Anda di halaman 1dari 10

PENCEMARAN AIR

Para wisatawan dari negara maju selalu mendapat peringatan untuk berhati-hati
mengkonsumsi air minum apabila mereka berkunjung ke negara berkembang, baik oleh pihak
negara maju, maupun pihak negara berkembang yang menjadi tujuan wisata. Air minum yang
bersih dan sehat tidak selalu tersedia dalam jumlah cukup di semua wilayah bumi. Di
berbagai tempat, sistem penjernihan dan penyediaan air minum sangat kurang bahkan tidak
tersedia, sehingga banyak membawa korban manusia. Beberapa bayi meninggal gara-gara
minum air yang tercemar, bahkan orang dewasapun banyak yang menderita sakit perut akibat
mengkonsumsi air minum yang tidak bersih dan sehat. Orang melihat terjadinya pencemaran
air dimana-mana, dan orang mulai tidak percaya dengan fasilitas air bersih yang ada, baik di
negara maju, dan apalagi di negara berkembang. Orang mulai beralih ke air minum botolan.

DEFINISI PENCEMARAN AIR

Apabila terjadi perubahan fisis, kimiawi, dan biologis terhadap air sehingga air tidak
sesuai lagi untuk digunakan, maka kejadian tersebut tergolong pencemaran air.

Perubahan kondisi tersebut dapat saja merugikan bagi suatu organisme, namun justru
menguntungkan bagi organisme lain. Misalnya pada kondisi bahan organik terlarut yang
meningkat jumlahnya sehingga meningkatkan pemakaian oksigen, populasi ikan akan sangat
dirugikan dan bagi dekomposer, yaitu bakteri dan fungi, justru diuntungkan dan dapat
berkembang lebih pesat. Dengan demikian derajat pencemaran air tersebut bersifat subjektif
dan relatif kepada siapa yang memandangnya. Apakah suatu badan air telah berkurang
kualitasnya tergantung pada perspektif masing-masing.

SUMBER PENCEMARAN

Pencemaran dapat terjadi secara alami dan akibat perilaku manusia. Sumber
pencemaran dapat berasal dari satu titik tertentu yang diketahui (point resource), misalnya
dari pipa buangan limbah suatu pabrik ke aliran sungai. Karena sumber pencemaran ini
diketahui dan tertentu maka lebih mudah untuk mengaturnya. Sebaliknya pencemaran juga
terjadi di suatu perairan karena sumber yang tak diketahui dengan pasti, misalnya dari
buangan rumah tangga, air larian dari lapangan golf, dari peternakan, ataupun pertanian. Zat
buangan yang dapat menimbulkan pencemaran terakumulasi semakin banyak, dan pada suatu
tempat air sungai sudah sangat tercemar. Sumber pencemaran yang tersebar tersebut (non
point resources) lebih sukar untuk dikontrol.
JENIS DAN DAMPAK PENCEMARAN AIR

Jenis, sumber, dan dampak pencemaran air seringkali berhubungan satu dengan
lainnya secara tidak terpisahkan, namun demikian untuk memudahkan kita mempelajarinya,
kita dapat melakukan kategorisasi jenis pencemar sebagaimana pada tabel berikut. (20.1
Saigo).

Tabel 2. Kategori Utama Pencemar Air

Kategori Contoh Sumber


A. Menyebabkan masalah
kesehatan
1. Penyebab infeksi Bakteri, virus, Kotoran manusia
parasit
2. Zat kimia organik Pestisida, plastik, Industri, pertanian, peternakan
deterjen, minyak,
dan bensin
3. Zat kimia anorganik Asam, basa, Limbah industri, rumah tangga,
garam, dan logam aliran permukaan
4. Materi radioaktif Uranium, thorium, Pertambangan dan pemrosesan bijih
cesium, iodine, tambang, pembangkit energi,
radon produksi senjata, sumber alamiah
B Menyebabkan kerusakan
ekosistem
1. Sedimen Tanah, lempung, Erosi
pasir
2. Nutrien tumbuhan Nitrat, fosfat Sisa pupuk
3. Limbah yang menyerap Kotoran ternak dan Limbah cair, aliran dari pertanian,
banyak oksigen sisa tanaman pabrik kertas, dan pabrik pengolahan
makanan
4. Termal/suhu Panas Pembangkit listrik, mesin pendingin

Untuk mengukur kualitas air, biasanya diukur jumlah oksigen terlarut (disolved
oxygen) atau DO, kebutuhan oksigen secara biologi atau biological oxygen demand (BOD),
dan chemical oxygen demand (COD), yaitu kebutuhan oksigen secara kimiawi. Nilai dari
tiga aspek tersebut, yaitu DO, BOD, dan COD biasanya merupakan indikator bagi terjadinya
pencemaran air.
PENGUKURAN KUALITAS AIR

Salah satu cara untuk menentukan kualitas air dan menganalisis pencemaran air
diukur oksigen terlarut secara langsung dengan menggunakan elektroda atau pengukuran
dissolved oxygen (DO). Nilai DO suatu perairan dipengaruhi pula oleh beberapa faktor selain
faktor pencemaran, yaitu suhu air dan aerasi. DO ini secara langsung menentukan jenis
organisme yang dapat hidup di suatu perairan.

