Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU AGENDA IV (AKTUALISASI 1)

Latsar CPNS PEMKOT PALEMBANG 2021

Angkatan : LXIII
Kelompok : 1
Nama Peserta : Janatia Anggraini, S.Kep.,Ns (NDH 38)
Tutor : Drs. H. Joko Imam Sentosa, M.M

MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

I. DESKRIPSI ISU
Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas
asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas
desus. Secara umum, isu adalah suatu phenomena/ kejadian yang
diartikan sebagai masalah. Sumber isu berasal dari tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi), serta inisiatif peserta sendiri berdasarkan
persetujuan atasan.
Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat,
yaitu kemampuan melakukan (Dwiyanto, Agus, dkk. 2017):
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif,
dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-
masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi
implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan
kebijakan/program/kegiatan/ tahapan kegiatan.

Dalam hal ini, isu yang muncul digunakan untuk meningkatkan


kinerja perawat di Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan
yang terbaik. Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
Bari sudah sangat baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu
ditingkatkan lagi. Berdasarkan pengalaman di tempat kerja dan
konsultasi kepada mentor, situasi problematik yang terjadi di Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI dapat dideskripsikan sebagai
berikut:

1. Belum Optimalnya Pelaksanaan MAKP Metode Tim di Ruang


Perawatan Neonatus RSUD Palembang BARI.
Pelayanan keperawatan di suatu bangsal / ruang rawat di Rumah
Sakit berlangsung terus-menerus secara berkesinambungan
selama 24 jam. Untuk dapat memberikan pelayanan yang
komprehensif dan efektif , dan teratur kepada pasien / klien , serta
tercapainya hasil pelayanan yang bermutu diperlukan pengelolaan
manajemen asuhan keperawatan professional Metode Tim dapat
diterapkan. Pelaksanaan MAKP Metode TIM neonatus di RSUD
Palembang Bari sudah cukup baik, akan tetapi ada beberapa
bagian yang belum optimal. Metode layanan keperawatan di
neonatus menggunakan metode Tim karena terdapat dua ruang
yaitu infeksius dan Non infeksius, walaupun pelaksanaannya beum
maksimal, karena perawat belum melaksanakan tugas dan tangung
jawabnya sesuai pengorganisasian Tim. Beban kerja perawat
menjadi tantangan untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan ronde
keperawatan ataupun studi kasus. Sedangkan untuk pengelolaan
inventaris, serah terima inventaris ruang Neonatus belum maksimal
dilakukan, padahal itu bisa berpengaruh pada efisiensi pemakaian
inventaris. Denah ruangan dan visi misi ruangan juga belum
diadakan. Adapun menerima pasien baru dan discharge planning
sudah dilakukan, akan tetapi belum optimal, sentralisasi pemakaian
obat pasien juga belum dikondisikan maksimal.
Kondisi ideal: MAKP Metode Tim dapat berjalan maksimal sesuai
stndar.
Kaitan dengan materi: Pelayanan publik dan Manajemen ASN

2. Kurangnya kepatuhan petugas kesehatan dalam


pendokumentasian asuhan keperawatan pada lembar integrasi
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu tugas
pokok perawat ahli pertama. Peranan dokumentasi membutuhkan
perawat untuk menyiapkan catatan klinis yang merefleksikan
pengkajian yang akurat, diagnosis keperawatan yang spesifik, dan
rencana asuhan keperawatan individual. Dalam hal ini, diperlukan
kesadaran diri petugas kesehatan untuk bertanggung jawab dalam
pengelolaan dokumentasi asuhan keperawatan, khususnya pada
lembar integrasi. Dalam pelaksanaannya, dokumentasi asuhan
keperawatan sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh perawat
pelaksana di Ruang Rawat Neonatus RSUD Palembang Bari,
namun masih belum optimal.
Kondisi ideal: Perawat mampu mengaplikasikan pengelolaan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat neonatus
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, khususnya
pengisian lembar integrasi.
Kaitan dengan materi: Manajemen ASN, Pelayanan Publik

