan Oksida Nitrogen (NO3)
• Kandungan Oksidan (O3)
• Debu
• Timah Hitam (Pb)
• Amonia (NH3)
• Hidrokarbon
• Nilai kebisingan (dBA)

Ir. Moh Sholichin, MT 49


Polutan Udara
• Polutan udara primer, yakni polutan yang mencakup 90% dari
jumlah polutan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima
kelompok berikut :
1. Karbon monokside (CO)
2. Nitrogen okside (NOx)
3. Hidrokarbon (HC)
4. Sulfur diokside (SOx)
5. Partikel
6. Debu, Asap, Jelaga, Abu, Kabut, Spray
50
• Partikulat mempunyai ukuran diameternya besar dari 0,002 μm dan kecil dari 500 μm.
• Debu adalah partikel padat yang kecil hasil proses pemecahan massa yang besar seperti penggerusan,
penggilingan, blasting, dll. Debu mempunyai ukuran partikel dari 1,0 sampai 10000 μm.
• Asap adalah partikel padat yang halus sebagai hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dari parikel
organik seperti batubara, kayu, ataupun tembakau yang terutama dari karbon dan bahan yang dapat
terbakar lainnya ukuran 0,5 – 1 μm.
• Jelaga adalah partikel padat yang halus ( 0,03 – 0,3 μm ) seringkali dari oksida-oksida logam Zn dan Pb
terbentuk dari kondensasi uap bahan padat.
• Abu berterbangan adalah partikel halus yang tidak terbakar dapat dari senyawa metalik dan mineral yang
mempunyai ukuran seperti debu.
• Kabut adalah partikel cair atau jatuh yang terbentuk dari kondensasi uap dengan ukuran diameternya
kurang dari 10 μm.
• Spray adalah partikel cair atau jatuh yang terbentuk dari cairan induk seperti pestisida dan herbisida dan
ukurannya adalah 10 – 1000 μm.
Toksisitas
• Toksisitas relatif polutan udara
Polutan Level toleransi Toksisitas
relatif
CO 32,0 40.000 1.00
HC - 19.300 2.07
SOx 0,50 1.430 28.0
NOx 0,25 514 77.8
Partikel - 375 106.7

Sumber Babcock, 1971

54
CO
 Gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak Konst Pengaruh terhadap
berasa. COHb kesehatan
 Sumber utama : pembakaran BBM  banyak
timbul di perkotaan.
dlm darah
 Dampak kesehatan : pusing, pandangan kabur, (%)
hilang daya pikir, sulit bernafas  bisa mati !
 CO adalah suatu komponen tidak berwarna, < 1.0 Tidak ada pengaruh
tidak berbau dan tidak bersa pada suhu >
192OC 1.0 – 2.0 Penampilan agak tidak
 CO dapat dapat berasal dari proses antara lain : normal
a. pembakaran
b. Reaksi antara CO dg komponen lain
c. CO2 terurai menJadi CO dan O
2.0 – 5.0 Berpengaruh terhadap
 CO tidak begitu berdampak negatif terhadap fungsi syaraf
tumbuhan
 CO berpengaruh negatif pada manusi, hingga > 5.0 Perubahan fungsi jantung
menyebabkan melemahnya sistem syaraf
hingga kematian bila berbentuk COHb yang
masuk melalui pernafasan
10 - 80 Kepala pusing, mual,
pingsan, sukar bernafas,
kematian
Dampak polutan CO pada kesehatan dan lingkungan.

• Emisi CO di negara berkembang, dengan nyata meningkat 40 % dari emisi dunia tahun 1980 sampai 58%
dalam tahun 2005.
• CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan sedikit lebih berat dari udara.
• Penghirupan CO mempunyai dampak pada kesehatan manusia karena affinitas hemoglobin dalam darah
untuk CO adalah kira-kira 240 kali dari affinitas untuk oksigen. Segera setelah terhirup, CO membentuk ikatan
koordinasi dengan atom besi dari kompleks protohaem dalam hemoglobin untuk menghasilkan
karboksihemoglobin (COHb).
• Tingkat COHb dalam manusia dapat mencapai 3 %. Kenaikan tingkat COHb adalah berbahaya untuk orang-
orang yang berpenyakit hati dan pernapasan, wanita hamil, dan anak-anak. Tingkat COHb mendekati 1,2
sampai 1,5 % di dapatkan dalam populasi normal.
NOxx
 Gas berwarna merah, bau menyengat.
 Sumber : pembakaran BBM dan gas alam, kebakaran hutan, dlsb.
 Dampak kesehatan : penyakit pernapasan, emphysema (paru-paru kronis), pembuluih darah
jantung, bronchitis, kanker paru-paru, radang ginjal, dll.
 NOx terdiri dari dari gas Nitrit okside (NO) dan Nitrogen diokside (NO2)
 Produksi NOx berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam dan bensin
 Konsentrasi NOx sebesar > 8 ppm dapat menyebabkan kelainan syaraf & kematian pada manusia
HC
 Bisa berupa gas, zat cair maupun zat padat.
 Sumber : pembakaran BBM, batubara, hutan, dlsb.
 Dampak kesehatan : iritasi mata, hidung, tenggorokan, mual, pusing.
 Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung
 Hidrokarbon terdiri dari 3 kelompok yakni Alifatik, Aromatik dan Alisiklis

Hidrokarbon Konsentarsi Pengaruh


(ppm)
Benzena 100 Iritasi
(C6H6) 3.000 Lemas
7.500 Berbahaya
20.000 Kematian
Toluena 200 Sedikit pusing
(C2H8) 600 Pinsan
SOxx • Sumber : pembakaran batubara, BBM, kilang minyak, industri kimia tertentu, industri logam.
• Jika bereaksi dengan udara yang mengandung uap air maka terbentuk H 2SO4 (asam sulfat) 
bisa menghasilkan hujan asam yang sangat korosif dan merusak tanaman.
• Dampak kesehatan : iritasi mata, pandangan kabur, sesak napas, penyakit jantung 
mematikan.
• Sulfur diaksoda berasal dari unsur diokside (SO3)
• Sumber polutan ini dapat berasal dari proses alam misalnya gunung belerang
• Sumber terbesar berasal dari aktifitas industri besar, misalnya pabrik baja, aluminium dll.
• Pada konsentrasi >400 ppm sangat berbahaya pada manusia dan dapat menimbulkan kematian
permanen
Partikel
 Berupa butiran halus yang melayang di udara, baik berupa zat cair, zat padat, atau kombinasi keduanya.
 Partikel alami : debu, abu gunung berapi, uap air.
 Sumber : pembakaran batubara, penambangan, industri, kebakaran hutan, gas buang kendaraan.
 Dampak kesehatan : iritasi mata, saluran pernapasan, penyakit paru-paru.
 Juga berdampak pada hewan dan tumbuhan.
 Berbagai jenis partikel yang masuk ke tubuh manusia melalui proses pernafasan hingga berdiam di paru-paru sangat
mempengaruhi kesehatan, khususnya partikel yang beracun
Pengukuran polutan Udara

• Pengukuran dengan sensitivitas tinggi adalah sangat dibutuhkan. Instrumen sampling dengan sistem
analisis otomatis yang dapat menyimpan dan mencetak data.
• Pemantauan sumbernya biasanya dilengkapi dengan tanda bahaya (alarm).
• Pemantauan asap dan jelaga dilakukan dengan optik yang diidentifikasi dengan telesmoke, smokescope,
dan umbrascope.
• Pengukuran terhadap partikulat yang dapat jatuh dengan ukuran diameter diatas 10 μm dapat
menggunakan “dust fall jars”.
• Uap dan gas hidrokarbon dianalisisi dengan kromatografi gas. Gas CO dapat dilakukan dengan metode
gravimetri, dan proses kalorimeter, kimia elektrokimia. Sedangkan oksida-oksida sulfur dapat diukur
dengan metode kalorimetri dan konduktometer.
• Penentuan terhadap oksida-oksida nitrogen dilaksanakan dengan metode kalorimeter Jacob-Hockeiser
dan Gries-Hosvay, oksidan fotokimia dilakukan dengan metode Kalium Iodida.
• Metode sampling polutan udara dibagi dalam dua jenis yang umum yaitu dengan sampling udara ambien dan
sampling sumber. Kedua jenis tersebut mempunyai tujuan masing-masingnya.
• Sampling udara ambien bertujuan untuk;
1. Mengetahui tingkat pencemaran suatu lokasi
2. Keperluan pengumpulan data
3. Mengamati kecendrungan tingkat pencemaran
4. Mengaktifkan dan menentukan prosedur pengendalian.
• Dalam pelaksanaannya dialukan dalam beberapa cara:
• Sampling kontinyu pada rentang waktu tertentu dapat kecil, mingguan dan teratur
• Sampling kontinyu pada saat tertentu saja.
• Sampling udara Sumber (Emisi) bertujuan untuk:
1. Mengetahui dipenuhi atau tidaknya peraturan emisi pencemar udara yang dihasilkan oleh suatu sumber.
2. Mengukur tingkat emisi yang dihubungkan dengan laju produksi untuk kebutuhan industri dan lingkungan
3. Mengevaluasi keefektifan teknik pengendalian dan peralatan pengendalian pencemaran udara.
4. Pengukuran sumber (emisi) ini dapat berupa titik (point source), ataupun garis (line source). Sumber utama yang
diawasi dan dipantau adalah sumber tetap, sedangkan sumber bergerak di laksanakan tersendiri.
Sistem rekayasa pengendalian polusi udara
• Dispersi, jatuhan gravitasi, flokulasi, adsorpsi, pengipasan dan absorpsi merupakan
mekanisme untuk mengurangi pencemaran udara.
• Proses dispersi oleh angin akan menjadikan konsentrasi plutan mengecil dan
jatunhan gravitasi untuk jatuhan partikel yang besar, demikian mekanisme lainnya
yang juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lainnya seperti hujan angin, adsorpsi dll.

Pengendalian polusi udara

• Dilusi kontaminan di athmosfir


• Pengendalian dengan dilusi kontaminan di atmosfir dilakukan dengan menggunakan cerobong asap yang
dapat dirancang berdasarkan sifat dispersi dan sifat atmosfir lokasi tempat pembuangan kontaminan ke
udara.
• Pengendalian kontaminan dari sumbernya
• Pengendalian kontaminan dari sumbernya dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang telah
dikembangkan seperti untuk pengendalian kontaminan partikulat dan gas.
• Centrifugal Collector
• Centrifugal collector mengembangkan gaya sentrifugal pengganti gaya gravitasi
untuk pemisahan partikel dari aliran gas. Karena gaya centrifugal dapat menghasilkan
beberapa kali lebih besar dari gaya gravitasi dan partikel dapat dihilangkan/ dibawa
kedalam collector centrifugal
• Ukuran partikel yang dibersihkan lebih kecil dari yang dihilangkan oleh sistem gaya
gravitasi.
• Wet collector
• Wet collector membersihkan bahan partikulat dari aliran gas dengan menggabungkan
partikel kedalam butiran liquid dengan bersebtuhan lansung.
• Wet collector terdiri dari
• Spray tower,Wet cyclone scrubbers,Venturi scrubbers, dan jenis lainnya adalah
• Fabric Filter
• Electrostatic precipitator
Pengendalian Pencemaran Udara
1. Tidak melakukan pemantauan seluruh sumber emisi;
2. Pelaporan hasil pemantauan emisi tidak dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali;
3. Parameter yang dipantau tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Masih terdapat emisi parameter yang melebihi baku mutu emisi;
5. Cerobong tidak sesuai ketentuan teknis yang dipersyaratkan dalam Kepdal 205 tahun 1996
Electrostatic Air Cleaner
Bab V Iklim dan Cuaca
IKLIM

• Iklim : Keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama
• Proses pertukaran energi dan lengas antara bumi dan atmosfer dalam periode panjang
• Sintesis atau kesimpulan dr perubahan nilai unsur-unsur cuaca dlm jangka panjang di suatu tempat atau pd wilayah
(±30 th).
• Terbentuk dr data cuaca yg dpt mewakili secara benar (representative) keadaan atm suatu tempat yg luas dan dlm
jangka wkt sepanjang mungkin.
• Ilmu Iklim : Klimatologi

CUACA

• keadaan rata-rata udara pada waktu yang relatif singkat dan pada daerah yang sempit
• Nilai sesaat dr atmosfer serta perubahan dlm jangka pendek (<1 – 24 jam) di suatu tempat di permukaan
bumi.
• perubahan keadaan atmosfer dari hari ke hari, perubahan jangka pendek tentang energi lengas dan gerakan
udara
• Ilmu Cuaca : Meteorologi
Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
SUHU/TEMPERATUR

TEKANAN UDARA

KELEMBABAN UDARA

UNSUR CUACA DAN


IKLIM PERAWANAN

HUJAN

ANGIN
1. Temperatur / Suhu
• Keadaan panas – dinginnya udara
• Sumber  matahari
• Alat ukur : Termometer, termograf
• Isoterm : garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang memiliki
suhu yang sama
• Proses pemanasan : Langsung dan tidak langsung

Pemanasan Langsung
• Absorpsi : penyerapan unsur-unsur radiasi matahari
• Refleksi : pemanasan terhadap udara tapi dipantulkan kembali oleh partikel-partikel udara
• Difusi : penyebaran sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah

Pemanasan tidak langsung


• Konduksi : matahari memberi panas pada tanah, kemudian diteruskan ke lapisan udara di atasnya
• Konveksi : pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas
• Adveksi : pemberian panas oleh gerak udara horizontal
• Turbulensi : pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur (berputar-putar)
Faktor yang mempengaruhi besar suhu udara di
suatu daerah:
• Sudut datang sinar matahari
• Lama penyinaran sinar matahari
• Relief permukaan bumi (ketinggian tempat)
• Banyak sedikitnya awan
• Perbedaan letak lintang
SUDUT DATANG SINAR MATAHARI DI SUATU TEMPAT

SIANG HARI

PA
GI
HA
RI
a ARI
H
O RE a
S
a

c b

PERMUKAAN BUMI

Keterangan
Pada pagi hari bidang yang terpanasi adalah a + c
Pada siang hari bidang yanmg dipanasi adalah a
Pada sore hari bidang yang diapanasi adalah a + b
Pada siang hari wilayah a dipanasi matahari lebih intensif
G A
S

SINAR VERTIKAL
N
B SIN
A RM
I RI
NG

c
a
b

GAMBAR SUDUT DATANG SINAR MATAHARI DI KHATULIS DAN LINTANG TINGGI

KETERANGAN
LEBIH BESAR MASUK SUDUT MATAHARI, LEBIH BESAR INTENSIVITAS PEMENASAN
SINAR A DARI PADA B KARENA BIDANG A < DARI BIDANG B + C

by sakib
Gradien Termis
• = Gradien temperatur vertikal (Lapse-rate)
• Angka yang menunjukkan turunnya suhu udara tiap kenaikan tinggi
tempat
• Rumus
 h 
T  26C    0,6C 
 100 
2.Tekanan udara
• Tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas wilayah tertentu
• Alat ukur : Barometer
• Satuan : milibar
• Semakin tinggi tempat maka tekanan makin berkurang
• Isobar : garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang memiliki tekanan
yang sama

Gradien barometer
• Tekanan udara antara 2 isobar pada jarak lurus 111 km
• Rumus:

111 km
GB  di 
H
3. Kelembaban Udara
• Banyaknya uap air yang dikandung dalam udara
• Alat ukur : Higrometer
• Udara dikatakan jenuh jika kelembaban 100%