Cara lain untuk mengukur kadar pencemaran air yang disebabkan oleh limbah
organik adalah dengan mengukur kebutuhan oksigen secara biologi atau biological oxygen
demand (BOD), suatu standar tes atas jumlah oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh
mikroorganisme akuatik dalam rentang waktu 5 hari. Cara lain yang lebih cepat adalah
dengan mengukur chemical oxygen demand (COD) dengan menggunakan zat pengoksidasi
yang kuat untuk memecah keseluruhan materi organik dalam sampel air. Nilai pengukuran
COD biasanya lebih tinggi daripada BOD, karena senyawa oksida biasanya tidak
dimetabolisme oleh bakteri.

Limbah bahan organik biasanya dibuang di sungai. Pembuangan limbah organik ke dalam
sungai menimbulkan perubahan kondisi yang ditengarai oleh fluktuasi oksigen dan jenis
organisme yang hidup di lokasi tersebut (lihat gambar).

Fluktuasi Oksigen setelah pembuangan limbah organik

Sebelum titik pembuangan limbah, oksigen terlarut dapat menyangga populasi normal
dalam kondisi air bersih (zona bersih). Langsung dibawah sumber pencemaran, kadar
oksigen mulai menurun karena bakteri banyak melakukan dekomposisi limbah. Beberapa
jenis ikan pemakan dekomposer masih dapat bertahan pada zona ini (zona dekomposisi).
Lebih jauh ke hilir, oksigen makin menipis, dan mungkin terjadi kondisi yang anaerobik
(tanpa oksigen), sehingga hanya mikroorganisme dan invertebrata yang paling resisten saja
yang dapat bertahan hidup (zona septik). Semakin lama semua materi organik akan habis
terdekomposisi, jumlah dekomposer menurun, dan kadar oksigen kembali meningkat (zona
perbaikan). Semakin ke hilir, keadaan akan bertambah baik sehingga akan terjadi
keseimbangan baru suatu komunitas perairan bersih (zona bersih). Panjang pendeknya setiap
zona tergantung pada volume limbah, suhu air, dan kuatnya arus air. Aerasi terjadi secara
langsung pada arus air yang cepat dan beriak, yang pada umumnya akan menetralkan nilai
DO secara lebih cepat. Permasalahannya adalah apabila pipa pembuangan limbah terdapat
dalam jumlah banyak di sepanjang aliran sungai, sehingga gangguan menurunnya oksigen
akan terjadi secara berulang dan saling menguatkan, sehingga kapasitas untuk balik kembali
menjadi rusak. Kenyataan yang banyak sekali dijumpai tersebut mengakibatkan kondisi
kehidupan di sungai semakin lama semakin buruk, hingga sunagi sampai di muara.

Pencemaran air yang telah dibicarakan terutama menyangkut pencemaran yang terjadi
pada air permukaan, baik sungai maupun danau. Air permukaan yang paling dekat dengan
kegiatan manusia adalah yang paling menderita. Semua jenis pencemaran yang diketahui
telah terjadi pada air di permukaan bumi. Ternyata tidak hanya sungai dan danau saja yang
mengalami pencemaran. Pencemaran air juga berlanjut ke wilayah pesisir dan lautan. Selain
itu tidak hanya permukaan bumi saja yang mengalami pencemaran air, lebih lanjut lagi,
pencemaran terjadi pula terhadap air tanah, baik air tanah resapan maupun air tanah dalam.

PENCEMARAN AIR TANAH

Ketika limbah cair dibuang ke tanah, partikel tanah berfungsi sebagai filter, mencegah
kandungan limbah yang berukuran besar dan meloloskan cairan untuk meresap ke dalam
tanah. Zat berbahaya yang terlarut dalam air ikut meresap ke dalam tanah mencemari air
tanah yang ada.

Pencemaran air tanah berbeda dengan pencemaran air permukaan seperti sungai dan
danau karena beberapa fenomena berikut:

1) Pada umumnya air tanah bergerak relatif lambat dibanding air permukaan (sekitar 30
cm per hari), dan tidak banyak bercampur dengan air atau bahan lainnya selama
pergerakannya, sehingga tidak terjadi pengenceran zat pencemar sebagaimana pada
air sungai.

