Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seseornga individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar system tubuh lainnya.
Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan
hubungan saraf diantara berbagai system. Fenomena mengenai kesadaraan, daya pikir,
daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari system ini. Oleh, karena
itu, kemampuan untuk memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan
hasil dari integrasi fungsi system saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku
seseorang.

1.2    Rumusan Masalah


1.      Bagaimana embriologi pembentukan system saraf ?
2.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sel-sel saraf ?
3.      Apa saja yang meliputi system saraf pusat dan system saraf perifer ?
4.      Bagaimana anatomi dan fisiologi serebrum ?
5.      Bagaimana anatomi dan fisiologi serebelum ?
6.      Bagaimana anatomi dan fisiologi system limbic?
7.      Bagaimana anatomi dan fisiologi hipotalamus?
8.      Bagaimana anatomi dan fisiologi medulla oblongata?
9.      Bagaimana anatomi dan fisiologi system saraf cranial?
10.  Bagaimana anatomi dan fisiologi system saraf spinal?
11.  Bagaimana anatomi dan fisiologi system saraf otonom?

1.3    Tujuan Penulisan


1.      Untuk mengetahui embriologi pembentukan system persarafan
2.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sel-sel saraf
3.      Untuk mengetahui system saraf pusat dan system saraf perifer
4.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi serebrum
5.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi serebelum
6.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system limbic?
7.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hipotalamus?
8.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi medulla oblongata?
9.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system saraf cranial?
10.  Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system saraf spinal?
11.  Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system saraf otonom?

1.4    Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pembelajaraan pada
system persarafan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Embriologi Pembentukan System Persarafan


System saraf pusat (SSP) berasal dari ectoderm dan tampak sebagai lempeng
saraf pada pertengahan minggu ke-3.
Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu sama lain
digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.
Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya pada
hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan bagian sefalik
yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis. Kegagalan tabung
saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefalus.
Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan lamina
basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron sensorik; dan
lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi.
Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak
membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak.;
rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon (otak
depan).
Rhombensefalon dibagi menjadi:
1. Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai lamina
basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral, dan lamina alarisnya mempunyai
neuron aferen somatic dan visceral).
2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen) yang khas.
Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan serebelum, pusat koordinasi
sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur untuk serabut-serabut saraf antara medulla
spinalis dan korteks serebri serta koterks serebeli.
Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan
sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris
aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan posterior sebagai stasiun
relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap tipis dan
lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hypothalamus.
Diensefalon ikut berperan dalam pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga
berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus intermedius, dan pars
tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior yang mengadung neuroglia dan
menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.
Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong lateral,
hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.
Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur penghubung untuk
berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer serebri, yang semula
berupa dua kantong kecing, secara berangsur-angsur mengembang dan menutupi
permukaan lateral diensefalon, mesensefalon dan metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah
inti telensefalon sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diensefalon.
Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen
medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui saluran kecil
di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam diensefalon. Melalui
foramina monro, system ventrikel meluas dari ventrikel ke-3 ke ventrikel lateral
hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus choroideus ventrikel ke-4, ke-3 dan
ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam system ventrikel maupun diruang
subarachnoid, dapat menimbulkan hidrosefalus.
Perkembangan Embriologi
Waktu setelah lahir, terjadi regresi beberapa masa sel caudal. Mengingat
strukturnya adalah ventrikulus terminalis, lokasi terutama di komus medularis dan filum
terminalis.
Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi induksi
neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic, proliferasi neuron,
migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak.
Neurulisasi Primer dan Sekunder
Neurulisasi adalah fase pembentukan otak dan medulla spinalis yang dimulai dari
bagian dorsal embryo. Proses tersebut dibagi menjadi 2 yaitu pembentukan otak dan
pembentukan medulla spinalis.
Neurulisasi Primer
Neurulisasi primer dimulai dengan terbentuknya tabung saraf pada usia 3-4
minggu kehamilan. Sama halnya dengan vertebrata lainnya, embrio manusia pada
prinsipnya memiliki 3 lapisan sel : ectoderm (lapisan paling luar), mesoderm (lapisan
tengah), dan endoderm (lapisan paling dalam). Pembentukan system saraf pusat, sel saraf
dan sel glia berasal dari regio khusus  ectoderm, yang disebut neural plate, tepatnya di
regio dorsalis embryo yang mengalami diferensiasi. Induksi neural , merupakan proses
dimana neural plate terlibat dalam pembentukan system saraf pusat, dan ini tergantung
pada sinyal dari lapisan dibawahnya yaitu mesoderm dimana mesoderm ini berasal dari
notochord. Bagian dasar notochord dan chordal mesoderm akan membentuk lempeng
saraf pada usia kehamilan 18 hari dilanjutkan dengan bagian lateran lempenga saraf
mengalami invaginasi dan bagian dorsal menutup hingga membentuk tabung saraf.

