Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
ATOM AWAN OTOMATIS SEBAGAI PENCEGAHAN KEBAKARAN
HUTAN DI RIAU
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASANTERTULIS

Diusulkan oleh:
Gregorius Nanda Fyantika Nugroho
Mirna Meidina
Tri Oktaviani
Devi Farichah
Lywanda Aulia Rahmatin
Prahasary Deavy Larasati

3315100090
3415100012
3415100102
3515100028
3515100055
3815100014

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2016

2015
2015
2015
2015
2015
2015

DAFTAR ISI
Halaman
Judul
...........i
Halaman
Pengesahan
ii
Daftar Isi
iii
Ringkasan
iv
BAB I.
Pendahuluan
1
1.1 Latar
Belakang
.......................................................................................................
1
1.2 Tujuan
.......................................................................................................
1
1.3 Manfaat
.......................................................................................................
1
BAB II.
Gagasan
2
2.1
Kondisi
Kekinian
2
2.2
Solusi
yang
Pernah
Ditawarkan
2
2.3
Gagasan
Baru
yang
Ditawarkan
3
2.4 Pihak-Pihak atau Stakeholders
yang
Terlibat
Dalam
Implementasi
Gagasan
4
2.5 Langkah-langkah Strategis yang
Dilakukan
Untuk
Implementasi
Gagasan
4
BAB III. Kesimpulan
5
Daftar
Pustaka
5
Lampiran

Lampiran
7

1.Biodata

Ketua

dan

Anggota

Lampiran2.Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


8
Lampiran
3.Surat
Pernyataan
Ketua
Tim
9

RINGKASAN
Kebakaran hutan di Indonesia hampir terjadi setiap tahun. Setiap tahunnya,
di Indonesia terjadi. kebakaran hutan. Sebagian besar selalu dipicu oleh adanya
pembakaran awal dalam aktivitas manusia dan sering terjadi di hutan rawan
gambut. Kebakaran hutan yang besar berakibat sangat merugikan bagi Negara dan
masyarakat. Ratusan ribu bahkan jutaan pohon dan tumbuhan hutan lainnya yang
bernilai ekonomis musnah. Beranekaragam kehidupan liar dari jasad renik sampai
satwa besar penghuni hutan mati, ekosistem kehidupan manusia rusak, mata air
mongering dan kerusakan lainnya yang tidak dapat dihitung dengan uang. Akibat
yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah adanya asap yang menggangu dari
adanya kebakaran hutan. Disamping faktor ulah tangan manusia yang dengan
sengaja membakar hutan, penyebab kebakaran adalah keringnya suhu udara dan
kondisi tanah yang salah satunya disebabkan oleh siklus udara kering El-Nino.
Karena itu diperlukan suatu sistem keamanan untuk menjaga agar kondisi
udara tidak kering dan kondisi tanah lembap, penulis memunculkan ide untuk
menciptakan pembuat hujan otomatis, yang akan membuat awan dan hujan lokal,
saat dideteksi kondisi udara dan tanah kering, sitem yang di kembangkan berjudul
ATOM Awan Otomatis sebagai Pencegahan Kebakaran Hutan di Riau

Sistem pembuatan awan otomatis yang dikembangkan oleh kami, bila diterapkan
pada hutan hutan yang berpotensi kebakaran hutan di Indonesia akan
mengurangi potensi hutan tersebut terbakar. Dengan ini, jumlah kebakaran hutan
yang ada di Indonesia bisa dikurangi.

