BY WELLY ANGGRAINI, M. Si
MATERI :
• Bab I Lingkungan Air dan Pencemarannya
• Bab II Lingkungan Tanah dan Pencemarannya
• Bab III Lingkungan Radiasi dan Pencemarannya
• Bab IV Lingkungan Udara dan Pencemarannya
• Bab V Iklim dan Cuaca
• Bab VI Cahaya dan Penerangan
• Bab VII Akustik Lingkungan
• Bab IX Tsunami dan Gempa
• Bab X Kekeringan dan Banjir
Bab I Lingkungan Air dan Pencemarannya
Sumber Air :
• Air di atmosfir : hujan, hujan es, hujan SIFAT PENTING AIR :
salju, dan embun
• Air di atas permukaan tanah : air laut, • Pelarut baik untuk garam, asam, basa
sungai, danau, waduk • Sebagai pelarut dalam cairan biologis, seperti darah
atau urin
• Air di bawah permukaan tanah : Mata • Sebagai media mineral dan transportasi mineral
air dan air sumur (Sumur dangkal, terlarut dalam geosfer yang mengangkut nutrisi ke akar
Sumur dalam tanaman dalam tanah
• media kehidupan,
• perilaku lingkungan, dan penggunaan di industri,
mengikuti dasar karakteristik molekul air
SIFAT AIR :
• Sifat Fisis : Bentuk padat sbg es, bentuk cair sbg air,
bentuk gas sbg uap air.
• Air harus jernih atau tidak keruh
• Tidak berwarna
• Rasanya Tawar
• Tidak Berbau
• pH netral
• Tidak mengandung zt kimia beracun
• Kesadahannya rendah
• Tidak boleh mengandung bakteri patogen, ex : E.coli
Parameter Air Bersih secara Fisika : Parameter Air Bersih secara Kimia :
1. Kekeruhan 1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/
2. Warna lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein,
3. Rasa & bau deterjen, dll.
4. Endapan 2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida,
5. Temperatur logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang,
bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida,
Parameter Air Bersih secara Biologi : metan, oksigen.
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
• Sedimen
• Bahan kimia organik • Nutrien tumbuhan
DEFINISI TANAH PROSES PEMBENTUKAN TANAH
Tanah (soil) adalah lapisan yang menempati 1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara
bagian atas kulit bumi yang terdiri dari langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan
benda padat (bahan anorganik dan organik) serta memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan
air dan udara tanah. dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan
kimiawi.
Penemu : 2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan
• BERZELIUS (1803) ahli kimia Swedia menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi
• JUSTUS VON LIEBIG (1840) Jerman pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini dilapisan permukaan
• FALLUO (1871) ahli mineralogi Jerman batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
• DAVY (1913) Inggris
• WERNER (1918) 3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis.
• JOFFE (1949) pakar tanah Amerika Serikat Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang
ditumbuhinya. Di sini terjadi pelapukan biologis.
• BREMMER (1958)
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman
yang relatif besar.
Faktor yang mempengaruhi proses berdasarkan sifat tanah(taksonomi tanah, 1998) :
pembentukan tanah : 1. Alfisols : Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik
• Iklim (suhu dan curah hujan) dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi
2. Andisols : Jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai
• Organisme (Vegetasi, Jasad
sifat andik
Renik/Mikroorganisme) 3. Aridisols : Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau
• Bahan induk tanah yang kelengasan tanahnya kering
• Topografi (Relief) 4. Entisols : Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon
• waktu dan terjadi pada bahan aluvian yang muda
5. Gelisols : Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah
6. Histosols : Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan
tanah ke bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan
7. Inceptisols : Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang
JENIS-JENIS TANAH mempunyai horizonteralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya
iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm.
berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu : 8. Mollisols : Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon
molik di wilyah stepa
1. Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk 9. Oxisols : Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang
tanah berupa iklim dan vegetasi, dari 2 meter dari permukaan tanah.
2. Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk 10. Spodosols : Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki
tanah berupa faktor lokalterutama bahan induk dan horizon eluviasi.
relief, 11. Ultisols : Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa
3. Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan rendah (<35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah
perkembangan profil dan dianggaps ebagai awal 12. Vertisols : Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut
proses pembentukan tanah.
jenis-jenis tanah yang ada di wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia :
1. Tanah Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang
lebat.
2. Tanah Pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen
yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang
memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
2. Lapisan A dan E. Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A. Kondisi teknis dari
lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih
dalam dari lapisan O. Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di
bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan
mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas
biologi. Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda, nematoda, jamur, dan berbagai spesies
bakteridan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar tanaman.
Lapisan E sebagai perantara lapisan B dan memiliki sifat antara A dan B
3. Lapisan B. Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan mineral yang
mirip dengan lapisan mineral tanah liatseperti besi atau aluminium atau material organik yang sampai
ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun
lapisan ini sangat miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan atau kemerahan
akibat tanah liat dan besioksida yang terbilas dari lapisan A.
4. Lapisan C. Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. Lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh
keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan
yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk
• Sifat fisika tanah
• Warna tanah : mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah
dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching).
• Struktur tanah : tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas
mengisi ruang antar agregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini
• Tekstur, kepadatan tanah, porositas, konsistensi, temperatur, aerasi.
KANDUNGAN KIMIA DALAM TANAH
2. Tidak langsung :
1. Langsung :
Sumber radiasi :
• sinar kosmik (angkasa luar) : Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian,
yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi
• peluruhan radioaktif di permukaan bumi : Pada saat meluruh, zat radioaktif tersebut menghasilkan
energi atau radiasi berupa partikel alpha dan beta, serta sinar (atau gelombang) gamma.
Jenis radiasi :
Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif dimana inti atom memancarkan partikel alpha, dan dengan
demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi atom dengan nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang.
Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi dan jarak yang rendah,
partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).
Radiasi beta
• Peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta (elektron atau positron) dipancarkan.
• Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh energi. radiasi ini kurang terionisasi daripada
alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter
logam. radiasi ini terjadi ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta
dan sebuah antineutrino.
• Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻, peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam
isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih besar daripada massa proton. peluruhan β+ hanya
dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus.
Perbedaan antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi neutron, positron dan
antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel
Radiasi gamma
• Radiasi gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh
radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.
Radiasi gamma terdiri dari foton dengan frekuensi lebih besar dari 1019 Hz.
• Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas
atau udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif pada materi dengan nomor atom dan kepadatan
yang tinggi.
• Bila sinar gamma bergerak melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional
sesuai dengan ketebalan permukaan materi tersebut.
• Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas.
• Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari
reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan
seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun,
neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan
karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal
sebagai aktivasi neutron.
Radiasi termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi panas dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah
contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya.
Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi
radiasi elektromagnetik.
Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya pada
suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan
frekuensi paling mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmann memberikan intensitas
panas.
Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar dalam udara kosong atau dalam
materi. Radiasi EM memiliki komponen medan listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak
lurus dan ke arah propagasi energi. Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis menurut
frekuensi gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan frekuensi): gelombang radio,
gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan
sinar gamma. Dari jumlah tersebut, gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang dan
sinar gamma memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang disebut spektrum yang dapat dilihat
atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM
radiasi membawa energi dan momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.
Cahaya
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-
700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai
radiasi elektromagnetik dari semua panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.
Pencemaran radiasi
suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.
Chernobyl-Ukraina
Dimana lokasi dengan tingkat radiasi tinggi? Beberapa wilayah di dunia memiliki tingkat radiasi alam
yang sangat tinggi, seperti di daerah Ramsar-Iran,
Guarapari-Brasil, Kelahar-India, dan Cina. Di Indonesia
juga terdapat beberapa wilayah yang memiliki besar radiasi
alam yang sangat tinggi. Biak, Maluku adalah daerah
dengan konsentrasi Ra226 tertinggi mencapai 7500 Bq/kg
(rerata nasional 33 Bq/kg). Mamuju, Sulawesi Barat
merupakan daerah dengan konsentrasi Th232 tertinggi
mencapai 3400 Bq/kg (rerata nasional 45 Bq/kg) dan
konsentrasi K40 tertinggi mencapai 1500 Bq/kg (rerata
nasional 142 Bq/kg). Laju dosis radiasi gamma lingkungan
tertinggi terdapat di Mamuju, Sulawesi Barat mencapai
10.000 nSv/jam (rerata nasional 56 nSv/jam).
Hubungan Radiasi lingkungan dengan beberapa bidang :
• Kedokteran
• Diagnosa : radioisotop dan radioimmunoassay mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-
obatan dan substansi lain dalam darah
• Terapi
• Sterilisasi Peralatan Kedokteran
• Komunikasi
• Kanker, Tumor otak, Alzheimer, Parkinson, Fatigue, Sakit kepala
• Teknologi
• Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan batas referensi paparan radon di udara
pemukiman yang tidak menimbulkan efek kesehatan sebesar maksimal 100 Bq/m3.
• Pada wilayah khusus yang memiliki radiasi latar belakang tinggi (High Background Radiation Area,
HBRA) direkomendasikan batas referensi paparan radon di udara pemukiman yang tidak
menimbulkan efek kesehatan maksimal 300 Bq/m3 (atau setara dengan 10 mSv/tahun).
• Pengukuran radon dan radiasi gamma lingkungan mudah dilakukan, tetapi memerlukan prosedur
standar untuk menjamin akurasi dan presisi dari suatu pengukuran.
• Pengukuran radon bisa dilakukan pada jangka pendek dan juga jangka panjang tetapi pengukuran
radon secara terus menerus dalam jangka panjang lebih dapat diandalkan. Untuk radiasi gamma
pengukuran sesaat bisa dipakai untuk memperkirakan dosis radiasi yang diterima dalam setahun.
Alat ukur radiasi :
• Monitor radiasi terdiri dari :
• Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang jadi bila dikenai radiasi akan menghasilkan suatu
tanggapan (response) tertentu yang lebih mudah diamati
• Jenisnya :
• detektor isian gas, terdiri : detektor kamar ionisasi yang bekerja di daerah ionisasi, detektor proporsional yang bekerja di
daerah proporsional serta detektor Geiger Mueller (GM) yang bekerja di daerah Geiger Mueller.
• detektor sintilasi, terdiri : proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan cahaya di dalam
bahan sintilator dan proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung photomultiplier
• detektor semikonduktor
• Peralatan penunjang, biasanya merupakan peralatan elektronik, berfungsi untuk mengubah tanggapan detektor tersebut
menjadi suatu informasi yang dapat diamati oleh panca indera manusia atau dapat diolah lebih lanjut menjadi informasi
yang berarti.