Neural plate berada sepanjang garis tengah tepatnya di dorsal dari embrio.
Proliferasi sel banyak terjadi di sepanjang garis neural plate daripada di garis tengah
(midline), sehingga akan terbentuk susunan yang disebut Neural groove. Naural groove
menutup membentuk neural tube. Selama fase penutupan, cikal bakal sel neuron mulai
diproduksi, dan sel-sel tersebut akan menjadi ganglia radix dorsalis, ganglia sensoris
nervi cranialis, ganglia autonomic, sel schwann dan sel pia serta arachnoid). Tabung
saraf akan menjadi susunan saraf pusat. Bagian caudal dari neural tube membentuk
spinal cord/medulla spinalis, sementara itu bagian rostral membentuk otak/badan otak.
Sel glial (makroglia) dari system saraf pusat juga berasal dari neuroepithelium, dan isi
dari neural tube membentuk system ventricular. Fusi pertama pada lempenga saraf
terjadi pada bagian bawah pada usia kehamilan 22 hari. Ujung anterior tabung saraf akan
menutup paling lambat pada usia 24 hari kehamilan, dan bagian ujung posterior menutup
pada usia 26 hari kehamilan. Pada bagian posterior, penutupan tabung paling bawah
berada pada ketinggian lumbosakral, dan segmen saraf yang lebih bawah akan dibentuk
melalui diferensiasi perkembangan selanjutnya. Interaksi antara tabung saraf dengan
jaringan mesoderm sekitarnya akan membentuk dura dan tulang axial misalnya tulang
tengkorak dan vertebrae.

Perubahan bentuk lempeng saraf menjadi tabung saraf diatur oleh mekanis me
seluler dan molekuler. Mekanisme seluler yang terpenting adalah fungsi jaringan
sitoskeletal mikrotubulus dan mikrofilamen. Di bawah pengaruh kecenderungan
pertumbuhan vertikel mikrotubulus, sel-sel lempeng saraf yang sedang berkembang akan
memanjang dan bagian basal akan melebar. Dibawah pengaruh mikrofilamen, terjadi
kecenderungan arah pertumbuhan secara paralel pada permukaan apikal, bagian apikal
sel akan menyempit. Perubahan tersebut akan menekan permukaan lempeng saraf dan
membuat bentukan lipatan saraf yang pada akhirnya akan berubah menjadi tabung saraf.
Pada mekanisem molekuler, pentimgmya peranan permukaan glikoprotein,
terutama sel molekul adesi, yang mempengaruhi identifikasi sel-sel dan menyebabkan
terjadinya interaksi melalui mekanisme adesi pada matrix ekstraseluler, hal tersebut akan
menyebabkan adesi dari tepi yang berlawanan dari lipatan saraf.

Neurulisasi Sekunder (Pembentukan Tabung saraf caudal)

Pembentukan tabung saraf caudal misalnya segmen sacral bagian bawah dan
coxygeus, terjadi melalui proses setelah terjadinya proses kanalisasi dan diferensiasi
retrogresif. Kejadian tersebut dikenal dengan neurulisasi tabung saraf sekunder yang
terjadi lebih lambat dari neurulisasi tabung saraf primer dan merupakan hasil
perkembangan dari tabung saraf yang terakhir. Pada usia 28 hingga 32 hari kehamilan,
terjadi fusi sel-sel yang belum mengalami diferensiasi pada bagian caudal tabung saraf
menjadi vakuola. Vakuola-vakuola tersebut akan menyatu, membesar dan berhubungan
dengan canalis sentralis yang merupakan bagian dari tabung saraf yang terbentuk dalm
proses naurulisasi primer. Proses kanalis akan berlanjut hingga usia 7 minggu kehamilan
dan dilanjutkan dengan proses diferensiasi retrogresif. Selama proses diferensiasi
retrogresif sejak usia 7 minggu kehamilan hingga beberapa

Perkembangan prosensefalic
Pada perkembangan tahap awal, bagian rostral dari neural tube membentuk 3
ruang primer: (1) Prosencephalon atau forebrain, (2) Mesencephalon atau midbrain, (3)
rhombencephalon atau hindbrain. Dari prosencephalon, berkembang dua ruang sekunder,
yaitu telencephalon (atau cerebral hemisphere) dan diencephalons (atau thalamus dan
hypothalamus). Sementara ini mesencephalon tetap tidak terbagi sepanjang
perkembangan otak, rhombencephalon membentuk metencephalon (atau pons) dan
Myelencephalon (atau medulla). Lima ruang  otak dan medulla spinalis yang primitive,
sudah mulai dapat diidentifikasi pada minggu keenam kehidupan fetus. Dan pada
minggu ini mulai terbentuk 7 pembagian pada system saraf pusat.