1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebakaran hutan di Indonesia hamper terjadi setiap tahun. Setiap
tahunnya, di Indonesia terjadi. kebakaran hutan. Sebagian besar selalu dipicu oleh
adanya pembakaran awal dalam aktivitas manusia dan sering terjadi di hutan
rawan gambut. Kebakaran hutan yang besar berakibat sangat merugikan bagi
Negara dan masyarakat. Ratusan ribu bahkan jutaan pohon dan tumbuhan hutan
lainnya yang bernilai ekonomis musnah. Beranekaragam kehidupan liar dari jasad
renik sampai satwa besar penghuni hutan mati, ekosistem kehidupan manusia
rusak, mata air mongering dan kerusakan lainnya yang tidak dapat dihitung
dengan uang. Akibat yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah adanya asap
yang menggangu dari adanya kebakaran hutan.
Saat ini salah satu provinsi yang menyumbangkan kebakaran hutan adalah
Riau. CIFOR memaparkan risetnya di Riau tahun ini, bahwa kebakaran hutan di
provinsi itu melepaskan sekitar 1,5 hingga 2 miliar ton karbondioksida. Riau
menyumbang 10% emisi gas karbon nasional setiap tahunnya. Kerugian ekonomi
akibat kabut asap mencapai sekitar Rp 20 triliun dalam dua bulan, sedangkan
Singapura mengklaim kerugian sekitar Rp 16 triliun.(Susanto, 2015)
Disamping faktor ulah tangan manusia yang dengan sengaja membakar
hutan, penyebab kebakaran adalah keringnya suhu udara dan kondisi tanah yang
salah satunya disebabkan oleh siklus udara kering El-Nino.
Karena itu diperlukan suatu sistem keamanan untuk menjaga agar kondisi
udara tidak kering dan kondisi tanah lembap, penulis memunculkan ide untuk
menciptakan pembuat hujan otomatis, yang akan membuat awan dan hujan lokal,
saat dideteksi kondisi udara dan tanah kering, sitem yang di kembangkan berjudul
ATOM Awan Otomatis Sebagai Pencegahan Kebakaran Hutan Di Riau

1.2 Tujuan
-

Menghasilkan konsep peyelesaian dari permasalahan kebakaran hutan


Membantu masyarakat Riau dalam mengatasi kebakaran hutan

Memahami cara kerja awan otomatis dalam mengatasi kebakaran


hutan

1.3 Manfaat
Manfaat karya tulis yang berjudul ATOM Awan Otomatis Sebagai
Pencegahan Kebakaran Hutan Di Riau ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

2
1) Pemerintah dapat mempertimbangkan penyelesain yang telah kami
berikan pada karya tulis ini untuk mengurangi permasalahan
kebakaran hutan.
2) Membantu agar supply oksigen ke bumi tetap terjaga.
BAB 2 GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian
Luas hutan yang ada di Provinsi Riau berdasarkan Tata Guna Kesepakatan
(TGHK) sesuai keputusan Menteri Kehutanan No. 173/Kpts-II/1986 tanggal 6
Juni 1986 seluas 8.598.757 Ha. Hutan yang ada di Riau adalah hutan yang berasal
dari gambut. Gambut memiliki karakter susah terbakar sekalipun musim kemarau
dan memiliki kandungan air yang banyak hingga ke akarnya. Gambut hanya bisa
terbakar apabila dalam kondisi kering dan musim kemarau tidak membuat gambut
kering.
Kebakaran yang terjadi di Riau 90 persen adalah akibat dari pembakaran
hutan untuk lahan baru. Cara untuk membakar hutan gambut adalah dengan
membangun kanal kanal yang terdapat sungai kecil. Adanya sungai membuat
air yang ada di akar gambut mengalir dan menyebabkan gambut menjadi kering.
Jika gambut sudah kering baru lahan di bakar. Api yang sudah masuk ke dalam
akar gambut susah dipadamkan meskipun sudah dilakukan penyemprotan dan
akan kembali terbakar apabila terkena angin. Hal inilah yang menyebabkan
kebakaran di riau sulit untuk ditangani hingga menyebabkan kabut asap. Satu
hektar lahan gambut yang terbakar akan menghasilkan asap seluas seribu hektar
lahan gambut.
Menurut riset yang diadakan Center for International Forestry Research
tahun ini Riau melepaskan sekitar 1,5 hingga 2 miliar ton karbondioksida. Riau
menumbang 10 % emisi gas karbondioksida setiap tahunnya. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan luas kebakaran lahan
dan hutan di daerah tersebut mencapai sekitar 1.957 hektare yang terjadi selama
periode Januari hingga akhir Agustus 2015. Ketika terjadi kebakaran kerugian
yang terjadi di provinsi Riau akibat kabut asap tak ternilai. Bandara ditutup,
sekolah diliburkan, penyakit ISPA dan kanker yang diderita masyarakat Riau dan
sekitarnya. Belum lagi masalah hewan hewan yang mati.

2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan


Disamping melakukan pencegahan, pemerintah juga melakukan penanggulangan
melalui berbagai kegiatan antara lain :

Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta


melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I
dan II.

