PENDAHULUAN
Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seseornga individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar system tubuh lainnya.
Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan
hubungan saraf diantara berbagai system. Fenomena mengenai kesadaraan, daya pikir,
daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari system ini. Oleh, karena
itu, kemampuan untuk memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan
hasil dari integrasi fungsi system saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku
seseorang.
Neural plate berada sepanjang garis tengah tepatnya di dorsal dari embrio.
Proliferasi sel banyak terjadi di sepanjang garis neural plate daripada di garis tengah
(midline), sehingga akan terbentuk susunan yang disebut Neural groove. Naural groove
menutup membentuk neural tube. Selama fase penutupan, cikal bakal sel neuron mulai
diproduksi, dan sel-sel tersebut akan menjadi ganglia radix dorsalis, ganglia sensoris
nervi cranialis, ganglia autonomic, sel schwann dan sel pia serta arachnoid). Tabung
saraf akan menjadi susunan saraf pusat. Bagian caudal dari neural tube membentuk
spinal cord/medulla spinalis, sementara itu bagian rostral membentuk otak/badan otak.
Sel glial (makroglia) dari system saraf pusat juga berasal dari neuroepithelium, dan isi
dari neural tube membentuk system ventricular. Fusi pertama pada lempenga saraf
terjadi pada bagian bawah pada usia kehamilan 22 hari. Ujung anterior tabung saraf akan
menutup paling lambat pada usia 24 hari kehamilan, dan bagian ujung posterior menutup
pada usia 26 hari kehamilan. Pada bagian posterior, penutupan tabung paling bawah
berada pada ketinggian lumbosakral, dan segmen saraf yang lebih bawah akan dibentuk
melalui diferensiasi perkembangan selanjutnya. Interaksi antara tabung saraf dengan
jaringan mesoderm sekitarnya akan membentuk dura dan tulang axial misalnya tulang
tengkorak dan vertebrae.
Perubahan bentuk lempeng saraf menjadi tabung saraf diatur oleh mekanis me
seluler dan molekuler. Mekanisme seluler yang terpenting adalah fungsi jaringan
sitoskeletal mikrotubulus dan mikrofilamen. Di bawah pengaruh kecenderungan
pertumbuhan vertikel mikrotubulus, sel-sel lempeng saraf yang sedang berkembang akan
memanjang dan bagian basal akan melebar. Dibawah pengaruh mikrofilamen, terjadi
kecenderungan arah pertumbuhan secara paralel pada permukaan apikal, bagian apikal
sel akan menyempit. Perubahan tersebut akan menekan permukaan lempeng saraf dan
membuat bentukan lipatan saraf yang pada akhirnya akan berubah menjadi tabung saraf.
Pada mekanisem molekuler, pentimgmya peranan permukaan glikoprotein,
terutama sel molekul adesi, yang mempengaruhi identifikasi sel-sel dan menyebabkan
terjadinya interaksi melalui mekanisme adesi pada matrix ekstraseluler, hal tersebut akan
menyebabkan adesi dari tepi yang berlawanan dari lipatan saraf.
Pembentukan tabung saraf caudal misalnya segmen sacral bagian bawah dan
coxygeus, terjadi melalui proses setelah terjadinya proses kanalisasi dan diferensiasi
retrogresif. Kejadian tersebut dikenal dengan neurulisasi tabung saraf sekunder yang
terjadi lebih lambat dari neurulisasi tabung saraf primer dan merupakan hasil
perkembangan dari tabung saraf yang terakhir. Pada usia 28 hingga 32 hari kehamilan,
terjadi fusi sel-sel yang belum mengalami diferensiasi pada bagian caudal tabung saraf
menjadi vakuola. Vakuola-vakuola tersebut akan menyatu, membesar dan berhubungan
dengan canalis sentralis yang merupakan bagian dari tabung saraf yang terbentuk dalm
proses naurulisasi primer. Proses kanalis akan berlanjut hingga usia 7 minggu kehamilan
dan dilanjutkan dengan proses diferensiasi retrogresif. Selama proses diferensiasi
retrogresif sejak usia 7 minggu kehamilan hingga beberapa
Perkembangan prosensefalic
Pada perkembangan tahap awal, bagian rostral dari neural tube membentuk 3
ruang primer: (1) Prosencephalon atau forebrain, (2) Mesencephalon atau midbrain, (3)
rhombencephalon atau hindbrain. Dari prosencephalon, berkembang dua ruang sekunder,
yaitu telencephalon (atau cerebral hemisphere) dan diencephalons (atau thalamus dan
hypothalamus). Sementara ini mesencephalon tetap tidak terbagi sepanjang
perkembangan otak, rhombencephalon membentuk metencephalon (atau pons) dan
Myelencephalon (atau medulla). Lima ruang otak dan medulla spinalis yang primitive,
sudah mulai dapat diidentifikasi pada minggu keenam kehidupan fetus. Dan pada
minggu ini mulai terbentuk 7 pembagian pada system saraf pusat.
