Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat
dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh
ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk
selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang
dipelajari.
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
lain yang telah disepakati. Misalnya menghitung volume balok, maka harus
mengukur untuk dapat mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok, setelah itu
baru menghitung volume.
Mengukur dapat dikatakan

sebagai

usaha

untuk

mendefinisikan

karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kuantitatif. Dan jika


dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis
maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukung.
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang
menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peta konsep dari pengukuran?
2. Bagaimana sejarah penemuan konsep pengukuran?
3. Apa sajakah materi pembelajaran yang terdapat di dalam pengukuran dan
alat ukur?
4. Bagaimana penerapan pengukuran dan alat ukur dalam teknologi atau
lingkungan?
5. Bagaimana opini mahasiswa (kelompok) sebagai guru dalam penyampaian
materi dan konsep pengukuran kepada siswa?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menyusun peta konsep dari pengukuran.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah penemuan konsep pengukuran.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja materi pembelajaran yang terdapat
di dalam pengukuran dan alat ukur.
1

4. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan pengukuran dalam teknologi atau


lingkungan.
5. Mahasiswa (kelompok) dapat memberikan opininya sebagai guru dalam
penyampaian materi dan konsep pengukuran kepada siswa.

BAB II
ISI

2.1

PETA KONSEP PENGUKURAN

PENGUKURAN

BESARAN
PENGERTIAN

SEJARAH

ALAT
UKUR

SATUAN

POKOK

TURUNAN

BAKU

TIDAK
BAKU

PANJANG

MASSA

WAKTU

SATUAN
INTERNASIONAL

2.2 SEJARAH PENEMUAN KONSEP PENGUKURAN


Selama berabad-abad pengukuran sudah dilakukan oleh manusia. Pada
dasarnya, dalam kehidupan

manusia tidak lepas dari pengkonfersian suatu

pengukuran objek. Dengan ini konsep pengukuran telah ada sejak dulu dan
berkembang sampai sekarang. Dalam perkembangannya, pengukuran dilakukan
secara sistematis. Dimulai dari pengukuran sederhana sampai kompleks.
Dalam perkembangannya, sistematis pengukuran setiap daerah atau
wilayah memiliki perbedaan yaitu dalam satuan pengukuran itu sendiri. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki aturan-aturan tersendiri dalam pengukuran.
Namun dengan perkembangan zaman, sistem pengukuran dibutuhkan
secara luas untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam lingkup yang lebih luas.
3

SUHU

Dengan demikian, diciptakan suatu satuan yang dijadikan acuan pengukuran


secara global yang diakui oleh setiap daerah, sehingga tidak terjadi perbedaan
ketika hendak melakukan pengkonfersian suatu pengukuran.
Oleh karena itu, perkembangan konsep pengukuran lebih terpusat pada
perkembangan satuan dan alat ukurnya. Dimulai dari satuan dan alat yang
sederhana sampai modern. Adapun sejarah perkembangan satuan dalam konsep
pengukuran adalah sebagai berikut:
1. Satuan-satuan permulaan yang digunakan
Satuan-satuan panjang pertama yang ada didasarkan pada
bagian-bagian tubuh manusia. Satuan berat, volum, dan daya
dikembangkan berdasarkan alat-alat pengangkutan atau dari jumlahjumlah dari seseorang atau seekor hewan dapat diangkut. Daya kuda,
misalnya untuk satuan daya mesin didasarkan pada kekuatan yang
dihasilkan oleh seekor kuda pada saat menarik sebuah benda.
Pada tahun 221 SM, Kaisar Cina Shih Huang Thi menentukan
standar-standar untuk sistem ukuran berat Cina misal untuk mengukur
anggur atau biji-bijian. Besaran-besaran berat dikembangkan sejalan
dengan perdagangan yang dilakukan oleh manusia. Ukuran berat
standar yang digunakan pertama kali ditemukan oleh angsa Babilonia
dan Bangsa Sumeris,dan menyebar hingga ke Timur Tengah. Minae
merupakan satuan berat standar yang digunakan. Minae dikatakan
mendekati 640 gr namun ada juga yang menyatakan 978gr. Satuan
tersebut dibagi menjadi 60 bagian yang kemudian setiap bagian
dinamakan siqlu. Sedangkan 60 minae yang digabungkan menjadi satu
dinamakan biltu.
Koin-koin yang digunakan untuk berdaganng dikembangkan
dari berat yang tetap, dan seringkali diberi nama yang baru yang
diadaptasi dari satuan-satuan yang telah ada sebelumnya. Siqlu
misalnya menjadi shekel, dan biltu dalam koin yunani menjadi Talent.
2. Satuan zaman imperial