• Cara pulsa
• Bila kuantitas radiasi yang mengenai alat ukur semakin tinggi maka jumlah pulsa listrik yang dihasilkannya
semakin banyak. Sedang energi dari setiap radiasi yang masuk sebanding dengan tinggi pulsa yang
dihasilkan. Jadi semakin besar energinya semakin tinggi pulsanya. Tinggi pulsa yang dihasilkan dapat
dihitung dengan persamaan.
• Kelemahan alat ukur cara pulsa di atas adalah adanya kemungkinan tidak tercacahnya radiasi karena
kecepatan konversi. Untuk dapat mengubah sebuah radiasi menjadi sebuah pulsa listrik dibutuhkan waktu
konversi tertentu. Bila kuantitas radiasi yang akan diukur sedemikian banyaknya sehingga selang waktu
antara dua buah radiasi yang berurutan lebih cepat daripada waktu konversi alat, maka radiasi yang terakhir
tidak akan tercacah.
• Cara Arus
• Pada cara arus, radiasi yang memasuki detektor tidak dikonversikan menjadi pulsa listrik melainkan rata-rata
akumulasi energi radiasi per satuan waktunya yang akan dikonversikan menjadi arus listrik. Semakin banyak
kuantitas radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor, akan semakin besar arusnya. Demikian pula bila
energi radiasi semakin besar, arus yang dihasilkannya semakin besar
• Alat ukur radiasi cara arus dapat mengeliminasi kerugian cara pulsa karena yang akan ditampilkan di sini bukan
informasi setiap radiasi yang memasuki detektor melainkan integrasi dari jumlah muatan yang dihasilkan oleh
radiasi tersebut dalam satu satuan waktu.
• Proses konversi pada cara pengukuran arus ini tidak dilakukan secara individual setiap radiasi melainkan secara
akumulasi. Informasi yang ditampilkan adalah intensitas radiasi yang memasuki detektor. Kelemahan cara ini
adalah ketidakmampuannya memberikan informasi energi dari setiap radiasi, sedangkan keuntungannya proses
pengukurannya jauh lebih cepat daripada cara pulsa.
• Alat Ukur Proteksi Radiasi, jenisnya : dosimeter perorangan, surveimeter, dan monitor kontaminasi.
• Sistem Pencacah, jenisnya : sistem pencacah integral, sistem pencacah diferensial, dan sistem spektroskopi.
Penggunaan alat ukur radiasi
• kegiatan proteksi radiasi harus dapat menunjukkan nilai dosis radiasi yang mengenai alat tersebut.
• kegiatan di bidang aplikasi radiasi dan penelitian biasanya ditekankan untuk dapat menampilkan nilai
kuantitas radiasi atau spektrum energi radiasi yang memasukinya
• Kuantitas radiasi : adalah jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas, pada suatu titik pengukuran.
Kuantitas radiasi ini berbanding lurus dengan aktivitas sumber radiasi dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak (r) antara sumber dan sistem pengukur.
• Energi radiasi (E) : merupakan ‘kekuatan’ dari setiap radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Bila
sumber radiasinya berupa radionuklida maka tingkat atau nilai energi radiasi yang dipancarkan tergantung
pada jenis radionuklidanya. Kalau sumber radiasinya berupa pesawat sinar-X, maka energi radiasinya
bergantung kepada tegangan anoda (kV). Tabel 1 menunjukkan contoh energi radiasi yang dipancarkan
oleh beberapa radionuklida.
• Dosis radiasi : tingkat perubahan/kerusakan yg dapat ditimbulkan oleh radiasi atau jumlah radiasi yg
terdapat dlam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yg diserap/diterima oleh materi. Nilai dosis
ditentukan oleh kuantitas radiasi, jenis radiasi dan jenis bahan penyerap.
Dampak radiasi terhadap manusia
• Paparan radiasi pada tubuh manusia dapat mengionisasi molekul atau sel dan
efek pada tubuh manusia akibat terpapar radiasi bergantung pada dosis radiasi
yang diterima.
• Menurut Badan peneliti radiasi PBB (UNSCEAR), rata-rata dosis efektif radiasi
per tahun yang diterima manusia dari alam adalah 2,4 mSv, terdiri dari radiasi
kosmik (0,4 mSv), gamma (0,5 mSv), radon (1,2 mSv) dan radiasi internal (0,3
mSv).
• Pada paparan akut dengan dosis tinggi, efek radiasi dapat menyebabkan
kematian sel, gangguan fungsi jaringan dan organ tubuh, bahkan kematian, hal
ini disebut dengan efek deterministik.
• Radiasi juga menyebabkan terbentuknya sel baru yang tidak normal dan
berpotensi kanker pada individu yang terpapar atau penyakit yang diturunkan
pada keturunan, hal ini disebut dengan efek stokastik.
• Badan energi nuklir dunia (IAEA) menggolongkan radiasi sebagai zat
karsinogenik, artinya radiasi pada dosis serendah berapa pun yang diterima
manusia akan menyebabkan efek terhadap sel dan jaringan yang berpotensi
kanker.
• Target organ paparan gas radon adalah sel epitel paru, sehingga dampak
kesehatan akibat paparan gas radon adalah kanker paru. Namun tubuh manusia
memiliki kemampuan mentoleransi paparan radiasi dan radioaktivitas yang ada
di alam
bagian-bagian tubuh manusia akibat
terkena radiasi lingkungan
Pengaruh Penggunaan Radioaktif
Pemantauan Radiasi Lingkungan
• Pemantauan Rutin : pada kondisi operasi normal untuk memastikan bahwa tempat kerja maupun lingkungan cukup
aman
• Pemantauan Operasional : saat akan memulai pekerjaan dan pada saat melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu yang memerlukan perhatian khusus
• Pemantauan khusus : ada kejadian atau kemungkinan terjadinya kondisi abnormal termasuk terjadinya suatu
kecelakaan
secara teknik berupa pembatas fisik yang diteraapkan atau diintegrasikan dalam tekni proteksi
radiasi elektromagnetik,adalah sebagai berikut :
• Penggunaan sistem interlocks
• Pemakaian shielding tetap dalam desain fasilitas dan peralatan
• Penggunaan remote manipulators
• Penggunaan preset timer dalam peralatan radiografi untuk mengendalikan waktu pajanan
cara mengamankan bangunan dari radiasi
• Paparan radon terbesar terjadi di tempat tinggal dan bangunan yang memungkinkan masyarakat
terpapar untuk periode waktu yang lama seperti sekolah, fasilitas umum, dan penginapan.
• Kontribusi berbagai sumber radon adalah seperti masuknya gas dari tanah akibat perbedaan
tekanan, pancaran radon dari bahan bangunan, dan radon dalam air.
• Mekanisme transpor radon yang paling penting adalah melalui aliran udara karena perbedaan
tekanan udara (adveksi) dari tanah ke ruang yang ditempati dan perbedaan konsentrasi gas radon
(difusi).
• Perbedaan tekanan udara antara tanah dan ruangan adalah penyebab utama masuknya radon
sehingga strategi untuk menurunkan dalam ruangan dilakukan dengan membalikkan perbedaan
tekanan tersebut. Hal ini umumnya dicapai dengan dua cara, yaitu: penurunan tekanan tanah secara
aktif (menggunakan kipas angin) atau penurunan tekanan tanah secara pasif (tanpa menggunakan
kipas angin).
• Udara adalah suatu campuran gas yang • Komposisi udara dapat terdiri antara lain :
terdapat pada lapisan yang mengelilingi - Nitrogen (N2) 78,08 %
permukaan bumi
- Oksigen (O2) 20,95 %
• Campuran gas dalam udara selalu
berubah-ubah tergantung pada cuaca, - Argon (Ar) 0,934 %
iklim, lokasi dll - Karbon dioksida (CO2) 0,0314 %
• Udara bebas tidak pernah bersih 100% - Neon (Ne) 0,00182
dari polusi walaupun di dalam hutan - Helium (He) 0,000524
sekalipun, namun dalam taraf yang
sangat rendah di bawah baku mutu - Metana (CH4) 0,000200
udara yang distandarkan - Kripton (Kr) 0,000114
• Komposisi gas dalam udara sangat
beragam
Sumber : Stoker dan Seager (1972)
Pencemaran Udara
• Pencemaran Udara : masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang
menyebabkan perubahan susunan/komposisi udara dari keadaan normalnya
• Pencemaran udara adalah terdapatnya satu atau lebih kontaminan ( yaitu ; debu, jelaga, gas, kabut, bau, asap
atau uap) di atmosfir dalam jumlah yang cukup, yang bersifat dan dalam jangka waktu terentu akan
membahayakan kehidupan manusia, tumbuhan , dan binatang.
• Zat pencemar udara yang paling berpengaruh : karbon monoksida (CO), nitrogen oksida
(NOx), belerang oksida (SOx), hidro karbon (HC), partikel (partikulate), dll.
SISTEM Pencemaran Udara
Reseptor :
Pencemar Atmosferi : Mixing & transformasi kimia
Sumber Emisi : Manusia
Dilusi
Antropogenik Hewan
Reaksi
Tumbuhan
Material
54
CO
Gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak Konst Pengaruh terhadap
berasa. COHb kesehatan
Sumber utama : pembakaran BBM banyak
timbul di perkotaan.
dlm darah
Dampak kesehatan : pusing, pandangan kabur, (%)
hilang daya pikir, sulit bernafas bisa mati !
CO adalah suatu komponen tidak berwarna, < 1.0 Tidak ada pengaruh
tidak berbau dan tidak bersa pada suhu >
192OC 1.0 – 2.0 Penampilan agak tidak
CO dapat dapat berasal dari proses antara lain : normal
a. pembakaran
b. Reaksi antara CO dg komponen lain
c. CO2 terurai menJadi CO dan O
2.0 – 5.0 Berpengaruh terhadap
CO tidak begitu berdampak negatif terhadap fungsi syaraf
tumbuhan
CO berpengaruh negatif pada manusi, hingga > 5.0 Perubahan fungsi jantung
menyebabkan melemahnya sistem syaraf
hingga kematian bila berbentuk COHb yang
masuk melalui pernafasan
10 - 80 Kepala pusing, mual,
pingsan, sukar bernafas,
kematian
Dampak polutan CO pada kesehatan dan lingkungan.
• Emisi CO di negara berkembang, dengan nyata meningkat 40 % dari emisi dunia tahun 1980 sampai 58%
dalam tahun 2005.
• CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan sedikit lebih berat dari udara.