3. Kurangnya kepatuhan keluarga pasien dalam menerapkan protokol


kesehatan selama berada di lingkungan Rumah Sakit
Protokol kesehatan adalah serangkaian aturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah melalui kementrian kesehatan dalam mengatur
keamanan beraktivitas selama masa pandemi covid-19. Protokol
kesehatan wajib yaitu 3M : memakai masker; menjaga jarak; dan
mencuci tangan hendaknya terus dilakukan hingga kondisi pandemi
ini selesai. Walaupun jumlah keluarga pasien yang diperbolehkan
menjaga pasien di rumah sakit dibatasi 1 orang, akan tetapi hal itu
tidak meningkatkan kewaspadaan keluarga pasien untuk mematuhi
protokol kesehatan. Akan tetapi masih sering ditemukan keluarga
pasien yang berkerumun, kurangnya kepatuhan dalam memakai
masker dan kurangnya penerapan mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan lingkungan rumah sakit.
Kondisi ideal: Pengunjung RSUD Bari, khususnya keluarga pasien
dapat menerapkan protokol kesehatan.
Kaitan dengan materi: Pelayanan Publik

4. Kurangnya tingkat kesadaran keluarga pasien dalam perlaku 6


langkah hand hygiene dengan metode handrub di Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang Bari.
Cuci tangan secara rutin merupakan salah satu upaya yang sangat
penting untuk menjaga kebersihan tangan (hand hygiene) dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, terutama infeksi
nosokomial. Menurut WHO, cuci tangan atau hand wash adalah
prosedur membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir, sedangkan hand rub adalah membersihkan tangan
dengan hand sanitizer berbasis alkohol. RSUD Palembang Bari
sudah menyediakan handrub maupun wasttafel untuk keluarga
pasien mencuci tangan, terutama ketika akan kontak dengan
pasien. Akan tetapi kondisi saat ini menunjukkan bahwa tingkat
kepatuhan keluarga pasien dalam melakukan hand hygiene masih
rendah
Kondisi ideal: Keluarga pasien paham dan mau mengaplikasikan
hand hygiene mengunakan handrub di lingkungan RSUD
Palembang Bari.
Kaitan dengan materi: Pelayanan Publik.

5. Kurangnya Pengetahuan Keluarga Pasien tentang Prosedur


Jaminan Kesehatan Bayi Baru Lahir.
Jaminan kesehatan merupakan jaminan sosial untuk menjamin
agar peserta memeroleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Ada
banyak jaminan kesehatan yan ditemui dalam proses pelayanan
keperawatan. Akan tetapi, tenaga kesehatan sering menjumpai
kasus bayi baru lahir yang harus dirawat mengalami kesulitan untuk
dijaminkan kesehatannya. Prosedur yang rumit membuat orang
tua bayi kesulitan untuk memahaminya, apalagi jika dikaitkan
dengan tingkat pendidikan keluarga bayi baru lahir yang akan
dirawat. Akses ke mobile JKN memang memudahkan prosedural,
akan tetapi kurangnya sosialisasi pada masyarakat bisa berdampak
pada pelayanan kesehatan. Tidak jarang ditemui, keluarga pasien
lebih memilih pulang atas permintaan sendiri karena tidak mau
mengurus jaminan kesehatan.
Kondisi yang ideal : ada tutorial prosedur yang mudah diikuti oleh
keluarga pasien dalam membuat jaminan kesehatan bayi
Kaitan dengan materi : Whole of Government dan Pelayanan
Publik