2) Air tanah tidak memiliki akses terhadap udara bebas sebagaimana air permukaan,
sehingga oksidasi yang memurnikan dan menetralkan racun yang terjadi pada air
permukaan tidak akan terjadi pada lapisan akuifer di kedalaman.

Oleh sebab itu, pencemaran air tanah resapan maupun air tanah dalam, pada volume
dan konsentrasi yang sama, relatif lebih merugikan dan lebih berbahaya dibanding
pencemaran pada air tanah permukaan.

Kegiatan manusia yang menimbulkan pencemaran air tanah antara lain sebagai berikut.

1) Limbah cair yang disimpan di kolam, danau, lembah, atau cekungan lain, tanpa
dilapisi penyekat.
2) Pestisida yang bioresisten, yang digunakan secara berlebihan untuk membasmi
serangga, yang seringkali meresap ke dalam tanah.

3) Tailing atau ampas dari pengolahan bahan tambang, yang seringkali mengandung
mineral beracun.

4) Limbah cair kimiawi yang dibuang dengan cara diinjeksikan ke dalam lapisan tanah
dalam di bawah lapisan akuifer, seringkali bocor dan mencemari air tanah di atasnya.

5) Virus yang dapat berkembangbiak dalam limbah, seringkali sukar dihilangkan dari
air, karena akan dapat melewati filter yang biasa, dan bertahan dari klorinasi.

Sebagian besar air tanah belum tercemar dan aman untuk digunakan, namun apabila
sampai tercemar, maka pembersihan dan pemurnian akan sangat sukar. Ditambah lagi
pemurnian secara alami berjalan dengan sangat lambat. Untuk itu tindakan yang patut
adalah menjaga dengan ketat agar air tanah tidak terkontaminasi.

DAMPAK PENCEMARAN AIR

Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Apabila air telah tercemar maka
kehidupan manusia terganggu. Ini merupakan bencana besar. Hampir semua mahluk hidup
dimuka bumi ini memerlukan air. Apabila air sudah tercemar, maka dapat menyebabkan
kerugian bagi umat manusia. Air yang sudah tercemar oleh limbah industri, rumah tangga
dan lain-lain tidak dapat dipergunakan, karena udah tercemar. Apabila digunakan dapat
menimbulkan berbagai penyakit menular. Salah satunya penyakit Hepatitis A. Virus ini
sering berada pada makanan yang telah terkontaminasi seperti pada susu, makanan daging,
buah-buahan mentah yang dikunsumsi langsung tanpa dicuci terlebih dahulu, dan masih
banyak lagi penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air, yaitu : folio, kolera, typus,
dysentri amoeba dan cacingan.

Pencemaran air dapat dihindari apabila masing-masing pihak mau menjaga. Didalam
kegiatan industri dan teknologi air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh
langsung dibuang ke lingkungan karna dapat menyebabkan pencemaran. Jadi, harus diproses
daur ulang baru dikembalikan ke lingkungan. Selain itu dampak pencemaran air dapat
menimbulkan keracunan, yang dapat dikategorikan dalam beberapa macam :

a. Keracunan Kadmium
b. Keracunan Kobalt
c. Keracunan Air Raksa
d. Keracunan Bahan Insektisida

Ketiga bahan seperti Kadmium, Kobalt dan Air Raksa biasanya terdapat di limbah-
limbah industri. Sedangkan yang keempat yaitu bahan insektisida berasal dari persawahan
karena untuk meningkatkan produksi pangan untuk menghindari hama. Lambat laun bahan-
bahan berbahaya yang masuk ke tubuh menyebabkan terganggunya fungsi organ-organ di
dalam tubuh sehingga menimbulkan kerusakan.

Secara umum setiap tipe pencemaran air akan mempengaruhi kehidupan sejumlah
organisme, populasi, komunitas biologi, dan ekosistem secara keseluruhan. Miller (1985)
telah mengklasifikasikan dampak pencemaran air yang disusun berdasarkan tingkat
bahayanya terhadap manusia. Kelas pertama, yang paling ringan adalah apabila mengganggu
secara estetika seperti bau, rasa, dan pemandangan yang buruk. Selanjutnya, kelas kedua
adalah apabila menimbulkan kerusakan barang milik. Kelas ketiga apabila membahayakan
atau merusak kehidupan tumbuhan dan hewan. Kelas keempat , apabila merugikan kesehatan
manusia. Selanjutnya kelas kelima apabila merusak genetika manusia dan mempengaruhi
reproduksi, dan yang terakhir, kelas keenam adalah apabila menimbulkan kerusakan
ekosistem secara besar-besaran. Secara lengkap, klasifikasi dampak tersebut tertera pada
tabel berikut.
DAMPAK PENCEMARAN AIR MINUM TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