• Penghirupan CO mempunyai dampak pada kesehatan manusia karena affinitas hemoglobin dalam darah
untuk CO adalah kira-kira 240 kali dari affinitas untuk oksigen. Segera setelah terhirup, CO membentuk ikatan
koordinasi dengan atom besi dari kompleks protohaem dalam hemoglobin untuk menghasilkan
karboksihemoglobin (COHb).
• Tingkat COHb dalam manusia dapat mencapai 3 %. Kenaikan tingkat COHb adalah berbahaya untuk orang-
orang yang berpenyakit hati dan pernapasan, wanita hamil, dan anak-anak. Tingkat COHb mendekati 1,2
sampai 1,5 % di dapatkan dalam populasi normal.
NOxx
Gas berwarna merah, bau menyengat.
Sumber : pembakaran BBM dan gas alam, kebakaran hutan, dlsb.
Dampak kesehatan : penyakit pernapasan, emphysema (paru-paru kronis), pembuluih darah
jantung, bronchitis, kanker paru-paru, radang ginjal, dll.
NOx terdiri dari dari gas Nitrit okside (NO) dan Nitrogen diokside (NO2)
Produksi NOx berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam dan bensin
Konsentrasi NOx sebesar > 8 ppm dapat menyebabkan kelainan syaraf & kematian pada manusia
HC
Bisa berupa gas, zat cair maupun zat padat.
Sumber : pembakaran BBM, batubara, hutan, dlsb.
Dampak kesehatan : iritasi mata, hidung, tenggorokan, mual, pusing.
Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung
Hidrokarbon terdiri dari 3 kelompok yakni Alifatik, Aromatik dan Alisiklis
• Pengukuran dengan sensitivitas tinggi adalah sangat dibutuhkan. Instrumen sampling dengan sistem
analisis otomatis yang dapat menyimpan dan mencetak data.
• Pemantauan sumbernya biasanya dilengkapi dengan tanda bahaya (alarm).
• Pemantauan asap dan jelaga dilakukan dengan optik yang diidentifikasi dengan telesmoke, smokescope,
dan umbrascope.
• Pengukuran terhadap partikulat yang dapat jatuh dengan ukuran diameter diatas 10 μm dapat
menggunakan “dust fall jars”.
• Uap dan gas hidrokarbon dianalisisi dengan kromatografi gas. Gas CO dapat dilakukan dengan metode
gravimetri, dan proses kalorimeter, kimia elektrokimia. Sedangkan oksida-oksida sulfur dapat diukur
dengan metode kalorimetri dan konduktometer.
• Penentuan terhadap oksida-oksida nitrogen dilaksanakan dengan metode kalorimeter Jacob-Hockeiser
dan Gries-Hosvay, oksidan fotokimia dilakukan dengan metode Kalium Iodida.
• Metode sampling polutan udara dibagi dalam dua jenis yang umum yaitu dengan sampling udara ambien dan
sampling sumber. Kedua jenis tersebut mempunyai tujuan masing-masingnya.
• Sampling udara ambien bertujuan untuk;
1. Mengetahui tingkat pencemaran suatu lokasi
2. Keperluan pengumpulan data
3. Mengamati kecendrungan tingkat pencemaran
4. Mengaktifkan dan menentukan prosedur pengendalian.
• Dalam pelaksanaannya dialukan dalam beberapa cara:
• Sampling kontinyu pada rentang waktu tertentu dapat kecil, mingguan dan teratur
• Sampling kontinyu pada saat tertentu saja.
• Sampling udara Sumber (Emisi) bertujuan untuk:
1. Mengetahui dipenuhi atau tidaknya peraturan emisi pencemar udara yang dihasilkan oleh suatu sumber.
2. Mengukur tingkat emisi yang dihubungkan dengan laju produksi untuk kebutuhan industri dan lingkungan
3. Mengevaluasi keefektifan teknik pengendalian dan peralatan pengendalian pencemaran udara.
4. Pengukuran sumber (emisi) ini dapat berupa titik (point source), ataupun garis (line source). Sumber utama yang
diawasi dan dipantau adalah sumber tetap, sedangkan sumber bergerak di laksanakan tersendiri.
Sistem rekayasa pengendalian polusi udara
• Dispersi, jatuhan gravitasi, flokulasi, adsorpsi, pengipasan dan absorpsi merupakan
mekanisme untuk mengurangi pencemaran udara.
• Proses dispersi oleh angin akan menjadikan konsentrasi plutan mengecil dan
jatunhan gravitasi untuk jatuhan partikel yang besar, demikian mekanisme lainnya
yang juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lainnya seperti hujan angin, adsorpsi dll.
• Iklim : Keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama
• Proses pertukaran energi dan lengas antara bumi dan atmosfer dalam periode panjang
• Sintesis atau kesimpulan dr perubahan nilai unsur-unsur cuaca dlm jangka panjang di suatu tempat atau pd wilayah
(±30 th).
• Terbentuk dr data cuaca yg dpt mewakili secara benar (representative) keadaan atm suatu tempat yg luas dan dlm
jangka wkt sepanjang mungkin.
• Ilmu Iklim : Klimatologi
CUACA
• keadaan rata-rata udara pada waktu yang relatif singkat dan pada daerah yang sempit
• Nilai sesaat dr atmosfer serta perubahan dlm jangka pendek (<1 – 24 jam) di suatu tempat di permukaan
bumi.
• perubahan keadaan atmosfer dari hari ke hari, perubahan jangka pendek tentang energi lengas dan gerakan
udara
• Ilmu Cuaca : Meteorologi
Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
SUHU/TEMPERATUR
TEKANAN UDARA
KELEMBABAN UDARA
HUJAN
ANGIN
1. Temperatur / Suhu
• Keadaan panas – dinginnya udara
• Sumber matahari
• Alat ukur : Termometer, termograf
• Isoterm : garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang memiliki
suhu yang sama
• Proses pemanasan : Langsung dan tidak langsung
Pemanasan Langsung
• Absorpsi : penyerapan unsur-unsur radiasi matahari
• Refleksi : pemanasan terhadap udara tapi dipantulkan kembali oleh partikel-partikel udara
• Difusi : penyebaran sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah
SIANG HARI
PA
GI
HA
RI
a ARI
H
O RE a
S
a
c b
PERMUKAAN BUMI
Keterangan
Pada pagi hari bidang yang terpanasi adalah a + c
Pada siang hari bidang yanmg dipanasi adalah a
Pada sore hari bidang yang diapanasi adalah a + b
Pada siang hari wilayah a dipanasi matahari lebih intensif
G A
S
SINAR VERTIKAL
N
B SIN
A RM
I RI
NG
c
a
b
KETERANGAN
LEBIH BESAR MASUK SUDUT MATAHARI, LEBIH BESAR INTENSIVITAS PEMENASAN
SINAR A DARI PADA B KARENA BIDANG A < DARI BIDANG B + C
by sakib
Gradien Termis
• = Gradien temperatur vertikal (Lapse-rate)
• Angka yang menunjukkan turunnya suhu udara tiap kenaikan tinggi
tempat
• Rumus
h
T 26C 0,6C
100
2.Tekanan udara
• Tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas wilayah tertentu
• Alat ukur : Barometer
• Satuan : milibar
• Semakin tinggi tempat maka tekanan makin berkurang
• Isobar : garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang memiliki tekanan
yang sama
Gradien barometer
• Tekanan udara antara 2 isobar pada jarak lurus 111 km
• Rumus:
111 km
GB di
H
3. Kelembaban Udara
• Banyaknya uap air yang dikandung dalam udara
• Alat ukur : Higrometer
• Udara dikatakan jenuh jika kelembaban 100%
Macam-macam kelembaban
• Kelembaban mutlak (Absolute Humidity) : jumlah uap air yang terdapat dalam 1 m 3 udara ( gr/m3 )
• Kelembaban maksimum (Maximum Humidity) : jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung oleh udara
dalam suhu tertentu
• Kelembaban Relatif : Perbandingan jumlah uap air yang dikandung udara dengan jumlah maksimum uap air
yang dapat dikandung udara pada suhu dan tekanan yang sama
• Rumus:
Kelembaban Mutlak
RH 100%
Kelembaban Maksimum
4. Perawanan (Cloudness)
• Awan : kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara yang terjadi karena pengembunan/pemadatan udara
setelah melampaui keadaan jenuh
• Titik-titik awan sebenarnya bukan air murni melainkan inti kondensasi yang dikelilingi embun kristal garam
• Hujan Siklonal : terjadi karena angin siklon membuat udara naik dan menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi
• Hujan Muson : hujan yang terjadi karena angin muson membawa uap air ke suatu wilayah
• Hujan Buatan : Mengumpulkan titik-titik air dengan memberi inti kondensasi di udara, berupa butiran garam, urea
dsb
• Syarat hujan buatan :
• Ada awan comulonimbus ± 2 km tebalnya
• Ketinggian awan 5000 – 7000 kaki
• Kecepatan Angin < 8 knot
• RH ≥ 70 %
• Titik air pada awan 1,8 – 2 mikron
Hujan Zenithal / Konveksi
30o-40o LU 0º 30o-40o LS
Hujan Orografis
Hujan Frontal
Daerah Frontal
Massa Udara
Dingin
Manfaat Angin
96
Macam-macam Angin
Macam angin
Angin Lokal
• Angin yang bertiup hanya di tempat- tempat tertentu dan tidak secara kontinyu
• Angin ini bertiup sebagai akibat dari pengaruh kondisi wilayah sekitarnya
Angin lokal :
Angin darat - angin laut
Angin gunung - angin lembah
Angin fohn / angin jatuh
Angin Darat
+
Angin Laut
–
Angin Gunung
–
Angin Lembah
+
Angin Fohn
Nama-nama Angin Fohn di Indonesia
• Bohorok Deli (Sumut)
• Kumbang Cirebon
• Gending Probolinggo
• Grenggong Pasuruan
• Brubu Makasar
• Wambrau P. Biak (Papua)
Angin Muson Angin yang bertiup dengan berganti arah tiap 6 bulan sekali
21 Juni
Equator
0°
21 Mar 22 Sept
JUNI
ASIA SAM PASIFIK
–
SAM HINDIA +
AUSTRALIA
ANGIN MUSON BARAT mendatangkan musim penghujan di Indonesia
DESEMBER
ASIA SAM PASIFIK
+
SAM HINDIA
– AUSTRALIA
