F/PRO/WKS 1/3
1 Januari 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor : 2/ MIKROBIOLOGI / X/KUR 13
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
1. KD PADA KI-3
3.1Menerapkan prosedur perawatan mikroskop
3.2Memahami ciri-ciri koloni kapang secara mikroskopis dan pengamatan indrawi.
2. KD PADA KI-4
4.1 Melaksanakan perawatan mikroskop.
4.2 Mengidentifikasi kapang secara mikroskopis dan pengamatan indrawi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1.1. Siswa dapat Menerapkan prosedur perawatan mikroskop dengan tepat
3.1.2. Siswa dapat menganalisis prosedur perawatan mikroskop dengan tepat.
3.2.1. Siswa emahami ciri-ciri koloni kapang secara mikroskopis dan pengamatan indrawi.
3.2.2. Menganalisis ciri-ciri koloni kapang secara mikroskopis dan pengamatan indrawi.
4.1.1. Melaksanakan perawatan mikroskop.
4.1.2. Mematuhi peraturan perawatan mikroskop.
4.2.1. Mengidentifikasi kapang secara mikroskopis dan pengamatan indrawi.
4.2.2. Menentukan kapang secara mikroskopis dan pengamatan indrawi.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Mikroorganisme
Jenis mikroba
Secara umum jenis bakteri lebih cepat pertumbuhannya dibanding dengan jenis mikroba yang
lain, namun bakteri bukan merupakan pioneer dalam dekomposisi bahan organik. Bakteri tidak dapat
memecah senyawa kompleks, bakteri baru aktif jika senyawa kompleks telah terdekomposisi oleh
jenis fungi menjadi bentuk yang lebih sederhana. Kelompok fungi yang terdiri dari kapang dan
khamir (yeast) merupakan jenis dekomposer pioneer yang dapat memecah senyawasenyawa
kompleks menjadisenyawa yang lebih sederhana.
Jenis-jenis fungi
Bersel banyak (mushroom) termasuk jenis pioneer dalam proses dekomposisi bahan organik.
Berdasarkan proses dekomposisi, dekomposer dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok mikroba.
Pertama, mikroba aerob merupakan jenis yang membutuhkan oksigen untuk aktivitas hidupnya.
Jenis-jenis ini akan berkembang dengan baik pada kondisi cukup tersedia oksigen.
Kedua, kelompok mikroba yang dalam hidupnya tidak memerlukan oksigen disebut kelompok
anaerob. Kelompok ini pertumbuhannya akan optimum pada kondisi tanpa oksigen.
Ketiga, jenis kelompok di antara dua jenis tersebut yaitu jenis mikroba yang dalam
perkembang-biakannya membutuhkan jumlah oksigen yang terbatas, jenis ini disebut aerob
fakultatif.
a) Kapang
Kapang adalah mikroba bersel tunggal berupa benang- benang halus yang disebut hifa,
kumpulan hifa disebut miselium, dan berkembang biak dengan spora atau membelah diri Kapang
mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1,5- 11,0. Sebagian besar kapang dapat hidup
pada aw > 0.70 serta tidak tahan panas, kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh dan lebih tahan
asam. Spora kapang dapat tahan sampai 92 0 C selama 1 menit dalam kondisi asam. Akan tetapi
untuk mencapai konsistensi yang seperti itu, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk
spora.
b)Khamir
Khamir disebut juga ragi adalah mikroba bersel tunggal berbentuk bulat lonjong dan
memperbanyak diri melalui pembentukan tunas atau askospora, tetapi tidak membentuk benang–
benang miselium Khamir mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1,5-8,5. Namun kebanyakan khamir
lebih cocok tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4-4,5, sehingga kerusakan oleh khamir lebih
mungkin terjadi pada produk-produk asam. Kebanyakan khamir dapat hidup pada aw >0.80. Suhu
lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan khamir adalah 25-30 oC dan suhu maksimum 35-
47oC. Beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0 oC atau lebih rendah. Khamir tumbuh baik pada
kondisi aerobik, tetapi khamir fermentatif dapat tumbuh secara anaerobik meskipun lambat.
C) Bakteri
Bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang memiliki dinding sel, berkembang biak dengan
membelah diri dan mempunyai empat bentuk utama yaitu kokus (bulat), basil (seperi batang),
koma dan spiral.