Perkembangan prosensefalic terjadi dari mesoderm precordal. Waktu puncak


adalah bulan kedua dan ke-tiga kehamilan, dengan fase prominen dini pada minggu ke 5
dan 6 kehamilan. Interaksi utama yang terjadi adalah antara mesoderm notochord-
precordal dan otak depan. Interaksi tersebut terjadi di depan ujung rostral embrio
Interaksi tersebut mempengaruhi pembentukan permukaan otak depan, adanya gangguan
pada fase perkembangan otal ini sering menyebabkan anomaly fasialis. Perkembangan
proensephalon terdiri dari 3 hal yang terjadi berurutan; pembentukan prosensephalic,
pembentukan celah prosensephalic dan perkembangan garis tengah prosensephalic.
Pembentukan prosensephalic dimulai pada ujung rostral tabung saraf pada akhir bulan
pertama kehamilan dan berlanjut hingga bulan kedua, segera setelah penutupan bagian
anterior tabung saraf. Pembentukan celah celah prosensephalic mulai aktif terjadi pada
minggu ke 5 dan 6 kehamilan dan meliputi 3 prinsip dasar : (1) horizontal hingga
membentul sepasang vesikel optikus, bulbus olfaktorius dan traktus (2) transversal untuk
memisahkan telencephalon dan  diencephalons dan (3) sagital untuk membentuk bagian
dari telencephalon sepasang cerebral hemisphere, ventrikel lateralis dan basal ganglia.
Perkembangan garis tengah procencephalic terjadi sejak pertengahan bulan ke 2
kehamilan hingga bulan ke 3 dengan terjadinya penebalan 3 lempenga jaringan yang
penting; dari dorsal ke ventral, merupakan komisura, chiasma dan lempeng
hypothalamus. Dari bentukan tersebut yang paling menonjol adalah pembentukan corpus
calosum yang mulai tampak pada usia 9 minggu; pada usia 12 minggu bentukan corpus
calosum dapat diidentifikasi secara jelas. Dengan pertumbuhan 2 arah yang dimulai
dengan pertemuan genu dan corpus, keseluruhan corpus calosum berkembang sempurna
pada usia 20 minggu kehamilan.
Migrasi

Migrasi neuronal adalah peristiwa yang terjadi secara berkelanjutan dimana


jutaan sel saraf berpindah dari tempat asal di zona ventrikel-subventrikuler ke tempat
yang spesifik di SSP dan sel-sel tersebut akan menetap sepanjang hidup. Periode puncak
migrasi terjadi pada usia 33 hingga 5 bulan kehamilan, walaupun migrasi neuronal sudah
dapat dideteksi, pada aarea tertentu di cerebrum paling awal terjadi pada bulan ke 2 dan
segera setelah bulan ke 5 kehamilan.

Dua Proses dasar migrasi neuronal

Dua polaa dasar migrasi neuronal berupa migrasi kearah radial dan tangensial. Di
dalam cerebrum, migrasi radial dari sel-sel yang berasal dari zonaa ventrikuler dan
subventrikuler merupakan mekanisme utama dalam pembentukan korteks dan struktur
nukleus profundus. Di dalan cerebellum, migrasi radial menyebabkan terbentuknya sel
purkinje, nukleus dentatus dan nukleus bagian atas yang lainnya.

Migrasi tangensial merupakan perpindahan sel menuju permukaan pial, jugaa


berlangsung dalam zona ventrikuler dan ventrikuler untuk membentuk korteks cerebri.
Migrasi ke lateral paralel dengan permukaan pial sering terjadi setelah periode migrasi
radial dalam upaya membentuk kelompok nauronal dalam batang otak dan medula
spinalis. 

Migrasi korteks cerebri

Pada stadium dini, sebelum migrasi sel dapat membentuk lempeng kortikal, sel
glial radial aakan menyebar dari permukaan ventrikuler sampai permukaan glia dimana
ujung penyebaran akan membatasi pembentukan membran glia pada permukaan pial. Sel
glia radial akan memberi tuntunan untuk migrasi sel neuron yang lebih muda dari tempat
asalnya hingga mencapai lempeng kortikal.  Kelompok sel primitif pertama akan
mengadakan migrasi pertama untuk membentuk bakal lempeng.

Setelah fase penting pertama penyebaran glial secara radial dan pembentukan
preplate yang merupakan prokusor pembentukan neuron-neuron di zona marginal dan
subplate, proses migrasi neuron untuk membentuk lempeng kortikal dimulai. Pada
stadium selanjutnya, neuron-neuron yang diprodukasi di zona ssubventrikuler akan
bermigrasi kearah zona intermediate tanpa mengadakan hubungan dengan permukaan
ventrikuler. Pada usia kehamilan 20 hinggaa 24 minggu korteks cerebri sudah
mempunyai komplemen neuron secara penuh.

Perkembangan Sinaaptik (sinaptogenesis)

Pembentukan sinaps berbeda untuk tiap regio di otak. Jumlah ujung-ujung dendrit
yang merupakan tempat kontak sinaptik, didalam medulaa retikuler akan meningkat
hingga mencapai puncak padaaa usiaa 334-36 minggu kehamilan dan menurun secaraa
sepat setelah lahir. Pada cerebrum, sinaptik pertaama sudah dijumpai pada neuron
subplate dan neuron pada zona marginal. Pada hipokampus, sinaps didalam regio ini
mulai meningkat pada ussia kehamilaan 1115 dan 16,5 minggu. 

Myelinisasi

Myelinisasi adalah suatu proses pembentukana membran myelin sepanjang axon.


