PENDAHULUAN
Alat ukur sudah di gunakan pada masa bangsa mesir kuno , bangsa mesir kuno
berhasil membangun sebuah piramid menggunakan alat ukur yang sederhana antara
lain: Cubit merupakan pengukuran menggunaka ujung siku sampai dengan ujung jari
tengan, span merupakan pengukuran menggunakan jengkal manusia, palm merupakan
pengukuran menngukana telapak tangan, digit merupakan selebar ujung jari tengah,
dan thum breadth merupakan pengukuran menggunkan ibu jari. Kemajuan teknologi
didunia pengukuran ternyata cukup pesat, terbukti sekarang ini sudah terdapat alat-alat
ukur dengan tingkat presisi sampai dengan 0.00019 micron, bukanhanya itu alat-alat
ukur yang semula manual sekarang sudah menggunakan digital dan pencitraan 3D.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami menyusun makalah tentang “Perkembangan
Alat Ukur Dari Masa Kuno Sampai Sekarang”.
ii
2. Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Pelajaran Fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
ii
2.3 Sistem Pengukuran Pada Zaman Kuno
ii
satuan besar dan keil dalam sistem Imperial memiliki hubungan-hibingan yag sangat
tidak lazim yang tidak mengikuti apapun. Panjang sebuah kaki misalnya, sama dengan
12 inci, tetapi 1 yard sama dengan 3 kaki dan 1 mil sama dengan 1760 yard. Lagi pula,
definisi-definisi satuan imperial berbeda setiap negara. Sehingga menyulitkan untuk
pengembangannya. Sehingga para ahli lebih memilih untuk menggunakan sistem
metrik.
ii
sekali. Penghitung modern yang cukup akurat ialah jam-jam yang mengandung kristal
Quartz, jam-jam atom yang merupakan turunan jam Quartz sangat akuran
penghitungannya sehingga jam-jam jenis ini akan kehilangan atau kelebihan 1 detik
setiap 1,7 juta tahun.
Ssistem metrik juga menentukan satuan Joule untuk besarnya energi, Kelvin
dan Celcius untuk suhu, dan candela untuk mengukur intensitas cahaya.
ii
sensor pengukuran. Peralatan=peralatan yang dalam alat ini mencatat waktu yang
dihabiskan untuk mencapai suatu benda, dan dari data tersebut alat ini menghitung
jarak yang sebenarnya ke benda tadi.
2.5 Teknik Pengukuran
Di dalam pengukuran, tidak semua satuan menggunakan satuan baku, tetapi
seringkali menggunakan satuan tak baku. Teknik pengukuran dalam bentuk estimasi
merupakan kelanjutan dari kegiatan mengukur dalam bentuk mencacah. Estimasi
menjadi aktivitas paling dominan dalam pengukuran dengan menggunakan bilangan
bila tidak dipakai alat ukur baku. Estimasi pengukuran dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti memperkirakan lama perjalanan dari rumah ke sekolah,
memperkirakan jarak perjalanan, menduga tinggi gedung menurut satuan tertentu.
Teknik pengukuran dengan menggunakan formula semakin sering digunakan
untuk mengukur bangun geometri yang telah diketahui atau dapat dicari formula
pengukurannya. Seiring dengan adanya kalkulus sebagai wujud perkembangan
matematika, teknik formula dikembangkan dengan konsep integral untuk menghitung
panjangm luas, daerah, dan volume benda.
Teknik pengukuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat
pengukur deperti mistar pengukur ketinggian, pita pengukur untuk mengukur kain
dengan satuan pengukuran yang baku, timbangan badan untuk mengukur massa
seseorang, dan busur untuk mengukur besar sudut dalam suatu gambar geometri.
Teknik pengukuran juga dapat dilakukan menggunakan jangka sorong. Jangka
sorong terdiri atas rahang atas dan rahang bawah yang berfungsi untuk mengukur
kedalaman, ketebalan, atau diameter suatu benda. Pada rahang bawah yang biasa
disorongkan memuat skala yang disebut nonius atau vernier. Rahang ini berfungsi
untuk mengukur kedalaman bejana dan sejenisnya. Panjang skala nonius adalah 9mm
dengan ketelitian 0,1mm.
ii
Besaran pengukuran dapat diartikan sebagai jenis pengukuran yang ditetapkan
pada suatu keadaan atau suatu benda. Misalnya, besaran panjang merupakan jenis
pengukuran tentang panjang pendeknya suatu keadaan. Misalnya mengukur tali.