Pedagang-pedagang

Eropa

pada

zaman

pertengahan

menciptakan sebuah sistem yang disebut avoirduvois. Sistem


pengukuran ini merupakan salah satu dari banyak sistem pengukuran
yang kemudian menjadi pengukuran kerajaan Inggris.
Sistem Imperial didasarkan pada satuan-satuan seperti inchi,
pon, dan pint (0,568 L) yang digunakan secara luas lebih dari 750
tahun. Sistem ini secara resmi diperkenalkan pada magna charta 1215,
dan terakhir diperbaharui pada 1968. Satuan-satuan besar dan kecil
dalam sistem Imperial memiliki hubungan-hubungan yang sangat tidak
lazim yang tidak mengikuti apapun. Panjang sebuah kaki misalnya,
sama dengan 12 inci, tetapi 1 yard sama dengan 3 kaki dan 1 mil sama
dengan 1760 yard. Lagi pula, definisi-definisi satuan imperial berbeda
setiap negara. Sehingga menyulitkan untuk pengembangannya.
Sehingga para ahli lebih memilih untuk menggunakan sistem metrik.
3. Sebuah sistem yang berlaku untuk semuanya
Saat ini, sistem Imperial telah digantikan oleh sistem metrik
dan sistem yang terdefinisi secara ilmiah, yaitu satuan-satuan Sistem
Internasional. Sistem metrik adalah sistem pengukuran standar yang
paling standar digunakan dan dengan cepat terkenal secara luas. Dalam
sistem metrik, panjang ditentukan dalam satuan meter, massa dalam
kilogram, waktu dalam detik dan daya dalam ampere. Sistem ini
konsisten karena didasarkan pada besaran yang tidak pernah berubahubah seperti kandungan materi dalam atom tertentu atau sinar laser.
Satuan paling utama dalam sistem metric ialah meter. Standar
international yang pertama adalah meter (m), dinyatakan sebagai
standar panjang oleh French Academicy of Sciences pada tahun 1790an. Dalam semangat rasionalitas, 1 meter pada awalnya ditentukan
sebesar : jarak antara dua goresan pada meter standar sehingga jarak
dari kutub utara ke khatulistiwa melalui paris 10 juta meter. Meter
standar adalah suatu batang yang terbuat dari campuran platinairidium. Pada tahun 1889, meter didefinisikan dengan lebih tepat
sebagai jarak antara dua tanda yang dibuat jelas pada sebuah
5

penggariscamputran platina-iridium. Tahun 1960, untuk memberikan


ketepatan yang lebih tinggidan agar bisa diproduksi ulang, meter
didefinisikan kembali sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang dari
suatu cahaya jingga tertentu yang dipancarkan oleh atom-atom gas
krypton-86. tahun 1983, meter kembali didefinisikan ulang, kali ini
dalam hubungannya dengan kecepatan cahaya ( yang nilai pengukuran
terbaiknya dalam definisi meter yang lama adalah 299.792.458 m/s,
dengan ketidakpastian sebesar 1 m/s). Definisi yang baru adalah : satu
meter adalah panjang jalur yang dilalui oleh cahaya pada ruang hampa
udara selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.
Pada abad ke 20, meter juga digunakan untuk panjang
gelombang sehingga ditemukan satuan-satuan yang sulit terbayangkan
untuk orang awam, yakni hingga nano meter (lebih kecil dari
1/1.000.000.000 meter). Pada saat penghitungan ini, para ahli
menggunakan istilah-istilah tertentu, seperti mega (untuk pangkat satu
juta) dan mikro (untuk pangkat satu per sejuta).
Luas-luas daerah dihitung dengan cara panjang satu sisi
dikalikan dengan panjang satu sisi yang lainnya. Jadi luas daerah pada
sistem metrik dinyatakan dalam meter kuadrat. Untuk massa
digunakan satuan kilogram (untuk satuan SI), sedangkan berat
menggunakan satuan Newton.
Manusia primitif menandakan waktu hanya berdasarkan hari,
malam, dan musim. Namun, sejalan dengan waktu manusia mulai
menciptakan kalender untuk menandai waktu dan tahun. Satu tahun
dibagi ke dalam bulan, sesuai dengan penyusutan dan pembesaran
bulan. Kalender bangsa barat, muslim, dan yahudi telah diperbarui
sejak zaman Romawi dan sekarang bertambah hanya 1 dari 3200 tahun
sekali. Penghitung modern yang cukup akurat ialah jam-jam yang
mengandung kristal Quartz, jam-jam atom yang merupakan turunan
jam Quartz sangat akuran penghitungannya sehingga jam-jam jenis ini
akan kehilangan atau kelebihan 1 detik setiap 1,7 juta tahun.