Periode myelinisasi terjadi dalam waktu yang panjang, dimulai pada trimester II dan
berlanjut hingga usia dewasa. Myelinisasi pada belahan otak merupakan proses yang
sangat cepat yang terjadi setelah lahir. Proses myelinisasi dimulai dengan proliferasi
oligodendroglia yang akan memanjang sesuai dengan tepi axon. Membran plasma
oligodendroglia akan berubah menjadi membran myelin SSP.  Proses myelinisasi terdiri
dari 2 fase: pertama proliferasi  ligodendroglia dan diferensiasi, dan kedua terjadi
penumpukan myelin sepanjang axon.
2.2   Anatomi dan fisiologi sel – sel saraf
a.       Sel Saraf
Neuron merupakan sel saraf unit anatomis dan fungsional system saraf. Neuron
serupa dengan sel - sel lain dalam tbuh dalam beberapa hal memiliki nucleus yang
mengandung gen, mengandung organel seperti mitokondria, dan melakukan proses
selular mendasar seperti menghasilkan energi dan menyintesis protein. Neuron juga
berbeda dari sel – sel lain dalam tubuh manusia karena memiliki perpanjangan dan
penonjolan yang disebut akson dan dendrite, yang saling berhubungan melalui proses
kimia dan listrik, dan mengandung beberapa struktur khusus yang unik (misal , vesikel
neurotransmitter yang disebut kuanta dan celah fungsional antara sel penghantar dan
penerima yang disebut sinaps).
Setiap neuro mempunyai badan sel dengan satu atau beberapa tonjolan. Dendrit
adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel.Tonjolan tunggal dan
panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut akson. Dendrit dan
akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut saraf atau tonolan saraf.
Kemampuan untuk menerima, menyampaikan dan meneruskan pesan – pesan neural
disebabkan oleh sufat khusus membrane sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat
menghantarkan pesan elektrokimia.

2.3   Sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer


a.       Sistem Saraf Pusat
1.      Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Substansia grisea terdapat
pada bagian luar dinding dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam.
Komposisi substansia grisea yang terbentuk dari badan-badan sel saraf memenuhi
korteks serebri, nukleus dan basal ganglia. Substansi alba terdiri dari sel-sel saraf yang
menghubungkan bagian-bagian otak dengan bagian yang lain. Sebagian besar hemisfer
serebri (telensefalon) berisi jaringan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang
mengkontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terdapat fungsi individu dan intelegensi.
Keempat lobus serebrum adalah sebagai berikut : Frontal, merupakan lobus terbesar
yang terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku individu, membuat
keputusan, kepribadian dan menahan diri. Parietal, merupakan lobus sensori. Area ini
menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus
parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
Temporal, berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan
jangka pendek sangat berhubungan dengan daerah ini. Oksipital, terletak pada lobus
posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggungjawab menginterpretasikan
penglihatan (Smeltzer, 2002).
2.      Medula spinalis
Medula spinalis bersambungan dengan medula oblongata diatas (Gibson,2003).
Panjangnya sekitar 45 cm dan menipis pada jari-jari. Medula spinalis memanjang dari
foramen magnum di dasar tengkorak sampai bagian atas lumbar kedua tulang belakang,
yang berakhir di dalam berkas serabut yang disebut konus medullaris. Medula spinalis
dikelilingi oleh meningen, dura, aralhnoid, dan piameter (Smeltzer, 2002).
b.      Sistem Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medulla
spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang
berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
1.      Saraf kranialis
Saraf kranialis terdiri dari 12 pasang saraf yang memiliki hubungan sentral dengan otak,
yaitu saraf olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklearis,trigeminus, abdusens, fasialis,
auditorius, glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus (Gibson, 2003).
(1). Saraf olfaktori
Adalah saraf sensorik, fungsi untuk penciuman
(2). Saraf optic
Adalah saraf sensorik, fungsinya sebagai pengliatan
(3) Saraf okulomotorius
Adalah saraf motorik, fungsi Mengangkat kelopak mata atas,kontriksi pupil dan
sebagian besar gerakan ektraokuler
(4). Saraf troklearis
Adalah saraf motorik,fungsinya gerakan mata kebawah dan ke dalam
(5). Saraf abdusen
Adalah saraf motorik,fungsinya deviasi mata kelateral
(6). Saraf trigeminus
Adalah saraf motorik, fungsinys untuk mengunyah dan gerak rahang kelateral
(7). Saraf fasialis
Adalah saraf motorik, fungsinya untuk ekspresi wajah
(8). Saraf vestibulokoklearis
Adalah saraf sensorik,fungsinya untuk keseimbangan
(9). Saraf glosofaringeus
Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring untuk menelan dan reflek
muntah dan fungsinya pada parotis untuk sekresi salaiva. Pada lidah posterior
memberikan rasa pahit.
(10). Saraf vagus
Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring,laring untuk menelan,reflek
muntah,visera abdomen, sensorik faring, laring,reflek muntah,visera leher,torak dan
abdomen
(11). Saraf asesorius
Adalah saraf motorik, fungsinya untuk menggerakan bahu
(12). Saraf hipoglosus
Adalah saraf motorik, fungsinya menggerakan lidah
2.      Saraf spinalis
Saraf spinalis terdiri dari 31 pasang yaitu 8 segmen servikal, 12 torakal, 5 lumbal,
5 sakral, dan 1 kogsigius. Sepasang saraf spinalis menginervasi satu segmen tubuh dari
satu segmen medula spinalis (Gibson, 2003).
1). Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
2). Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
3). Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
4). Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
5). Saraf koksiks, 1 pasang
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral
ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan
demikian terbentuk Pleksus :
         Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi
leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang
menyarafi diaframa.
         Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas
atas
         Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang
interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan
abdomen
         Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding
abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang
menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
         Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah,
bokong, dan regia perineal.
         Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia
koksigeas