Besaran massa merupakan jenis pengukuran tentang berat ringanya suatu benda.
Besaran waktu sebagai jenis pengukuran tentang cepat lambatnya suatu pergerakan.
Besaran suhu sebagai jenis pengukuran tentang panas dinginnya suatu benda. Besaran
luas sebagai jenis pengukuran tentang lapang sempitnya suatu bidang. Besaran
volume sabagai jenis pengukuran tentang kapasitas ruang yang bisa ditempati objek.
Besaran-besaran itu memiliki nilai atau satuan pengukuran. Dengan kata lain,
satuan pengukuran merupakan kuantitas dari suatu besaran pengukuran.
Botol A penuh berisi air. Untuk mengetahui kuantitas air yang terdapat dalam
botol A dilakukan pengukuran volume. Caranya adalah dengan menuangkan air dalam
botol itu ke beberapa gelas yang memiliki volume sama. Jika air dalam botol tertuang
habis kedalam 3 gelas, maka dikatakan bahwa volume botol A tersebut adalah 3 gelas
air. Dalam hal ini gelas dipakai sebagai satuan dari volume.
Satuan pengukuran panjang yang paling tua dipergunakan orang dengan
didasarkan pada bagian-bagian anggota tubuh manusia. Misalnya, satuan jengkal,
depa, hasta, atau kaki.
a. Digit: satu digit menyatakan lebar sebuah jari. Ada 4 digit dalam satu telapak
tangan.
b. Jengkal: jarak paling panjang antara ujung jempol tangan dengan ujung kelingking
tangan, yang panjangnya kurang lebih 20 cm.
c. Hasta: ukuran sepanjang lengan bawah dari siku sampai ke ujung jari tengah.
Biasanya berkisar 40-50 cm (= ¼ depa).
d. Depa: ukuran sepanjang kedua belah tangan mengendap dari ujung jari tengah
kanan sampai ke ujung jari tengah kiri. ( = 4 hasta = 6 kaki).
e. Kepala: ukuran tinggi kepala untuk menggambarkan tinggi dari dua orang. Misalnya
untuk mengukur susunan ketinggian tempat duduk dalam sebuah ruang teater atau
bioskop.
ii
f. Telapak tangan: ukuran lebar telapak tangan yang dirapatkan dari sisi telapak tangan
bawah hingga ke sisi jempol tangan. Biasanya jama dahulu digunakan untuk
mengukur tinggi kuda.
g. Kaki: ukuran panjang sebuah kaki yang mendekati 30 cm atau 48 cm.
Satuan pengukuran dengan menggunakan anggota tubuh merupakan satuan
pengukuran sembaran (arbitary units). Karena satuan ini tidak baku dipakai secara
umum di semua tempat di bumi ini. Artinya pemakaian satuan ini bisa berbeda dari
satu pemakai dengan pemakai lainnya seperti ukuran tubuh jengkal, hasta, atau depa
yang berbeda setiap orangnya. Tetapi bisa juga menyamakan dalam hal besar, warna,
berat, dll. Misalnya, beberapa negara menggunakan satuan kelereng untuk mengukur
berat, warna jingga bisa untuk batang Cuisenaire, atau menggunakan kartu pos sebagai
ukuran luas.
Perubahan sistem satuan kian hari kian dibutuhkan. Karena, manusia
memerlukan kekonsistenan pengukuran yang bisa diterima di mana saja. Karena itu,
saat ini dikenal istilah satuan baku, yaitu sistem satuan pengukuran yang bisa diterima
di seluruh tempat. Misalnya meter sebagai satuan baku untuk panjang dalam sistem
metrik. Dalam metrik satuan panjang adalah meter, massa dalam kilogram, waktu
dalam sekon (detik), arus dalam ampere.
Di tempat mana pun di bumi ini akan diperoleh hasil pengukuran yang sama
jika bekerja dalam satuan pengukuran metrik. Sebab, sistem ini konsisten dalam
kuantitas. Untuk pertama kalinya sistem ini diusulkan di Perancis 1670-an. Sistem ini
didesain untuk memenuhi dua tuntutan penting, yaitu setiap unit dalam sistem satuan
ini dapat diturunkan dari sebuah himpunan satuan baku yang kecil dan satuan yang
besar dapat dibuat dari 10, 100, atau 1000 kali satuan yang kecil.
ii
terdapat 7 buah besaran poko (dasar) dan 2 besaran tambahan serta bisa dibuat besaran
atau satuan turunannya.