Macam-macam kelembaban

• Kelembaban mutlak (Absolute Humidity) : jumlah uap air yang terdapat dalam 1 m 3 udara ( gr/m3 )
• Kelembaban maksimum (Maximum Humidity) : jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung oleh udara
dalam suhu tertentu
• Kelembaban Relatif : Perbandingan jumlah uap air yang dikandung udara dengan jumlah maksimum uap air
yang dapat dikandung udara pada suhu dan tekanan yang sama
• Rumus:

Kelembaban Mutlak
RH   100%
Kelembaban Maksimum
4. Perawanan (Cloudness)
• Awan : kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara yang terjadi karena pengembunan/pemadatan udara
setelah melampaui keadaan jenuh
• Titik-titik awan sebenarnya bukan air murni melainkan inti kondensasi yang dikelilingi embun  kristal garam

Macam-macam awan berdasar tinggi dan bentuk:


• Cirrus (awan tinggi) > 6000 m
- Cirrus (Ci) : tipis, spt bulu burung
- Cirro stratus (Cs): putih merata spt kelambu
- Cirro Comulus (Cc): Spt sisik ikan, gerombolan domba
• Alto (awan menengah) 2000 – 6000 m
- Alto Comulus (A-Cu): spt gumpalan kapas
- Alto Stratus (A-St): berlapis-lapis spt pita
• Strato (awan rendah) < 2000 m
- Strato Comulus (St-Cu) : tebal, luas, bergumpal
- Stratus (St) : merata, rendah, berlapis-lapis
- Nimbostratus (Ni-St): tebal, bentuk tdk teratur, hujan
- Nimbocomulus (Ni-Cu): tebal, bergumpal, kelabu hitam
5. Hujan
• Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi  presipitasi
• Alat ukur : fluviograf, raingauge, regenmeter, ombrometer
• Isohyet : garis khayal pada peta yang menghubungkan titik-titik di permukaan bumi yang memiliki curah hujan
sama
• Kemampuan udara menampung uap air berbeda-beda. Massa udara memiliki batas maksimum dalam
menampung sejumlah air. Batas maksimum tersebut berkaitan dengan suhu udara. Makin tinggi suhu udara
makin besar kemampuan menampung uap air.
Macam hujan menurut terjadinya:
- Hujan Zenithal / konveksi
- Hujan Orografis / Relief
- Hujan Frontal
- Hujan Siklonal
- Hujan Muson
- Hujan Buatan

• Hujan Siklonal : terjadi karena angin siklon membuat udara naik dan menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi
• Hujan Muson : hujan yang terjadi karena angin muson membawa uap air ke suatu wilayah
• Hujan Buatan : Mengumpulkan titik-titik air dengan memberi inti kondensasi di udara, berupa butiran garam, urea
dsb
• Syarat hujan buatan :
• Ada awan comulonimbus ± 2 km tebalnya
• Ketinggian awan 5000 – 7000 kaki
• Kecepatan Angin < 8 knot
• RH ≥ 70 %
• Titik air pada awan 1,8 – 2 mikron
Hujan Zenithal / Konveksi

30o-40o LU 0º 30o-40o LS
Hujan Orografis
Hujan Frontal

Daerah Frontal

Massa Udara Panas

Massa Udara
Dingin

Lintang rendah Lintang


Tinggi
6. Angin
• Udara yang bergerak dari tekanan maximum ke tekanan minimum
• GERAK UDARA YANG SEJAJAR DENGAN PERMUKAAN BUMI.
• Alat ukur kecepatan angin: Anemometer
• Macam gerakan angin ; Konveksi, Adveksi dan turbulensi

Manfaat Angin

• Menentukan waktu penggarapan tanaman


• Membantu penyerbukan tanaman
• Membantu kapal tradisional pergi – pulang melaut
• Olahraga dan rekreasi
ARAH ANGIN SECARA UMUM

96
Macam-macam Angin

Macam angin

Angin Lokal Angin Tetap


Angin Tetap
• Angin yang bertiup sepanjang tahun dengan arah yang sama
• Ada tiga angin tetap di muka bumi : Angin Passat dan anti passat, angin barat, angin timur
• Namun angin tetap ini sering kalah oleh angin lokal

Angin Lokal
• Angin yang bertiup hanya di tempat- tempat tertentu dan tidak secara kontinyu
• Angin ini bertiup sebagai akibat dari pengaruh kondisi wilayah sekitarnya

Angin lokal :
Angin darat - angin laut
Angin gunung - angin lembah
Angin fohn / angin jatuh
Angin Darat

+
Angin Laut


Angin Gunung


Angin Lembah

+
Angin Fohn
Nama-nama Angin Fohn di Indonesia
• Bohorok  Deli (Sumut)
• Kumbang  Cirebon
• Gending  Probolinggo
• Grenggong  Pasuruan
• Brubu  Makasar
• Wambrau  P. Biak (Papua)
Angin Muson Angin yang bertiup dengan berganti arah tiap 6 bulan sekali

Gerak Semu Harian Matahari

23 1/2° LU The tropic of cancer

21 Juni
Equator

21 Mar 22 Sept

23 1/2° LS The tropic of Capricorn


22 Des
ANGIN MUSON TIMUR mendatangkan musim kemarau di Indonesia

JUNI
ASIA SAM PASIFIK

SAM HINDIA +
AUSTRALIA
ANGIN MUSON BARAT mendatangkan musim penghujan di Indonesia

DESEMBER
ASIA SAM PASIFIK
+

SAM HINDIA
– AUSTRALIA
Angin siklon dan anti Siklon • Angin Siklon  angin yang berputar ke arah masuk
• Angin Anti Siklon  angin yg berputar ke arah luar

SIKLON ANTI SIKLON

+ + – –
Belahan Bumi

– – + –
+ +
Utara

+ –

+ + – –
Belahan Bumi

– – + –
+ +
Selatan

+ –
Sistem pergerakan angin Global di Muka Bumi
Kutub Utara
+

– – – – – 60° LS

Etesia + + + + + + + 30 - 40° LU

– – – – – – –
Khatulistiwa

Etesia + + + + + + +
30 - 40° LS

– – – – –
60° LS

+
Kutub Selatan
Angin Passat (Trade wind)
• Angin yang bertiup dari zona tekanan maksimun subtropis menuju zona tekanan minimum equator
• Angin Passat timur Laut  belahan bumi utara
• Angin Passat Tenggara  Belahan bumi selatan

Angin Anti Passat


• Angin yang bertiup dari zona tekanan minimum equator menuju zona tekanan maksimum subtropis (di
bagian atas dari Angin Passat)

Anti Pasat

Pasat


Angin Barat (Westerlies)
• Angin yang bertiup dari zona tekanan maksimum subtropik menuju zona tekanan minimum sub-arktik
• Karena pengaruh rotasi maka angin ini berbelok menuju timur sehinga seolah-olah datang dari arah barat

Angin Timur (Easterlies)


• Angin yang bertiup dari zona tekanan maksimum kutub menuju zona tekanan minimum sub-arktik.
• Karena pengaruh rotasi maka berbelok seolah-olah dari arah timur menuju ke barat
• Terjadi di sekitar Lintang 60° baik Utara maupun Selatan

Angin Daerah Etesia


• Daerah Etesia : daerah antara 30° LU - 40° LU maupun 30° LS - 40° LS
• Merupakan perbatasan antara daerah angin Passat dengan angin Barat, sehingga mengalami pengaruh gerakan
semu harian matahari.
• Pada musim dingin bertiup angin Barat dan pada musim panas bertiup angin Pasat Timur Laut (BBU) atau angin
Passat Tenggara (BBS)
DASAR-DASAR PENGGOLONGAN
IKLIM
• KLAGES: TEMPERATUR (5 DAERAH)
1. Daerah Tropis : 23½°LU - 23½°LS
2. Daerah Sub Tropis : 23½°LU/LS - 40°LU/LS
3. Daerah Sedang : 40°LU/LS - 66½°LU/LS
4. Daerah Dingin :
5. Daerah Kutub : 66½°LU/LS - 90°LU/LS

112
• menurut Koppen

• A (Iklim hujan tropis) : Temperatur bulan terdingin > 18°C, CH tahunan


tinggi, CH bulanan > 60 mm
• B (Iklim Kering/Gurun) : CH < Penguapan (evaporasi)
• C (Iklim Hujan Sedang, Panas) : Temperatur bulan terdingin -3°C sampai
dengan 18°C
• D (Iklim Hujan Salju, Dingin) : Temperatur bulan terdingin kurang dari
-3°C dan temperatur bulan terpanas > 10°C
• E (Iklim Kutub) : Bulan terpanas temperaturnya < 10°C
Kriteria tambahan iklim Köppen :
f : tdk ada msm kering, bsh sepanjang th
m:musim krg pendek,sisanya lebat sepanjanh tahun
w:hujan pada musim panas
s :kondisi kering pd musim panas
W:kondisi kering pada msm dingin
a :msm pns yg terik,suhu rata2 bln terpanas > 22o C
b :msm pns yg pns,suhu rata2 bln terpns < 22o C
c :msm pns yg sejuk & pendek < 4 bln,suhu > 10o C
d :msm dingin yg sngt dingin t bln terdngin < -3oC
h :terik,suhu tahunan rata2 > 18oC
k :sejuk,suhu tahunan rata2 < 18OC
Sub divisi Iklim Köppen
• Af : Iklim hujan tropis
• Aw : Iklim savana tropis
• BS : Iklim Stepa
• BW : Iklim Gurun
• Cf : Iklim hujan sedang, panas, tanpa musim kering
• Cw : Iklim hujan sedang, panas, dengan musim dingin yang kering
• Cs : Iklim hujan sedang, panas, dengan musim panas yang kering
• Df : Iklim hujan salju, tanpa musim kering
• Dw : Iklim hujan salju, dengan musim dingin yang kering
• ET : Iklim tundra
• EF : Iklim salju
Subtipe Iklim A
• Af : iklim A dengan CH bulanan > 60 mm
• Aw : iklim A yang memiliki musim kering yang panjang
• Am : peralihan antara Af dan Aw

60 Af
CH bulan terkering

40 Am

Aw
20

0
1000 1500 2000 2500
CH Tahunan
Iklim Junghuhn
11,1 – 6,2ºC
Zone dingin
Lumut
2500 m
17,1 – 11,1ºC
Zone sejuk Kopi, kina, Sayuran, Pinus
1500 m
22 – 17,1ºC
Zone sedang Kopi, Kina, Karet, Teh
600 m
26,3 - 22ºC
Karet, Coklat, tembakau, Karet, Tebu, Jagung, Padi,
Zone panas
Kelapa
0m
 Menurut MOHR: TEMPERATUR, HUJAN (5DAERAH) Menurut OLDEMAN:
I. Daerah Basah : CH > 100 mm / bulan KEBUTUHAN AIR UNTUK
II. Daerah Agak Basah TANAMAN PADI
III. Daerah Agak Kering A. Lebih dari 9 bulan basah berurutan
IV. Daerah Kering : CH < 60 mm / bulan B. 7 – 9 bulan basah berurutan
V. Daerah Sangat Kering C. 5 – 6 bulan basah berurutan
D. 3 – 4 bulan basah berurutan
E. < 3 bulan basah berurutan

• Menurut Schmidt-Fergusson
Tipe A jika Q = 0% - 14,3%
Tipe B jika Q =14,3% - 33,3%
Tipe C jika Q =33,3% - 60%
rata - rata bulan kering
Tipe D jika Q =60% - 100%
Tipe E jika Q = 100% - 167%
Q  100 %
Tipe F jika Q = 167% - 300%
rata - rata bulan basah
Tipe G jika Q = 300% - 700%
Tipe H jika Q = > 700%
Nilai Q
• Q = 0 – 14,3%  A (Sangat Basah)
• Q = 14,3 – 33,3%  B (Basah)
• Q = 33,3 – 60%  C (Agak Basah)
• Q = 60 – 100%  D (Sedang)
• Q = 100 – 167%  E (Agak Kering)
• Q = 167 – 300%  F (Kering)
• Q = 300 – 700%  G (Sangat Kering)
• Q > 700%  H (Luar Biasa Kering)
MUSIM DI INDONESIA

121
Faktor pengendali Unsur-unsur iklim
1. Pancaran radiasi surya
1. Penerimaan radiasi dan
2. Letak lintang (latitude)
lama penyinaran
3. Ketinggian tempat (altitude)
4. Posisi tempat thd lautan 2. suhu udara
5. Pusat tekanan tinggi dan 3. kelembaban udara
rendah 4. tekanan udara
6. Aliran massa udara 5. Kec. Dan arah angin Distribusi tipe
7. Halangan oleh pegunungan 6. Evaporasi cuaca dan tipe
8. Arus laut 7. Presipitasi iklim
9. Unsur cuaca/iklim
8. suhu tanah

Gambar 1. Mekanisme pembentukan cuaca dan iklim


Perubahan Iklim

• Perubahan iklim adalah perubahan yang signifikan dalam pengukuran iklim seperti
temperatur, hujan, angin) yang terjadi dalam periode yang lama seperti 10 tahun atau
lebih.
• United Nations Forum Convention on Climate Change (UNFCCC) mendefinisikan
Perubahan Iklim sebagai perubahan dalam iklim yang disebabkan oleh langsung atau
tidak langsung dari kegiatan manusia yang mengubah komposisi dari atmosfir global.
• Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan signifikan dari iklim maupun
variabilitas iklim yang menetap dalam jangka waktu yang lama (satu dekade)
atau seterusnya (IPCC, 2001).

• Perubahan iklim dapat disebabkan oleh proses perubahan alamiah internal


(misalnya badai El Nino) maupun eksternal (seperti perubahan persisten yang
diinduksi oleh aktivitas manusia, berupa perubahan komposition udara dan
perubahan peruntukan tanah).
Penyebab Perubahan Iklim : Tanda-tanda Perubahan Iklim :
• “Gas Rumah Kaca” termasuk • Kenaikan suhu global
• karbon dioksida (CO2) • Kenaikan permukaan air laut
• Metan (CH4) • Angka curah hujan
• Nitrus oksida (N2O)
• Gas-gas ini berasal dari
• Deforestasi dan kebakaran hutan
• Konversi daerah lahan basah, gambut dan mangrove Dampak Perubahan Iklim :
• Pertanian padi
• Peternakan • Ketahanan Pangan: gagal panen dan
• Pemakaian Pupuk menurunnya tingkat produksi
• Laut dan air: glasier menghilang,
kenaikan air laut, banjir
• Ekosistem: kerusakan ekosistem,
terancamnya habitat penting
• Cuaca ektrem: banjir, kebakaran hutan,
awal musim yang tidak menentu.
GANGGUAN-GANGGUAN IKLIM
1. Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)
• Meningkatnya suhu udara di bumi akibat semakin banyak gas pencemar
dalam udara
• Penyebab : Gas buang dari industri, kendaraan bermotor, rumah tangga.
Terutama CO2
• Energi matahari yang sampai Bumi tertahan di atmosfer sehingga membuat
panas muka Bumi.
Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca
Sebagai Akibat Efek Rumah Kaca,
Suhu Permukaan Bumi dan Troposfir Meningkat
Penyebab Pemanasan Global (global warming)
Pembakaran AC / Gas Buang
hutan / Industri Rumah tangga

CO
2
CFC 5

Global
Warming

N
2 O
CH 4
Asap Kendaraan
Bermotor Sampah / bangkai
Akibat Global warming
Kerusakan hutan

Meningkatnya
badai dan kilat

Pengungsian Ketidakmampuan
Species untuk
beradaptasi Meningkatnya
terhadap iklim muka air laut
2. El Nino
• Peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut pantai barat Peru-Equador yang mengakibatkan
gangguan iklim secara global
• Gejala yang terjadi : Kekeringan di Asia dan Afrika

3. La Nina
• Kebalikan dari El Nino, konsentrasi panas terjadi di wilayah Indonesia sehingga angin basah
sekitar Pasifik dan Samudera Hindia bergerak ke Indonesia
• Gejalanya : musim hujan yang lama di Indonesia dan sekitarnya
Dampak Potensial Perubahan Iklim
Distribusi Global Perubahan Iklim
• Efek perubahan iklim akan tidak sama di semua tempat, misalnya tidak semua
populasi penduduk mengalami risiko banjir di daerah pantai

• Banjir karena serangan badai telah mengancam 50 juta penduduk setiap tahun,
Apabila permukaan air laut naik setinggi 0,5 M, angka ini dapat meningkat dua
kalinya

• Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa gletser di Greenland telah mencair
dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dgn tahun-tahun sebelumnya, akan
membahayakan bagi masyarakat yang tinggal di daerah pantai yang rendah
Adaptasi perubahan iklim
• Adaptasi adalah langkah-langkah yang diambil dalam rangka mengantisipasi dampak-dampak perubahan
iklim.
• Adaptasi dilakukan dengan mengembangkan kerangka kebijakan, memperkuat kajian kerentanan dampak
perubahan iklim, peningkatan kapasitas semua pihak dan memperkuat implementasi dengan kerjasama
antar pihak.