Mobilitas semua sumber daya (manusia, peralatan & dana) di semua


tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya,
maupun perusahaan-perusahaan.
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui
PUSDALKARHUTNAS
dan
di
tingkat
daerah
melalui
PUSDALKARHUTDA Tki dan SATLAK kebakaran hutan dan lahan.

Upaya pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan selama ini ternyata
belum memberikan hasil yang optimal dan kebakaran hutan masih terus terjadi
pada setiap musim kemarau. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain:

Kemiskinan dan ketidakadilan bagi masyarakat pinggiran atau dalam


kawasan hutan.
Kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih
rendah.
Kemampuan aparatur pemerintah khususnya untuk koordinasi, memberikan
penyuluhan untuk kesadaran masyarakat, dan melakukan upaya pemadaman
kebakaran semakbelukar dan hutan masih rendah.
Upaya pendidikan baik formal maupun informal untuk penanggulangan
kebakaran hutan belum memadai.

2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan


Melihat permasalahan di atas perlu inovasi untuk mengatasi permasalahan
asap sehingga mengurai korban dan aktivitas masyaralat berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, dengan membuat membuat awan buatan otomatis dapat menjadi
alternatif mengurangi asap di Riau. Diperlukan sensor untuk mengetahui titik api,

setelah titik tersebut ditemukan maka data akan dikirim ke sebuah satelit khusus.
Kemudian hasil dari satelit tersebut akan diterima oleh badan pemerintahan yang
mengurusi sistem otomatis untuk menyalakan semacam drone pembawa garam
untuk dibawa ke awan otomatis. Karena awan otomatis akan bekerja jika
ditaburkan garam. Lalu melalui data tersebut dibentuk awan di daerah yang telah
terdeteksi sehingga hujan dapat turun di tempat terdeteksi adanya api. Jika api
tersebut sudah padam maka sensor pendeteksi akan mengirimkan data tersebut,
sehingga awan buatan tidak akan menurunkan hujan lagi, dan awan akan hilang
secara perlahan melalui hembusan angin.

4
Inovasi ini dinilai cukup efektif untuk menyelesaikan permasalahan di atas
karena api dapat terdeteksi lebih awal sehingga wilayah yang terbakar belum luas
dan menguranngi jumlah korban serta dampak bagi lingkungan.

2.4 Pihak-pihak atau stakeholders yag terlibat dalam implementasi gagasan


Pihak yang terlibat besar dalam implementasi gagasan ini adalah pihak
pemerintah tentunya. Pemerintah melalui kementrian perhutanan memiliki
tanggung jawab penuh atas segala kejadian yang ada di hutan. Segala
pembangungan, pengembangan serta penggunaan dan pemeliharaan juga
merupakan tanggung jawab dari pihak pemerintah terutama kementrian
perhutanan.
Selain pihak pemerintah, tentu masyarakat juga berperan penting dalam
mewujudkan sistem alat ini. Masyarakat harus sadar benar fungsi dari alat ini.
Sehingga masyarakat diharapkan mampu terlibat aktif dalam pemeliharaan serta
perawatan sistem alat ini agar tetap berjalan dengan baik dan mampu berfungsi
sebagaimana fungsinya.
2.5 Langkah-langkah Strategis yang harus dilakukan untuk implementasi
gagasan kalian
Hal pertama yang bisa dilaukan oleh pemerintah adalah mulai sosialisasi
kepada masyarakat serta pemerintah setempat mengenai sistem alat ini. Pada
tahap sosialisasi ini, pemerintah setempat serta masyarakat perlu disadarkan
bahwa kebakaran hutan yang terjadi bisa bedrdampak buruk bagi lingkungan
maupun manusia yang ada pada wilayah tersebut, baik berupa sakit samapi
terjadinya korban jiwa.
Setelah sosialisasi, pesmerintah memulai mencari perusahaan yang mampu
membangun sistem alat ini dengan spesifikasi sesuai dengan yang telah
direncanakan. Lalu setelah itu bisa dilanjutkan dengan pembangunan. Dalam
pembangunan ini tentu tidak bisa dilewatkan aspek lingkungan hidup dimana

dalam pembangungan sistem alat ini, pemerintah harus teteap menjaga alam
(ekosistem hutan).
Setelah sistem alat terpasang, diharapkan masyarakat serta pemerintah
setempat mampu menjaga sistem alat yang ada agar bisa tetap bekerja sebagai
mestinya dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga kebakaran hutan yang
terjadi di Indonesia bisa dikurangi jumlah serta intentitasnya, karena hal ini juga
menguntungkan bagi masyarakat sekitar yang memiliki pemukiman di daerah
hutan tersebut.