Angin siklon dan anti Siklon • Angin Siklon angin yang berputar ke arah masuk
• Angin Anti Siklon angin yg berputar ke arah luar
+ + – –
Belahan Bumi
– – + –
+ +
Utara
+ –
+ + – –
Belahan Bumi
– – + –
+ +
Selatan
+ –
Sistem pergerakan angin Global di Muka Bumi
Kutub Utara
+
– – – – – 60° LS
Etesia + + + + + + + 30 - 40° LU
– – – – – – –
Khatulistiwa
Etesia + + + + + + +
30 - 40° LS
– – – – –
60° LS
+
Kutub Selatan
Angin Passat (Trade wind)
• Angin yang bertiup dari zona tekanan maksimun subtropis menuju zona tekanan minimum equator
• Angin Passat timur Laut belahan bumi utara
• Angin Passat Tenggara Belahan bumi selatan
Anti Pasat
Pasat
0°
Angin Barat (Westerlies)
• Angin yang bertiup dari zona tekanan maksimum subtropik menuju zona tekanan minimum sub-arktik
• Karena pengaruh rotasi maka angin ini berbelok menuju timur sehinga seolah-olah datang dari arah barat
112
• menurut Koppen
60 Af
CH bulan terkering
40 Am
Aw
20
0
1000 1500 2000 2500
CH Tahunan
Iklim Junghuhn
11,1 – 6,2ºC
Zone dingin
Lumut
2500 m
17,1 – 11,1ºC
Zone sejuk Kopi, kina, Sayuran, Pinus
1500 m
22 – 17,1ºC
Zone sedang Kopi, Kina, Karet, Teh
600 m
26,3 - 22ºC
Karet, Coklat, tembakau, Karet, Tebu, Jagung, Padi,
Zone panas
Kelapa
0m
Menurut MOHR: TEMPERATUR, HUJAN (5DAERAH) Menurut OLDEMAN:
I. Daerah Basah : CH > 100 mm / bulan KEBUTUHAN AIR UNTUK
II. Daerah Agak Basah TANAMAN PADI
III. Daerah Agak Kering A. Lebih dari 9 bulan basah berurutan
IV. Daerah Kering : CH < 60 mm / bulan B. 7 – 9 bulan basah berurutan
V. Daerah Sangat Kering C. 5 – 6 bulan basah berurutan
D. 3 – 4 bulan basah berurutan
E. < 3 bulan basah berurutan
• Menurut Schmidt-Fergusson
Tipe A jika Q = 0% - 14,3%
Tipe B jika Q =14,3% - 33,3%
Tipe C jika Q =33,3% - 60%
rata - rata bulan kering
Tipe D jika Q =60% - 100%
Tipe E jika Q = 100% - 167%
Q 100 %
Tipe F jika Q = 167% - 300%
rata - rata bulan basah
Tipe G jika Q = 300% - 700%
Tipe H jika Q = > 700%
Nilai Q
• Q = 0 – 14,3% A (Sangat Basah)
• Q = 14,3 – 33,3% B (Basah)
• Q = 33,3 – 60% C (Agak Basah)
• Q = 60 – 100% D (Sedang)
• Q = 100 – 167% E (Agak Kering)
• Q = 167 – 300% F (Kering)
• Q = 300 – 700% G (Sangat Kering)
• Q > 700% H (Luar Biasa Kering)
MUSIM DI INDONESIA
121
Faktor pengendali Unsur-unsur iklim
1. Pancaran radiasi surya
1. Penerimaan radiasi dan
2. Letak lintang (latitude)
lama penyinaran
3. Ketinggian tempat (altitude)
4. Posisi tempat thd lautan 2. suhu udara
5. Pusat tekanan tinggi dan 3. kelembaban udara
rendah 4. tekanan udara
6. Aliran massa udara 5. Kec. Dan arah angin Distribusi tipe
7. Halangan oleh pegunungan 6. Evaporasi cuaca dan tipe
8. Arus laut 7. Presipitasi iklim
9. Unsur cuaca/iklim
8. suhu tanah
• Perubahan iklim adalah perubahan yang signifikan dalam pengukuran iklim seperti
temperatur, hujan, angin) yang terjadi dalam periode yang lama seperti 10 tahun atau
lebih.
• United Nations Forum Convention on Climate Change (UNFCCC) mendefinisikan
Perubahan Iklim sebagai perubahan dalam iklim yang disebabkan oleh langsung atau
tidak langsung dari kegiatan manusia yang mengubah komposisi dari atmosfir global.
• Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan signifikan dari iklim maupun
variabilitas iklim yang menetap dalam jangka waktu yang lama (satu dekade)
atau seterusnya (IPCC, 2001).
CO
2
CFC 5
Global
Warming
N
2 O
CH 4
Asap Kendaraan
Bermotor Sampah / bangkai
Akibat Global warming
Kerusakan hutan
Meningkatnya
badai dan kilat
Pengungsian Ketidakmampuan
Species untuk
beradaptasi Meningkatnya
terhadap iklim muka air laut
2. El Nino
• Peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut pantai barat Peru-Equador yang mengakibatkan
gangguan iklim secara global
• Gejala yang terjadi : Kekeringan di Asia dan Afrika
3. La Nina
• Kebalikan dari El Nino, konsentrasi panas terjadi di wilayah Indonesia sehingga angin basah
sekitar Pasifik dan Samudera Hindia bergerak ke Indonesia
• Gejalanya : musim hujan yang lama di Indonesia dan sekitarnya
Dampak Potensial Perubahan Iklim
Distribusi Global Perubahan Iklim
• Efek perubahan iklim akan tidak sama di semua tempat, misalnya tidak semua
populasi penduduk mengalami risiko banjir di daerah pantai
• Banjir karena serangan badai telah mengancam 50 juta penduduk setiap tahun,
Apabila permukaan air laut naik setinggi 0,5 M, angka ini dapat meningkat dua
kalinya
• Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa gletser di Greenland telah mencair
dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dgn tahun-tahun sebelumnya, akan
membahayakan bagi masyarakat yang tinggal di daerah pantai yang rendah
Adaptasi perubahan iklim
• Adaptasi adalah langkah-langkah yang diambil dalam rangka mengantisipasi dampak-dampak perubahan
iklim.
• Adaptasi dilakukan dengan mengembangkan kerangka kebijakan, memperkuat kajian kerentanan dampak
perubahan iklim, peningkatan kapasitas semua pihak dan memperkuat implementasi dengan kerjasama
antar pihak.
Adaptasi adalah berbagai tindakan penyesuaian diri terhadap kondisi perubahan iklim yang
terjadi.
Hingga saat ini, kegiatan adaptasi difokuskan pada area-area yang dianggap rentan terhadap
perubahan iklim yaitu daerah pantai, sumber daya air, pertanian, kesehatan manusia dan
infrastruktur.
Perubahan dan Variabilitas
Iklim
Dampak
Mitigasi Adaptasi
Respon
Tujuan adaptasi: Tipe data iklim yang diperlukan
untuk kajian dampak:
- Perencanaan yang lebih baik dengan mempertimbangkan kondisi iklim - Perubahan iklim rata-rata jangka
(perubahan iklim) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan (contoh: panjang (exposure’s mean change)
pengelolaan sumberdaya air, pertanian)
- Potensi intensitas dan frekuensi
- Mengurangi kemungkinan bencana dikarenakan iklim (contoh: banjir, iklim ekstrim (variability of
kekeringan, kebakaran hutan, longsor) exposures)
Pemerintah : Masyarakat
KEGIATAN ADAPTASI :
Pembangunan tanggul-tanggul di daerah pantai
Perlindungan terhadap pelabuhan, bangunan atau infrastruktur
lainnya yang rentan terhadap kenaikan air laut
Konservasi air a.l . melalui kampanye publik untuk mencegah
kontaminasi oleh air laut
Penerapan teknologi untuk memperoleh air bersih dari air yang
telah tercemar
Perubahan pola penangkapan ikan oleh nelayan
PERTANIAN
KEGIATAN ADAPTASI :
Konservasi air dan tanah
Aforestasi melalui agroforestry dengan tanaman pengikat nitrogen
Penyesuaian waktu tanam yang dilakukan oleh petani
Penanaman jenis tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim
KESEHATAN MANUSIA
Dampak Perubahan Iklim:
Peningkatan kasus-kasus akibat
Malaria
Demam berdarah
diare
KEGIATAN ADAPTASI :
Pemusnahan tempat perkembangbiakan nyamuk
Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap lokasi-lokasi perkembangbiakan nyamuk
Peningkatan akses terhadap air bersih
Peningkatan imunisasi dan kampanye ASI
Peningkatan kebersihan diri dan sanitasi perorangan
Peningkatan system drainase dan pengelolaan banjir
Jalur dimana perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia
Pengaruh moderat
Efek Kesehatan
Usaha Adaptasi
Sumber : Patz JA and Kovats RS (2002) Hot spots in climate change and human health,
British Medical Journal 325: 1094-1098
Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Penyakit Diare
• Dua juta anak-anak meninggal setiap tahunnya di negara-negara berpenghasilan menengah
kebawah walaupun sudah ada peningkatan penggunaan oralit untuk terapinya
• Kesakitan dan kematian tersebut berhubungan dengan pemakaian air tidak memenuhi syarat
kesehatan serta higiene dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai.
• Walaupun demikian, diare juga masih menjadi masalah di negara-negara dengan penduduk
berpenghasilan menengah keatas, karena diare tidak hanya berhubungan dengan higiene dan
sanitasi lingkungan, tetapi juga berhubungan dengan praktek higiene dan keamanan pangan.
Variasi Musiman
• Terdapat variasi musiman dalam penyakit diare, dimana pada peningkatan temperatur
berhubungan dengan peningkatan jml penderita diare yang masuk rumah sakit
• Studi terhadap orang Peru menunjukkan bahwa penderita diare yang masuk rumah sakit
meningkat sebanyak 4 % untuk setiap peningkatan temperatur 1 0C di musim kemarau, dan
meningkat 12 % untuk setiap peningkatan temperatur 1 0C di musim penghujan.
• Di Fiji studi pada hal yang sama menunjukkan adanya peningkatan kasus bulanan 3 % untuk
setiap peningkatan temperatur per 1 0C (Singh et al., 2001).
Dampak Terhadap Penyakit Typhus, Cholera dan Disentri
• Perubahan iklim diprediksi berdampak terhadap penyakit diare seperti kholera, karena perubahan
curah hujan menyebabkan banjir di musim penghujan yang berakibat epidemi dan sebaliknya
terjadi kekeringan di musim kemarau.