 Adaptasi adalah berbagai tindakan penyesuaian diri terhadap kondisi perubahan iklim yang
terjadi.

 Menyesuaikan kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang rentan sehingga mendukung


pembangunan berkelanjutan.

 Hingga saat ini, kegiatan adaptasi difokuskan pada area-area yang dianggap rentan terhadap
perubahan iklim yaitu daerah pantai, sumber daya air, pertanian, kesehatan manusia dan
infrastruktur.
Perubahan dan Variabilitas
Iklim

Dampak

Mitigasi Adaptasi
Respon
Tujuan adaptasi: Tipe data iklim yang diperlukan
untuk kajian dampak:
- Perencanaan yang lebih baik dengan mempertimbangkan kondisi iklim - Perubahan iklim rata-rata jangka
(perubahan iklim) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan (contoh: panjang (exposure’s mean change)
pengelolaan sumberdaya air, pertanian)
- Potensi intensitas dan frekuensi
- Mengurangi kemungkinan bencana dikarenakan iklim (contoh: banjir, iklim ekstrim (variability of
kekeringan, kebakaran hutan, longsor) exposures)

Sumber : Santoso, 2006


 Adaptasi akan mengurangi dampak negatif perubahan iklim namun tetap akan ada sisa
kerusakan yang terjadi, bahkan terkadang sangat besar
 Untuk memudahkan, hubungan antara peningkatan suhu dan perbedaan biaya akibat
Peran Adaptasi
perubahan dalam
iklim/adaptasi Mengurangi
dibuat linear. Kerusakan Akibat Perubahan Iklim
 Pada kenyataannya, biaya akibat perubahan iklim akan meningkat seiring kenaikan suhu,
sementara keuntungan ‘net’ adaptasi akan turun dibandingkan dengan biaya akibat
perubahan iklim. Biaya Akibat perubahan Iklim tanpa
adaptasi

Biaya adaptasi + sisa kerusakan akibat


Biaya akibat perubahan iklim
perubahan iklim
Keuntungan ‘net’
adaptasi
Keuntungan ‘gross’
adaptasi
Biaya total akibat perubahan Sisa Kerusakan akibat
iklim setelah adaptasi perubahan iklim

• Keuntungan ‘gross’ adaptasi  kerusakan yang dapat dihindari


• Keuntungan ‘net’ adaptasi  kerusakan yang dapat dihindari, dengan biaya adaptasi yang kecil

Sumber : HM Treasury, 2006


Pelaku Adaptasi

Pemerintah : Masyarakat

 Mendorong pemangku  Mengurangi konsumsi air bersih;


kepentingan untuk melakukan  Membiasakan diri dengan makanan
kajian kerentanan dan adaptasi; pokok lain (selain beras);
 Menyusun strategi dan kebijakan  Merelokasi industri yang berlokasi di
nasional untuk kegiatan adaptasi tepi pantai ke tempat yang lebih tinggi
perubahan iklim
• Daerah pantai
• Pertanian
• Kesehatan manusia
DAERAH PANTAI
Dampak Perubahan Iklim: Peningkatan muka air laut

KEGIATAN ADAPTASI :
 Pembangunan tanggul-tanggul di daerah pantai
 Perlindungan terhadap pelabuhan, bangunan atau infrastruktur
lainnya yang rentan terhadap kenaikan air laut
 Konservasi air a.l . melalui kampanye publik untuk mencegah
kontaminasi oleh air laut
 Penerapan teknologi untuk memperoleh air bersih dari air yang
telah tercemar
 Perubahan pola penangkapan ikan oleh nelayan
PERTANIAN

Dampak Perubahan Iklim:


 Erosi pada daerah dataran tinggi
 Gangguan pada sistem pertanian

KEGIATAN ADAPTASI :
 Konservasi air dan tanah
 Aforestasi melalui agroforestry dengan tanaman pengikat nitrogen
 Penyesuaian waktu tanam yang dilakukan oleh petani
 Penanaman jenis tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim
KESEHATAN MANUSIA
Dampak Perubahan Iklim:
Peningkatan kasus-kasus akibat
 Malaria
 Demam berdarah
 diare

KEGIATAN ADAPTASI :
 Pemusnahan tempat perkembangbiakan nyamuk
 Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap lokasi-lokasi perkembangbiakan nyamuk
 Peningkatan akses terhadap air bersih
 Peningkatan imunisasi dan kampanye ASI
 Peningkatan kebersihan diri dan sanitasi perorangan
 Peningkatan system drainase dan pengelolaan banjir
Jalur dimana perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia

Pengaruh moderat
Efek Kesehatan

Perubahan Kematian dan


Iklim Kesakitan yang
Regional : berhub dgn temp
Pemanasan
Tingkat
Global Efek Kes berhub
- Gelombang panas Penc Udara
dan dgn badai dan banjir
- Cuaca ekstrim
Perubahan Efek pencemaran
- Temperatur naik Jalur
Iklim Lingkungan
- Presipitasi Kontaminasi
Penyakit dibawa oleh
Dinamika
makanan dan minuman
Penularan

Usaha Adaptasi

Sumber : Patz JA and Kovats RS (2002) Hot spots in climate change and human health,
British Medical Journal 325: 1094-1098
Efek Terhadap Kesehatan Manusia

• Walaupun efek perubahan iklim dan


konsekuensi pemanasan global tidak Pola iklim yang terganggu
dimengerti secara pasti, beberapa
efek langsung thd pajanan
peningkatan temperatur dapat diukur, • Pola iklim yang terganggu juga menyebabkan efek
spt peningkatan kejadian penyakit tidak langsung terhadap kesehatan manusia
yang berhubungan dengan kenaikan
temperatur, peningkatan angka
kematian karena gelombang udara • Efek terhadap pola hujan yang meningkatkan
panas seperti yang terjadi di bencana banjir dapat menyebabkan peningkatan
Perancis tahun 2003. kejadian penyakit perut karena efeknya pada sumber
air dan penyediaan air bersih, dan penyakit
ditularkan oleh nyamuk seperti malaria, demam
• Kondisi iklim yang tidak stabil dapat berdarah dengue, chikungunya, dan penyakit lainnya
menyebabkan peningkatan kejadian yang ditularkan melalui rodent seperti leptospirosis
bencana alam, seperti badai, angin
siklon puting beliung, kekeringan dan
kebakaran hutan, yang berdampak • Efek tidak secara langsung ini menjadi sangat serius
terhadap kesehatan fisik dan mental pada daerah di dunia dengan penduduk miskin
masyarakat yang terserang.
Penyakit Non-Wabah
• Penggunaan teknologi pengindraan jarak jauh Geographical Information System (GIS)
memungkinkan peningkatan pemetaan risiko (geographical risk mapping) beberapa penyakit non-
wabah yang berhubungan dengan perubahan iklim, misal peny cacing perut, schistizomiasis dan
filariasis
• Terdapat sedikit variasi musim thd kejadian penyakit infeksi cacing, tetapi terdapat beberapa bukti
bahwa kelembaban tanah adalah sangat penting yang sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim,
presipitasi air hujan dan vegetasi (WHO, 2004)

Penyakit Diare
• Dua juta anak-anak meninggal setiap tahunnya di negara-negara berpenghasilan menengah
kebawah walaupun sudah ada peningkatan penggunaan oralit untuk terapinya
• Kesakitan dan kematian tersebut berhubungan dengan pemakaian air tidak memenuhi syarat
kesehatan serta higiene dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai.
• Walaupun demikian, diare juga masih menjadi masalah di negara-negara dengan penduduk
berpenghasilan menengah keatas, karena diare tidak hanya berhubungan dengan higiene dan
sanitasi lingkungan, tetapi juga berhubungan dengan praktek higiene dan keamanan pangan.
Variasi Musiman
• Terdapat variasi musiman dalam penyakit diare, dimana pada peningkatan temperatur
berhubungan dengan peningkatan jml penderita diare yang masuk rumah sakit

• Studi terhadap orang Peru menunjukkan bahwa penderita diare yang masuk rumah sakit
meningkat sebanyak 4 % untuk setiap peningkatan temperatur 1 0C di musim kemarau, dan
meningkat 12 % untuk setiap peningkatan temperatur 1 0C di musim penghujan.

• Di Fiji studi pada hal yang sama menunjukkan adanya peningkatan kasus bulanan 3 % untuk
setiap peningkatan temperatur per 1 0C (Singh et al., 2001).
Dampak Terhadap Penyakit Typhus, Cholera dan Disentri
• Perubahan iklim diprediksi berdampak terhadap penyakit diare seperti kholera, karena perubahan
curah hujan menyebabkan banjir di musim penghujan yang berakibat epidemi dan sebaliknya
terjadi kekeringan di musim kemarau.

• Perubahan ini juga berdampak terhadap penyediaan air bersih dan sanitasi yang adekuat, serta
juga tersedianya makanan yang higienis dan kemampuan menerapkan praktek higiene yang baik

Keracunan Makanan oleh Salmonella


• Salmonella adalah penyebab kedua terbanyak pada kasus keracunan makanan di England dan
Wales dimusim panas dengan jumlah 30-40.000 kasus/tahun yg telah dikonfirmasi dengan
pemeriksaan laboratorium
• Bakteria Salmonella tumbuh pada makanan pada temperatur ambien dan menunjukkan hubungan
linier sampai temperatur diatas 7-8 0C
• Penyimpanan makanan yang sempurna meliputi pendinginan yang adekuat akan memperlambat dan
bahkan menghentikan pertumbuhan bakteri Salmonella
Adaptasi Nyamuk
• Pemanasan global yang terjadi menyebabkan perubahan iklim dan cuaca di seluruh dunia,
dimana sebagian belahan dunia menjadi lebih kering, sebagian menjadi lebih basah
• Sebagian dunia ada yang menjadi lebih panas dan sebagian lagi menjadi lebih dingin, semua itu
mempengaruhi spesies yang hidup didalamnya, khususnya nyamuk yang sangat peka terhadap
perubahan cuaca yang terjadi secara cepat
• Perubahan iklim secara tidak langsung mempengaruhi distribusi, populasi, serta kemampuan
nyamuk dalam beradaptasi (Patz, 2006).

Demam Berdarah Dengue (DBD)


• Nyamuk Aedes sebagai vektor penyakit DBD hanya berkembang biak pd daerah
tropis yang suhunya > 16 oC dan pada ketinggian < 1.000 m dpl
• Sekarang nyamuk tsb banyak ditemukan pd ketinggian 1.000–2.195 m dpl
• Pemanasan global menyebabkan suhu beberapa wilayah cocok untuk berbiak
nyamuk Aedes, dimana nyamuk ini dpt hidup optimal pd suhu antara 24-28 oC
• Mudah difahami bahwa perubahan iklim krn pemanasan global memperluas ruang gerak
nyamuk Aedes shg persebaran daerahnya menjadi lebih luas
Perluasan Persebaran DBD
• Perluasan persebaran daerah ini akan meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit DBD di suatu
daerah yang sebelumnya belum pernah terjangkit.
• Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan iklim meningkatkan curah hujan yang
meningkatkan habitat larva nyamuk shg meningkatkan kepadatan populasi nyamuk.
• Peningkatan kelembaban juga meningkatkan agresivitas dan kemampuan nyamuk menghisap darah
dan berkembang biak lebih cepat.

Data Laboratoris
• Penelitian laboratoris menyebutkan bahwa tingkat
replikasi virus Dengue berhubungan dgn kenaikan
temperatur
• Dalam penelitian ini ditunjukkan dengan model pengaruh
perubahan temperatur secara relatif akan memberikan
virus kesempatan untuk memasuki populasi manusia
yang rentan terhadap risiko terjangkit

• Kenaikan suhu memperpendek masa inkubasi virus dalam tubuh


vektor (Patz, 2006)
Dengue Shock Syndrome
Pemeriksaan Virus Dlm Tubuh Nyamuk
Direct Fluorescent Antibody Technique (DRAFT)
Penyakit Malaria
• Nyamuk Anopheles betina sebagai vektor penyakit Malaria menyebarkan Plasmodium dari satu
orang ke orang lainnya menyebabkan demam akut yang dapat berulang
• Terdapat 1,1 juta kematian karena malaria setiap thn terutama pada anak dan bertanggung
jawab terhadap 40 juta kecacatan (disability adjusted life years = DALYs) setiap tahunnya
• Telah terdapat munculnya kembali malaria di sejumlah area krn resistensi terhadap obat dan
insektisida

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Malaria


• Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit malaria dengan cara :

(1) peningkatan distribusi penyakit malaria, dimana saat ini epidemi malaria dibatasi oleh temperatur,
sekarang mungkin terjadi di area yang baru;
(2) atau sebaliknya menurunkan distribusi karena daerah ini menjadi terlalu kering untuk nyamuk untuk
secara cukup jumlahnya menularkan penyakit;
(3) peningkatan atau penurunan bulan-bulan penularan;
(4) meningkatkan risiko wabah lokal di daerah dimana penyakit malaria diberantas tetapi vektor masih
terdapat, seperti di Inggris atau Amerika Serikat.
Sustainable Development
• Pembangunan berkelanjutan sangat krusial dalam kerangka mitigasi yang sukses terhadap
perubahan iklim

• Tidak hanya generasi mendatang saja yang berada dalam ancaman bahaya, beberapa
masyarakat di wilayah tertentu telah mengalami dampak perubahan iklim seperti pulau2
kecil dan beberapa negara sedang berkembang

• Tindakan nyata dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim membutuhkan (1) fokus
pada keadilan dan kesinambungan pembangunan dengan bekerja pada berbagai tingkatan;
(2) bekerja sama secara konstruktif pada tingkat internasional; dan (3) kebijakan nasional
yang kuat dan juga secara individual (Landon, 2006).
Sepuluh Negara Terbanyak
Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca Di Dunia

20,8 25

Percent dari total emisi


20
13,7
15

6,2 10
5,5
3,8
3,0 2,6 5
2,0 2,0 1,6

Germany
Jepang
Russia

Brazil
China

India

Indonesia
AS

Canada

UK
Mitigasi
• Mitigasi dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi dampak perubahan iklim.
• Mitigasi dilakukan dengan menyusun Rencana Aksi Gas Rumah Kaca pada tingkat Nasional dan Provinsi.
• Mitigasi pada tingkat kabupaten