Pertemuan 2
Morfologi, Reporduksi dan Fisiologi Kapang
Morfologi Kapang
Kapang (Mold) adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada substrat
mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula
berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang
(Ali, 2005).
Menurut Fardiaz (1992), kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang
yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu jalinan yang disebut miselium. Setiap hifa
memiliki lebar 5-10 µm (Pelczar dan Chan, 1986).
Menurut Fardiaz (1992), dan Waluyo (2004), kapang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan
struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat. Septat akan membagi
hifa menjadi bagian-bagian, dimana setiap bagian tersebut memiliki inti (nukleus) satu atau lebih.
Kapang yang tidak memiliki septat maka inti sel tersebar di sepanjang hifa. Dinding penyekat pada
kapang disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak
dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang yang bersekat antara lain
kelas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Sedangkan kapang yang tidak bersekat yaitu
kelas Phycomycetes(Zygomycetes dan Oomycetes).
Reproduksi Kapang
Secara alamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan,
penguncupan, atau pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari kedua
induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada
penguncupan suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya (Waluyo, 2004).
Menurut Fardiaz (1992), secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil
dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara, dan bila berada
pada substrat yang cocok, maka spora tersebut tumbuh menjadi miselium baru.
Morfologi Kapang
Spora aseksual yaitu:
1. Konidiospora atau konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa. Konidia
kecil dan bersel satu disebut disebut mikrokonidia. Sedangkan konidia besar dan banyak disebut
makrokonidia.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu, terbentuk di dalam kantung spora yang disebut sporangium
di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora.
3. Oidium atau arthrospora, spora bersel satu ini terjadi karena segmentasi pada ujung-ujung
hifa. Sel-sel tersebut selanjutnya membulat dan akhirnya melepaskan diri sebagai spora.
4. Klamidospora, spora ini berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk
yang terbentuk pada sel-sel hifa vegetatif.
5. Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh menjadi spora. Juga
terjadi pada pertunasan sel-sel khamir.(Ali, 2005).
Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogamet atau heterogamet. Pada
beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis kelamin belum nampak sehingga semua disebut
isogamet. Tapi pada beberapa spesies mempunyai perbedaan gamet besar dan kecil sehingga
disebut mikrogamet (sel kelamin jantan) dan makrogamet (sel kelamin betina).
Spora seksual yaitu:
1. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan askus. Biasanya
terdapat 8 askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
3. Zigospora. Spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang
secara seksual serasi dinamakan gametangia.
4. Oospora. Spora terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan
telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium
terdapat satu atau lebih oosfer.
Sifat Fisiologi Kapang
1. Kebutuhan air
Kebanyakan kapang membutuhkan air minimal untuk pertumbuhannya dibandingkan dengan khamir dan
bakteri (Waluyo, 2004). Air merupakan pelarut esensil yang dibutuhkan bagi semua reaksi biokimiawi
dalam sistem hidup dan sekitar 90% menyusun berat basah sel (Ali, 2005).
2. Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu mampu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum
pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30oC, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu
35-37oC atau lebih. Beberapa kapang bersifat psikotrofik yakni dapat tumbuh baik pada suhu lemari es,
dan beberapa bahkan masih dapat tumbuh lambat pada suhu dibawah suhu pembekuan, misal -5 sampai
-10oC, selain itu beberapa kapang bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi (Waluyo,
2004).
3. Kebutuhan oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobik, yakni membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Kebanyakan
kapang dapat tumbuh baik pada pH yang luas, yakni 2,0-8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik
bila pada kondisi asam atau pH rendah (Waluyo, 2004).
4. Nutrien
Waluyo (2004) menyatakan nutrisi sangat dibutuhkan kapang untuk kehidupan dan pertumbuhannya,
yakni sebagai sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi, dan faktor pertumbuhan (mineral dan
vitamin). Nutrien tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen-komponen sel.
Kapang dapat menggunakan berbagai komponen sumber makanan, dari materi yang sederhana hingga
materi yang kompleks. Kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik, seperti amilase, pektinase,
proteinase dan lipase. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pektin,
protein atau lipid.
5. Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan organisme lainnya.
Komponen ini disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenum, dan
clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clavatus. Sebaliknya, beberapa komponen lain bersifat
mikostatik atau fungistatik, yaitu menghambat pertumbuhan kapang, misalnya asam sorbat, propionat
dan asetat, atau bersifat fungisidal yaitu membunuh kapang (Fardiaz, 1992).