Sistem metrik juga menentukan satuan Joule untuk besarnya


energi, Kelvin dan Celcius untuk suhu, dan candela untuk mengukur
intensitas cahaya. Pada tahun1954 dan 1960, seluruh kuantitas fisika
dan satuannya telah dinyatakan dalam istilah satuan international.

2.3 MATERI PEMBELAJARAN DALAM PENGUKURAN


2.3.1 PENGERTIAN PENGUKURAN
Berdasarkan

konsepnya

pengukuran

merupakan

kegiatan

membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang


digunakan sebagai satuan.
2.3.2 BESARAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan
dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran berdasarkan
satuannya dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lainnya. Sedangkan
besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran
pokok, yang merupakan penjabaran dari besaran- besaran pokok tersebut.
Besaran pokok beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel
berikut.

Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

Sedangkan berdasarkan arahnya besaran dibedakan menjadi besaran


vektor dan besaran skalar.
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Dan besaran
skalar yang hanya memiliki besar (nilai) dan tidak memiliki arah.
8

Beberapa besaran vektor dan skalar dapat dilihat pada tabel berikut :
BESARAN VEKTOR
Kecepatan
Percepatan
Momentum
Impuls

BESARAN SKALAR
Jarak
Massa
Panjang
Kelajuan

Gaya

Volume

Momen Gaya

Waktu

TeganganPermukaan

EnergiPotensial

Gaya gesek

EnergiKinetik

InduksiMagnetik

Usaha

Medan gravitasi

Daya

Medan Listrik

Massa Jenis

Tekanan

MuatanListrik

Perpindahan

PotensialListrik

Berat

JumlahZat

Percepatangravitasi

Kerapatanarus

2.3.3 SATUAN
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur.
Jenis-jenis satuan yaitu: .
A. Satuan Tidak baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional
dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu. Di daerah tertentu,
orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah sebagai alat
ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan
9

data berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam pengukuran,


karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak sama. Karena itulah
satuan tidak baku tidak dapat diakui secara Internasional, oleh karena
itu ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum.
B. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya
secara internasional. Usaha para ilmuwan melalui berbagai pertemuan
membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di negara manapun dengan
pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:
1)

satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena

pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.


2)

bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.

3)

mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.

B.1 Satuan Internasional


Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan
berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antar
negara. Dapat di bayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak
ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik. Sistem
satuan Internasional disebut juga dengan satuan sistem metrik. Sistem
satuan Internasional disebut juga dengan satuan sistem metrik.
1. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam
satuan meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran
panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
10

dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke


khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua
goresan pada batang ketika bersuhu 0C. Meter standar ini disimpan di
International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi
suhu, serta menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian
pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah.
Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang
gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam
ruang hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan
ukuran memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak yang ditempuh
cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan
cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.
2. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
Pada mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa
sebuah silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang
disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih
baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air
murni pada suhu 4C.
3.

Satuan Internasional untuk Waktu


Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.

Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada
porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu
hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 =
11

86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke
waktu, maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu
detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
4. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan
suatu besaran harus tepat, sebab apabila tidak sesuai akan berkesan janggal
bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi badannya 150C,
orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat
biasanya 36 meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang
sesuai dengan keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang
meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm, satuan gram
dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga
konversi panjang, massa, dan waktu, beserta dengan langkah-langkah

12

penggunaannya.