Kegiatan Mitigasi :

Penanaman pohon (untuk penyerap CO2)

Konservasi / Menghindari deforestasi dan degradasi termasuk


perubahan fungsi lahan basah dan mangrove (untuk simpan karbon
stock dalam pohon/gambut)

Peralihan ke teknologi energi efisien (BBM yang dibutuhkan


dikurangi)

Energi terbarukan (tidak menggunakan BBM)


Bab VI
CAHAYA

BAHAN KEGUNAAN

Penerapan
Merambat Lurus Dapat Dipantulkan Memiliki warna

Menembus Benda Bening Dapat Dibiaskan Alat-alat Optik


Definisi Cahaya
• Menurut IESNA (2000), cahaya adalah pancaran energi dari sebuah partikel yang dapat merangsang retina
manusia dan menimbulkan sensasi visual.
• Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cahaya merupakan sinar atau terang dari suatu benda yang
bersinar seperti bulan, matahari, dan lampu yang menyebabkan mata dapat menangkap bayangan dari
benda –benda di sekitarnya.
• Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada sebuah bidang permukaan.

o Cahaya merupakan salah satu bentuk energi.


o James Clerk Maxwell (1831-1879), cahaya merupakan rambatan gelombang yang dihasilkan oleh medan
listrik dan medan magnet (gelombang elektromagnet).
o Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya ( matahari, bintang, lampu, dll)
o Cahaya dibedakan :
• - cahaya tampak : cahaya putih yang dapat ditangkap oleh mata ( cahaya matahari, lampu, api, dll).
• - cahaya tak tampak : cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata ( sinar X, sinar ultraviolet, sinar
gamma dan sinar inframerah).
Kualitas Pencahayaan
• Kualitas pencahayaan yang baik dapat memaksimalkan performa visual, komunikasi interpersonal, dan
mempengaruhi perilaku manusia di dalam ruangan, sedangkan kualitas pencahayaan yang buruk akan
menyebabkan ketidaknyamanan dan memusingkan performa visual.
• Menurut IESNA (2000), kualitas pencahayaan dapat dikategorikan melalui tiga pendekatan yaitu dari bidang :
• Arsitektur : Pencahayaan terdapat di dalam konteks arsitektur baik itu interior maupun eksterior.
• Ekonomi dan lingkungan : Pemilihan pencahayaan sangat dipengaruhi dari bidang ekonomi. Investasi pada
lampu harus sebanding dengan biaya yang dikeluarkan demi mendapat tingkat efektifitas dan performa
lampu yang sesuai.
• Kebutuhan manusia

Sumber Pencahayaan
1. Pencahayaan Alami
adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya yang berasal dari alam, seperti matahari, bintang, dll.
keuntungan yaitu :
• hemat energi listrik,
• dapat membunuh kuman penyakit,
• variasi intensitas cahaya matahari dapat membuat suasana ruangan memiliki efek yang berbeda – beda,
seperti pada hari mendung, suasana di dalam ruangan akan memiliki efek sejuk, dan hari cerah
menyebabkan suasana bersemangat,
Kelemahan dari pencahayaan alami yaitu :
• tidak dapat mengatur intensitas terang cahaya matahari sehingga jika cuaca terik akan menimbulkan
kesilauan,
• sumber pencahayaan alami yaitu matahari dapat menghasilkan panas, dan
• distribusi cahaya yang dihasilkan tidak merata.

2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya selain cahaya alami,
contohnya lampu listrik, lampu minyak tanah, lampu gas, dll

Keuntungan :
• dapat menghasilkan pencahayaan yang merata,
• dapat menghasilkan pencahayaan khusus sesuai yang diinginkan,
• dapat menerangi semua daerah pada ruangan yang tidak terjangkau oleh sinar matahari, dan
• dapat menghasilkan pencahayaan yang konstan setiap waktu.

Kelemahan :
• memerlukan energi listrik sehingga menambah biaya yang dikeluarkan,
• tidak dapat digunakan selamanya karena lampu dapat rusak.
Macam – Macam Sumber Cahaya
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)

• Lampu pijar merupakan salah satu lampu yang paling tua usianya sejak pertama kali dikembangkan oleh
Thomas Alfa Edison. Lampu yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bohlam karena bentuknya yang
menyerupai bola.
• Dari total energi listrik yang digunakan oleh lampu pijar, hanya sekitar 10% saja yang diubah menjadi cahaya,
sedangkan sekitar 90% lainnya dibuang sebagai energi panas. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan usia lampu pijar menjadi pendek (sekitar 1000 jam).
• Warna kekuningan (warm light) yang dihasilkan lampu pijar mampu menciptakan suasana hangat, akrab,
lebih alami, dan teduh sehingga lampu pijar sering digunakan sebagai lampu utama pada hunian.

Lampu pijar Lampu halogen


2. Lampu Fluoresens (Fluorescent Lamp)
• Sebutan lain untuk lampu fluoresens adalah lampu TL (Tubular Lamp) karena berbentuk tabung,
walaupun variasi bentuk lampu jenis ini sesungguhnya sangat banyak.
• lampu fluoresens banyak digunakan untuk menghasilkan cahaya yang merata untuk memenuhi
kebutuhan fungsional berbagai aktivitas.
• Cahaya putih jernih yang merata yang dihasilkan dengan kecenderungan untuk tidak mempengaruhi
warna benda, membuat lampu fluoresens mampu menampilkan objek visual dengan sangat baik.

Lampu fluoresens Compact Fluoresens Lamp (CFL)


3. High Intensity Discharge
• adalah lampu – lampu discharge yang mampu menghasilkan cahaya dengan intensitas tinggi.
• Lampu HID dibagi menjadi tiga jenis yang paling umum, yaitu metal halida, merkuri, dan sodium
bertekanan tinggi (High Pressure Sodium/HPS).
• Lampu – lampu HID sangat baik dalam pencahayaan ruang luar karena mampu menghasilkan cahaya
dengan intensitas tinggi.

Lampu sodium bertekanan tinggi


Lampu metal halida
4. LED (Light Emitting Diode)
• Lampu LED memiliki usia yang sangat panjang, mencapai 100.000 jam, dengan konsumsi daya listrik
yang sangat kecil. Kelemahan LED adalah intensitas cahaya yang dihasilkannya lebih kecil jika
dibandingkan dengan jenis sumber cahaya lainnya.
• Lampu LED sangat menunjang desain pencahayaan karena memiliki variasi warna, yaitu putih dingin
(cool white), kekuningan, merah, hijau, dan biru.
• Variasi warna ini memungkinkan penciptaan suasana ruang maupun objek yang senantiasa berubah
(color changing) dengan memainkan warna –warna yang berbeda pada waktu – waktu tertentu. Warna
– warna tersebut juga dapat
• digunakan sebagai elemen pengarah pada jalur sirkulasi maupun sebagai penanda ruang –ruang
fungsional.

Light Emitting Diode (LED)


SIFAT-SIFAT CAHAYA
1. Cahaya Merambat Lurus
Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada lampu senter dan
lampu kendaraan bermotor.

Note :
Jika salah satu karton posisinya digeser maka cahaya
tidak dapat diteruskan.
SIFAT-SIFAT CAHAYA
2. Cahaya Menembus Benda Bening
Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi :
o Benda tidak tembus cahaya (Benda Gelap) tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya.
Apabila dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan.
Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Contoh : kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok
o Benda tembus cahaya (Benda bening) dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh : kaca.

o Benda keruh adalah benda yang hanya dapat meneruskan cahaya sebagian.
Contoh : kain, kertas, dll
SIFAT-SIFAT CAHAYA
3. Cahaya Dapat Dipantulkan
Jika cahaya mengenai benda gelap cahaya akan dipantulkan kembali oleh benda itu.

Hukum pemantulan cahaya :


“ Sudutsinar datang sama dengan sudut sinar pantul.
Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada sebuah bidang datar ”.

Note : Jika sinar datang membentuk sudut 45o maka sinar


pantul membentuk sudut 45o .
Pemantulan cahaya terbagi 2 :
a)Pemantulan teratur : terjadi jika cahaya mengenai permukaan benda yang datar atau licin.
Contoh : pada cermin

b) Pemantulan baur / difus : terjadi jika cahaya mengenai permukaan benda yang tuidak rata
atau kasar.
Cermin dibedakan menjadi 3 macam :
a. Cermin datar : sifat bayangannya adalah semu, tegak, sama besar

b.Cermin cekung (diletakkan dekat) : sifat bayangannya semu, tegak, dan lebih besar.
Cermin cekung (diletakkan pusat) : sifat bayangannya sejati, terbalik, dan sama besar.
Cermin cekung (diletakkan jauh) : sifat bayangannya sejati, terbalik, dan lebih kecil.
Contoh : sendok sisi cekung, senter, lampu mobil

c. Cermin cembung ; sifat bayangannya adalah semu, tegak, lebih kecil dari bendanya
Contoh : kaca spion
Bayangan yang terbentuk
• Jika sebuah benda diletakkan di antara dua buah cermin yang membentuk sudut α, maka banyaknya
bayangan (n) yang dibentuk adalah :

• Contoh : Sebuah benda diletakkan di antara dua buah cermin datar yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk sudut sebesar 60º satu sama lain. Berapakah jumlah bayangan benda yang
terbentuk?

Penyelesaian:
Diketahui : α = 60º
Ditanya : n = ?
Jawab:
=6–1
= 5 buah bayangan
Jadi, banyaknya bayangan yang terbentuk adalah 5 buah bayangan.
SIFAT-SIFAT CAHAYA
4. Cahaya Dapat Dibiaskan
 Pembiasan cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya.
 Cahaya akan mengalami pembiasan jika merambat melalui dua media yang
kerapatannya berbeda. (Snellius)

 Jika cahaya datang dari suatu zat yang kerapatannya kurang (udara) menuju ke zat
yang kerapatannya lebih besar (air), cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.

Jika cahaya datang dari suatu zat yang kerapatannya lebih besar (air) menuju ke zat
yang kerapatannya kurang (udara), cahaya akan dibiaskan menjauhigaris normal.
Menghitung Kuat Lensa :
P = 1/f
dengan:
• P = kekuatan lensa (dioptri)
• f = jarak fokus lensa (meter)
SIFAT-SIFAT CAHAYA
5. Cahaya Dapat diuraikan
 Cahaya putih merupakan gabungan dari beberapa warna.
 Pelangi memiliki warna me – ji – ku – hi – bi – ni – u.
 Pelangi merupakan proses penguraian cahaya matahari oleh titik-titik air hujan. Warna putih dari cahaya matahari diuraikan menjadi
warna me-ji-ku-hi-bi-ni-u.
 Penguraian cahaya putih menjadi cahaya mejikuhibiniu disebut Dispersi Cahaya.
 Spektrum cahaya merupakan penggabungan warna mejikuhibiniu akan menghasilkan warna putih.
BAB VII AKUSTIK LINGKUNGAN
• Kata akustik berasal dari bahasa Yunani yaitu akoustikos, yang artinya segala sesuatu yang
bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu
bunyi.
• ilmu Akustik adalah cabang fisika yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta segala
gejalanya.
• Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu
murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan
kebisingan
• Cabang-cabang ilmu akustik dapat disebutkan sbb :
• Akustik Arsitektur (Arcitectural Acoustics)
• Akustik Udara (Aero Acoustics)
• Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)
• Akustik Elektro (Electro Acoustics)
• Akustik Lingkungan (Environmental Acoustics)
• Pengendalian Bising Industri (Industrial Noise Control)
• Ultrasonik (Ultrasonics)

• Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana kondisi ideal
disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.

• Faktor – faktor yang mendasari masalah akustik adalah :


• Sumber suara
• Perambatan suara
• Penerimaan suara
• Intensitas suara
• Frekuensi suara
• faktor konstruksi bangunan,
• kualitas dan sifat bahan serta kondisi lingkungan
Material Akustik
• Berdasarkan fungsinya, Doelle (1993) :
• Peredam insulasi bunyi (sound insulation) : berfungsi untuk mengurangi kebocoran
suara dari satu ruangan ke ruangan lainnya
• Karakteristik :
• Berat : semakin berat material insulasi suara semakin baik nilai redamannya.
• Tidak berpori : Semakin rapat material maka semakin baik nilai redamannya.
Material berpori merupakan penyerap
• Permukaan utuh dan seragam : Objek yang terbuat dari material utuh tanpa
cacat akan memberikan tingkat insulasi yang lebih baik
• Elastis : Material yang memiliki elastisitas tinggi akan menjadi insulator yang
lebih baik dibandingkan material yang kaku
• Peredam serap bunyi (sound absorbing) : berfungsi untuk mengurangi pantulan yang
menyebabkan gema pada sebuah ruangan
• material peredam serap suara umumnya bersifat ringan, berpori atau berongga,
memiliki permukaan lunak atau berselaput, dan tidak dapat meredam getaran.
Menurut Mediastika, (2009) :
• material penyerap secara alami bersifat resistif, berserat (fibrous), berpori (porous)
atau dalam kasus khusus bersifat resonator aktif.
• Ketika gelombang bunyi menumbuk material penyerap, maka energi bunyi sebagian
akan diserap dan diubah menjadi panas.
• Besarnya penyerapan bunyi pada material penyerap dinyatakan dengan koefisien
serapan (α).
• Koefisien serapan (α) dinyatakan dalam bilangan antara 0 dan 1.
• Nilai koefisien serapan 0 menyatakan tidak ada energi bunyi yang diserap dan nilai
koefisien serapan 1 menyatakan serapan yang sempurna.
  Koefisien absorpsi bunyi(α) =

penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi bentuk lain biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau
ketika menumbuk suatu permukaan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Bunyi :
• Ukuran serat
• Ukuran serat yang kecil akan lebih mudah untuk berpropagasi dibandingkan dengan serat yang
lebih besar. Koefisien serap bunyi meningkat seiring dengan menurunnya diameter serat
• Porositas (rongga pori)
• Kemampuan serap material lunak sangat bergantung pada frekuensi bunyi yang mengenainya.
Secara umum, material lunak akan menyerap baik bunyi – bunyi berfrekuensi tinggi. Material
dengan pori besar memiliki koefisien serap bunyi yang baik pada frekuensi 200 Hz – 2000 Hz.
Sementara material porus dengan pori kecil menyerap baik pada frekuensi lebih tinggi.
• Ketebalan
• bahan berserat umumnya dibutuhkan ketebalan yang lebih besar untuk menyerap suara dengan
frekuensi yang rendah. Oleh karena itu ketebalan akan mempengaruhi nilai koefisien serap
bunyi.
• Densitas : semakin besar kerapatan semakin rendah nilai koefisien serapnya.
• Resistensi aliran udara

Menurut Lewis dan Douglas (1993) :


• material penyerap (absorbing material),
• material penghalang (barrier material),
• material peredam (damping material)
Jenis-jenis Material Penyerap Bunyi
1. Material berpori
material penyerap yang paling banyak digunakan adalah soft-board, selimut akustik,
dan acoustic tiles. Penyerap berpori bermanfaat untuk menyerap bunyi pada frekuensi
tinggi sebab pori-porinya yang kecil sesuai dengan besaran panjang gelombang bunyi
yang datang. Material berpori efektif untuk menyerap bunyi berfrekuensi di atas 1000
Hz.