Pertemuan 3
Perbedaan Kapang dan Khamir
KAPANG (MOULD)
Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang
membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota
dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan
perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan
kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah
torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam,
namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis,
yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang
lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10
μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila
spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran pernapasan.
Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum dijumpai sebagai
hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup. Penyakit lain adalah infeksi kapang
pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang umum adalah
Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillus pada saluran pernapasan.Selain
genus Aspergillus, beberapa spesies dari genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi
saluran pernapasan dan menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.
Morfologi kapang
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari dua bagian : miselium dan spora (sel
resisten.istirahat atau doormen). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.
Setiap hifa lebarnya 5 samapi 10 mm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1mm.
Di sepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Ada tiga macam morfologi hifa :
1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekatb membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi
nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang memungkinkan
perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang yang lain. Sungguhpun setiap ruang
suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana pada sel, setiap ruang
itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu
nucleus dalam setiap ruang. Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa
dari miseliumsomatik menembus kedalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium
reproduksi bertanggung jawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara
dari medium. Miselium suatu kapang dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat
merupakan struktur padat yang terorganisir seperti pada jamur.
Kelompok kapang
Kapang lendir
Kapang lendir merupakan sekumpulan mikroorganisme yang heterogen. Kapang lendir memiliki ciri-ciri
hewan dan tumbuhan. Fase vegetatif atau somatic yang aseluler dan merayap jelas mempunyai struktur
dan fisiologi seperti hewan, sedangkan struktur reproduktifnya seperti tumbuhan, yaitu menghasilkan
spora yang terbungkus dinding yang nyata. Gabungan fase seperti hewan dan seperti tumbuhandalam
satu daur hidup merupakan cirri pembeda kapang lendir.
Ada 4 tipe kapang lendir yang berbeda dalam struktur dan fisiologi serta masing-masing mempunyai
daur hidup yang khas. Keempat macam itu adalah kapang lendir sejati (Myxomycetes), kapang lendir
endoparasit (Plasmodiophoromycetes), kapang lendir jarring (Labyrinthulales), dan kapang lendir seluler
(Acraciales).
Sejak saat itu, perusahan roti, minuman dan para ahli mulai berupaya untuk memproduksi strain murni
yeast yang tepat untuk keperluan industri yang disesuaikan dengan rasa dan keperluan kualitas serta
karateristik lainnya. Sedangkan di Indonesia yang dikenal dengan ragi untuk tape sebenarnya ada yang
tidak murni dari jenis yeast saja akan tetapi dicampur dengan jenis bakteri dimana disesuaikan dengan
kebutuhan produk yang akan dihasilkannya.
Morfologi Khamir
Yeast adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan fungi yang dibedakan bentuknya
dari mould (kapang) karena berbentuk uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan
cara pertunasan. Sebagai sel tunggal yeast tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding
dengan mould yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Yeast sangat mudah dibedakan dengan
mikroorganisme yang lain misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai ukuran sel yang lebih besar dan
morfologi yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa, yeast mempunyai dinding sel yang lebih kuat
serta tidak melakukan fotosintesis bila dibandingkan dengan ganggang atau algae.
Dibandingkan dengan kapang dalam pemecahan bahan komponen kimia yeast lebih efektif memecahnya
dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak. Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif dapat
melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas contohnya pada
produk roti.
Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan CO 2 dan H2O. Keduanya bagi yeast adalah
dipergunakan untuk energi walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang
melalui fermentasi.
Dibandingkan dengan bakteri, yeast dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya larutan gula atau
garam lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai adanya oksigen. Yeast juga tidak
mati oleh adanya antibiotik dan beberapa yeast mempunyai sifat antimikroba sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dan mould.
Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan gula) maka dalam
persaingannya dengan mikroba lain yeast lebih bisa hidup normal.
Daging yang diolah (sosis, ham) Debaryomyces hansenii, Candida spp., Rhodotorula spp.
Perbedaan Kapang dan Khamir
Kapang dan khamir merupakan bagian dari fungi, namun ada hal yang membedakan diantara keduanya
yaitu kapang merupakan jenis fungi multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan organisme
saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di
bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini
dikenal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan yang lembab,
seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau pada perabotan lembab yang jarang
terkena sinar matahari. Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora
kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran
yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif
menggunakan aliran udara.