2.4        Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer


a.    Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak   (ensefalon)    dan sumsum tulang belakang  
(Medula spinalis).    Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang
sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang,
otak juga dilindungi 3 lapisan selaput   meninges.    Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut   meningitis. Ketiga lapisan membran meninges
dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan
otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut
bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
b.   Sistem Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medulla
spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang
berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
1.      Saraf cranial
Dua belas pasang saraf kranial yang tersusun dari angka romawi,muncul dari berbagai
batang otak. Saraf kranial tersusun dari serabut saraf sensorik dan motorik, saraf kranial
meliputi :
1). Saraf olfaktori
Adalah saraf sensorik, fungsi untuk penciuman
2). Saraf optik
Adalah saraf sensorik, fungsinya sebagai pengliatan
3). Saraf okulomotorius
Adalah saraf motorik, fungsi Mengangkat kelopak mata atas,kontriksi pupil dan sebagian
besar gerakan ektraokuler
4). Saraf troklearis
Adalah saraf motorik,fungsinya gerakan mata kebawah dan ke dalam
5)Saraf abdusen
Adalah saraf motorik,fungsinya deviasi mata kelateral
6). Saraf trigeminus
Adalah saraf motorik, fungsinys untuk mengunyah dan gerak rahang kelateral
7). Saraf fasialis
Adalah saraf motorik, fungsinya untuk ekspresi wajah
8). Saraf vestibulokoklearis
Adalah saraf sensorik,fungsinya untuk keseimbangan
9). Saraf glosofaringeus
Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring untuk menelan dan reflek
muntah dan fungsinya pada parotis untuk sekresi salaiva. Pada lidah posterior
memberikan rasa pahit.
10). Saraf vagus
Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring,laring untuk menelan,reflek
muntah,visera abdomen, sensorik faring, laring,reflek muntah,visera leher,torak dan
abdomen.
11). Saraf asesorius
Adalah saraf motorik, fungsinya untuk menggerakan bahu
12). Saraf hipoglosus
Adalah saraf motorik, fungsinya menggerakan lidah
2.      Saraf spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis
( posterior ) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsl ganglion, dua radiks
bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan
( motorik dan sensorik ), membawa informasi kekorda melalui neuron aferen dan
meninggalkan korda melalui sarar aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai
dengan regia kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut
1). Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
2). Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
3). Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
4).Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
5). Saraf koksiks, 1 pasang
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral
ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan
demikian terbentuk Pleksus :
         Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi
leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang
menyarafi diaframa.
         Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas
atas
         Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang
interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan
abdomen.
         Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding
abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang
menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
         Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah,
bokong, dan regia perineal.
         Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia
koksigeas.

2.5   Anatomi dan fisiologi serebrum


a.       Serebrum
Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya
dipisahkan oleh fisura longitudinalis. Hemisperium cerebri terbagi menjadi hemisper
kanan dan kiri. Hemisper kanan dan kiri ini dihubungkan oleh bangunan yang disebut
corpus callosum. Hemisper cerebri dibagi menjadi lobus-lobus yang diberi nama sesuai
dengan tulang diatasnya, yaitu:
1. Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis
2. Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang parietalis
3. Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang occipitalis
4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang temporalis.
Secara struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks yang disebut korteks
cerebri dan sub korteks yang disebut struktur subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas
korteks sensorik yang berfungsi untuk mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang
diterima sehingga individu merasakan, menyadari adanya suatu sensasi rasa/indra
tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat banyak data memori sebagai hasil
rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik berfungsi untuk memberi
jawaban atas rangsangan yang diterimanya.Struktur sub kortikal
a.    Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan mengkoordinasi
gerakan dasar, gerakan halus atau gerakan trampil dan sikap tubuh.
b.   Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri
c.    Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf otonom dan terlibat
dalam pengolahan perilaku insting seperti makan, minum, seks dan motivasi
d.   Hipofise
Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar endokrin
dalam sintesa dan pelepasan hormon.

2.6   Anatomi dan fisiologi serebelum


a.       Serebelum (Otak Kecil)
Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah
lapisan durameter Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat
cerebellum sekitar 150 gr atau 8-8% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat
dibagi menjadi hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi
cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot sehingga
gerakan dapat terlaksana dengan sempurna. sistem saraf mengunakan serebelum untuk
mengkoordinasi fungsi pengatur motorik pauta tiga tingkatan sebagai berikut :
1.      Vestibulosrebelum : bagian ini pada prinsipnya terdiri dari lobus flokulonodular
sereberal kecil (yang terletak di bawah serebelum posterior) dan bagian vermis yang
berdekatan .bagian ini menyediakan sirkuit neurok sebaguan untuk sebagian gerakan
keseimbangan tubuh.