6. Belum Optimalnya Penggunaan Sisrut Sebagai Sarana Untuk


Menerima dan Merujuk Pasien di Ruang Rawat Inap.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horisontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh
fasilitas kesehatan. SISRUTE merupakan teknologi informasi
berbasis internet yang dapat menhubungkan data pasien dari
tingkat layanan lebih rendah ke tingkat layanan lebih tinggi atau
sederajat (horisontal maupun vertikal) dengan tujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses rujukan pasien dan
meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan. Sisrut hanya
dapat di akses di ruang IGD. Padahal akan lebih baik jika sisrut
dapat diakses oleh seluruh ruangan rawat inap. Jadi, ketika harus
merujuk pasien dapat memudahkan tenaga kesehatan di ruang
perawatan untuk memantau progress perujukan, tidak harus
menunggu konfirmasi dari tenaga kesehatan di IGD, sedangkan
pihak IGD ada kesibukan atau beban kerja lainnya.
Kondisi Ideal : pelaksanaan Sisrute di RSUD Palembang Bari
sudah benar, tetapi akan lebih baik jika bisa diakses di seluruh
ruang rawat inap.
Kaitan dengan materi : Whole of Government

II. IDENTIFIKASI ISU


Berdasarkan hasil pengamatan studi lapangan, situasi problematik
yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI adalah
sebagai berikut:
Tabel Identifikasi Isu di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
Keterkaitan Kondisi
Identifikasi Akar
No Isu dengan yang
Permasalahan
Agenda 3 Diharapkan
1. Belum Manajemen Pelaksanaa Belum optimalnya
Optimalnya ASN dan n MAKP pelaksanaan MAKP
Pelaksanaan Pelayanan Metode Tim Metode Tim di ruang
MAKP Publik dapat neonatus disebabkan
Metode Tim berjalan perawat belum
di Ruang sesuai maksimal dalam
Perawatan standar. melaksanakan tugas
Neonatus dan tanggung
RSUD jawabnya sesuai
Palembang pengorganisasian.
BARI

2. Kurangnya Manajemen Perawat Dalam


kepatuhan ASN dan mampu pelaksanaannya,
petugas Pelayanan menerapka dokumentasi asuhan
kesehatan Publik n pengisian keperawatan sudah
dalam lembar dilaksanakan dengan
pendokument integrasi cukup baik oleh
asian asuhan sesuai SOP perawat di ruang
keperawatan yang neonatus RSUD
pada lembar berlaku. Palembang Bari,
integrasi namun masih belum
optimal. Hal ini bisa
terjadi karena
pemahaman perawat
serta kesadaran pada
diri perawat akan
pentingnya
pendokumentasian
lembar integrasi.
3. Kurangnya pelayanan Keluarga tingkat kepatuhan
kepatuhan publik pasien keluarga pasien
keluarga mengerti terhadap protokol
pasien dalam dan dapat kesehatan di
menerapkan menerapka lingkungan RS masih
protokol n protokol rendah. Banyak hal
kesehatan kesehatan yang menyebabkannya
selama di diantaranya
berada di lingkungan ketidaktahuan
lingkungan RSUD mengenai pentingnya
Rumah Sakit Palembang prkes, kurangnya
Bari kesadaran keluarga
khususnya. pasien.

4. Kurangnya Pelayanan Petugas Belum maksimalnya


tingkat Publik kesehatan edukasi hand hygiene
kesadaran dapat menggunakan handrub
keluarga memberika pada keluarga pasien,
pasien dalam n edukasi disebabkan oleh
perlaku 6 denga beberapa hal,
langkah hand media yang diantaranya;tingkat
hygiene menarik pendidikan keluarga
dengan untuk pasien mempengaruhi
metode dipahami kemampuan keluarg
handrub di keluarga pasien dalam
Rumah Sakit pasien memahami edukasi
Umum yang disampaikan
Daerah tenaga kesehatan.
Palembang Kurangnya media yang
Bari. interaktif dan mudah
dimengerti keluarga
pasien
5. Kurangnya Pelayanan Adanya Kurang optimalnya
Pengetahuan Publik dan media sosialiasi dari
Keluarga Whole of sosialisasi organisasi
Pasien Governmen pembuatan penyelenggara jaminan
tentang t jaminan kesehatan kepada
Prosedur kesehatan masyarakat bisa
Jaminan yang menjadi salah satu
Kesehatan mudah penyebab kurangnya
Bayi Baru dipahami pengetahuan keluarg
Lahir. keluarga pasien megenai
pasien. prosedur pembuatan
jaminan kesehatan.
6 Belum Pelayanan Sistem Aplikasi sistem rujukan
Optimalnya publik dan rujukan terintegrasi bis diakses
Penggunaan whole of terintegrasi oleh petugas dokter di
Sisrut government dapat IGD, namun petugas
Sebagai diakses ruangan Ranap belum
Sarana oleh seluruh mempunyai akses di
Untuk ruangan ruangan masing-
Menerima rawt inap di masing untuk
dan Merujuk RSUD mengakses SISRUT.
Pasien di Palembang
Ruang Rawat Bari
Inap.