Tangga Konversi Panjang


5. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering
dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil,
13

ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke dalam
satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan. Konversi besaran
panjang menggunakan acuan sebagai berikut:

1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan
orang dewasa).

1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang
dewasa).

1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang
dewasa).

1 inci = 2,54 cm

1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris.
Untuk besaran massa berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-hari
maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.

1 ton = 1000 kg

1 kuintal = 100 kg

1 slug = 14,59 kg

1 ons (oz) = 0,02835 kg

1 pon (lb) = 0,4536 kg


Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam
sistem SI yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.

1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik

1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik

1 jam = 3600 detik


14

1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik
ke sistem makro maupun ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang

Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik


Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak
berkembang dalam bidang teknolgi dewasa ini, contohnya teknologi nano
yang menyelidiki jagad renik seperti sel, virus, bakteriofage, dan DNA.
15

Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem makro


karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya, yaitu
objek alam semesta di luar bumi.
6. Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan
besaranbesaran pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh
karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang
lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda.
Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga
ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi.
Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!

1 dyne = 10 -5 newton

1 erg = 10 -7 joule

1 kalori = 0,24 joule

1 kWh = 3,6 x 10 6 joule

1 liter = 10 -3 m3 = 1 dm3

1 ml = 1 cm3 = 1 cc

1 atm = 1,013 x 105 pascal

1 gauss = 10-4 tesla

2.3.4 PENGUKURAN DENGAN ALAT UKUR


Dalam pengukuran untuk mendapatkan sebuah data (nilai),
diperlukan suatu alat ukur yang sesuai dengan besaran yang akan diukur.
Pengukuran dengan alat ukur adalah membandingkan suatu besaran
16

dengan besaran lain yang sejenis dan telah ditentukan. Sehingga tentu saja
untuk besaran yang berbeda seperti panjang, massa, dan waktu memiliki
alat ukur yang berbeda.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku
kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih
mudah menggunakan meteran kelos.
a.

Pengukuran Panjang dengan Mistar


Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris

yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau
logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita).
Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita
dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm
atau 0,1 cm.

Alat Ukur Panjang


Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala
mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran
akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks.

17

Pembacaan Skala
b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai
batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong
yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.

Jangka Sorong
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup

18

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.


Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang
mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,
diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama,
skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai
0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm.
Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

Mikrometer Sekrup
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip
kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara
massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam
dunia pendidikan sering digunakan neraca OHauss tiga lengan atau dua
lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
19

Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.

Neraca
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital,
jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat
tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup
baik, yaitu sampai 0,1 s.

Alat Ukur Waktu


4.

Pengukuran Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan
dengan besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu
termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu
suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan
20

adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa
atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa
kapiler termometer adalah sebagai berikut:
a. Raksa tidak membasahi dinding kaca.
b. Raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. Kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang
kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d.

jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 C dan titik
didihnya 357C.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan

termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah,


yaitu -114C. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat
digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik
didihnya hanya 78C.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap
atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada
tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala
suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan
penetapan

titik

tetap

atas

adalah

suhu

saat

air

mendidih.

Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.


a.

Termometer Celcius

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100.
Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b.

Termometer Reaumur

21

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c.

Termometer Fahrenheit

Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212.
Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0F. Di antara
titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
d.

Termometer Kelvin

Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini
disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika
energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es
melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi
100 skala.

Titik Tetap Termometer


Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur,
dan termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0C = 0R = 32F, maka
hubungan skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
22

t C =5/4 tR
t C =5/9 (tF 32)
t C =4/9 (tF 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tC + 273 K
5. Memperhatikan dan Menerapkan Keselamatan Kerja dalam
Pengukuran
Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Dalam
melaksanakan percobaan dan kegiatan di laboratorium mungkin saja
terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga
keselamatan dalam bekerja. Salah satu usaha menjaga keselamatan
kerja

dan

mencegah

terjadinya

kecelakaan

adalah

dengan

memperhatikan dan melaksanakan tata tertib di laboratorium.


Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan di laboratorium dapat
terjadi disebabkan beberapa hal, antara lain:
1. tidak mematuhi tata tertib laboratorium,
2. tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan laboratorium,
3. kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap alat, bahan, serta cara
penggunaannya,
4. kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga laboratorium, dan
5. tidak menggunakan alat pelindung.
Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu diantisipasi di lingkungan
laboratorium adalah sebagai berikut:

23

1. luka bakar akibat panas,


2. bahaya listrik,
3. bahaya radioaktif, dan
4. bahaya kebakaran.
2.4 PERAN PENGUKURAN DALAM TEKNOLOGI ATAU LINGKUNGAN
2.4.1 Peran Pengukuran Dalam Teknologi
Teknologi dan pengukuran adalah dua hal yang sangat erat kaitannya.
Pengukuran memiliki peran nyata yang sangat penting bagi keberadaan teknologi.
Pengukuran menjadi dasar, mengiringi, dan menjadi sebuah alasan tersendiri
dalam penciptaan sebuah teknologi.
Pengukuran

mendasari

terciptanya

teknologi.

mengingat

konsep

pengukuran itu adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur


dengan besaran lain yang sudah ditetapkan satuannya, maka diciptakan teknologi
untuk mempermudah kegiatan pengukuran tersebut. Contoh teknologi ini
diantaranya adalah teknologi penciptaan alat ukur. Alat ukur yang saat ini berada
disekitar kita, seperti mikrometer sekrup, thermometer, neraca dll adalah
merupakan contoh dari teknologi yang didasari oleh pengukuran. Dalam
perkembangannya teknologi penciptaan alat ukur terus dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, seperti penciptaan teknologi pengukuran yang
lebih kompleks.
Pengukuran

berkembang

seiring

berjalannya

teknologi.

Teknologi

dikembangkan berdasarkan data-data yang di dapatkan dari kegiatan pengukuran.


Teknologi kerap kali dibuat setelah melakukan beberapa pengukuran terkait,
misalnya teknologi perancangan pintu air sebagai upaya penangulangan bencana
banjir. Dalam tahap perancangannya tentulah terlebih dahulu melakukan
pengukuran tingkat kedalaman sungai, jumlah debit aliran sungai normal hinggga
prakiraan jumlah debit air maksimum yang berpotensi banjir. Dengan
24

dilakukannya pengukuran yang tepat maka dapat dibuat teknologi yang efektif
dan efisien.
Dalam teknologi, pengukuran adalah hal yang sangat penting. Hal itu dapat
dilihat dari setiap sistema teknologi yang ada. Teknologi dirancang dan dibuat
dengan membutuhkan ketepatan data tentang besar besaran yang berhubungan
dengan teknologi itu nantinya. Seperti yang kita ketahui, mulai dari besaran
panjang sampai kuat arus listrik pun memerlukan pengukuran agar mendapatkan
jumlah atau ukuran yang tepat. Tanpa adanya pengukuran pada suatu objek maka
kita tidak dapat mengetahui jumlah yang tepat dari besaran tersebut untuk
digunakan dalam perancangan dan pembuatan teknologi, seperti teknologi bidang
industri, bidang IPTEK, bidang pertanian, dan lain sebagainya.
2.4.2 Peran Pengukuran Lingkungan
Selain memiliki peran dalam dunia teknologi, pengukuran juga memiliki
banyak peran di lingkungan. Banyak hal di lingkungan sekitar kita menggunakan
konsep pengukuran, guna menentukan aspek kuantitatifnya. Kesejahteraan
lingkungan dapat ditingkatkan dengan adanya konsep pengukuran yang
diaplikasikan dalam teknologi. Peran konsep pengukuran terhadap lingkungan
yang terlihat sangat jelas adalah seperti pada bidang klimatology, meteorologi,
geografi dan lain lain.
Pada bidang klimatology dan meteorology, dengan menggunakan teknologi
kita dapat melakukan pengukuran terhadap curah hujan, kelembaban udara
bahkan hingga meramalkan cuaca-iklim yang akan datang dalam jangkauan waktu
tertentu. Dengan dapat diramalkannya cuaca serta iklim, akan sangat membantu
manusia

untuk

menentukan

langkah

yang

tepat

dalam

melestarikan

lingkungannya. Misalnya dengan didapat data perubahan iklim yang sangat drastis
akibat efek global warming akibat kerusakan alam, manusia akan berperan lebih
aktif untuk menanggulangi efek besar tersebut dengan melestarikan alam sekitar
secara proaktif.
25