2.      Spinoserebelum : bagian ini sebagain besar terdiri dari vermis serebelum posterior dan
anterior di tambah zona intermedia yang berdekatan pada kedua system sisi
vermis.bagian ini terutama merupakan sirkuit untuk mengkoordinasikan gerakan –
gerakan bagian distal anggota tubuh.kususnya tangan dan jari.

3.      Srebroserebelum : bagian ini terdiri dari zona lateral besar hemisferium serebeli ,di
sebelah lateral zona intermedia.bagian ini sebenarnya menerima semua inputnya dari
korteks serebri motorik dan kortek premotorik serta korteks serebri somatosensori yang
berdekatan,bagian ini menjalarkan informasi output nya kea rah atas,kembali ke otak
berfungsi sebagai alat umpan balik bersama dengan seluruh system sensorimotorik
korteks serebri untuk merencanakan gerakan voluntar tubuh dan anggota tubuh yang
berurutan ,merencanakan semua ini secepat sepersepuluh detik sebelum gerakan
terjadi.hal ini di sebut “pembahasan motorik”gerakan yang akan di lakukan.

2.7   Anatomi dan fisiologi system limbik


Istilah limbic berarti “batas” atau “tepi’ yang di perkenalkan oleh broca pada
tahun 1887 untuk menunjuk pada dua girus yang membentuk limbus atau batas di sekitar
diensefalon .”system limbic”merupakan suatu konsep fungsional dan tidak memiliki
definisi yang di terima secara umum .struktur kortikal utama adalah girus singuli ,gilus
hipokampus .bagian subkortikal mencakup amigdal traktus dan bulbus olfaktorius serta
septum.beberapa ahli menyatakan hipotalamus dan bagian – bagian thalamus dalam
system limbik ini karena hubungan fungsional nya yang erat .pada vertebrata
rendah,system limbik terutama berperan dalam proses penghidu.tetapi pada manusia
fungsi utamanya berkaitan dengan pengalaman dan ekspresi alam perasaan , perasaan
dan emosi terutama reaksi takut ,marah,dan emosi yang berhubungan dengan prilaku
seksual.sistem limbik mempunyai hubungan timbal balik dengan banyak strukltur balik
dengan banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkaleht integrasi termasuk
neokorteks,hipotalamus dan system aktifasi retigularis batang otak.sistem ini di
pengaruhi oleh masukan darti semua system sensorik terintegrasi dan selanjutnya
dinyatakn sebagai suatu pola tingkah laku melalui hipotalamus yang mengkoordinasi
respon aotonom, simpatuk , dan endokrin.sistem limbic di yakini turut berperan dalam
ingatan,karena lesi pada hipokampus dapat mengakibat kan hilang nya ingatan
baru.epilepsi psikomotor pada dan dapat terbatas pada struktur – struktur limbic yang
begitu berperan dalam alam perasaan (afek),perasaan dan emosi,gangguan persepsi
terutama dalam mengingat kembali.krisis emosional ,serta gangguam hubungan dengan
orang lain dengan objek ,diperkirakan terkait dengan struktur limbic.
a.       Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah
baju. Limbik secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri
diartikan keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan
dorongan motivasional.   Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus dan struktur-
strukturnya yang berkaitan.
b.      Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan kortes
limbik. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon,
memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang,
metabolisme dan juga memori jangka panjang.
c.       Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperanan 
sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak
penting lainnya.  Karena  hubungan langsung sistem Limbik  dengan sistem otonom,
jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem
Limbik dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti : gangguan jantung  , hipertensi
maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah , maka jantung akan
berdetak lebih cepat dan lebih keras  dan  tekanan darah dapat meninggi .
d.      Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa
dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat
stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang
yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional.  Permasalahan lain
adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul
secara perlahan tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul
gejala fisik , seperti misalnya hipertensi.