• Perubahan ini juga berdampak terhadap penyediaan air bersih dan sanitasi yang adekuat, serta
juga tersedianya makanan yang higienis dan kemampuan menerapkan praktek higiene yang baik
Data Laboratoris
• Penelitian laboratoris menyebutkan bahwa tingkat
replikasi virus Dengue berhubungan dgn kenaikan
temperatur
• Dalam penelitian ini ditunjukkan dengan model pengaruh
perubahan temperatur secara relatif akan memberikan
virus kesempatan untuk memasuki populasi manusia
yang rentan terhadap risiko terjangkit
(1) peningkatan distribusi penyakit malaria, dimana saat ini epidemi malaria dibatasi oleh temperatur,
sekarang mungkin terjadi di area yang baru;
(2) atau sebaliknya menurunkan distribusi karena daerah ini menjadi terlalu kering untuk nyamuk untuk
secara cukup jumlahnya menularkan penyakit;
(3) peningkatan atau penurunan bulan-bulan penularan;
(4) meningkatkan risiko wabah lokal di daerah dimana penyakit malaria diberantas tetapi vektor masih
terdapat, seperti di Inggris atau Amerika Serikat.
Sustainable Development
• Pembangunan berkelanjutan sangat krusial dalam kerangka mitigasi yang sukses terhadap
perubahan iklim
• Tidak hanya generasi mendatang saja yang berada dalam ancaman bahaya, beberapa
masyarakat di wilayah tertentu telah mengalami dampak perubahan iklim seperti pulau2
kecil dan beberapa negara sedang berkembang
• Tindakan nyata dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim membutuhkan (1) fokus
pada keadilan dan kesinambungan pembangunan dengan bekerja pada berbagai tingkatan;
(2) bekerja sama secara konstruktif pada tingkat internasional; dan (3) kebijakan nasional
yang kuat dan juga secara individual (Landon, 2006).
Sepuluh Negara Terbanyak
Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca Di Dunia
20,8 25
6,2 10
5,5
3,8
3,0 2,6 5
2,0 2,0 1,6
Germany
Jepang
Russia
Brazil
China
India
Indonesia
AS
Canada
UK
Mitigasi
• Mitigasi dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi dampak perubahan iklim.
• Mitigasi dilakukan dengan menyusun Rencana Aksi Gas Rumah Kaca pada tingkat Nasional dan Provinsi.
• Mitigasi pada tingkat kabupaten
Kegiatan Mitigasi :
BAHAN KEGUNAAN
Penerapan
Merambat Lurus Dapat Dipantulkan Memiliki warna
Sumber Pencahayaan
1. Pencahayaan Alami
adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya yang berasal dari alam, seperti matahari, bintang, dll.
keuntungan yaitu :
• hemat energi listrik,
• dapat membunuh kuman penyakit,
• variasi intensitas cahaya matahari dapat membuat suasana ruangan memiliki efek yang berbeda – beda,
seperti pada hari mendung, suasana di dalam ruangan akan memiliki efek sejuk, dan hari cerah
menyebabkan suasana bersemangat,
Kelemahan dari pencahayaan alami yaitu :
• tidak dapat mengatur intensitas terang cahaya matahari sehingga jika cuaca terik akan menimbulkan
kesilauan,
• sumber pencahayaan alami yaitu matahari dapat menghasilkan panas, dan
• distribusi cahaya yang dihasilkan tidak merata.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya selain cahaya alami,
contohnya lampu listrik, lampu minyak tanah, lampu gas, dll
Keuntungan :
• dapat menghasilkan pencahayaan yang merata,
• dapat menghasilkan pencahayaan khusus sesuai yang diinginkan,
• dapat menerangi semua daerah pada ruangan yang tidak terjangkau oleh sinar matahari, dan
• dapat menghasilkan pencahayaan yang konstan setiap waktu.
Kelemahan :
• memerlukan energi listrik sehingga menambah biaya yang dikeluarkan,
• tidak dapat digunakan selamanya karena lampu dapat rusak.
Macam – Macam Sumber Cahaya
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
• Lampu pijar merupakan salah satu lampu yang paling tua usianya sejak pertama kali dikembangkan oleh
Thomas Alfa Edison. Lampu yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bohlam karena bentuknya yang
menyerupai bola.
• Dari total energi listrik yang digunakan oleh lampu pijar, hanya sekitar 10% saja yang diubah menjadi cahaya,
sedangkan sekitar 90% lainnya dibuang sebagai energi panas. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan usia lampu pijar menjadi pendek (sekitar 1000 jam).
• Warna kekuningan (warm light) yang dihasilkan lampu pijar mampu menciptakan suasana hangat, akrab,
lebih alami, dan teduh sehingga lampu pijar sering digunakan sebagai lampu utama pada hunian.
Note :
Jika salah satu karton posisinya digeser maka cahaya
tidak dapat diteruskan.
SIFAT-SIFAT CAHAYA
2. Cahaya Menembus Benda Bening
Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi :
o Benda tidak tembus cahaya (Benda Gelap) tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya.
Apabila dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan.
Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Contoh : kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok
o Benda tembus cahaya (Benda bening) dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh : kaca.
o Benda keruh adalah benda yang hanya dapat meneruskan cahaya sebagian.
Contoh : kain, kertas, dll
SIFAT-SIFAT CAHAYA
3. Cahaya Dapat Dipantulkan
Jika cahaya mengenai benda gelap cahaya akan dipantulkan kembali oleh benda itu.
b) Pemantulan baur / difus : terjadi jika cahaya mengenai permukaan benda yang tuidak rata
atau kasar.
Cermin dibedakan menjadi 3 macam :
a. Cermin datar : sifat bayangannya adalah semu, tegak, sama besar
b.Cermin cekung (diletakkan dekat) : sifat bayangannya semu, tegak, dan lebih besar.
Cermin cekung (diletakkan pusat) : sifat bayangannya sejati, terbalik, dan sama besar.
Cermin cekung (diletakkan jauh) : sifat bayangannya sejati, terbalik, dan lebih kecil.
Contoh : sendok sisi cekung, senter, lampu mobil
c. Cermin cembung ; sifat bayangannya adalah semu, tegak, lebih kecil dari bendanya
Contoh : kaca spion
Bayangan yang terbentuk
• Jika sebuah benda diletakkan di antara dua buah cermin yang membentuk sudut α, maka banyaknya
bayangan (n) yang dibentuk adalah :
• Contoh : Sebuah benda diletakkan di antara dua buah cermin datar yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk sudut sebesar 60º satu sama lain. Berapakah jumlah bayangan benda yang
terbentuk?
Penyelesaian:
Diketahui : α = 60º
Ditanya : n = ?
Jawab:
=6–1
= 5 buah bayangan
Jadi, banyaknya bayangan yang terbentuk adalah 5 buah bayangan.
SIFAT-SIFAT CAHAYA
4. Cahaya Dapat Dibiaskan
Pembiasan cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya.
Cahaya akan mengalami pembiasan jika merambat melalui dua media yang
kerapatannya berbeda. (Snellius)
Jika cahaya datang dari suatu zat yang kerapatannya kurang (udara) menuju ke zat
yang kerapatannya lebih besar (air), cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.
Jika cahaya datang dari suatu zat yang kerapatannya lebih besar (air) menuju ke zat
yang kerapatannya kurang (udara), cahaya akan dibiaskan menjauhigaris normal.
Menghitung Kuat Lensa :
P = 1/f
dengan:
• P = kekuatan lensa (dioptri)
• f = jarak fokus lensa (meter)
SIFAT-SIFAT CAHAYA
5. Cahaya Dapat diuraikan
Cahaya putih merupakan gabungan dari beberapa warna.
Pelangi memiliki warna me – ji – ku – hi – bi – ni – u.
Pelangi merupakan proses penguraian cahaya matahari oleh titik-titik air hujan. Warna putih dari cahaya matahari diuraikan menjadi
warna me-ji-ku-hi-bi-ni-u.
Penguraian cahaya putih menjadi cahaya mejikuhibiniu disebut Dispersi Cahaya.
Spektrum cahaya merupakan penggabungan warna mejikuhibiniu akan menghasilkan warna putih.
BAB VII AKUSTIK LINGKUNGAN
• Kata akustik berasal dari bahasa Yunani yaitu akoustikos, yang artinya segala sesuatu yang
bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu
bunyi.
• ilmu Akustik adalah cabang fisika yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta segala
gejalanya.
• Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu
murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan
kebisingan
• Cabang-cabang ilmu akustik dapat disebutkan sbb :
• Akustik Arsitektur (Arcitectural Acoustics)
• Akustik Udara (Aero Acoustics)
• Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)
• Akustik Elektro (Electro Acoustics)
• Akustik Lingkungan (Environmental Acoustics)
• Pengendalian Bising Industri (Industrial Noise Control)
• Ultrasonik (Ultrasonics)
•
• Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana kondisi ideal
disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.
penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi bentuk lain biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau
ketika menumbuk suatu permukaan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Bunyi :
• Ukuran serat
• Ukuran serat yang kecil akan lebih mudah untuk berpropagasi dibandingkan dengan serat yang
lebih besar. Koefisien serap bunyi meningkat seiring dengan menurunnya diameter serat
• Porositas (rongga pori)
• Kemampuan serap material lunak sangat bergantung pada frekuensi bunyi yang mengenainya.
Secara umum, material lunak akan menyerap baik bunyi – bunyi berfrekuensi tinggi. Material
dengan pori besar memiliki koefisien serap bunyi yang baik pada frekuensi 200 Hz – 2000 Hz.
Sementara material porus dengan pori kecil menyerap baik pada frekuensi lebih tinggi.
• Ketebalan
• bahan berserat umumnya dibutuhkan ketebalan yang lebih besar untuk menyerap suara dengan
frekuensi yang rendah. Oleh karena itu ketebalan akan mempengaruhi nilai koefisien serap
bunyi.
• Densitas : semakin besar kerapatan semakin rendah nilai koefisien serapnya.
• Resistensi aliran udara
2. Penyerap panel
Penyerap panel atau selaput yang tidak dilubangi mewakili kelompok bahan-bahan
penyerap bunyi yang kedua. Panel merupakan penyerap energi bunyi berfrekuensi
rendah yang efisien. Bila dipilih dengan benar, panel penyerap mengimbangi penyerapan
frekuensi sedang dan tinggi oleh bahan berpori dan isi ruang. Ketika gelombang bunyi
datang dan menimpa panel, panel akan ikut bergetar dan selanjutnya getaran diteruskan
pada ruang berisi udara di belakangnya.