Dua polaa dasar migrasi neuronal berupa migrasi kearah radial dan tangensial. Di
dalam cerebrum, migrasi radial dari sel-sel yang berasal dari zonaa ventrikuler dan
subventrikuler merupakan mekanisme utama dalam pembentukan korteks dan struktur
nukleus profundus. Di dalan cerebellum, migrasi radial menyebabkan terbentuknya sel
purkinje, nukleus dentatus dan nukleus bagian atas yang lainnya.
Pada stadium dini, sebelum migrasi sel dapat membentuk lempeng kortikal, sel
glial radial aakan menyebar dari permukaan ventrikuler sampai permukaan glia dimana
ujung penyebaran akan membatasi pembentukan membran glia pada permukaan pial. Sel
glia radial akan memberi tuntunan untuk migrasi sel neuron yang lebih muda dari tempat
asalnya hingga mencapai lempeng kortikal. Kelompok sel primitif pertama akan
mengadakan migrasi pertama untuk membentuk bakal lempeng.
Setelah fase penting pertama penyebaran glial secara radial dan pembentukan
preplate yang merupakan prokusor pembentukan neuron-neuron di zona marginal dan
subplate, proses migrasi neuron untuk membentuk lempeng kortikal dimulai. Pada
stadium selanjutnya, neuron-neuron yang diprodukasi di zona ssubventrikuler akan
bermigrasi kearah zona intermediate tanpa mengadakan hubungan dengan permukaan
ventrikuler. Pada usia kehamilan 20 hinggaa 24 minggu korteks cerebri sudah
mempunyai komplemen neuron secara penuh.
Pembentukan sinaps berbeda untuk tiap regio di otak. Jumlah ujung-ujung dendrit
yang merupakan tempat kontak sinaptik, didalam medulaa retikuler akan meningkat
hingga mencapai puncak padaaa usiaa 334-36 minggu kehamilan dan menurun secaraa
sepat setelah lahir. Pada cerebrum, sinaptik pertaama sudah dijumpai pada neuron
subplate dan neuron pada zona marginal. Pada hipokampus, sinaps didalam regio ini
mulai meningkat pada ussia kehamilaan 1115 dan 16,5 minggu.
Myelinisasi
2. Spinoserebelum : bagian ini sebagain besar terdiri dari vermis serebelum posterior dan
anterior di tambah zona intermedia yang berdekatan pada kedua system sisi
vermis.bagian ini terutama merupakan sirkuit untuk mengkoordinasikan gerakan –
gerakan bagian distal anggota tubuh.kususnya tangan dan jari.
3. Srebroserebelum : bagian ini terdiri dari zona lateral besar hemisferium serebeli ,di
sebelah lateral zona intermedia.bagian ini sebenarnya menerima semua inputnya dari
korteks serebri motorik dan kortek premotorik serta korteks serebri somatosensori yang
berdekatan,bagian ini menjalarkan informasi output nya kea rah atas,kembali ke otak
berfungsi sebagai alat umpan balik bersama dengan seluruh system sensorimotorik
korteks serebri untuk merencanakan gerakan voluntar tubuh dan anggota tubuh yang
berurutan ,merencanakan semua ini secepat sepersepuluh detik sebelum gerakan
terjadi.hal ini di sebut “pembahasan motorik”gerakan yang akan di lakukan.
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini
saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan demikian
terbentuk Pleksus :
1. Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi
leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang
menyarafi diaframa.
2. Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
3. Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang
interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan
abdomen
4. Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding
abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang
menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
5. Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah,
bokong, dan regia perineal.
6. Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia
koksigeas.
2.13 Merupakan saraf-saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara
otomatis disebut juga otot tak sadar.
Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sistem simpatis
Sistem simpatis terdiri dari atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion
ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna
vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus.
Ganglion-ganlion itu tersusun berpasangan dan di sebarkan dari daerah-daerah berikut :
1) Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal
2) Daerah dada : sebelas pasang ganglion torakal
3) Daerah pinggang : empat pasang ganglion lumbal
4) Daerah pelvis : empat pasang ganglion sacrum
5) Di depan koksigis : ganglion koksigens
Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf otonom
sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
3.1 KESIMPULAN
Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi induksi
neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic, proliferasi neuron,
migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak. Sistem persarafan
berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme
sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Sistem saraf pusat meliputi otak
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Sistem perifer mencakup
saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan
ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
3.2 SARAN
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang anatomi dan
fisiologi system persarafan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan
kepada kami sehingga kami dapat mendiskusikan dan menyelesaikan makalah dengan
judul materi “Anatomi Fisiologi Sistem Saraf“
Didalam makalah ini penulis membahas mengenai anatomi dan fisiologi atau
bagian dan fungsi sistem saraf itu sendiri.Sistem saraf tersebut diantaranya sistem saraf
pusat,saraf tepi dan saraf otonom.
Mudah – mudahan dengan mempelajari materi – materi yang ada dalam makalah
ini menambah wawasan pembaca mengenai materi “Anatomi Fisiologi Sistem Saraf“
Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca,agar nantinya penulis dapat
memperbaiki kesalahan – kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Kelompok – 5
Di Susun Oleh :
Ayuni Saefiah
Trina Safila
Windi Antika
Dindin Mauludin
X–P3