2. Penyerap panel
Penyerap panel atau selaput yang tidak dilubangi mewakili kelompok bahan-bahan
penyerap bunyi yang kedua. Panel merupakan penyerap energi bunyi berfrekuensi
rendah yang efisien. Bila dipilih dengan benar, panel penyerap mengimbangi penyerapan
frekuensi sedang dan tinggi oleh bahan berpori dan isi ruang. Ketika gelombang bunyi
datang dan menimpa panel, panel akan ikut bergetar dan selanjutnya getaran diteruskan
pada ruang berisi udara di belakangnya.
3. Resonator rongga
Resonator rongga (Helmholtz) terdiri dari sejumlah udara tertutup yang dibatasi oleh dinding-
dinding tegar dan dihubungkan oleh lubang/celah sempit ke ruang sekitarnya, di mana
gelombang bunyi merambat. Resonator rongga memiliki daya serap maksimum pada daerah
pita frekuensi rendah yang sempit dan sangat selektif

Konsep Dasar Tentang Bunyi


1. Gelombang
• Gelombang adalah suatu getaran, gangguan atau energi yang merambat
• Dalam hal ini yang merambat adalah getarannya, bukan medium perantaranya.
• Satu gelombang terdiri dari satu lembah dan satu bukit (untuk gelombang transversal) atau satu renggangan
dan satu rapatan (untuk gelombang longitudinal)
• Besaran-besaran yang digunakan untuk mendiskripsikan gelombang antara lain :
• panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak yang berurutan,
• frekuensi (ƒ) adalah banyaknya gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan waktu,
• periode (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang melewati suatu titik,
• amplitudo (A) adalah simpangan maksimum dari titik setimbang,
• kecepatan gelombang (v) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagian lain dari
gelombang) bergerak.
Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
• Pemantulan Gelombang Bunyi (refleksi) : fenomena pembalikan gelombang bunyi dari suatu permukaan yang memisahkan
dua media
• Pembiasan Gelombang Bunyi (refraksi),
• Pelenturan (Difraksi) Gelombang Bunyi : Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah, yang
ukuran celahnya se-orde dengan panjang gelombangnya
• Interferensi : terjadi jika beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang gelombang bunyi
• Polarisasi / Pelayangan :
• Interferensi yang ditimbulkan dari dua gelombang bunyi dapat menyebabkan peristiwa pelayangan bunyi, yaitu
penguatan dan pelemahan bunyi. Hal tersebut terjadi akibat superposisi dua gelombang yang memiliki frekuensi yang
sedikit berbeda dan merambat dalam arah yang sama. Jadi, satu pelayangan didefinisikan sebagai dua bunyi keras
atau dua bunyi lemah yang terjadi secara berurutan, (layangan = kuat — lemah — kuat atau lemah — kuat — lemah).
• Jika kedua gelombang bunyi tersebut merambat bersamaan, akan menghasilkan bunyi paling kuat saat fase keduanya
sama. Jika kedua getaran berlawanan fase, akan dihasilkan bunyi paling lemah. Jika kedua gelombang bunyi tersebut
merambat bersamaan, akan menghasilkan bunyi paling kuat saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan
fase, akan dihasilkan bunyi paling lemah. Secara matematis pelayangan bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Jenis-Jenis Gelombang
Berdasarkan arah getarnya gelombang :
• Gelombang Transversal : gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya
• Gelombang longitudinal : gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya

2. Bunyi
• secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan , pergeseran partikel dalam medium elastik seperti
udara, yang disebut juga bunyi obyektif.
• secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan penyimpangan fisis yang disebut
juga bunyi subyektif
• Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena energi membuat (partikel)
udara merapat dan meregang, dengan cara ini pula energi dirambatkan keseluruh ruangan.
• Tidak semua gelombang bunyi dapat didengar oleh indra pendengaran manusia. Telinga manusia
hanya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20 Hz hingga 20 KHz, daerah frekuensi ini disebut
daerah pendengaran manusia (audible range), sedangkan dibawah 20 Hz di sebut infrasonic, misalnya
suara dari gempa bumi, sedangkan frekuensi diatas 20 KHz disebut ultrasonic, misalnya gelombang
suara yang dimanfaatkan dalam pendeteksian janin dalam rahim
Terjadinya bunyi :
• Bunyi merupakan rangkaian perubahan tekanan yang terjadi secara cepat di udara.
• Perubahan tekanan ini disebabkan oleh adanya objek yang bergerak cepat atau bergetar, yang kemudian
disebut sebagai sumber bunyi.
• Objek sumber bunyi dapat berupa zat ( benda) padat atau udara. Baik pada objek padat maupun
udara,untuk menjadi sumber bunyi, gerakan atau getarannya harus disertai dengan gerakan atau getaran
objek yang lain, sehingga saling bersentuhan.

Sensasi bunyi, agar dapat di dengar manusia, memerlukan tiga aspek yang harus ada dalam waktu bersamaan,
yaitu :
1. Sumber bunyi,
2. Medium penghantar gelombang bunyi,
3. Telinga dan saraf pendengaran yang sehat
• Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak bisa melalui vakum,
karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan mentransmisikan getaran.
• Kecepatan bunyi di udara bervariasi, tergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur
udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi
semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di
udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat
cair dan udara.
• Cepat rambat bunyi di udara bergantung pada jenis partikel yang membentuk udara tersebut. Persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
γ = konstanta Laplace
R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

• Cepat rambat bunyi dalam zat padat ditentukan oleh modulus Young dan massa jenis zat tersebut.
Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan:
E = modulus Young zat padat (N/m3)
ρ = massa jenis zat padat (kg/m2)

• Di dalam zat cair, cepat rambat bunyi ditentukan oleh modulus Bulk dan kerapatan (massa jenis) cairan tersebut.
Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
B = modulus Bulk (N/m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)
3. Intensitas dan Energi Bunyi
• Intensitas bunyi adalah jumlah rata-rata energi yang dibawa persatuan waktu oleh gelombang bunyi
persatuan luas permukaan yang tegak lurus pada arah rambatan.
• Dengan kata lain, intensitas meupakan daya ratarata persatuan luas. Intensitas bunyi dapat ditentukan
dengan:
 𝐼= I = intensitas bunyi (W/m2 )
W = daya akustik (Watt)
A = luas area permukaan (m2 )

• Energi yang ada pada sumber bunyi di definisikan sebagai daya atau kekuatan sehingga diukur menggunakan
satuan watt (W) atau jumlah energi yang dihasilkan setiap detik. Energi bunyi (terutama yang tidak
dihendaki) dapat berubah menjadi kalor saat terjadi peristiwa penyerapan oleh bidang pembatas/
penghalang
• Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo. Semakin besar amplitudo, maka akan semakin keras
bunyinya.
• Hubungan intensitas dengan amplitudo dan tekanan dapat dilihat pada persamaan berikut :

 
𝐼 = 𝐵ωkA2 = =
B adalah modulus Bulk (Pa)
𝜔 adalah kecepatan sudut (rad/s)
A adalah amplitudo pergeseran (m)
k adalah bilangan gelombang (rad/m)
v adalah kecepatan rambat bunyi (m/s)
𝜌 adalah kerapatan udara (kg/m3)
P adalah amplitudo tekanan (Pa)

• semakin besar energi bunyi yang dibawa oleh gelombang maka akan semakin besar intensitasnya.
• Energi bunyi memiliki bentuk yang sama dengan energi benda bergetar. Energi bunyi sebanding dengan
kuadrat frekuensi dan amplitudo sumber bunyi :
E adalah energi bunyi (J)
𝐸≈ 𝐴𝑂2 𝑓2 Ao adalah amplitudo sumber bunyi (m)
f adalah frekuensi gelombang bunyi (Hz)

• Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh
telinga, Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10 watt/m2
• Intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga
tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2
• Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur
dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam persamaan : dengan :

TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)


I = intesitas bunyi (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt/m2)

Efek Doppler
• Efek Doppler adalah perubahan frekuensi yang diterima pendengar dibanding dengan frekuensi
sumbernya akibat gerak relatif pendengar dan sumber.
• Gejala perubahan frekuensi ini ditemukan oleh Christian Johanm Doppler (1803-1855), seorang fisikawan
Austria. Secara matematis efek Doppler dinyatakan sebagai berikut.

fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)


fs = frekuensi bunyi sumber (Hz)
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Vp = kecepatan pendengar (m/s)
(±) = operasi kecepatan relatif, (+) untuk kecepatan berlawanan arah
4. Frekuensi
Ketika sumber bunyi bergetar, maka getaran yang terjadi setiat dtik disebut frekuensi dan diukur dalam
satuan Hertz (Hz). Telinga manusia umumnya mampu mendengarkan bunyi pada jangkauan 20 Hz sebagai
frekuensi terendah dan 2000 Hz sebagai frekuensi 20000 Hz. Telinga manusia sangat peka (sensitive) pada
bunyi dengan frekuensi 1000 Hz s/d 5000 Hz, sementara itu telinga kurang peka pada bunyi berfrekuensi
rendah

5. Jarak tempuh
Gelombang bunyi yang merambat dari sumber bunyi dan menempuh jarak tertentu akan menurun kekuatannya ( bunyi
terdengar lebih pelan) dan lama Universitas Sumatera Utara 13 kelamaaan akan hilang, meski sesungguhnya ketika
dikaitkan dengan energy yang dimilikinya, energi tersebut tidak hilang tetapi berubah bentuk. Melemahnya energi yang
dimiliki sumber bunyi disebabkan oleh karena energi yang sama harus merambat menyebar pada area yang lebih luas
Kebisingan
• Bising (noise) diartikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat merusak pendengaran
manusia.
• Menurut (Sander dan McCormick,1987) dalam buku Mediastika(2009) toleransi manusia terhadap
kebisingan bergantung pada faktor akustikal dan nonakustikal.
• Faktor akustikal meliputi: tingkat kekerasan bunyi, frekuensi bunyi, durasi munculnya bunyi,
fluktasi kekerasan bunyi, dan waktu munculnya bunyi.
• faktor non-akustikal meliputi: pengalaman terhadap kebisingan, kegiatan, perkiraan terhadap
kemungkinan munculnya kebisingan, manfaat objek yang menghasilkan kebisingan,
kepribadiaan, lingkungan dan keadaan.

• Kebisingan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: kebisingan tunggal dan kebisingan
majemuk.
• Kebisingan tunggal dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk titik
• kebisingan majemuk dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk garis.
Sumber-sumber Kebisingan
1. Sumber bising interior
Berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga, atau mesin-mesin gedung. Keberadaan dinding-dinding
pemisah, lantai, pintu, dan jendela harus dirancang sedemikian agar dapat mengadakan perlindungan yang
cukup terhadap bising-bising ini di dalam gedung.

2. Sumber bising luar (outdoor)


Berasal dari lalu lintas, transportasi, industri, alat-alat mekanis, dan berbagai kegiatan di luar gedung yang
menimbulkan bising. Kebisingan yang paling mengganggu dari kategori ini dihasilkan oleh kendaraan
bermotor, transportasi sel, transportasi air, dan transportasi udara serta termasuk hiruk pikuk di lingkungan
industri dan perkotaan.

Berdasarkan lokasi timbulnya bunyi, sumber kebisingan dibagi menjadi:


1. Bunyi yang timbul di udara (Air Borne) Merupakan penyebab kebisingan akibat fenomena turbulen,
shock dan pulsasi didalam media udara atau gas misalnya suara manusia atau bunyi musik.
2. Bunyi timbul di struktur bahan (Solid Borne / Structur Borne) Fenomena kebisingan yang terjadi pada
benda solid akibat dari impak, medan magnet dan lainnya misalnya bising langkah-langkah kaki dan
benturan antar beberapa benda keras
Upaya Pengendalian Kebisingan

• Penekanan bising di sumbernya


memilih mesin-mesin dan peralatan yang relatif tenang dan dengan memakai proses-proses pabrik
atau metode kerja yang tidak menyebabkan tingkat kebisingan yang mengganggu.

• Perencanaan lingkungan
langkah yang tepat untuk lingkungan perkotaan karena pertumbuhan transportasi darat dan udara
yang cepat di perkotaan menyebabkan kebisingan menjadi masalah serius.

• Perencanaan tempat (site planning)


untuk meletakkan gedung-gedung yang membutuhkan lingkungan bunyi yang tenang (sekolah, rumah
sakit, lembaga penelitian, dan lainlain) pada tempat tenang, jauh dari jalan raya, daerah industri, dan
bandar udara.

• Rancangan arsitektur
Rancangan arsitektur yang baik dengan memperhatikan kebutuhan akan pengendalian kualitas
bunyi adalah pendekatan yang paling ekonomis dalam mengendalikan kebisingan yang cukup
efektif dalam bangunan
• Penyerapan bunyi
Tingkat bising bunyi dengung dapat direduksi sampai batas tertentu dengan upaya penyerapan bunyi.
Penggunaan bahan penyerap bunyi dalam suatu ruang tidak bolrh dianggap sebagai pengganti atau
pengobatan insulasi bunyi yang tidak sempurna.

• Penyelimutan (masking) bising


Dalam banyak situasi, masalah kebisingan dapat dipecahkan dengan menenggelamkan atau
menyelimuti bising yang tidak diinginkan lewat bising latar belakang yang dibuat secara elektronik
BAB VIII BENCANA ALAM
• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
• Jenis-Jenis Bencana :
– Bencana Alam : Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa tau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor
– Bencana Non Alam : Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
– Bencana Sosial : Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
Jenis-Jenis Bencana :

• Bencana geologi. Antara lain letusan gunung api, gempa bumi/tsunami, dan
longsor/gerakan tanah.
• Bencana hidrometeorologi. Antara lain banjir, banjir bandang, badai/angin topan,
kekeringan, rob/air laut pasang, dan kebakaran hutan.
• Bencana biologi. Antara lain epidemi dan penyakit tanaman/hewan.
• Bencana kegagalan teknologi. Antara lain kecelakaan/kegagalan industri,
kecelakaan transportasi, kesalahan desain teknologi, dan kelalaian manusia dalam
pengoperasian produk teknologi.
• Bencana lingkungan. Antara lain pencemaran, abrasi pantai, kebakaran (urban
fire), kegundulan hutan dan kebakaran hutan (forest fire).
• Bencana sosial. Antara lain konflik sosial, terorisme/ledakan bom, dan eksodus
(pengungsian/berpindah tempat secara besar-besaran)
Bencana Alam serta gejala Ikutannya..
Bencana Alam serta gejala Ikutannya..
Faktor Penyebab Terjadinya Bencana
Terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya bencana, yaitu :
1. Faktor alam (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur tangan
manusia.
2. Faktor non-alam (nonnatural disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga
bukan akibat perbuatan manusia,
3. Faktor sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia,
misalnya konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme.