3. Resonator rongga
Resonator rongga (Helmholtz) terdiri dari sejumlah udara tertutup yang dibatasi oleh dinding-
dinding tegar dan dihubungkan oleh lubang/celah sempit ke ruang sekitarnya, di mana
gelombang bunyi merambat. Resonator rongga memiliki daya serap maksimum pada daerah
pita frekuensi rendah yang sempit dan sangat selektif
2. Bunyi
• secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan , pergeseran partikel dalam medium elastik seperti
udara, yang disebut juga bunyi obyektif.
• secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan penyimpangan fisis yang disebut
juga bunyi subyektif
• Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena energi membuat (partikel)
udara merapat dan meregang, dengan cara ini pula energi dirambatkan keseluruh ruangan.
• Tidak semua gelombang bunyi dapat didengar oleh indra pendengaran manusia. Telinga manusia
hanya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20 Hz hingga 20 KHz, daerah frekuensi ini disebut
daerah pendengaran manusia (audible range), sedangkan dibawah 20 Hz di sebut infrasonic, misalnya
suara dari gempa bumi, sedangkan frekuensi diatas 20 KHz disebut ultrasonic, misalnya gelombang
suara yang dimanfaatkan dalam pendeteksian janin dalam rahim
Terjadinya bunyi :
• Bunyi merupakan rangkaian perubahan tekanan yang terjadi secara cepat di udara.
• Perubahan tekanan ini disebabkan oleh adanya objek yang bergerak cepat atau bergetar, yang kemudian
disebut sebagai sumber bunyi.
• Objek sumber bunyi dapat berupa zat ( benda) padat atau udara. Baik pada objek padat maupun
udara,untuk menjadi sumber bunyi, gerakan atau getarannya harus disertai dengan gerakan atau getaran
objek yang lain, sehingga saling bersentuhan.
Sensasi bunyi, agar dapat di dengar manusia, memerlukan tiga aspek yang harus ada dalam waktu bersamaan,
yaitu :
1. Sumber bunyi,
2. Medium penghantar gelombang bunyi,
3. Telinga dan saraf pendengaran yang sehat
• Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak bisa melalui vakum,
karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan mentransmisikan getaran.
• Kecepatan bunyi di udara bervariasi, tergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur
udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi
semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di
udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat
cair dan udara.
• Cepat rambat bunyi di udara bergantung pada jenis partikel yang membentuk udara tersebut. Persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
γ = konstanta Laplace
R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)
• Cepat rambat bunyi dalam zat padat ditentukan oleh modulus Young dan massa jenis zat tersebut.
Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
E = modulus Young zat padat (N/m3)
ρ = massa jenis zat padat (kg/m2)
• Di dalam zat cair, cepat rambat bunyi ditentukan oleh modulus Bulk dan kerapatan (massa jenis) cairan tersebut.
Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
B = modulus Bulk (N/m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)
3. Intensitas dan Energi Bunyi
• Intensitas bunyi adalah jumlah rata-rata energi yang dibawa persatuan waktu oleh gelombang bunyi
persatuan luas permukaan yang tegak lurus pada arah rambatan.
• Dengan kata lain, intensitas meupakan daya ratarata persatuan luas. Intensitas bunyi dapat ditentukan
dengan:
𝐼= I = intensitas bunyi (W/m2 )
W = daya akustik (Watt)
A = luas area permukaan (m2 )
• Energi yang ada pada sumber bunyi di definisikan sebagai daya atau kekuatan sehingga diukur menggunakan
satuan watt (W) atau jumlah energi yang dihasilkan setiap detik. Energi bunyi (terutama yang tidak
dihendaki) dapat berubah menjadi kalor saat terjadi peristiwa penyerapan oleh bidang pembatas/
penghalang
• Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo. Semakin besar amplitudo, maka akan semakin keras
bunyinya.
• Hubungan intensitas dengan amplitudo dan tekanan dapat dilihat pada persamaan berikut :
𝐼 = 𝐵ωkA2 = =
B adalah modulus Bulk (Pa)
𝜔 adalah kecepatan sudut (rad/s)
A adalah amplitudo pergeseran (m)
k adalah bilangan gelombang (rad/m)
v adalah kecepatan rambat bunyi (m/s)
𝜌 adalah kerapatan udara (kg/m3)
P adalah amplitudo tekanan (Pa)
• semakin besar energi bunyi yang dibawa oleh gelombang maka akan semakin besar intensitasnya.
• Energi bunyi memiliki bentuk yang sama dengan energi benda bergetar. Energi bunyi sebanding dengan
kuadrat frekuensi dan amplitudo sumber bunyi :
E adalah energi bunyi (J)
𝐸≈ 𝐴𝑂2 𝑓2 Ao adalah amplitudo sumber bunyi (m)
f adalah frekuensi gelombang bunyi (Hz)
• Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh
telinga, Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10 watt/m2
• Intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga
tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2
• Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur
dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam persamaan : dengan :
Efek Doppler
• Efek Doppler adalah perubahan frekuensi yang diterima pendengar dibanding dengan frekuensi
sumbernya akibat gerak relatif pendengar dan sumber.
• Gejala perubahan frekuensi ini ditemukan oleh Christian Johanm Doppler (1803-1855), seorang fisikawan
Austria. Secara matematis efek Doppler dinyatakan sebagai berikut.
5. Jarak tempuh
Gelombang bunyi yang merambat dari sumber bunyi dan menempuh jarak tertentu akan menurun kekuatannya ( bunyi
terdengar lebih pelan) dan lama Universitas Sumatera Utara 13 kelamaaan akan hilang, meski sesungguhnya ketika
dikaitkan dengan energy yang dimilikinya, energi tersebut tidak hilang tetapi berubah bentuk. Melemahnya energi yang
dimiliki sumber bunyi disebabkan oleh karena energi yang sama harus merambat menyebar pada area yang lebih luas
Kebisingan
• Bising (noise) diartikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat merusak pendengaran
manusia.
• Menurut (Sander dan McCormick,1987) dalam buku Mediastika(2009) toleransi manusia terhadap
kebisingan bergantung pada faktor akustikal dan nonakustikal.
• Faktor akustikal meliputi: tingkat kekerasan bunyi, frekuensi bunyi, durasi munculnya bunyi,
fluktasi kekerasan bunyi, dan waktu munculnya bunyi.
• faktor non-akustikal meliputi: pengalaman terhadap kebisingan, kegiatan, perkiraan terhadap
kemungkinan munculnya kebisingan, manfaat objek yang menghasilkan kebisingan,
kepribadiaan, lingkungan dan keadaan.
• Kebisingan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: kebisingan tunggal dan kebisingan
majemuk.
• Kebisingan tunggal dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk titik
• kebisingan majemuk dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk garis.
Sumber-sumber Kebisingan
1. Sumber bising interior
Berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga, atau mesin-mesin gedung. Keberadaan dinding-dinding
pemisah, lantai, pintu, dan jendela harus dirancang sedemikian agar dapat mengadakan perlindungan yang
cukup terhadap bising-bising ini di dalam gedung.
• Perencanaan lingkungan
langkah yang tepat untuk lingkungan perkotaan karena pertumbuhan transportasi darat dan udara
yang cepat di perkotaan menyebabkan kebisingan menjadi masalah serius.
• Rancangan arsitektur
Rancangan arsitektur yang baik dengan memperhatikan kebutuhan akan pengendalian kualitas
bunyi adalah pendekatan yang paling ekonomis dalam mengendalikan kebisingan yang cukup
efektif dalam bangunan
• Penyerapan bunyi
Tingkat bising bunyi dengung dapat direduksi sampai batas tertentu dengan upaya penyerapan bunyi.
Penggunaan bahan penyerap bunyi dalam suatu ruang tidak bolrh dianggap sebagai pengganti atau
pengobatan insulasi bunyi yang tidak sempurna.
• Bencana geologi. Antara lain letusan gunung api, gempa bumi/tsunami, dan
longsor/gerakan tanah.
• Bencana hidrometeorologi. Antara lain banjir, banjir bandang, badai/angin topan,
kekeringan, rob/air laut pasang, dan kebakaran hutan.
• Bencana biologi. Antara lain epidemi dan penyakit tanaman/hewan.
• Bencana kegagalan teknologi. Antara lain kecelakaan/kegagalan industri,
kecelakaan transportasi, kesalahan desain teknologi, dan kelalaian manusia dalam
pengoperasian produk teknologi.
• Bencana lingkungan. Antara lain pencemaran, abrasi pantai, kebakaran (urban
fire), kegundulan hutan dan kebakaran hutan (forest fire).
• Bencana sosial. Antara lain konflik sosial, terorisme/ledakan bom, dan eksodus
(pengungsian/berpindah tempat secara besar-besaran)
Bencana Alam serta gejala Ikutannya..
Bencana Alam serta gejala Ikutannya..
Faktor Penyebab Terjadinya Bencana
Terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya bencana, yaitu :
1. Faktor alam (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur tangan
manusia.
2. Faktor non-alam (nonnatural disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga
bukan akibat perbuatan manusia,
3. Faktor sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia,
misalnya konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme.
Secara umum faktor penyebab terjadinya bencana adalah karena adanya interaksi antara
ancaman (hazard) dan kerentanan (vulnerability).
Dalam upaya pengurangan risiko bencana, dampak sebuah bencana dapat diprediksi dengan
mengidentifikasi beberapa hal di bawah ini :
• Resiko (risk) :
Besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia, kerusakan dan
kerugian ekonomi yg disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu
waktu tertentu. Resiko biasanya dihitung secara matematis, merupakan
probabilitas dari dampak atau konsekwesi suatu bahaya
Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana
• Kesiapsiagaan
• Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU
24/2007)
• Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.
• Peringatan Dini
• Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007)
• Pemberian peringatan dini harus :
• Menjangkau masyarakat (accesible)
• Segera (immediate)
• Tegas tidak membingungkan (coherent)
• Bersifat resmi (official)
• Mitigasi Bencana
• Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)
• Bentuk mitigasi :
• Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
• Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)
201
• Tanggap Darurat (response)
• Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian.
• Pemulihan (recovery)
• Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.
• Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan,
listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll)
• Rehabilitasi (rehabilitation)
• Rekonstruksi (reconstruction)
• Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama
atau lebih baik dari sebelumnya.
Gempa Bumi
• Adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi
dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
• Disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
• Ilmuan yang mempelajari tentang gempabumi disebut seismologist dan alat yang
digunakan seismologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut seismograf.
• Ciri-Ciri Umum Gunung Api akan Meletus :
• Suhu di sekitar gunung naik.