5
BAB 3 KESIMPULAN
Sistem pembuatan awan otomatis yang dikembangkan oleh kami, bila
diterapkan pada hutan hutan yang berpotensi kebakaran hutan di Indonesia akan
mengurangi potensi hutan tersebut terbakar. Dengan ini, jumlah kebakaran hutan
yang ada di Indonesia bisa dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Bumi. 2015. Kebakaran Hutan https://jurnalbumi.com/kebakaran-hutan/
diakses tanggal 17 Oktober 2015
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2015. Proses Hujan Buatan
Teknologi Modifikasi Cuaca http://wxmod.bppt.go.id/index.php/proses-hujanbuatanteknologi-modifikasi-cuaca diakses tanggal 18 Oktober 2015

6
LAMPIRAN
Lampiran 1.BiodataKetuadanAnggota
1. BiodataKetuaKelompok
A. IdentitasDiri
1
2
3
4
5
6
7

NamaLengkap
JenisKelamin
Program Studi
NRP
TTL
E-mail
Nomortelpon/HP

B. RiwayatPendidikan
SD

SMP

SMA

NamaInstitusi
Jurusan
Tahunmasuk-lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No

NamaPertemuanIlmiah/
Seminar

JudulArtikelIlmiah

WaktudanTemp
at

1
D. Penghargaandalam 10 TahunTerakhir
No
1

JenisPenghargaan

InstitusiPemberiPengharga
an

Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawakan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis.
Surabaya, 2015
Pengusul,
TTD
(NamaLengkap)
7
2. BiodataAnggotaKelompok
2.1 BiodataAnggota 1
A. IdentitasDiri
1
2
3
4
5
6
7

NamaLengkap
JenisKelamin
Program Studi
NRP
Tempattanggallahir
E-mail
Nomortelepon/HP

B. RiwayatPendidikan
SD

SMP

SMA

NamaInstitusi
Jurusan
Tahunmasuk-lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No

NamaPertemuanIlmiah/
Seminar

JudulArtikelIlmiah

WaktudanTemp
at

1
D. Penghargaandalam 10 TahunTerakhir
No
1

JenisPenghargaan

InstitusiPemberiPengharga
an

Tahun

Semuadata

yang

sayaisikandantercantumdalambiodatainibenardandapatdipertanggungjawabkansec
arahukum.Apabila

di

kemudianhariternyatadijumpaiketidaksesuaiandengankenyataan,
sayasanggupmenerimasanksi.
Demikianbiodatainisayabuatdengansebenarnyauntukmemenuhisalahsatupersyarat
andalampengajuan Program KreativitasGagasanTertulis.
Surabaya, (tanggal, bulan) 2015
Pengusul,
TTD
8
(NamaLengkap)

Lampiran2.SusunanOrganisasi Tim PenyusundanPembagianTugas


No
1.
2.
3.
4.

Nama/NIM

Program Studi

BidangIlmu

AlokasiWaktu
UraianTugas
(jam/minggu)

9
Lampiran3.
SuratPernyataanKetuaPeneliti/Pelaksana(Menggunakan
ITSseperti di PKM 5 Bidang)

Kop

Surat

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA


Yang bertandatangan di bawahini:
Nama
:
NIM
:
Program Studi :
Fakultas
:
Denganinimenyatakanbahwa proposal PKM.sayadenganjudul:
.
.
yangdiusulkanuntuktahunanggaran
originaldanbelumpernahdibiayaiolehlembagaatausumberdana lain.

2015bersifat

Bilamana
di
kemudianhariditemukanketidaksesuaiandenganpernyataanini,
makasayabersediadituntutdandiprosessesuaidenganketentuan
yang
berlakudanmengembalikanseluruhbiayapenelitian
yang
sudahditerimakekasnegara.
Demikianpernyataaninidibuatdengansesungguhnyadandengansebenar-benarnya.
Surabaya, (tanggal, bulan) 2015
Yang Menyatakan,
PembantuRektorBidang

AkademikdanKemahasiswaan

(Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko)


NIP. 196010041986011001

(NamadanMeterai)
NIM

Anda mungkin juga menyukai