2.8   Anatomi dan fisiologi hipotalamus


Hipotalamus adalah salah satu bagian bawah dari diensefalon (diantara otak) dan
pada bagian bawah lateral dinding vebtrikel ke tiga. Juga termasuk diantaranya
komponen khiasma optikum, tuber sinereum, batang hipofisis dan kelenjar hipofisis itu
sendiri. Fungsi hipotalamus adalah dalam pengawasan system saraf autonom. Besarnya
kelompok-kelompok sel yang berbatasan dengan hipotalamus mempunyai peran pada
pengaturan autonom. Pusat-pusat ini sangat dibantu oleh penghubung yang
menghubungkan system autonom dengan thalamus, korteks, alat penciuman dan kelenjar
hipofisis. Disinilah letak mekanisme untuk mengontrol reaksi yang dalam dan
menyeluruh ke seluruh tubuh (somatik), begitu pula penting untuk mempertahankan dan
menyerang, yang pada manusia dihubungkan stress emosi (seperti takut, marah, cemas).
Juga untuk mengontrol proses metabolic yang mencakup lemak, karbohidrat, dan semua
aktivitas otot dan kelenjar pada saluran gastrointestinal, mengontrol fungsi genital, dan
irama tidur. Secara histologist, bagian-bagian yang mempunyai kesamaan dan sangat
berhubungan, diantaranya kelenjar hipofisis, kelenjar endokrin dan bagian otak ini, yang
member kesan bahwa hipotalamus mengontrol endokrin dan system saraf autonom
member, yang memerintah proses seluruh system vital.
Secara keseluruhan, fungsi hipotalamus berada dalam pengawasan SSO.
Hipotalamus (hypothalamus) adalah salah satu bagian bawah dari diensepalon
(dienchepalon-diantara otak) dan terletaj pada bagian bawah lateral dinding ventrikel ke-
3. Termasuk diantaranya adalah komponen khiasma optikum, tuber sinerium, batang
hipofisis, dan kelenjar hipofisis kelenjar itu sendiri. Besarnya kelompok- kelompok sel
yang berbatasan dengan hipotalamus berperan pada pengaturan otonom. Pusat-pusat ini
dibantu oleh penghubung yang menghubungkan SSO dengan thalamus, korteks, alat
penciuman, dan kelenjar hipofisis. Mekanisme pengontrolan reaksi somatic yang
berhubungan dengan stress emosi (marah, takut, cemas), metabolic, aktifitas otot,
kelenjar saluran pencernaan, dan irama tidur berperan penting dalam mempertahankan
diri dan menyerang jika terdapat suatu ancaman. Secara histology bagian-bagian yang
mempunyai kesamaan dan sangat berhubungan dengan kelenjar hipofisis, kelenjar
endokrin, dan bagian otak ini, memberi kesan bahwa hipotalamus mengontrol endokrin
dan SSO yang memberi dan memerintahkan proses seluruh system fital.

2.9   Anatomi dan fisiologi medulla spinalis


Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medulla oblongata,
menjulur ke arah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir di antara vertebra
lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai konus
medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia meter yang disebut filum
terminale, yang menembus kantong dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum
tulang belakang yang berukuran panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian depannya dibelah
sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura
sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal
dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, plexus-plexus saraf bergerak guna melayani
anggota badan atas dan bawah; dan plexus dari daerah torax membentuk saraf-saraf
interkostalis.
a.       Saraf-saraf spinal
Medulla spinalis tersusun dari 33 segmen yaitu 7 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5
sakrum, 5 segmen koksigius. Medulla spinalis mempunyai 31 pasang saraf spinal ;
masing-masing segmen mempunyai satu untuk posisi tubuh. Seperti juga otak, medulla
spinalis terdiri dari substansi grisea dan alba. Di medulla spinalis substansi grisea ada
dibagian tengah dan semua sisi saraf dikelilingi oleh substansi alba.
b.      Kolumna vertebra
Kolumna vertebra melindungi medulla spinalis, memungkinkan gerakan kepala dan
tungkai, dan menstabilkan struktur tulang dan untuk ambulasi.
c.       Struktur medulla spinalis
Medulla spinalis dikelilingi oleh meningen, dura, arakhnoid dan pia mater. Diantara dura
mater dan kanalis vertebralis terdapat ruang epidural. Medulla spnalis berbentuk H
dengan badan sel (substansia grisea) dikelilingi traktus asenden dan desenden.
2.10   Anatomi dan fisiologi medulla oblongata
Medulla oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan
pons dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata terletak dalam fosa kranialis
posterior dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum
tulang oksipital. Sifat-sifat utama medulla oblongata adalah di situ jalur motorik
desendens (menurun) melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain. Hal
ini disebut dekusasio motorik. Medulla oblongata mengandung nucleus atau badan sel
dari berbagai saraf otak yang penting. Selain itu medulla mengandung pusat-pusat vital
yang berfungsi mengendalikan pernafasan dan system kardiovaskuler. Karena itu, suatu
cedera yang terjadi pada bagian ini dalam batang otak dapat membawa akibat yang
sangat serius.

2.11    Anatomi dan fisiologi system saraf cranial


Dua belas pasang saraf kranial yang tersusun dari angka romawi,muncul dari berbagai
batang otak. Saraf kranial tersusun dari serabut saraf sensorik dan motorik, saraf cranial
meliputi :
a.       Saraf olfaktori
Adalah saraf sensorik, fungsi untuk penciuman
b.      Saraf optik
Adalah saraf sensorik, fungsinya sebagai pengliatan
c.       Saraf okulomotorius
Adalah saraf motorik, fungsi Mengangkat kelopak mata atas,kontriksi pupil dan sebagian
besar gerakan ektraokuler
d.      Saraf troklearis
Adalah saraf motorik,fungsinya gerakan mata kebawah dan ke dalam
e.       Saraf abdusen
Adalah saraf motorik,fungsinya deviasi mata kelateral
f.       Saraf trigeminus
Adalah saraf motorik, fungsinys untuk mengunyah dan gerak rahang kelateral
g.      Saraf fasialis
Adalah saraf motorik, fungsinya untuk ekspresi wajah
h.      Saraf vestibulokoklearis
Adalah saraf sensorik,fungsinya untuk keseimbangan
i.        Saraf glosofaringeus
Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring untuk menelan dan reflek
muntah dan fungsinya pada parotis untuk sekresi salaiva. Pada lidah posterior
memberikan rasa pahit
j.        Saraf vagus
Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring,laring untuk menelan,reflek
muntah,visera abdomen, sensorik faring, laring,reflek muntah,visera leher,torak dan
abdomen
k.      Saraf asesorius
Adalah saraf motorik, fungsinya untuk menggerakan bahu
l.        Saraf hipoglosus
Adalah saraf motorik, fungsinya menggerakan lidah