Dalam skala global, pencemaran air mungkin merupakan sumber utama gangguan
kesehatan pada manusia dibandingkan sebab lainnya. Penyakit yang dibawa dan
disebarluaskan oleh air yang berasal dari parasit bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya,
merupakan jenis penyakit yang dominan, terutama di negara berkembang dan negara miskin.
Sebagai contoh adalah penyakit kolera dan schistosomiasis yang diderita oleh jutaan
penduduk di negara berkembang. Selain itu dikenal pula penyakit yang bersumber dari
bakteri salmonela, dan tipus.

Secara umum, untuk mengukur tingkat kebersihan dari air adalah dengan menghitung
kandungan bakteri coli yaitu jenis bakteri yang secara alami ada pada usus manusia.
Keberadaan bakteri tersebut di peariran menandakan bahwa perairan tercemar oleh tinja
manusia. Karena sebagian besar parasit yang menyebabkan penyakit ditularkan dari manusia,
dan untuk menghitung masing-masing bakteri tersebut relatif sulit, maka bakteri coli
merupakan indikator bagi penyakit bawaan air secara tidak langsung. Secara umum air
dianggap aman apabila mengandung bakteri coli lebih kecil dari 10 per liter air. Untuk
menghilangkan bakteri dalam air biasanya dilakukan proses klorinasi. Namun perlu dicatat
pula bahwa virus tidak mati oleh proses klorinasi tersebut, sehingga air yang telah memenuhi
standar berdasar penghitungan bakteri coli belum tentu bebas dari penyakit bersumber virus.

Telah diterangkan sebelumnya bahwa pencemaran air yang berasal dari sumber lain
seperti zat kimia, sangat merugikan bagi lingkungan. Namun, dampak pencemaran zat kimia
terhadap kesehatan secara umum dan meluas relatif sedikit. Kejadian pencemaran dari
sumber tersebut yang mengganggu kesehatan manusia lebih bersifat lokal dan insidental,
seperti pada kasus pencemaran Minamata atau teluk Buyat.

DAMPAK PENCEMARAN AIR TERHADAP LINGKUNGAN

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali
(eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan
akan mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi
pencemaran air, dengan cara mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari
(minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan
bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi "masyarakat
kimia", yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya .Teknologi dapat kita
gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi
pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan
substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya
lebih efektif dan bijaksana.

Dampak Pencemaran Air Terhadap Tumbuhan Dan Lingkungan bisa menjadi sangat
berbahaya kalau sampai pencemaran tersebut terjadi dalam skala besar dan terus-menerus
tanpa ada penanggulangan. Sumber pencemaran air bisa dari berbagai macam zat, sebagai
contohnya adalah limbah industri yang kurang mendapat perhatian dalam proses
pembuangannya.

Material-material berbahaya yang menjadi bahan pencemar misalnya logam berat


seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal
(Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), juga yang berupa oksida karbon (CO dan
CO2), oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida
(HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa
hidrokarbon seperti metana, dan heksana.

Kalau sampai bahan pencemar diatas masuk kedalam air dan air yang sudah
terkontaminasi tersebut diserap oleh tumbuhan maka bisa jadi zat berbahaya tersebut juga ada
pada tumbuhan itu. Dan jika tumbuhan dikonsumsi makhluk hidup bukan tidak mungkin
akan menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan dari makhluk hidup itu sendiri.

Kita sebagai manusia dapat menjadi perusak lingkungan dengan pencemaran zat
berbahaya tapi juga dapat menjaga kelestarian lingkungan kalau pada masing-masing
individu memiliki sikap peduli akan lingkungan hidup.

Salah satu tanda yang paling umum dari pencemaran air adalah penghijauan
permukaan air, yang disebut eutrofikasi. Mengapa tanaman air dan ganggang mekar di
permukaan air karena air menjadi diperkaya dengan koktail senyawa tercuci dari tanah
sekitarnya. Fosfat bertanggung jawab untuk eutrofikasi lebih dari nitrat. Ini kaldu dari
pertumbuhan mempromosikan bahan kimia sangat ideal untuk pertumbuhan tanaman
termasuk duckweeds, Lemna dan ganggang, serta bakteri.