Pada bidang geografi, dengan adanya pengukuran dan bantuan alat ukur
manusia dapat menentukan secara tepat batas-batas negara untuk menjamin
kedaulatan antar negara. Dengan adanya penentuan wilayah yang tepat maka
keamanan antar negara juga terjamin. Pengukuran pada bidang geografi juga
berhubungan segala aktivitas bumi. Gejala-gejala alam yang disebabkan aktivitas
bumi dapat diketahui dengan tepat menggunakan alat ukur yang ada. Manusia
dapat memprediksi aktivitas gunung berapi, potensi tsunami, dan pergerakan
lempeng bumi serta aktivitas lainnya. Hal ini akan berdampak pada
penanggulangan resiko bencana alam yang disebabkan oleh faktor geografi.

2.5 OPINI KELOMPOK SEBAGAI GURU DALAM PENYAMPAIAN


MATERI DAN KONSEP PENGUKURAN KEPADA SISWA
Dalam penyampaian konsep pengukuran hendaknya menggunakan model
Pembelajaran

Langsung

(DIRECT

INSTRUCTION)

dengan

metode

Eksperimen.
Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah
demi selangkah. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Direct Instruction disajikan dalam 5 (lima) fase, seperti yang ditunjukkan pada
tabel berikut. Tabel Sintaks Model Pembelajaran DI (Direct Instruction)
Fase
Fase 1
Orientasi

Peran Guru
Guru menejelaskan tujuan dan
kompetensi yang ingin dicapai, dan
mempersiapkan siswa untuk belajar

Fase 2

Guru mendemonstrasikan
26

Presentasi
Fase 3
Latihan Terstruktur
Fase 4
Latihan Terbimbing
Fase 5
Latihan Mandiri

keterampilan dengan benar atau


menyajikan nformasi
tahap demi tahap
Guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal
Guru mengecek / memastikan bahwa
siswa telah berhasil melakukan tugas
dengan baik, dan memberikan umpan
balik
Guru mempersipakan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan
situasi yang lebih kompleks.

Sumber : Kardi, S. dan Nur, M. (2000:8)


Dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)
penyampaian materi pengukuran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, sebab
sebagian besar teori pengukuran lebih bersifat prosedural dan deklaratif. Dengan
menggunakan Metode Eksperimen penyampaian materi akan lebih mudah dan
dapat memberikan pengalaman kepada siswa tentang penerapan materi
pengukuran. Karena materi pengukuran merupakan dasar bagi siswa untuk
mengkonversikan segala bentuk besaran fisis dalam kuantitas.
Metode Eksperimen adalah suatu cara penyampaian pengajaran dengan
melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari baik
secara individu maupun kelompok, sehingga siswa mampu mengecek kebenaran
suatu hipotesis atau membuktikan sendiri apa yang dipelajari.
Pada penelitian, kegiatan eksperimen mengacu pada Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dibuat. Sesuai dengan karakteristik metode eksperimen yaitu LKS
harus terdapat variabel-variabel yang diidentifikasi, yang meliputi variabel
manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol.
Dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction, metode
Eksperimen ini, diharapkan tujuan pembelajaran dapat dimaksimalkan. Sehingga
siswa dapat menguasai konsep pengukuran secara menyeluruh baik teori maupun
praktis.

27

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengukuran pada dasarnya telah dilakukan oleh manusia sejak berabad
abad yang lalu dan terus berkembang hingga sekarang dalam penentuan
satuan dan aplikasi.
2. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur. Satuan adalah ukuran
dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur.
3. Satuan

Internasional

adalah

ukuran

dari

besaran

besaran

yang

penggunaannya telah diakui secara internasional dan menggunakan sistem


satuan metrik.
4. Pengukuran secara aplikatif berperan dalam perkembangan teknologi dan
lingkungan.
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam penyampaian materi pengukuran di sekolah menengah
pertama dilakukan dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction),
metode Eksperimen, agar siswa dapat dengan mudah memahami materi dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

28

29

Anda mungkin juga menyukai