Sedangkan khamir merupakan jenis fungi uniseluler. Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-
bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler
berbentuk ovoid atau spheroid. Bentuk khamir dapat sperikal sampai ovoid, kadang dapat membentuk
miselium semu. Ukuran juga bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi dinding sel, sitoplasma,
vakuol air, globula lemak dan granula. Kebanyakan khamir melakukan reproduksi secara aseksual
melalui pembentukan tunas secara multilateral ataupun polar. Reproduksi secara seksual menghasilkan
askospora melalui konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang menghasilkan sel anakan kecil.
Jumlah spora dalam askus bervariasi tergantung macam khamirnya.
Pertemuan keempat
Pengertian, Ciri, Struktur dan Klasifikasi Bakteri
A. PENGERTIAN BAKTERI
Bakteri adalah sebuah makhluk hidup uniseluler yang tidak memiliki inti sel (prokariota). Bakteri ini
membelah diri untuk berkembang biak, sehinga butuh mikroskop untuk mengamatinya. Bakteri
merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi pada tubuh manusia dan hewan. Sehingga untuk
melakukan pengobatan atau pemberian antibiotik pada sebuah penyakit infeksi, terlebih dahulu penting
Secara khusus, bakteri dibagi menjadi dua jenis, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif,
C. STRUKTUR BAKTERI
Bakteri berukuran sangat kecil, yang hanya dapat dilihat jelas morfologinya menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 10x100 kali bahkan lebih. Lebar tubuhnya berukuran 1-2 mikron, dan panjang
tubuhnya berukuran 2-5 mikron. Satu mikron sama dengan 1/1000 mm. Bakteri berbentuk kokus
diameternya adalah 0,5-2,5 mikron. Sedangkan bakteri berbentuk basil berdiameter 0.2-2,0 mikron.
Secara garis besar, bentuk bakteri dibedakan menjadi tiga, yaitu spiral, kokus dan basil.
Bentuk kokus (tunggal: coccus, jamak: cocci) adalah bentuk bulat atau dapat menyerupai oval, bila
bakteri cocci ini membelah diri, maka sel nya dapat melekat satu sama lain dan bergabung
menjadi diplococci. Cocci yang membelah dalam dua bagian dan membentuk empat
kelompok coccus disebut dengan tetrad. Cocciyang membelah dalam tiga bagian dan melekat
membentuk delapan kelompokcoccus disebut dengan sarcina. Bakteri yang terkenal dalam bidang
adalah Streptococcus dan Staphylococcus.Streptococcus adalah cocci yang setelah membelah tetap
melekat satu sama lain, dan membentuk rantai. Sedangkan staphylococci adalah cocci yang membelah
Bentuk basil (tunggal: bacillus, jamak: bacilli) adalah bentuk seperti batang. Bila bakteri bacilli ini
menjadidiplobacilli, streptobacilli adalah bacilli yang berpasangan setelah pembelahan dan membentuk
rantai. Sedangkan bacilli yang tampak pada mikroskop menyerupai cocci disebut dengan coccobacilli.
Bentuk spiral yaitu bakteri yang bentuknya memiliki lekukan satu atau lebih lekukan. Bakteri bentuk
spiral ini dibagi lagi dalam beberapa jenis, yaitu bakteri bentuk batang yang melengkung seperti bentuk
koma disebut dengan vibrio, bakteri yang berpilin dan kaku disebut dengan spirillea, dan bakteri yang
Dinding sel bakteri terluar dilindingi oleh kapsul yang kokoh, kemudian terdapat lapisan peptidoglikan
yang kuat dan juga membran sel, pada bakteri gram positif, lapisan peptidoglikan nya sangat tebal,
sedangkan pada bakteri Gram negatif, lapisan peptidoglikannya lebih tipis yang terdapat didalam ruang
periplasmik, yaitu ruang antara membran sel luar dan membran sel dalam sehingga bakteri Gram negatif
juga membantu keutuhan dan ketahanan bakteri melalui dinding selnya, bahkan sifat patogen bakteri
Gram negatif lebih berbahaya dari bakteri Gram positif, diakibatkan oleh membran luar dari dinding
Didalam sel bakteri, terdapat materi genetik DNA dalam bentuk plasmid. Juga terdapat mitokondria
sebagai sumber energi dari bakteri, pada beberapa bakteri, dijumpai flagela (alat gerak)
STRUKTUR DASAR BAKTERI
Pertemuan kelima
E. KLASIFIKASI BAKTERI
Hans Christian Gram, dokter asal Denmark pada tahun 1884. Menemukan dan mengembangkan
sebuah cara untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan ketebalan lapisan peptidoglikan pada
dindingnya. Sehingga muncullah dua klasifikasi yang umumnya digunakan dalam dunia medis untuk
mempermudah memilih antibiotik yang tepat, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang dindingnya peptidoglikannya tebal. Ketika dilakukan
pewarnaan bakteri dengan cara gram staining, bakteri ini menyerap warna violet, sehingga ketika dilihat
Gram staining adalah sebuah metode pewarnaan bakteri, dengan melumuri kristal violet pada bakteri,
kemudian dibilas dengan air setelah 1 menit, selanjutnya bakteri dilumuri dengan lugol dan dibilas lagi.