Situasi telah menjadi mengkhawatirkan selama 20 tahun terakhir, sejak sejumlah 500
Inggris waduk sekarang hijau dan beracun dengan polusi. Air segar menjadi tempat
berkembang biak bagi spesies yang berpotensi berbahaya bakteri, protozoa dan jamur.
Spesies bakteri seperti salmonella dan Listeria dan protozoa, cryptosporidium dan giardia
semuanya berbahaya bagi manusia, seperti kolera pada abad 19 di Eropa.

Mekar alga hijau di permukaan air bertindak seperti kanopi hutan tebal memotong
energi sinar matahari untuk kedalaman di bawah ini. Ini mantra mengakhiri penghasil
oksigen tanaman air di mana air tidak bertulang belakang dan vertebrata bergantung.
Beberapa jenis ganggang biru-hijau menghasilkan zat-zat beracun yang membunuh ikan dan
organisme air lainnya. Akibatnya, kegiatan di waktu luang banyak didasarkan pada waduk
sekarang berhenti selama musim panas karena alga build-up dan toksisitas. Ganggang juga
terjadi pada danau dan waduk untuk dua alasan lain: tebang habis kehutanan dan penerapan
pupuk untuk pohon hutan, yang keduanya rilis nutrisi ke dalam air.

Hujan asam telah menyebabkan bencana lingkungan besar di Kanada, Amerika


Serikat dan di barat laut Eropa. Swedia `s 85.000 danau, 16.000 telah menjadi diasamkan dan
5000 telah kehilangan ikan mereka. Sejak tahun 1976, 4000 danau telah dikapur untuk
menetralkan asam dan mengembalikan keseimbangan dalam danau. Teknik ini juga telah
mencoba di Skotlandia dan Norwegia, di mana 40 persen dari stok ikan telah hilang ke
perairan diasamkan. Di Amerika Serikat timur, pengasaman danau telah kehilangan $ 1 miliar
per tahun dari hilangnya ikan dari perikanan olahraga. Tapi danau pengapuran mengambil
korban pada munities com-lain, misalnya berdiri dari lumut sphagnum, cladonia lumut dan
lumut pobrtrichum di pinggir danau ini telah menderita dari ekses kalsium menyebabkan 90
persen kerugian. Di Skandinavia, banyak hujan asam berasal dari barat, di mana industri
Inggris memproduksi sekitar 3,7 juta ton sulfur dioksida setiap tahun.

Polusi insiden biasanya memiliki efek membunuh satwa liar, terutama ikan, dengan
cara yang dramatis dan sangat jelas. Tapi kembali kolonisasi dan pemulihan populasi dapat
cepat, terutama bila dibantu oleh manusia. Beberapa invertebrata akan hanyut ke daerah yang
terkena dari titik hulu, orang lain, seperti kumbang air, akan terbang di dalam beberapa jam.
Beberapa organisme seperti limpet sungai, yang insang menjadi tersumbat oleh lumpur,
rentan terhadap gangguan. Lainnya, seperti lalat capung adalah toleran terhadap tingkat
cukup tinggi polutan sementara tubifex worm mencerna bakteri dan berbagai jenis larva
Chironomid dan lintah, Termasuk stczgrmlis Helobdella adalah toleran terhadap pengayaan
organik (polusi) dan tingkat oksigen yang rendah. Sesuai dengan nama Latin mereka,
stagmzlis, Helobdella stagmzlis dan Lymnaecz kolam bekicot cukup digunakan untuk
stagnan, perairan yang tercemar, yang mencerminkan keadaan habitat mereka dengan baik.

Timbal merupakan logam berat yang ditemukan dalam larutan dalam air segar. Salah
satu sumber polusi utama adalah penggunaan beban nelayan yang secara teratur dibuang
ketika mereka menjadi terbelit. Lead memiliki efek mendalam pada angsa yang makan bobot
memimpin sementara mengumpulkan gulma. Utama tetap di tenggorokan burung, perlahan-
lahan melewati ke dalam larutan di burung itu dan membunuh itu. 'Patah-leher', saat otot
burung tidak dapat mendukung leher panjang dan perlahan-lahan mati karena kelaparan
sebagai akibatnya, adalah gejala dari keracunan timah.

Kadmium merupakan logam berat yang merayap ke habitat air tawar mempengaruhi
ikan, yang pada gilirannya menyebarkannya ke manusia.
TUGAS
ILMU PENGETAHUAN ALAM

Dampak Pencemaran Air Terhadap Manusia dan Lingkungan

Di susun oleh:
Dwiani Maria Q
Upi Yunengsih
Riska Nur Aivia
Yanti A
Santi N

SMK RADITA YUDHA


Pagaden Subang
2012

Anda mungkin juga menyukai