ii
Basaran panjang x besaran panjang = besaran luas, sehingga
Satuan meter x satuan meter = satuan meter persegi (m2)
Atau
Besaran panjang x besaran panjang = besaran volume
Satuan meter x satuan meter = satuan meter kubik (m3)
b. Dalam bentuk pembagian
besaran panjangbesaran waktu = besaran kecepatan, maka
2.5.3 Satuan Panjang
Dalam SI satuan panjang dinyatakan dalam meter (m). Satuan baku untuk 1
meter ditetapkan sebagai berikut. Hasil keputusan para pakar dunia di Paris Perancis
ii
Untuk mengukur panjang terdapat beberapa alat yang saat ini sudah dapat
digunakan. Diantaranya adalah:
Selain satuan baku, terdapat juga satuan tidak baku. Satuan-satuan yang tidak
standar atau tidak baku, misalnya satuan panjang depa atau jengkal. Satuan tersebut
tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu
jengkal orang dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak tentu saja berbeda. Itulah
sebabnya jengkal dan depa tidak dijadikan satuan yang standar.
ii
daerah disebut keliling. Pengukuran luas daerah juga secara tidak langsung
menguntungkan untuk digunakan dalam berbagai bidang seperti tekanan dihitung
dengan gaya : luas, roda kendaraan bisa berubah-ubah sesuai dengan suhu udara, berat
kendaraan, dan luas daerah gesekan antara roda dan jalan.
Salah satu cara yang digunakan untuk menghitung luas daerah
yang tidak beraturan adalah dengan cara mekanis yaitu dengan alat yang dinamakan
dengan planimeter. Alat planimeter diletakkan diatas peta (gambar) yang akan dihitung
luasnya.Kemudian alat tersebut mentrace (mengikuti) batas wilayah yang akan diukur
luasnya.Dengan konversi tertentu, maka luas akan dapat dihitung. Ketelitian hasil
sangatbergantung pada besar atau kecilnya skala peta. Semakin besar skala petanya,
akansemakin teliti hasil luasannya. Ada dua jenis planimeter yaitu planimeter
mekanik (manual) dan planimeter digital.1
2.5.6 Volume
Volume adalah ruangan yang terdapat di dalam sebuah benda 3 dimensi. Volume
biasanya dihitung dengan satuan-satuan seperti centimeter kubik (cm3), inci kubik
(cu3), liter (L) atau fluid ounces (fl oz). beberapa industry menggunakan satuan-satuan
volume yang khusus sebagai satuan pengukurannya, misalnya untuk pertumbuhan
anggur diukur dengan standar botol (750 mm). Volume juga merupakan hal yang
penting dalam penyelesaian masalah berat jenis karena berat jenis suatu benda
diketahui dari berat benda tersebut dibagi dengan volumenya.
1
http://sarang-corat-coret.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-pengukuran.html
ii
m = massa benda
g = grafitasi
Dalam SI, satuan massa dinyatakan dalam kilogram (kg). Satuan standar untuk
massa ditentukan sebagai berikut. 1 kilogram standar adalah sebuah massa silinder
platina-iridium yang aslinya disimpan di Serves dekat Paris. Kemudian disempurnakan
menjadi 1 kg standar = massza 1 liter air murni yang suhunya 40 C.
Beberapa satuan massa lainnya seperti 1 kg = 10 hektogram (hg) = 100
dekagram (dag) = 1000 gram (gr) = 10000 desigram (dg) = 100000 centigram (cg) =
1000000 miligram (mg). Selain itu dikenal pula 1 ton = 1000 kg, 1 kuintal = 100 kg,
dan 1 ons = 0,1 kg.
Untuk mengukur massa suatu benda terdapat beberapa alat yang saat ini sudah
dapat digunakan. Diantaranya adalah:
Dalam bidang sains, berat diukur dalam kgf (kilogram gaya) atau newton (N).
Sebuah benda dengan massa yang tetap akan memiliki berat yang berbeda jika berada
di planet lain yang berbeda sesuai dengan gaya grafitasii masing-masing planet. Massa
dari sekelompok benda seringkali digunakan untuk menghitung banyaknya benda
dalam kelompok tersebut. Misalnya, seorang teller bank yang lebih suka menghitung
uang koin dengan menghitung beratnya daripada menghitungnya satu persatu. Karena
dengan mengetahui massanya, maka akan dapat diketahui junlah total koin dengan
penghitungan tertentu.