Kemudian bakteri dilumuri dengan alkohol dan dibilas, yang terakhir bakteri diberikan pewarnaan
dengan safranin dan dibilas. Setelah itu pengamatan bakteri dilakukan dibawah mikroskop dengan
pembesaran 1000x.
1a. Kokus
Katalase positif : Staphylococcus, bakteri ini sering menyebabkan penyakit pada kulit seperti bisul,
follicullitis, impetigo, juga pada telinga dapat menjadi penyebab awal dari otitis media supuratif kronis
atau yang biasa dikenal dengan congekan.Staphylococcus aureus juga menjadi bakteri yang sering
1b. Basil
Anaerobik/fakultatif anaerobik :C. Botulinum, Lactobacillus, Propionic bacterium. Contohnya
seperticlostridium tetanipenyebab penyakit tetanus. Juga penyakit gas gangrene dan botulismus. Ada
juga bakterP. Acnesyang menyebabkan jerawat.
Aerobik :Bacillus, sepertiBacillus anthracisyang menyebabkan penyakit antraks.Bacillus
cereusmenjadi penyebab keracunan makanan.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang memiliki dinding peptidoglikan yang tipis. Lapisan
peptidoglikan ini terletak diantara membran plasma dan membran luar yang disebut dengan ruang
periplasmik. Sehingga bakteri ini akan menyerap warna merah dari safranin ketika dilakukan gram
staining.
2a. Kokus
Contonhnya seperti Neisseria meningitides yang sering menyebabkan meningitis (radang selaput otak),
ada juga kokobasilus seperti haemophilus dan bordetellayang sering menyebabkan infeksi saluran nafas.
Ada juga bakteri yang menular dari hewan ke manusia (zoonosis) seperti brucella dan pasteurella
2b. Basil
Termasuk familu bakteri fakultatis seperti enterobacteriaceae yang menjadi flora normal pada manusia
dan hewan. Contoh lainnya adalah salmonella sepertisalmonella tyhpii penyebab penyakit demam tifus
yang didapat dari feses pengidap tifus yang dibawa oleh lalat dan disebarkan melalui
makanan. Shigella sebagai penyebab diare berdarah atau disentri, ada juga bakteri proteus dan yersinia.
Bakteri spiral gram negatif yaitu helicobacter, contohnya seperti helicobacter pyloriyang bisa
menginfeksi lambung dan membentuk ulkus (luka) dilambung dan duodenum (usus halus), dan juga
dapat berakhir menjadi kanker lambung. Contoh lainnya adalah campylobacter sp penyebab diare akut
1. Bakteri aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya, dengan kata
lain, jika tidak ada oksigen, bakteri tersebut akan mati. Sumber energi bakteri aerob digunakan dari zat-
zat seperti glukosa dan etanol, yang kemudian dioksidasi oleh bakteri tersebut menjadi H2O dan CO2.
Conroh dari baktreri aerob adalah : Nitrosomas, Nitrobacter,Acetobacter, Thiobacillus Thiooxidan, dan
bakteri yang menginfeksi paru (karena paru merupakan lingkungan yang beroksigen)
seperti Nocardiaasteroides.
2. Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya, bakteri
Bakteri ini dapat hidup dengan oksigen, maupun tanpa oksigen. Contoh dari bakteri ini
Streptococcus (penyebab infeksi pada kulit, telinga, dan saluran pernafasan),Staphylococcus (penyebab
Bakteri yang tidak dapat hidup dalam lingkungan beroksigen, jika di lingkungan sekitarnya terdapat
oksigen, maka bakteri tersebut akan mati. Contoh bakteri ini adalah
3. Pevotella melaninogenica : bakteri ini menyebabkan terbentuknya abses pada rongga mulut dan faring
4. Peptostreptococcus : bakteri ini menyebabkan terbentuknya abses pada otak dan genitalia wanita
5. Clostridium Tetani : bakteri ini penyebab penyakit tetanus, yang biasa terjadi akibat tertusuk paku,
karena itu paku yang masuk melewati kulit akan membuat sebuah ruang antara jaringan dan paku
tersebut, sehingga menciptakan keadaan anaerob (tidak ada oksigen), dan disitulah menjadi lingkungan
1. Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof (auto : sendiri, trophein : makanan) adalah bakteri yang membuat makanan sendiri
dengan bantuan energi. Sumber energi ini dapat berasal dari cahaya maupun kimia.
1a. Kemoautotrof
Kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia untuk membuat makanannya sendiri,
energi kimia ini berasal dari reaksi oksidasi senyawa organik. Misalnya bakteri Nitrosoccus yang
bakteri Nitrobacter yang menggunakan nitrit (HNO2), Hydrogenomonas yang mengoksidasi gas
1b. Fotoautotrof
Fotoautotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan
pigmen merah dan tidak menghasilkan belerang, Chlorobium (berwarna hijau, menghasilkan belerang
dan bereaksi bila ada hidrogen sulfida), dan juga Thiocystis dan Thiospirillum (berwarna ungu dan
2. Bakteri Heterotrof
Heterotrof berasal dari kata (hetero : yang lain, trophein : makanan), yaitu bakteri yang mendapatkan
Bakteri ini mengurai organisme yang sudah mati, seperti tumbuhan dan juga sampah. Contohnya
adalah E. Coli yang mengurai sisa makanan di usus, Cellvibrio dan Cellfacicula yang mengurai selulosa
ditanah. Clostridium Botulinum yang mengurai makanan basi, dan makanan kaleng.
Bakteri ini mendapatkan makanan dari organisme lain yang ditumpangi oleh bakteri ini. Contohnya
adalah Bordetella Pertussis penyebab batuk rejan,Mycobacterium Leprae penyebab penyakit kusta, M.
Tuberculosis penyebab TBC,M. Bovis parasit pada lembu, dan Corynebacterium diphtheriae penyebab
penyakit difteri.
Bakteri ini menguntungkan organisme yang ditumpanginya, dan saling memberikan keuntungan. Bakteri
ini merupakan flora normal (bakteri normal) yang tidak bersifat patogen terhadap tubuh, kecuali dalam
keadaan tertentu ketika keadaan fisiologis tubuh tidak baik dan juga dalam keadaan imun yang rendah.
Contohnya adalah P. Acnes bakteri ini hidup normal didalam kelenjar minyak di tubuh manusia, akan
tetapi jika pori-pori tersumbat oleh minyak yang banyak dan lapisan keratin, maka akan menciptakan
keadaan anaerob dan membuat bakteri ini patogen. Kemudian ada bakteri E. Coli yang hidup normal
disaluran pencernaan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama: (2JP)
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Guru memberi salam dan menanyakan kabar peserta didik & peserta didik yang tidak
hadir
2) Siswa dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
3) Guru meminta peserta didik mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar tempat duduk
sebagai bentuk peduli lingkungan
4) Guru membagi peserta didik dalam kelompok
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru menanyakan jenis-jenis mikroorganisme
b. Kegiatan Inti (75 menit ),
1) Mengamati
Membaca artikel tentang pembuatan jenis bakteri, kapang, khamir
Peserta didik dibagi menjadi kelompok – kelompok kecil
2) Menanya
Peserta didik menuliskan daftar pertanyaan berkaitan dengan hasil bacaan
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
Peserta didik menyimpulkan jenis-jenis miroba
4) Menalar/mengasosiasi
Peserta didik mencari sumber belajar untuk menjawab pertanyaan yang disusun
5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan tentang jenis mikroba,penggolongan, kondisi optimum dan ciri-ciri koloni
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
1) Siswa bersama guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
2) Guru melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan
3) Guru memberikan tugas membaca bagian mikroskop dan cara penggunaan mikroskop
4) Guru menutup pelajaran dengan salam
2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Praktik
b. Bentuk Instrumen : Lembar Kerja / Lembar observasi
c. Kisi-kisi:
Ketrampilan mendeskripsikan hasil pengamatan perubahan materi