• Mata air menjadi kering
• Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
• Tumbuhan di sekitar gunung layu
• Binatang di sekitar gunung bermigrasI
Jenis:
• Gempa runtuhan : Gempa yang muncul akibat longsoran dan merupakan gempa kecil.Kekuatan gempa
mungkin sangat kecil
• Gempa Bumi Tektonik : Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi
• Pusat gempa tektonik dapat berada di daratan dan lautan.
• Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan gempa bumi di dasar laut.
• Gempa bumi seperti ini dapat menyebabkan gelombang hebat yang disebut stunami. Terjadi
akibat adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari kecil – besar
• Banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi
• Disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik
• Penyebab gempabumi tektonik dikarenakan adanya proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
dan aktivitas sesar dipermukaan bumi serta pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadinya
runtuhan tanah, aktivitas Gunung api, ledakan Nuklir
Ciri – Ciri Gempa Bumi Tektonik Berpotensi Tsunami :
• Gempabumi yang berpotensi tsunami merupakan gempabumi dengan pusat gempa di
dasar laut berkekuatan gempa >7 SR dengan kedalaman kurang dari 60-70 Km dan terjadi
deformasi vertical dasar laut dengan magnitudo gempa lebih besar dari 6 ,0 Skala Richter
serta jenis patahan turun (normal faulth) atau patahan naik (thrush faulth).
• Tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik dipengaruhi oleh kedalaman sumber gempa
serta panjang, kedalaman, dan arah patahan tektonik.
• Pada umumnya, tsunami baru mungkin terjadi apabila kedalaman pusat gempa kurang dari
60 km di bawah permukaan laut. Segera setelah dibangkitkan tsunami merambat ke segala
arah.
• Selama perambatan, tinggi gelombang semakin besar akibat pengaruh pendangkalan dasar
laut. Ketika mencapai pantai, massa air akan merambat naik menuju ke daratan.
• Tinggi gelombang tsunami ketika mencapai pantai sangat dipengaruhi oleh kontur dasar
laut di sekitar pantai tersebut, sedangkan jauhnya limpasan tsunami ke arah darat sangat
dipengaruhi oleh topografi dan penggunaan lahan di wilayah pantai yang bersangkutan.
Mekanisme Gempabumi
• Gempabumi dihasilkan oleh strain energi elastis yang memancarkan gelombang
seismik. Gempabumi biasanya terjadi akibat pergerakan sesar atau terjadinya
deformasi pada kerak bumi bagian atas. Sebagian besar gempabumi adalah
gempabumi tektonik yaitu gempabumi yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng
tektonik. Oleh karena itu, daerah di sekitar pertemuan antar lempeng tektonik adalah
daerah yang sering terjadi gempa bumi.
• Teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya gempa bumi akibat penyesaran adalah
teori bingkas elastis atau ellastic rebound theory. Pada dasarnya teori bingkas elastis
menyatakan bahwa gempabumi terjadi akibat proses penyesaran di dalam kerak bumi
akibat pelepasan mendadak dari strain elastik yang melampaui kekuatan batuan.
• Semakin tinggi kekuatan batuan dalam menahan stress maka semakin besar pula
energi yang dilepaskan (Lowrie, 2007). Dengan perkataan lain, semakin besar periode
ulang suatu gempabumi semakin besar pula gempabumi yang akan terjadi. Semakin
besar magnitudo gempabumi maka makin besar pula percepatan tanah yang terjadi di
suatu tempat.
Penyebab Terjadinya Gempabumi
• Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung di atas astenosfer yang cair dan
panas. Oleh karena itu, lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama
lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi
tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempabumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.
• Lapisan atas bumi yaitu litosfer, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada
pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut
astenosfer. Lapisan ini selalu dalam keadaan tidak kaku karena panasnya, sehingga dapat bergerak
sesuai dengan proses pendistribusian panas yang disebut aliran konveksi.
• Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfer padat dan terapung di atas astenosfer ikut
bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan suatu lempeng tektonik relatif terhadap
lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (divergen), saling mendekati
(konvergen) dan saling geser (transform)
• Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur
sebesar 0-15 cm pertahun. Kadang-kadang gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga
terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng
tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak
yang kita kenal sebagai gempabumi .
Gerakan Lempeng Bumi
Parameter Sumber Gempabumi
Episenter yakni titik sumber gempa yang diproyeksikan ke atas permukaan bumi.
• Metode untuk menentukan posisi episenter antara lain:
1. Metode Hiperbola. Metode ini menggunakan data waktu tiba gelombang P di
tiga stasiun. Parameter yang harus diketahui adalah kecepatan gelombang harus
konstan dan sumbernya dianggap di permukaan (kedalamannya = 0).
2. Metode Lingkaran. Metode ini menggunakan prinsip lingkaran untuk
menentukan posisi episenter, yaitu menggambar lingkaran dengan stasiun
sebagai pusatnya dan jarak episenter sebagai jari-jarinya. Dengan menggunakan
data waktu tiba dari tiga stasiun, maka akan didapatkan tiga lingkaran yang
berpotongan. Episenter adalah perpotongan ketiga lingkaran tersebut.
3. Metode Galitzin. Metode ini memungkinkan penentuan posisi episenter hanya
dengan menggunakan data dari satu stasiun. Data yang digunakan adalah data
amplitudo komponen horizontal (Utara-Selatan dan Timur- Barat) dan komponen
vertikal serta selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S.
4. Metode Richter. Metode ini sangat kuantitatif karena menggunakan data waktu
tiba gelombang P dari banyak stasiun.
Kedalaman gempa, yakni kedalaman sumber gempa diukur dari episenter.
• Kedalaman gempa dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kedalaman dangkal, biasanya gempabumi yang terjadi pada kedalaman
kurang dari 60 km dan biasanya yang disebut dengan normal untuk
gempa-gempa yang mempunyai kedalaman 33 km.
2. Kedalaman menengah, untuk gempa-gempa yang mempunyai
kedalaman 60 sampai dengan 300 km di bawah permukaan bumi.
3. Kedalaman dalam, untuk gempa-gempa yang mempunyai kedalaman
lebih dari 300 km. Gempa terdalam yang pernah dicatat mempunyai
kedalaman 700 km.
Waktu kejadian atau origin of time dari gelombang gempa.
Magnitudo gempa, yakni berkaitan dengan energi yang dipancarkan oleh gempa
bumi. Magnitudo gempa adalah besaran yang berhubungan dengan kekuatan
gempa di sumbernya. Charles F. Richter pada tahun 1930-an memperkenalkan
konsep magnitudo untuk kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai
adalah skala Richter yang bersifat logaritmik.
Ada beberapa jenis magnitudo yang pernah diperkenalkan dan dipakai sampai saat ini, antara lain:
• Magnitudo gelombang badan (mb) yaitu magnitudo gempa yang diperoleh berdasar magnitudo
gelombang badan (P atau S), dirumuskan sebagai (Veith dan Clawson, 1972):
mb = log10 + Q (h, Δ)
• dengan A adalah amplitudo pergerakan tanah (10 -6m), T adalah periode, Q adalah fungsi empiris
dari jangkauan, Δ adalah jarak episenter (°), dan h adalah kedalaman gempa (km).
• Magnitudo gelombang permukaan (Ms). Magnitudo yang diukur berdasarkan amplitudo gelombang
permukaan, dirumuskan sebagai (Veith dan Clawson, 1972):
• dengan A adalah amplitudo pergerakan tanah (10 -6m), T adalah periode, Δ adalah jarak
episenter (°).
• Gelombang seismik adalah gelombang yang menjalar di dalam bumi. Gelombang
seismik sering timbul akibat adanya gempa bumi atau ledakan. Gelombang seismik
diukur dengan menggunakan seismometer.
• Gelombang seismik dibagi menjadi dua yaitu gelombang badan dan gelombang
permukaan.
• Gelombang badan menjalar melalui interior bumi dan efek kerusakannya cukup
kecil. Gelombang badan dibagi menjadi dua, yaitu: Gelombang P atau gelombang
longitudinal atau gelombang kompres, Gelombang S atau gelombang transversal
• Gelombang Rayleigh
• Gelombang Rayleigh diperkenalkan oleh Lord Rayleigh pada tahun 1885.
Gelombang Rayleigh merambat pada permukaan bebas medium berlapis maupun
homogen. Gerakan dari gelombang Rayleigh adalah eliptic retrograde atau ground
roll yaitu tanah memutar ke belakang tetapi secara umum gelombang memutar ke
depan. Pada saat terjadi gempa bumi besar, gelombang Rayleigh terlihat pada
permukaan tanah yang bergerak ke atas dan ke bawah. Waktu perambatan
gelombang Rayleigh lebih lambat daripada gelombang Love.
TSUNAMI
• Tsunami(Bhs.Jepang), terdiri dari kata tsu berarti pelabuhan dan nami berarti
gelombang atau ombak secara harfiah berarti "ombak besar di pelabuhan”.
• Pengertian tsunami adalah serangkaian gelombang yang terjadi ketika sekumpulan air
yang besar, secara cepat berpindah tempat.
• Serangkaian gelombang air laut besar hingga menghantam pesisir dengan kecepatan
tinggi
• Terjadi karena adanya aktivitas di dasar laut yang disebabkan oleh lentingan lempeng di
bawah laut, letusan gunung api di bawah laut, maupun longsor yang terjadi di dasar
laut
• Gelombang hebat yang disebabkan gempa bumi didasar
• Kecepatan gelombang dapat mencapai 1.000 km/jam.
• Tinggi gelombang laut mencapai 30-50 meter
• Ciri – ciri umum terjadinya tsunami adalah gempa bumi, letusan gunung api atau
jatuhnya meteor di dasar laut yang menimbulkan gelombang besar menuju pesisir laut
Ciri-Ciri Akan Terjadi Tsunami :
1. Kondisi air
Biasanya orang yeng letak daerahnya berada di sekitar pantai, memang di lebih di waspadai dari pada yang ada
di daratan. Pasalnya tsunami lebih mungkin bisa terjadi di daerah yang sekitarnya lautan. sebelum terjadi
tsunami, keadaan air akan berbeda. Biasanya lebih surut secara tiba tiba
• Gerakan Tanah
• Gerakan tanah ini timbul karena adanya penjalaran gelombang di lapisan bumi padat akibat adanya
gempa. Jika gempa dangkal besar yang terjadi di bawah permukaan laut, maka sangat berpotensi
terjadinya tsunami. Khusus bagi tsunami near field (sumber dekat dengan pantai) gerakan ini dapat
dirasakan secara langsung oleh indera manusia tanpa menggunakan alat ukur, namun untuk tsunami
dengan sumber far field (sumber jauh dengan pantai) misalnya tsunami Chili 1960, tidak dirasakan
oleh indera manusia di Jepang namun setelah 12 Jam tsunami tersebut menghatam daerah Tohoku
( North-East) Pulau Honshu, Jepang.