Secara umum faktor penyebab terjadinya bencana adalah karena adanya interaksi antara
ancaman (hazard) dan kerentanan (vulnerability).
Dalam upaya pengurangan risiko bencana, dampak sebuah bencana dapat diprediksi dengan
mengidentifikasi beberapa hal di bawah ini :

• BAHAYA : keadaan atau fenomena alam yang dapat berpotensi menyebabkan


korban jiwa atau kerusakan benda / lingkungan
• Bahaya berpotensi menimbulkan bencana, tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi
bencana.
• Jenis-jenis Bahaya :
1.Geologi : Gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah
2.Hidrometeorolgi : Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan
3.Teknologi : Kecelakaan transportasi, industri
4.Lingkungan : Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan
5.Sosial : Konflik, terrorisme
6.Biologi : Epidemi, penyakit tanaman, hewan
• Kerentanan (vulnerability) : Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor
fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan bencana.
• Misalnya : penebangan hutan, penambangan batu, membakar hutan
• Faktor Kerentanan :
• Fisik: kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap ancaman
bencana
• Sosial: kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku masyarakat)
terhadap ancaman bencana
• Ekonomi: kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman di
wilayahnya
• Lingkungan: Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya (lahan, air, udara)
serta kerusakan lingkungan yang terjadi
197
• Kemampuan (capability) :Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan,
keluarga dan masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah, mengurangi,
siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan
bencana

• Resiko (risk) :
Besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia, kerusakan dan
kerugian ekonomi yg disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu
waktu tertentu. Resiko biasanya dihitung secara matematis, merupakan
probabilitas dari dampak atau konsekwesi suatu bahaya
Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana

Pra Bencana Tanggap Darurat Pasca Bencana


199
• Pencegahan (prevention)
• Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya).
• Misalnya :
• Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
• Melarang penambangan batu di daerah yang curam.

• Kesiapsiagaan
• Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU
24/2007)
• Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.
• Peringatan Dini
• Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007)
• Pemberian peringatan dini harus :
• Menjangkau masyarakat (accesible)
• Segera (immediate)
• Tegas tidak membingungkan (coherent)
• Bersifat resmi (official)

• Mitigasi Bencana
• Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)
• Bentuk mitigasi :
• Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
• Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)

201
• Tanggap Darurat (response)
• Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian.

• Bantuan Darurat (relief)


• Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar berupa : pangan, sandang, tempat tinggal sementara,
kesehatan, sanitasi dan air bersih

• Pemulihan (recovery)
• Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.
• Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan,
listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll)
• Rehabilitasi (rehabilitation)

• Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu


masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting,
dan menghidupkan kembali roda perekonomian.

• Rekonstruksi (reconstruction)
• Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama
atau lebih baik dari sebelumnya.
Gempa Bumi
• Adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi
dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
• Disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
• Ilmuan yang mempelajari tentang gempabumi disebut seismologist dan alat yang
digunakan seismologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut seismograf.
• Ciri-Ciri Umum Gunung Api akan Meletus :
• Suhu di sekitar gunung naik.
• Mata air menjadi kering
• Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
• Tumbuhan di sekitar gunung layu
• Binatang di sekitar gunung bermigrasI
Jenis:

• Gempa Bumi Vulkanik : Gempa bumi yang disebabkan gunung meletus


• Terjadi akibat adanya aktivitas magma,
• Biasanya terjadi sebelum gunung api meletus,
• Hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

• Gempa runtuhan : Gempa yang muncul akibat longsoran dan merupakan gempa kecil.Kekuatan gempa
mungkin sangat kecil

• Gempa Bumi Tektonik : Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi
• Pusat gempa tektonik dapat berada di daratan dan lautan.
• Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan gempa bumi di dasar laut.
• Gempa bumi seperti ini dapat menyebabkan gelombang hebat yang disebut stunami. Terjadi
akibat adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari kecil – besar
• Banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi
• Disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik
• Penyebab gempabumi tektonik dikarenakan adanya proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
dan aktivitas sesar dipermukaan bumi serta pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadinya
runtuhan tanah, aktivitas Gunung api, ledakan Nuklir
Ciri – Ciri Gempa Bumi Tektonik Berpotensi Tsunami :
• Gempabumi yang berpotensi tsunami merupakan gempabumi dengan pusat gempa di
dasar laut berkekuatan gempa >7 SR dengan kedalaman kurang dari 60-70 Km dan terjadi
deformasi vertical dasar laut dengan magnitudo gempa lebih besar dari 6 ,0 Skala Richter
serta jenis patahan turun (normal faulth) atau patahan naik (thrush faulth).
• Tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik dipengaruhi oleh kedalaman sumber gempa
serta panjang, kedalaman, dan arah patahan tektonik.
• Pada umumnya, tsunami baru mungkin terjadi apabila kedalaman pusat gempa kurang dari
60 km di bawah permukaan laut. Segera setelah dibangkitkan tsunami merambat ke segala
arah.
• Selama perambatan, tinggi gelombang semakin besar akibat pengaruh pendangkalan dasar
laut. Ketika mencapai pantai, massa air akan merambat naik menuju ke daratan.
• Tinggi gelombang tsunami ketika mencapai pantai sangat dipengaruhi oleh kontur dasar
laut di sekitar pantai tersebut, sedangkan jauhnya limpasan tsunami ke arah darat sangat
dipengaruhi oleh topografi dan penggunaan lahan di wilayah pantai yang bersangkutan.
Mekanisme Gempabumi
• Gempabumi dihasilkan oleh strain energi elastis yang memancarkan gelombang
seismik. Gempabumi biasanya terjadi akibat pergerakan sesar atau terjadinya
deformasi pada kerak bumi bagian atas. Sebagian besar gempabumi adalah
gempabumi tektonik yaitu gempabumi yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng
tektonik. Oleh karena itu, daerah di sekitar pertemuan antar lempeng tektonik adalah
daerah yang sering terjadi gempa bumi.
• Teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya gempa bumi akibat penyesaran adalah
teori bingkas elastis atau ellastic rebound theory. Pada dasarnya teori bingkas elastis
menyatakan bahwa gempabumi terjadi akibat proses penyesaran di dalam kerak bumi
akibat pelepasan mendadak dari strain elastik yang melampaui kekuatan batuan.
• Semakin tinggi kekuatan batuan dalam menahan stress maka semakin besar pula
energi yang dilepaskan (Lowrie, 2007). Dengan perkataan lain, semakin besar periode
ulang suatu gempabumi semakin besar pula gempabumi yang akan terjadi. Semakin
besar magnitudo gempabumi maka makin besar pula percepatan tanah yang terjadi di
suatu tempat.
Penyebab Terjadinya Gempabumi
• Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung di atas astenosfer yang cair dan
panas. Oleh karena itu, lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama
lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi
tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempabumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.
• Lapisan atas bumi yaitu litosfer, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada
pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut
astenosfer. Lapisan ini selalu dalam keadaan tidak kaku karena panasnya, sehingga dapat bergerak
sesuai dengan proses pendistribusian panas yang disebut aliran konveksi.
• Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfer padat dan terapung di atas astenosfer ikut
bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan suatu lempeng tektonik relatif terhadap
lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (divergen), saling mendekati
(konvergen) dan saling geser (transform)
• Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur
sebesar 0-15 cm pertahun. Kadang-kadang gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga
terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng
tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak
yang kita kenal sebagai gempabumi .
Gerakan Lempeng Bumi
Parameter Sumber Gempabumi
 Episenter yakni titik sumber gempa yang diproyeksikan ke atas permukaan bumi.
• Metode untuk menentukan posisi episenter antara lain:
1. Metode Hiperbola. Metode ini menggunakan data waktu tiba gelombang P di
tiga stasiun. Parameter yang harus diketahui adalah kecepatan gelombang harus
konstan dan sumbernya dianggap di permukaan (kedalamannya = 0).
2. Metode Lingkaran. Metode ini menggunakan prinsip lingkaran untuk
menentukan posisi episenter, yaitu menggambar lingkaran dengan stasiun
sebagai pusatnya dan jarak episenter sebagai jari-jarinya. Dengan menggunakan
data waktu tiba dari tiga stasiun, maka akan didapatkan tiga lingkaran yang
berpotongan. Episenter adalah perpotongan ketiga lingkaran tersebut.
3. Metode Galitzin. Metode ini memungkinkan penentuan posisi episenter hanya
dengan menggunakan data dari satu stasiun. Data yang digunakan adalah data
amplitudo komponen horizontal (Utara-Selatan dan Timur- Barat) dan komponen
vertikal serta selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S.
4. Metode Richter. Metode ini sangat kuantitatif karena menggunakan data waktu
tiba gelombang P dari banyak stasiun.
 Kedalaman gempa, yakni kedalaman sumber gempa diukur dari episenter.
• Kedalaman gempa dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kedalaman dangkal, biasanya gempabumi yang terjadi pada kedalaman
kurang dari 60 km dan biasanya yang disebut dengan normal untuk
gempa-gempa yang mempunyai kedalaman 33 km.
2. Kedalaman menengah, untuk gempa-gempa yang mempunyai
kedalaman 60 sampai dengan 300 km di bawah permukaan bumi.
3. Kedalaman dalam, untuk gempa-gempa yang mempunyai kedalaman
lebih dari 300 km. Gempa terdalam yang pernah dicatat mempunyai
kedalaman 700 km.
 Waktu kejadian atau origin of time dari gelombang gempa.
 Magnitudo gempa, yakni berkaitan dengan energi yang dipancarkan oleh gempa
bumi. Magnitudo gempa adalah besaran yang berhubungan dengan kekuatan
gempa di sumbernya. Charles F. Richter pada tahun 1930-an memperkenalkan
konsep magnitudo untuk kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai
adalah skala Richter yang bersifat logaritmik.
 Ada beberapa jenis magnitudo yang pernah diperkenalkan dan dipakai sampai saat ini, antara lain:
• Magnitudo gelombang badan (mb) yaitu magnitudo gempa yang diperoleh berdasar magnitudo
gelombang badan (P atau S), dirumuskan sebagai (Veith dan Clawson, 1972):

  mb = log10 + Q (h, Δ)
• dengan A adalah amplitudo pergerakan tanah (10 -6m), T adalah periode, Q adalah fungsi empiris
dari jangkauan, Δ adalah jarak episenter (°), dan h adalah kedalaman gempa (km).

• Magnitudo gelombang permukaan (Ms). Magnitudo yang diukur berdasarkan amplitudo gelombang
permukaan, dirumuskan sebagai (Veith dan Clawson, 1972):

  mb = log10 + 1,66 log10 Δ + 3,3

• dengan A adalah amplitudo pergerakan tanah (10 -6m), T adalah periode, Δ adalah jarak
episenter (°).
• Gelombang seismik adalah gelombang yang menjalar di dalam bumi. Gelombang
seismik sering timbul akibat adanya gempa bumi atau ledakan. Gelombang seismik
diukur dengan menggunakan seismometer.
• Gelombang seismik dibagi menjadi dua yaitu gelombang badan dan gelombang
permukaan.
• Gelombang badan menjalar melalui interior bumi dan efek kerusakannya cukup
kecil. Gelombang badan dibagi menjadi dua, yaitu: Gelombang P atau gelombang
longitudinal atau gelombang kompres, Gelombang S atau gelombang transversal

• Gelombang permukaan bisa diandaikan seperti gelombang air yang menjalar di


atas permukaan bumi. Gelombang permukaan memiliki waktu penjalaran yang
lebih lambat daripada gelombang badan. Karena frekuensinya yang rendah,
gelombang permukaan lebih berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan
daripada gelombang badan. Amplitudo gelombang permukaan akan mengecil
dengan cepat terhadap kedalaman. Hal ini diakibatkan oleh adanya dispersi pada
gelombang permukaan, yaitu penguraian gelombang berdasarkan panjang
gelombangnya sepanjang perambatan gelombang.
Ada dua tipe gelombang permukaan yaitu:
• Gelombang Love
• Gelombang Love diperkenalkan oleh A.E.H Love, seorang ahli matematika dari
Inggris pada tahun 1911. Gelombang Love merambat pada permukaan bebas
medium berlapis dengan gerakan partikel seperti gelombang SH. Gelombang Love
adalah gelombang permukaan yang menyebabkan tanah mengalami pergeseran
kearah horizontal

• Gelombang Rayleigh
• Gelombang Rayleigh diperkenalkan oleh Lord Rayleigh pada tahun 1885.
Gelombang Rayleigh merambat pada permukaan bebas medium berlapis maupun
homogen. Gerakan dari gelombang Rayleigh adalah eliptic retrograde atau ground
roll yaitu tanah memutar ke belakang tetapi secara umum gelombang memutar ke
depan. Pada saat terjadi gempa bumi besar, gelombang Rayleigh terlihat pada
permukaan tanah yang bergerak ke atas dan ke bawah. Waktu perambatan
gelombang Rayleigh lebih lambat daripada gelombang Love.
TSUNAMI
• Tsunami(Bhs.Jepang), terdiri dari kata tsu berarti pelabuhan dan nami berarti
gelombang atau ombak secara harfiah berarti "ombak besar di pelabuhan”.
• Pengertian tsunami adalah serangkaian gelombang yang terjadi ketika sekumpulan air
yang besar, secara cepat berpindah tempat.
• Serangkaian gelombang air laut besar hingga menghantam pesisir dengan kecepatan
tinggi
• Terjadi karena adanya aktivitas di dasar laut yang disebabkan oleh lentingan lempeng di
bawah laut, letusan gunung api di bawah laut, maupun longsor yang terjadi di dasar
laut
• Gelombang hebat yang disebabkan gempa bumi didasar
• Kecepatan gelombang dapat mencapai 1.000 km/jam.
• Tinggi gelombang laut mencapai 30-50 meter
• Ciri – ciri umum terjadinya tsunami adalah gempa bumi, letusan gunung api atau
jatuhnya meteor di dasar laut yang menimbulkan gelombang besar menuju pesisir laut
Ciri-Ciri Akan Terjadi Tsunami  :
1. Kondisi air
Biasanya orang yeng letak daerahnya berada di sekitar pantai, memang di lebih di waspadai dari pada yang ada
di daratan. Pasalnya tsunami lebih mungkin bisa terjadi di daerah yang sekitarnya lautan. sebelum terjadi
tsunami, keadaan air akan berbeda. Biasanya lebih surut secara tiba tiba

2. Terdengar suara gemuruh


Bukan hanya soal keadaan air dan luat, ada pula di tandai dengan bentuk lain. Salah satunya adalah terdengar
suara gemuruh yang besar dari kejauhan. Suara ini terdengar besar dan keras.

3. Keberadaan hewan hewan lain


Selain itu juga bisa di deteksi dengan hewan lain. Salah satunya adalah keberadaan burung burung. Sebelum
terjadi gejala tsunami, ada beberapa hal yang aneh. Misalnya keberadaan burung yang tiba tiba berpindah
pindah dari keadaan pulau kecil. Biasanya mereka akan pergi menuju ke tengah lautan.

4. Terdapat gempa pengiring


Tsunami tidak bisa tiba tiba datang begitu saja. Pasti sudah ada gempa yang mengawali terlebih dahulu. Salah
satunya adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik. Maka jika di daerah anda tiba tiba ada gempa, anda perlu
sedikit waspada. Gempa yang baru saja terjadi adalah gempa yang memiliki kekuatan tinggi atau tidak. Jika
masih memasuki kekuatan rendah, maka anda bisa tersenyum lega. Tapi jika sudah masuk dalam kategori tinggi,
maka ada resiko adanya gempa susulan bahkan sampai mencapai tsunami.
5. Adanya gelombang yang tidak biasanya
Gelombang yang ada merupakan salah satu tanda tanda adanya tsunami akan datang. Apalagi gelombang yang muncul
merupakan gelombang yang di nilai aneh dan tidak biasanya. Bisa saja gelombang yang memicu terjadinya tsunami
merupakan bagian dari renteten gelombang yang ada. Atau bisa juga gelombang yang muncul di mulai dari gelombang yang
kecil, kemudian gelombang yang besar. Baru setelah itu muncul tsunami yang sisanya akan mengakibatkan erosi tanah.

6. Ada suara gemuruh yang menggelegar


Bukan hanya itu, terjadinya tsunami juga bisa timbul karena adanya suara gemuruh yang menggelegar. Hal ini di sebabkan
karena air yang ada menghantam lautan. Jika anda mendengar ini maka ada baiknya anda khawatir akan timbul tsunami.
Kemungkinan suara ini muncul karena lempengan yang patah tadi menabrak air lautan. Sehingga menghasilkan suara yang
keras.