2.12        Anatomi dan fisiologi system saraf spinal


Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis
( posterior ) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks
bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan
( motorik dan sensorik ), membawa informasi kekorda melalui neuron aferen dan
meninggalkan korda melalui sarar aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai
dengan regia kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut
a.       Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
b.      Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
c.       Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
d.      Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
e.       Saraf koksiks, 1 pasang

Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini
saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan demikian
terbentuk Pleksus :
1.      Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi
leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang
menyarafi diaframa.
2.      Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
3.      Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang
interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan
abdomen
4.      Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding
abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang
menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
5.      Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah,
bokong, dan regia perineal.
6.      Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia
koksigeas.

2.13       Merupakan saraf-saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara
otomatis disebut juga otot tak sadar.
Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.      Sistem simpatis
Sistem simpatis terdiri dari atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion
ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna
vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus.
Ganglion-ganlion itu tersusun berpasangan dan di sebarkan dari daerah-daerah berikut :
1)      Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal
2)      Daerah dada : sebelas pasang ganglion torakal
3)      Daerah pinggang : empat pasang ganglion lumbal
4)      Daerah pelvis : empat pasang ganglion sacrum
5)      Di depan koksigis : ganglion koksigens
Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf otonom
sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut-serabut saraf.

Fungsinya :

1). Mensarafi otot jantung


2) Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
3). Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
4). Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
5) Mempertahankan tonus semua otot sadar
2.      Saraf Parasimpatis
Saraf cranial otonom adalah saraf cranial ketiga, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh.
Saraf-saraf ini merupakan penghubung, tempat serabut0serabut parasimpatik lewat
dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan
olehnya. Fungsi saraf parasimpatis adalah
1)      Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan
kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
2)      Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
3)      Menpersarafi kelenjar ludah
4)      Mempersarafi parotis
5)      Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas,
lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
6)      Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
7)      Miksi dan defekasi
Kontraksi otot – otot yang berada di luar kesadaran seperti otot jantung, sekresi semua
digestif, kelenjar keringat, dan aktifitas organ – endokrin , dikontrol sebagian besar oleh
komponen system persarafan yang dikenal sebagai system saraf otonum (SSO). Otonum
mengarah pada kegiatan yang tidak bergantung pada keputusan dan perhatian seseorang.
Perluasan SSO tidak diatur oleh korteks serebri, sistemini menyerupai system
ekstrapiramidal yang berpusat pada serellum dan basal ganglia. SSO memengaruhi
pengaturan dimana sel – selnya tidak bersifat indifidual, tetapi meluas pada sebagian
besar jaringan dan seluruh organ. Respon yang timbul tidak cepat tetapi setelah periode
lambat. Respon ini bersifat terus menerus dengan jangka waktu yang panjang yang tidak
dimiliki oleh respon neurologis lainnya. Salah satu respon adalah menjamin efisiensi
fungsi bagian reseptor organ secara maksimal, seperti pada pembuluh darah dan isi
rongga perut. SSO berpengaruh dalam mempertahankan atau memulihkan homeostasis
dengan cepat. Kualitas setiap respon dipengaruhi oleh transmisi SSO, impuls yang
melalui jaras saraf, dan mediator kimia yang menyarupai system endokrin. Impuls –
impuls elektrik yang ada berjalan melalui serabut – serabut saraf , kemudian distimulasi
oleh zat – zat kimia tertentu menuju lokasi tujuan pada massa otot, dimana penyabarab
saraf kimia bertanggung jawab melaksanakan kontraksi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi induksi
neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic, proliferasi neuron,
migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak. Sistem persarafan
berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme
sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Sistem saraf pusat meliputi otak  
(ensefalon)    dan sumsum tulang belakang   (Medula spinalis).  Sistem perifer mencakup
saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan
ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

3.2 SARAN

Sebaiknya kita sebagai mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang anatomi dan
fisiologi system persarafan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan
kepada kami sehingga kami dapat mendiskusikan dan menyelesaikan makalah dengan
judul materi “Anatomi Fisiologi Sistem Saraf“

Didalam makalah ini penulis membahas mengenai anatomi dan fisiologi atau
bagian dan fungsi sistem saraf itu sendiri.Sistem saraf tersebut diantaranya sistem saraf
pusat,saraf tepi dan saraf otonom.

Mudah – mudahan dengan mempelajari materi – materi yang ada dalam makalah
ini menambah wawasan pembaca mengenai materi “Anatomi Fisiologi Sistem Saraf“

Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca,agar nantinya penulis dapat
memperbaiki kesalahan – kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.

Bayongbong, 22 Agustus 2015


MAKALAH

Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan

Kelompok – 5
Di Susun Oleh :
 Ayuni Saefiah
 Trina Safila
 Windi Antika
 Dindin Mauludin
X–P3

SMK KES. BHAKTI KENCANA

Anda mungkin juga menyukai