• Riakan Air Laut (Tsunami Forerunners ).
• Nakamura dan Watanabe (1961) mendefinisikan adalah deretan osilasi atau riakan muka laut yang
mendahului kedatangan tsunami utama. yang dengan mudah dapat dilihat pada rekaman stasiun
pasut dengan tipikal amplitudo dan perioda yang lebih kecil. Menurut mereka tidak selamanya
tsunami forerunners ini muncul. Di pantai Utara dan Selatan Amerika tsunami forerunners tidak
hadir karena kemiringan alami dari inisial tsunami terhadap pantai. Sedangkan kehadiran tsunami
forerunners di tempat lain seperti Jepang karena akibat terjadinya resonansi (gelombang ikutan)
tsunami awal di teluk dan di paparan benua sebelum tsunami utama datang.
• Tsunami dapat terjadi karena adanya • Gempa yang dapat menimbulkan peluang
gempa bumi,gempa laut, gunung berapi tsunami:
meletus, hantaman meteor di laut, –Gempa dengan Episentrum di dasar laut.
pergerakan besar di atas dan di bawah air, –Kekuatan gempa min. 6,5 SR.
ledakan di bawah air, pergeseran lempeng
kulit bumi,pengujian bom nuklir. –Gempa dangkal.
–Wilayah gempa relatif luas.
Tsunami karena Tornado
Tsunami karena Ledakan Nuklir di Lautan
Tsunami karena Gunung Api meletus
• Gerakan vertikal pada kerak bumi, mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-
tiba, sehingga terjadi aliran energi air laut ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Daerah Rawan Tsunami
Tsunami karena tanah longsor
• Salah satu sistem untuk peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan
Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
• Sampai saat ini, sistem prediksi tsunami masih merupakan pengetahuan yang belum sempurna, yaitu belum dapat
sepenuhnya mendeteksi tsunami. Namun, Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami
sudah dapat dihitung.
• Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar perpindahan massa air yang terjadi. Walaupun
begitu, karena faktor alamiah yang sering tak termodelkan dan tak terduga, sering terjadi peringatan palsu.
• Perekam tekanan dasar laut menggunakan buoy sebagai alat komunikasi, digunakan untuk mendeteksi gelombang yang
tidak terlihat oleh pengamat pada laut dalam. Sistem sederhana pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal
akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai tahun 1920-an.
• Sistem yang lebih canggih dikembangkan setelah terjadi tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960.
• Amerika Serikat membuat Pasifik Tsunami Warning Center tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan
peringatan internasional pada tahun 1965. Tsunami tidak dapat dicegah, namun setidaknya ada usaha untuk memperkecil
kerusakan yang ditimbulkan dan mencegah korban jiwa.
• Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan
prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami.
• Tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor
melalui satelit.
Perangkat
Peringatan
Dini Tsunami
Peristiwa Tsunami
• 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa.
• 26 Agustus 1883 - Letusan Gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
• 26 Desember 2004 - Gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia
Selatan, Asia Tenggara dan Afrika.
• 17 Juli 2006, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi 10
meter. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.
• Banjir bandang: Banjir yg berlangsung dlm selang waktu pendek dg puncak debit yg
cukup tinggi
• Banjir tahunan: Debit puncak harian yg tertinggi dalam “tahun air”, atau Banjir yg
ketinggiannya sama atau melebihi rata-rata tahunannya
• Banjir menimbulkan kerusakan lingkungan :
1. Rusaknya areal pemukiman penduduk
2. Sulitnya mendapatkan air bersih
3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk
4. Rusaknya areal pertanian
5. Timbulnya wabah penyakit
6. Menghambat transportasi darat
• Jenis banjir:
• Banjir di sungai (river floods)
• Terjadi pada bantarann dan Terdapat debit yang melebihi kapasitas
• Banjir di derah pantai (coastal floods)
• Penggenangan oleh air laut akibat dinamika air laut (pasang surut,
badai)
Jenis-jenis Banjir Menurut Penyebabnya di Indonesia
• Banjir Bandang
• Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung
hanya sesaat yang yang biasanya dihasilkan dari curah hujan berintensitas tinggi
dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara
cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai yang alirannya
terhambat oleh sampah.
Berdasarkan faktor penyebab, banjir dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu
• Banjir sungai (river flooding) adalah sebuah kejadian alami dan bagian yang tidak
terpisahkan dari siklus air.
• Banjir pesisir pantai (coastal flooding) disebabkan oleh angin topan yang dihasilkan oleh
badai tropis, atau sistem tekanan rendah yang kuat yang dapat mengendalikan masuknya air
laut ke wilayah daratan dan menyebabkan banjir.
• Banjir urban (urban flooding) terjadi akibat fungsi lahan dari permukaan tidak kedap
menjadi kedap, seperti pembuatan pemukiman di sekitar bantaran sungai.
• Banjir bandang (flash flooding) adalah banjir yang terjadi secara mendadak dan tidak terduga
akibat hujan yang sangat lebat di bagian hulu atau karena bendungan yang jebol.
Penyebab Banjir
Interaksi
sungai dan
pasut
Banjirdi
Banjir diSungai
Sungai Banjirdi
diMuara
Muara/ /
Banjir
Pantai
Pantai
Kekeringan berbeda dari bencana alam lainnya pada 4 (empat) hal, yaitu :
1. Karena kekeringan merayap, berakumulasi secara lambat, maka awal dan akhir
terjadinyan kekeringan sulit ditentukan;
2. Tidak adanya definisi yang tepat dan berlaku umum membuat kerancuan apakah
telah terjadi kekeringan dan jika terjadi bagaimana tingkat keparahannya;
3. Dampak kekeringan adalah non struktural tidak seperti banjir, tanah longsor dan
badai yang menimbulkan kerusakan struktur secara nyata;
4. Terdapat berbagai jenis kekeringan, dengan parameter yang berbeda, antara lain
kekeringan meteorologi, kekeringan agronomis pertanian, kekeringan hidrologi dan
kekeringan sosio ekonomis.
Macam-macam Kekeringan :
• Kekeringan hidrologis umumnya terjadi setelah ada tenggang waktu (beberapa hari atau
bahkan beberapa minggu) setelah kejadian kekeringan meteorologis atau agronomis.
• Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis sebagai berikut :
• Kering : apabila debit sungai mencapai periode ulang aliran di bawah periode 5 tahunan;
• Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh di abwah
periode 25 tahunan;
• Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di
abwah periode 50 tahunan.
• Berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan
normal sebagai akibat dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.
• Mengacu pada situasi yang terjadi ketika kekurangan air mulai memberi dampak terhadap
manusia dan kehidupan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan kekeringan
• Upaya penanggulangan kekeringan dilakukan dengan dua pendekatan utama, yaitu
pendekatan sipil teknik dan pendekatan vegetatif.
• Pendekatan sipil teknik untuk mengatasi banjir dan kekeringan, antara lain dengan
pembuatan embung, pembuatan sumur resapan, serta pembuatan dam parit (channel
reservoir) dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan setempat (hulu dan hilir).
• Dam parit bermanfaat untuk :
• Mengurangi atau meniadakan aliran permukaan;
• Meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga meningkatkan cadangan air
tanah;
• Mencegah terjadinya erosi;
• Menampung sedimen dan sedimen tersebut mudah diangkat karena ukuran dam
parit yang relatif kecil,
• Menampung air untuk cadangan pada musim kemarau.
• Pendekatan vegetatif untuk mengatasi kekeringan dapat dilakukan dengan :
• Penanaman jenis – jenis tanaman yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas
infiltrasi tanah, serta fungsi konservasi tanah dan air;
• Pemilihan tanaman yang sesuai pola hujan, misal menggunakan
tanaman/varietas yang tahan genangan, tahan kering, umur
• pendek dan persemaian kering;
• Menanam tanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan
penghijauan Daerah Aliran Sungai;
• Kombinasi tanaman, sehingga terjadi pembagian dan minimalisasi risiko apabila
terjadi cekaman (stress) air.
• Tiga faktor berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu
• peningkatan kandungan CO2;
• peningkatan suhu;
• perubahan iklim lokal yang berkaitan dengan anomali Iklim (banjir, kering, angin).
• Ketiga faktor tersebut di atas saling ber-interaksi dan berpengharuh pada produktivitas,
mutu, hama dan penyakit tanaman.
• Pada daerah geografis yang berada pada area lintang rendah kecenderungan yang
terjadi pada sektor pertanian adalah terjadinya penurunan produksi apabila keadaan
suhu naik 1-3°C di atas rata-rata suhu lokal. Serta kecenderungan tingginya frekuensi
kejadian kekeringan/banjir akan ikut berpengaruh pada sektor pertanian yang berada di
area geografis lintang rendah
Ketersediaan air
• Perubahan iklim dapat menyebabkan distribusi ketersediaan air menjadi terganggu,
sehingga terjadi jumlah air tinggi dalam waktu yang pendek, serta kekurangan
air/kekeringan dalam waktu panjang.
• Kelebihan air akan menyebabkan akar terendam, respirasi, penyerapan hara dan
fotosintesis terganggu. Dalam jangka panjang mematikan tanaman, juga meningkatkan
serangan jamur penyebab penyakit pada komoditas hortikultura.
• Kekeringan jelas akan menekan laju pertumbuhan, perkembangan tanaman, dan kualitas
hasil, hingga menyebabkan gagal panen / puso, juga dapat meningkatkan serangan OPT;
• Fluktuasi air yang bersifat ekstrim dapat berpotensi menyebabkan kualitas hasil turun,
sebagai contoh kasus pernah terjadi pada penyakit getah kuning pada manggis dan gejala
cracking pada buah semangka.
Daur Air Pengelolaan Air
• Penutupan pori-pori tanah karena bangunan, penebangan vegetasi yg membabi
buta akan mengganggu penyerapan air oleh tanah.
• Bila hujan cukup deras, kemampuan tanah menyerap air terbatas maka air
tidak dapat terus merembes ke dalam tanah melainkan akan mengalir di atas
tanah dengan kekuatan yg besar shg terjadilah banjir.
• Banjir akan membawa partikel-partikel tanah, shg tanah mengalami erosi dan
waduk, danau mengalami pendangkalan/sedimnentasi.