7. Keadaan awan langit


Tanda tanda alam lainnya sebelum terjadi tsunami akan berubah. Salah satunya adalah keadaan awan yang berbentuk lebih
gelap dan mendung. Bahkan tak jarang di jumpai tornado atau angin serupa yang lainnya. Hal ini semua bisa terjadi karena
adanya gelombang elektromagnetis dari dasar lapisan atmosferbumi. Ini menyebabkan daya listrik di awan tertelan oleh
gelombang gelombang lainnya.

8. Lampu tetap bisa menyala, meskipun tidak ada aliran listrik


Apakah ini menguntungkan? Anda tidak perlu membayar listrik, namun lampu rumah tetap menyala? Iya secara ekonomi. Tapi
tidak secara fisika. Hal ini menjadi tanda bahwa di lingkungan anda ada gelombang elektromagnetis yang bergerak bebas di
udara. ini menjadi tanda akan ada bencana yang hebat segera terjadi. Salah satunya adalah gempa dan tsunami.
Tanda-tanda Tsunami
• Gempa bumi yang terjadi di sekitar lautan dengan ciri tertentu dapat menjadi tanda tsunami.
• Ketinggian permukaan air di pantai turun drastis. Ini menjadi tanda pasti tsunami.
• Tanda lain dari hewan. Hewan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sebelum tsunami tiba.
• Terdengar suara gemuruh.

Menurut Adhitya, dkk, 2009 :

• Gerakan Tanah
• Gerakan tanah ini timbul karena adanya penjalaran gelombang di lapisan bumi padat akibat adanya
gempa. Jika gempa dangkal besar yang terjadi di bawah permukaan laut, maka sangat berpotensi
terjadinya tsunami. Khusus bagi tsunami near field (sumber dekat dengan pantai) gerakan ini dapat
dirasakan secara langsung oleh indera manusia tanpa menggunakan alat ukur, namun untuk tsunami
dengan sumber far field (sumber jauh dengan pantai) misalnya tsunami Chili 1960, tidak dirasakan
oleh indera manusia di Jepang namun setelah 12 Jam tsunami tersebut menghatam daerah Tohoku
( North-East) Pulau Honshu, Jepang.
• Riakan Air Laut (Tsunami Forerunners ).
• Nakamura dan Watanabe (1961) mendefinisikan adalah deretan osilasi atau riakan muka laut yang
mendahului kedatangan tsunami utama. yang dengan mudah dapat dilihat pada rekaman stasiun
pasut dengan tipikal amplitudo dan perioda yang lebih kecil. Menurut mereka tidak selamanya
tsunami forerunners ini muncul. Di pantai Utara dan Selatan Amerika tsunami forerunners tidak
hadir karena kemiringan alami dari inisial tsunami terhadap pantai. Sedangkan kehadiran tsunami
forerunners di tempat lain seperti Jepang karena akibat terjadinya resonansi (gelombang ikutan)
tsunami awal di teluk dan di paparan benua sebelum tsunami utama datang.

• Penarikan Mundur Atau Surutnya Muka Laut (Initial Withdrawal Bore)


• Dalam beberapa tulisan baik yang popular maupun ilmiah mengemukakan tentang hadirnya
penarikan mudur muka air laut sebelum tsunami utama mencapai pantai. Dari hasil rekaman
tsunami, Murty (1977) mengemukakan ada ratusan kasus dimana penarikan mundur muka laut ini
terjadi, namun pada beberapa kejadian tidak hadir. Secara teoritis pielvogel (1976) situasi
semacam ini umumnya disebabkan oleh muka gelombang negatif yang menjalar duluan diikuti
oleh gelombang positif.
• Dinding Muka Air Laut Yang Tinggi Di Laut (Tsunami Bore)
• Adalah pergerakan tsunami yang menjalar di perairan dangkal dan terus menjalar di atas pantai berupa
gelombang pecah yang berbentuk dinding dengan tinggi yang hampir rata, ini disebabkan karena
adanya gangguan secara meteorologi (Nagaoka, 1907). Berikut ini diperlihatkan beberapa contoh
rekaman tsunami di beberapa tempat di Jepang. Dari beberapa saksi mata juga menyebutkan
khususnya untuk Tsunami Biak 1996 dan Tsunami Flores 1992 yang terjadi pada siang hari (sedangkan
Tsunami Banyuwangi 1994 terjadi pada malam hari) disaksikan bahwa gelombang yang datang
menyerupai tembok hitam dan gelap serta berupa tembok putih yang bergerak ke arah pantai.
Perbedaan pengamatan ini bergantung pada jenis serta morfologi dasar laut di lepas pantai. Untuk
daerah dimana landai serta gelombang tsunami menggerus sedimen di bawahnya maka dinding
tesebut kelihatan hitam atau kelabu, sedangkan untuk daerah berkarang maka dinding tersebut
berwarna putih di penuhi oleh busa air laut.

• Timbulnya Suara Aneh.


• Banyak dokumen lama di Jepang melaporkan timbulnya suara abnormal sebelum kedatangan tsunami,
hal ini terukir pada Monumen Tsunami di Prefektur Aomori yang berbunyi : “Earthquake, sea Roar, then
Tsunami” (Gempa. Suara menderu, kemudian tsunami). Monumen ini dibangun setelah 1993 Showa
Great Sanriku Tsunami, bertujuan untuk melanjutkan perhatian masyarakat generasi yang akan datang
terhadap tsunami. Ini menganjurkan agar melakukan evakuasi jika terdengar suara abnormal setelah
terjadi gempa.
Suara seperti ini juga diceritakan oleh saksi mata tsunami di Biak, Banyuwangi dan Flores dimana suara
tersebut ada yang menyebutkan suara yang terdengar menyerupai: bunyi pesawat helikopter, suara drum
band, serta suara roket yang mendesing. Jenis-jenis dan tipikal suara tersebut hubungannya dengan posisi
tsunami saat menjalar atau saat menghantam tebing batu atau pantai yang landai di Jelaskan oleh Shuto
(1997).
• Pengamatan Indera Penciuman Dan Indera Perasa
• Saksi mata mengemukakan bahwa saat sebelum tsunami datang terjadi angin dengan berhawa agak
dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat, hal ini kemungkinan besar akibat olakan air
laut di lepas pantai.

Mekanisme terjadinya Tsunami


 Kondisi Awal
• Gempa bumi biasanya berhubungan dengan goncangan permukaan yang terjadi sebagai akibat
perambatan gelombang elastik (elastic waves) melewati batuan dasar ke permukaan tanah. Pada
daerah yang berdekatan dengan sumber-sumber gempa laut (patahan), dasar lautan sebagian akan
terangkat (uplifted) secara permanen dan sebagian lagi turun ke bawah (down-dropped), sehingga
mendorong kolom air naik dan turun. Energi potensial yang diakibatkan dorongan air ini, kemudian
berubah menjadi gelombang tsunami atau energi kinetik di atas elevasi muka air laut rata-rata (mean
sea level) yang merambat secara horisontal. Kasus yang diperlihatkan adalah keruntuhan dasar lereng
kontinental dengan lautan yang relatif dalam akibat gempa. Kasus ini dapat juga terjadi pada
keruntuhan lempeng kontinental dengan kedalaman air dangkal akibat gempa.
 pemisahan gelombang,
• Setelah beberapa menit kejadian gempa bumi, gelombang awal tsunami akan terpisah menjadi tsunami
yang merambat ke samudera yang disebut sebagai tsunami berjarak (distant tsunami), dan sebagian lagi
merambat ke pantai-pantai berdekatan yang disebut sebagai tsunami lokal (local tsunami). Tinggi
gelombang di atas muka air laut rata-rata dari ke dua gelombang tsunami, yang merambat dengan arah
berlawanan ini, besarnya kira-kira setengah tinggi gelombang tsunami awal. Kecepatan rambat ke dua
gelombang tsunami ini dapat diperkirakan sebesar akar dari kedalaman laut ( gd ). Oleh karena itu,
kecepatan rambat tsunami di samudera dalam akan lebih cepat dari pada tsunami lokal.
 amplifikasi,
• Pada waktu tsunami lokal merambat melewati lereng kontinental, sering terjadi hal-hal seperti peningkatan
amplitudo gelombang dan penurunan panjang gelombang Setelah mendekati daratan dengan lereng yang
lebih tegak, akan terjadi rayapan gelombang.
 Rayapan.
• Pada saat gelombang tsunami merambat dari perairan dalam, akan melewati bagian lereng kontinental
sampai mendekati bagian pantai dan terjadi rayapan tsunami . Rayapan tsunami adalah ukuran tinggi air di
pantai terhadap muka air laut rata-rata yang digunakan sebagai acuan. Dari pengamatan berbagai kejadian
tsunami, pada umumnya tsunami tidak menyebabkan gelombang tinggi yang berputar setempat
(gelombang akibat angin yang dimanfaatkan oleh peselancar air untuk meluncur di pantai). Namun,
tsunami datang berupa gelombang kuat dengan kecepatan tinggi di daratan yang berlainan seperti
diuraikan pada Amplikasi, sehingga rayapan gelombang pertama bukanlah rayapan tertinggi ( Anonim,
Penyebab Tsunami

• Tsunami dapat terjadi karena adanya • Gempa yang dapat menimbulkan peluang
gempa bumi,gempa laut, gunung berapi tsunami:
meletus, hantaman meteor di laut, –Gempa dengan Episentrum di dasar laut.
pergerakan besar di atas dan di bawah air, –Kekuatan gempa min. 6,5 SR.
ledakan di bawah air, pergeseran lempeng
kulit bumi,pengujian bom nuklir. –Gempa dangkal.
–Wilayah gempa relatif luas.
Tsunami karena Tornado
Tsunami karena Ledakan Nuklir di Lautan
Tsunami karena Gunung Api meletus
• Gerakan vertikal pada kerak bumi, mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-
tiba, sehingga terjadi aliran energi air laut ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Daerah Rawan Tsunami
Tsunami karena tanah longsor

Tanah longsor di dasar laut serta


runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut
yang menghasilkan tsunami.
Tsunami karena hantaman meteor

Benda kosmis atau meteor yang jatuh jika ukuran


meteor cukup besar, dapat terjadi megatsunami
yang tingginya mencapai ratusan meter.
• Tenaga yang ditimbulkan setiap tsunami adalah tetap, baik ketinggiannya maupun
kelajuannya. sehingga apabila gelombang menghantam pantai, ketinggiannya
meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada
kelajuan tinggi dan hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut saat
melintasi air dalam.
Peringatan Dini Kejadian Tsunami :

• Salah satu sistem untuk peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan
Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
• Sampai saat ini, sistem prediksi tsunami masih merupakan pengetahuan yang belum sempurna, yaitu belum dapat
sepenuhnya mendeteksi tsunami. Namun, Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami
sudah dapat dihitung.
• Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar perpindahan massa air yang terjadi. Walaupun
begitu, karena faktor alamiah yang sering tak termodelkan dan tak terduga, sering terjadi peringatan palsu.
• Perekam tekanan dasar laut menggunakan buoy sebagai alat komunikasi, digunakan untuk mendeteksi gelombang yang
tidak terlihat oleh pengamat pada laut dalam. Sistem sederhana pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal
akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai tahun 1920-an.
• Sistem yang lebih canggih dikembangkan setelah terjadi tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960.
• Amerika Serikat membuat Pasifik Tsunami Warning Center tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan
peringatan internasional pada tahun 1965. Tsunami tidak dapat dicegah, namun setidaknya ada usaha untuk memperkecil
kerusakan yang ditimbulkan dan mencegah korban jiwa.
• Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan
prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami.
• Tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor
melalui satelit.
Perangkat
Peringatan
Dini Tsunami
Peristiwa Tsunami
• 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa.
• 26 Agustus 1883 - Letusan Gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
• 26 Desember 2004 - Gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia
Selatan, Asia Tenggara dan Afrika.
• 17 Juli 2006, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi 10
meter. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.

Dampak Bencana Tsunami


1. Korban massal; bencana yang terjadi dapat mengakibatkan korban meninggal dunia,
patah tulang, luka-luka, trauma dan kecacatan dalam jumlah besar.
2. Pengungsian; pengungsian ini dapat terjadi sebagai akibat dari rusaknya rumah-rumah
mereka atau adanya bahaya yang dapat terjadi jika tetap berada dilokasi kejadian. Hal
ini dipengaruhi oleh tingkat resiko dari suatu wilayah atau daerah dimana terjadinya
bencana
Dampak positif dari bencana tsunami adalah :
1. Bencana alam merenggut banyak korban,sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas
bagi yang masih hidup.
2. Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana, menimbulkan
efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain.
3. Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta
kelemahannya dan dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana
tersebut datang kembali tetapi dgn konstruksi yg lebih baik

Dampak negatif dari bencana tsunami adalah :


1. Merusak apa saja yang dilaluinya bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban
jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan
air bersih.
2. Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli
yang sesuai dalam bidang pekerjaanya
3. Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca bencana karna faktor
dana yang besar.
4. Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang kehilangan
segalanya
Pelabuhan di Banda Aceh,
sebelum tsunami

Pelabuhan di Banda Aceh,


sesudah tsunami
Tsunami in Sri Lanka
Tsunami Wall
Usaha Mengurangi Kerusakan akibat Tsunami
A. Pra-Tsunami B. Pasca Tsunami
• Penanaman kembali hutan bakau.  Menjauh dari garis pantai.
• Menggunakan alat pemantau dini
 Mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
tsunami.
• Membangun ‘tembok tsunami’(Tsunami  Bila sedang berada dalam kendaraan,
Wall). segera mengarahkan ke arah ketinggian.
• Membatasi pembangunan gedung-
gedung di dekat pantai.
Untuk mengurangi risiko bencana tsunami :
1. Membuat sistem peringatan dini.
2. Relokasi daerah permukiman yang rawan tinggi terhadap ancaman tsunami.
3. Edukasi kepada masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tsunami,
misalnya tanda-tanda kedatangan tsunami dan cara-cara penyelamatan diri, sehingga
masyarakat siap dan tanggap apabila suatu saat tsunami datang secara tiba-tiba.
4. Membuat jalan atau lintasan untuk menyelamatkan diri dari tsunami.
5. Menanami daerah pantai dengan tanaman yang secara efektif dapat menyerap energi
gelombang (misalnya mangrove)
6. Membiarkan lapangan terbuka untuk menyerap energi tsunami.
7. Membuat dike ataupun breakwater di daerah yang memungkinkan
Banjir
• Banjir: Luapan aliran akibat air atau bentuk air lain yg melebihi normalnya, atau
penumpukan air akibat pengaliran di suatu daerah yg biasanya terendam (flood)
• Peristiwa terbenamnya daratan oleh air
• Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari sempadan alaminya.
• Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu
besar.
• Banjir adalah peristiwa yang terjadi saat aliran air yang berlebihan merendam daratan.
• Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan sebab volume
air yang meningkat.