Selain satuan baku, terdapat juga satuan tidak baku. Satuan-satuan yang tidak
standar atau tidak baku, misalnya satuan genggam dan kaleng. Satuan tersebut tidak
baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu
genggam orang dewasa lain dengan satu genggam anak-anak tentu saja berbeda. Itulah
sebabnya genggam maupun kaleng tidak dijadikan satuan yang standar.
ii
jam. Panjang waktu ialah satuan besaran yang tak dapat dilihat. Kita tidak tahu di
mana waktu itu mulai dan dimana berakhir.
Menurut SI, satuan waktu dinyatakan dalam detik (dt) atau second (sec).
Penetapan satuan standar untuk waktu adalah 1 detik = 186400 hari matahari rata-
rata. Sebab 1 hari = 24 jam = (24x60) menit = (24x60x60) detik = 86400 detik.
Untuk mengukur waktu terdapat beberapa alat yang saat ini sudah dapat
digunakan. Diantaranya adalah:
Selain satuan baku, terdapat juga satuan tidak baku. Satuan-satuan yang tidak
standar atau tidak baku, misalnya satuan waktu candle clock, jam pasir. Satuan
tersebut tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk jam lilin maupun
jam pasir yang berbeda. Satu lilin kecil tentu berbeda dengan satu lilin yang berukuran
lebih besar. Itulah sebabnya lilin dan pasir tidak dijadikan satuan yang standar.
2.5.9 Kecepatan
Kecepatan benda yang bergerak menyatakan kepada kita jarak yan g ditempuh
benda itu dalam waktu tertentu. Pemahaman tentang kecepatan sangat penting bagi
kehidupan modern. Beberapa kapal dan kereta api dirancang untuk melaju dengan
sangat cepat, tetapi batas-batas kecepatan tetap ditempatkan di jalan-jalan yang
digunakan mobil-mobil biasa, dan radar penangkap dipasang untuk menangkap
pengendara yang melajukan mobilnya terlalu cepat. Besaran kecepatan yang
merupakan turunan dari pembagian besaran waktu terhadap besaran jarak
menghasilkan satuan kecepatan dalam SI sebagai meter/detik (m/det). Karena jarak
yang ditempuh merupakan hasil kali antara kecepatan dengan waktu yang diperlukan,
yaitu
s=vxt
dengan ketentuan,
s= jarak yang ditempuh mempunyai satuan meter (dalam satuan metrik)
v= kecepatan mempunyai satuan meter/detik
t= waktu yang diperlukan mempunyai satuan detik (dalam satuan metrik)
ii
Maka kecepatan (v) merupakan perbandingan antara jarak yang ditempuh (s)
dengan waktu yang diperlukan (t), sehingga hubungan antara v, s, dan t dinyatakan
perbandingan jarak yang ditempuh (s) dengan kecepatan (v), sehingga hubungan
ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
Timur Tengah. Setelah itu satuan pengukuran semakin berkembang dari masa ke
masa. Seperti satuan pada zaman imperial, satuan sistem yang berlaku untuk
semuanya, dan sistem-sistem pengukuran dengan menggunakan tubuh.
Alat pengukuran yang akurat sangatlah penting untuk mencatat data-data fisik.
Teknik pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat pengukur deperti
mistar pengukur ketinggian, pita pengukur untuk mengukur kain dengan satuan
pengukuran yang baku, timbangan badan untuk mengukur massa seseorang, dan
busur untuk mengukur besar sudut dalam suatu gambar geometri.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
17
http://pangestuti-thecolourmath.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-teori-
bilangan.html
https://fitrianisuci.wordpress.com/alat-ukur/
http://as-satrahblogummat.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-
perkembangan-standar-satuan.html
http://sarang-corat-coret.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-
pengukuran.html
KATA PENGANTAR
18
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Fisika yang
menerangkan tentang :
Semoga tulisan ini dapat berguna bagi kita semua terutama bagi para
siswa dan para pembaca untuk menambah wawasan, pemahaman, dan ilmu
pengetahuan.
Penulis
19
“PERKEMBANGAN ALAT UKUR DARI MASA KUNO SAMPAI
SEKARANG”
Disusun oleh :
Kelas X - MIPA.4
DAFTAR ISI
20
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran................................................. 2
2.2 Sejarah Alat Ukur……………………………………. 2
2.3 Sistem Pengukuran Pada Zaman Kuno……………… 3
2.4 Perkembangan Alat Ukur Kuno Dan Modern………. 5
2.5 Teknik Pengukuran………………………………….. 6
2.6 Besaran dan Satuan Pengukuran…………………….] 6
21