• Banjir bandang: Banjir yg berlangsung dlm selang waktu pendek dg puncak debit yg
cukup tinggi
• Banjir tahunan: Debit puncak harian yg tertinggi dalam “tahun air”, atau Banjir yg
ketinggiannya sama atau melebihi rata-rata tahunannya
• Banjir menimbulkan kerusakan lingkungan :
1. Rusaknya areal pemukiman penduduk
2. Sulitnya mendapatkan air bersih
3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk
4. Rusaknya areal pertanian
5. Timbulnya wabah penyakit
6. Menghambat transportasi darat

• Jenis banjir:
• Banjir di sungai (river floods)
• Terjadi pada bantarann dan Terdapat debit yang melebihi kapasitas
• Banjir di derah pantai (coastal floods)
• Penggenangan oleh air laut akibat dinamika air laut (pasang surut,
badai)
Jenis-jenis Banjir Menurut Penyebabnya di Indonesia
• Banjir Bandang
• Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung
hanya sesaat yang yang biasanya dihasilkan dari curah hujan berintensitas tinggi
dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara
cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai yang alirannya
terhambat oleh sampah.

• Banjir Hujan Ekstrim


• Banjir ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam sesudah hujan lebat mulai
turun. Biasanya banjir ini ditandai dengan banyaknya awan yang menggumpal di
angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan badai tropis atau
cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air hujan yang sangat deras,
khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tidak mampu menahan cukup
banyak air.
• Banjir Luapan Sungai/Banjir Kiriman
• Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama sekali
tidak ada tanda tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran –
sebab peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu
sebelumnya. Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama.
Datangnya banjir dapat mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan
bersifat musiman atau tahunan dan bisa berlangsung selama berhari- hari
atau bermingguminggu tanpa berhenti. Banjir ini biasanya terjadi pada
daerah-daerah lembah.

• Banjir Pantai (ROB)


• Banjir yang disebabkan angin puyuh laut atau taifun dan gelombang pasang
air laut. Banjir ini terjadi sebab air dari laut meresap ke daratan di dekat
pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau sebab pasang surut air laut.
Banjir ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan pantai.
Contoh daerah yang biasanya terkena ROB adalah Semarang.
• Banjir Hulu
• Banjir yang terjadi di wilayah sempit, kecepatan air tinggi, dan berlangsung cepat
dan jumlah air sedikit. Banjir ini biasanya terjadi di pemukiman dekat hulu sungai.
Terjadinya banjir ini biasanya sebab tingginya debit air yang mengalir, sehingga
alirannya sangat deras dan bisa berakibat destruktif.

Berdasarkan faktor penyebab, banjir dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu
• Banjir sungai (river flooding) adalah sebuah kejadian alami dan bagian yang tidak
terpisahkan dari siklus air.
• Banjir pesisir pantai (coastal flooding) disebabkan oleh angin topan yang dihasilkan oleh
badai tropis, atau sistem tekanan rendah yang kuat yang dapat mengendalikan masuknya air
laut ke wilayah daratan dan menyebabkan banjir.
• Banjir urban (urban flooding) terjadi akibat fungsi lahan dari permukaan tidak kedap
menjadi kedap, seperti pembuatan pemukiman di sekitar bantaran sungai.
• Banjir bandang (flash flooding) adalah banjir yang terjadi secara mendadak dan tidak terduga
akibat hujan yang sangat lebat di bagian hulu atau karena bendungan yang jebol.
Penyebab Banjir

1. Curah hujan tinggi


2. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
3. Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar
sempit.
4. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.
5. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
6. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.
7. Hutan gundul akibat penebangan hutan secara liar.
8. Dampak yang ditimbulkan dari banjir
Penyebab Banjir

Hujan Lelehan salju Penyumbatan Tanah Keruntuhan Badai Gempa


penampang longsor Bendungan Bumi

Interaksi
sungai dan
pasut

Banjirdi
Banjir diSungai
Sungai Banjirdi
diMuara
Muara/ /
Banjir
Pantai
Pantai

Faktor DAS Jaringan Saluran


Drainase
Bentuk Bentuk Gradien
Muara Garis Pantai Kedalaman

Faktor Pendukung Intensitas Banjir


• Bencana banjir kadang bdapat diprediksi, dan kadang tidak dapat diprediksi.
• Banjir dapat diprediksi ketika datang pada saat musim hujan di daerah yang sering
banjir
• Banjir yang tidak dapat diprediksi biasanya terjadi pada daerah yang jarang terjadi
banjir, biasanya ebrupa air bah atau tanggul jebol.
• Bencana banjir dapat merugikan banyak orang karena banjir berdampak negatif
baik kesehatan ataupun terhadap lingkungan. Selain itu bencana banjir juga
mengakibatkan kerusakan dan tidak sedikit masalah lingkungan yang timbul akibat
terjadinya banjir.
Dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh banjir

1. Banjir dapat melumpuhkan sarana transportasi.


Jika bencana banjir datang, maka akan ada banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa
dilewati oleh semua jenis kendaraan, baik itu motor, mobil, dan kendaraan besar. Hal ini
tidak lain karena adanya genangan air yang cukup tinggi sehingga membuat kendaraan
tidak dapat melewati daerah tersebut dan mengakibatkan jalanan tersebut lumpuh.

2. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana


Banjir dapat merusak atau mungkin menghancurkan rumah, gedung, tempat ibadah,
sekolah, kantor pemerintahan, mobil, dan angkutan umum.

3. Banjir menghentikan aktivitas sehari-hari


Kegiatan bekerja, sekolah dan aktivitas sehari-hari yang lain akan terhenti karena
musibah banjir. Bencana banjir megakibatkan semua orang tidak dapat melakukan
kegiatan seharihari karena jalur transportasi lumpuh.
4. Banjir dapat menghilangkan atau merusak peralatan, harta benda, dan jiwa manusia.
Bila bencana banjir datang, maka banyak yang kehilangan harta benda, dan berbagai
macam peralatan rumah karena banjir masuk ke dalam rumah. Yang paling berbahaya yaitu
jika bencana banjir sampai merenggut korban jiwa.

5. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar.


Luapan air banjir yang masuk ke rumah-rumah, sekolah, dan tempat umum lainnya akan
membuat lingkungan menjadi kotor karena sampah yang menumpuk dan tergenang akibat
banjir tersebut.

6. Banjir dapat menyebabkan pemadaman listrik.


Apabila bencana banjir melanda suatu daerah, maka daerah tersebut akan mengalami
pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya musibah lain, misalnya listrik kornsleting
listrik. Listrik yang padam akan membuat aktifitas terhenti.
7. Banjir dapat mengganggu atau merusak perekonomian.
Perekonomian suatu daerah akan terganggu karena banjir merendam sektor penting
perekonomian, baik itu pertanian, industri, bahkan transportasi. Dengan terputusnya akses
transportasi, maka bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin
membutuhkan biaya tambahan. Selain itu, produksi pabrik akan dihentikan sementara waktu
karena listrik dipadamkan atau mesin produksi terendam air sehingga proses produksi tidak
dapat dijalankan seperti biasanya.

8. Banjir dapat mengganggu, atau menghilangkan masa depan.


Jika banjir melanda cukup besar atau berlangsung dalam waktu yang lama, maka roda
kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis, antara lain : kehilangan pekerjaan, hutang
yang semakin menumpuk, serta kesehatan yang terganggu. Semua itu dapat mempengaruhi
masa depan seseorang, keluarga atau mungkin masyarakat, baik secara langsung dan tidak
langsung.
9. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor.
Apabila semakin hujan yang turun semakin deras, maka semakin tinggi air banjir dan
dapat mengakibatkan tanah dan jalan terkikis serta bencana longsor.

10. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit).


Banjir mengakibatkan lingkungan menjadi tidak bersih, sehingga bibit kuman penyakit
berkembang biak dengan mudah. Selain itu makanan dan minuman yang sehat lebih slit
untuk ditemukan dan jika makanan atau minuman terlalu sering kena air maka akan
mengakibatkan kondisi tubuh menurun
Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir :
• Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
• Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir.
• Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
• Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
• Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
• Program penghijauan daerah hulu sungai wajib selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Upaya pencegahan dan penanggulangan banjir :


• Aspek prakiraan (forecasting) curah hujan;
• Aspek prakiraan curah hujan, secara teoritis masalah banjir akan dapat diminimalkan
risikonya apabila kemampuan prakiraan curah hujan dapat dilakukan lebih awal dan
akurat.
• Aspek deliniasi (deliniation) wilayah rawan banjir.
• Aspek deliniasi wilayah rawan banjir, zonasi ini perlu dilakukan untuk menyusun strategi
antisipasi dan memfokuskan penanganan masalah banjir.
Pencegahan dan penanggulangan banjir untuk wilayah hulu :
• Menjaga dan atau memperbaiki kondisi daerah aliran sungai di wilayah hulu yaitu dengan
mempertahankan dan atau memperbaiki kerapatan tutupan lahan sehingga dapat berfungsi
sebagai daerah resapan air yang efektif;
• Menjaga fungsi hutan yang ada di wilayah hulu;
• Menerapkan sistem pertanian konservasi pada lahan budidaya pertanian di kawasan hutan;
• Menjaga dan memelihara kawasan sepanjang sungai selebar 100 meter dan tanggul sungai
sepanjang sungai utama sebagai kawasan sabuk hijau;
• Meningkatkan kapasitas resapan air di wilayah daerah banjir

Pencegahan dan penanggulangan banjir untuk wilayah hilir :


• Membangun sistem pengairan yang mampu mengalirkan air hujan yang berkumpul di
seluruh wilayah hilir ke laut secara cepat dan efektif;
• Membangun sistem pengairan yang mampu mengalirkan air sungai yang berasal dari wilayah
hulu menuju ke laut;
• Meningkatkan kapasitas resapan air di seluruh wilayah hilir.
Kekeringan
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam
masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun).

Kekeringan berbeda dari bencana alam lainnya pada 4 (empat) hal, yaitu :
1. Karena kekeringan merayap, berakumulasi secara lambat, maka awal dan akhir
terjadinyan kekeringan sulit ditentukan;
2. Tidak adanya definisi yang tepat dan berlaku umum membuat kerancuan apakah
telah terjadi kekeringan dan jika terjadi bagaimana tingkat keparahannya;
3. Dampak kekeringan adalah non struktural tidak seperti banjir, tanah longsor dan
badai yang menimbulkan kerusakan struktur secara nyata;
4. Terdapat berbagai jenis kekeringan, dengan parameter yang berbeda, antara lain
kekeringan meteorologi, kekeringan agronomis pertanian, kekeringan hidrologi dan
kekeringan sosio ekonomis.
Macam-macam Kekeringan :

a. Kekeringan Meteorologis (Meteorological Drought)

• Kekeringan meteorologis umumnya ditetapkan berdasarkan pengamatan anomalcurah hujan


terhadap kondisi normal dan lamanya periode kering.
• Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis sebagai berikut :
• Kering : apabila curah hujan antara 70%-85%, dari kondisi normal (curah hujan dibawah
normal);
• Sangat kering : apabila curah hujan antara 50%-70% dari kondisi normal (curah hujanjauh
di bawah normal);
• Amat sangat kering : apabila curah hujan dibawah 50% dari kondisi normal (curah hujan
amat jauh di bawah normal).
b. Kekeringan Agronomis Pertanian (Agricultural Drought)

• Berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanahy)


sehingga tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode
tertentu.
• Kekeringan agronomis terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis.
• Intensitas kekeringan berdasarkan definisi agronomis adalah sebagai berikut :
• Kering : apabila ¼ daun kering dimulai pada ujung daun (terkena ringans/d
sedang);
• Sangat kering : apabila ¼ - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun
(terkena berat);
• Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (puso).
c. Kekeringan Hidrologis (Hydrological Drought)

• Kekeringan hidrologis umumnya terjadi setelah ada tenggang waktu (beberapa hari atau
bahkan beberapa minggu) setelah kejadian kekeringan meteorologis atau agronomis.
• Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis sebagai berikut :
• Kering : apabila debit sungai mencapai periode ulang aliran di bawah periode 5 tahunan;
• Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh di abwah
periode 25 tahunan;
• Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di
abwah periode 50 tahunan.

d. Kekeringan Sosio – Ekonomis (Socio economis Drought)

• Berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan
normal sebagai akibat dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.
• Mengacu pada situasi yang terjadi ketika kekurangan air mulai memberi dampak terhadap
manusia dan kehidupan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan kekeringan
• Upaya penanggulangan kekeringan dilakukan dengan dua pendekatan utama, yaitu
pendekatan sipil teknik dan pendekatan vegetatif.

• Pendekatan sipil teknik untuk mengatasi banjir dan kekeringan, antara lain dengan
pembuatan embung, pembuatan sumur resapan, serta pembuatan dam parit (channel
reservoir) dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan setempat (hulu dan hilir).
• Dam parit bermanfaat untuk :
• Mengurangi atau meniadakan aliran permukaan;
• Meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga meningkatkan cadangan air
tanah;
• Mencegah terjadinya erosi;
• Menampung sedimen dan sedimen tersebut mudah diangkat karena ukuran dam
parit yang relatif kecil,
• Menampung air untuk cadangan pada musim kemarau.
• Pendekatan vegetatif untuk mengatasi kekeringan dapat dilakukan dengan :
• Penanaman jenis – jenis tanaman yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas
infiltrasi tanah, serta fungsi konservasi tanah dan air;
• Pemilihan tanaman yang sesuai pola hujan, misal menggunakan
tanaman/varietas yang tahan genangan, tahan kering, umur
• pendek dan persemaian kering;
• Menanam tanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan
penghijauan Daerah Aliran Sungai;
• Kombinasi tanaman, sehingga terjadi pembagian dan minimalisasi risiko apabila
terjadi cekaman (stress) air.
• Tiga faktor berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu
• peningkatan kandungan CO2;
• peningkatan suhu;
• perubahan iklim lokal yang berkaitan dengan anomali Iklim (banjir, kering, angin).

• Ketiga faktor tersebut di atas saling ber-interaksi dan berpengharuh pada produktivitas,
mutu, hama dan penyakit tanaman.

• Pada daerah geografis yang berada pada area lintang rendah kecenderungan yang
terjadi pada sektor pertanian adalah terjadinya penurunan produksi apabila keadaan
suhu naik 1-3°C di atas rata-rata suhu lokal. Serta kecenderungan tingginya frekuensi
kejadian kekeringan/banjir akan ikut berpengaruh pada sektor pertanian yang berada di
area geografis lintang rendah
Ketersediaan air
• Perubahan iklim dapat menyebabkan distribusi ketersediaan air menjadi terganggu,
sehingga terjadi jumlah air tinggi dalam waktu yang pendek, serta kekurangan
air/kekeringan dalam waktu panjang.

• Kelebihan air akan menyebabkan akar terendam, respirasi, penyerapan hara dan
fotosintesis terganggu. Dalam jangka panjang mematikan tanaman, juga meningkatkan
serangan jamur penyebab penyakit pada komoditas hortikultura.

• Kekeringan jelas akan menekan laju pertumbuhan, perkembangan tanaman, dan kualitas
hasil, hingga menyebabkan gagal panen / puso, juga dapat meningkatkan serangan OPT;

• Fluktuasi air yang bersifat ekstrim dapat berpotensi menyebabkan kualitas hasil turun,
sebagai contoh kasus pernah terjadi pada penyakit getah kuning pada manggis dan gejala
cracking pada buah semangka.
Daur Air Pengelolaan Air
• Penutupan pori-pori tanah karena bangunan, penebangan vegetasi yg membabi
buta akan mengganggu penyerapan air oleh tanah.

• Bila hujan cukup deras, kemampuan tanah menyerap air terbatas maka air
tidak dapat terus merembes ke dalam tanah melainkan akan mengalir di atas
tanah dengan kekuatan yg besar shg terjadilah banjir.

• Banjir akan membawa partikel-partikel tanah, shg tanah mengalami erosi dan
waduk, danau mengalami pendangkalan/sedimnentasi.

Anda mungkin juga menyukai