III. ANALISIS ISU


Setelah semua isu dideskripsikan dan diidentifikasi, maka isu-isu
tersebut perlu di analisis. Analisis diperlukan untuk mendapatkan
kualitas isu tertinggi. Penetapan kriteria isu dilakukan dengan
menggunakan alat identifikasi kriteria isu yaitu metode identifikasi
AKPK.
1. Aktual
Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat
2. Kekhalayakan
Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik
Isu memilki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin
4. Kelayakan
Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Pembobotan dan Analisis AKPK


Bobot Keterangan
5 Sangat Bermasalah
4 Bermasalah
3 Cukup Bermasalah
2 Kurang Bermasalah
1 Tidak Bermasalah

Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu dengan AKPK


A K P K
NO ISU JLH PRK
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum Optimalnya
Pelaksanaan MAKP
Metode Tim di Ruang 4 5 4 5 18 1
Perawatan Neonatus
RSUD Palembang Bari.
2. Kurangnya kepatuhan
petugas kesehatan dalam
4 3 3 4 14 4
pendokumentasian asuhan
keperawatan
3. Kurangnya kepatuhan
keluarga pasien dalam
menerapkan protokol 4 5 4 4 17 2
kesehatan selama berada
di lingkungan Rumah Sakit.
4. Kurangnya tingkat
kesadaran keluarga pasien
dalam perlaku 6 langkah
hand hygiene dengan 4 5 4 3 16 3
metode handrub di Rumah
Sakit Umum Daerah
Palembang Bari.
5. Kurangnya pengetahuan
keluarga pasien tentang
3 2 3 2 10 6
prosedur jaminan
kesehatan bayi baru lahir.
6. Belum optimalnya
penggunaan sisrut dan
sisranap sebagai sarana 4 3 2 3 12 5
untuk menerima dan
merujuk pasien

Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat analisis AKPK maka


tergambar rangking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu
dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Belum Optimalnya
Pelaksanaan MAKP Metode Tim Ruang Perawatan Neonatus Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang Bari.

IV. ARGUMENTASI TERHADAP CORE ISSUE TERPILIH


Setelah mengidentifikasi penyebab core isu, maka selanjutnya
dicarikan kegiatan pemecahan masalahnya agar dapat dilakukan
dengan tahapan-tahapan kegiatan dan berkontribusi bagi misi
organisasi.
Dinamika masyarakat yang tumbuh dan berkembang sebagai
dampak globalisasi dimana arus infomasi yang sedemikian pesat telah
meningkatkan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan. Selain itu dengan diberlakukannya Akreditasi
Rumah Sakit dan penerapan standar pelayanan rumah sakit serta
pengembangan rumah sakit sebaga pusat rujukan dan swadana, telah
memberikan dampak meningkatnya beban kerja / tuntutan bagi tim
perawatan di Rumah Sakit.
Unit keperawatan adalah suatu area di rumah sakit dimana
pasien dengan kebutuhan (masalah kesehatan) yang sama
dikelompokkan untuk memfasilitasi pemberian perawatan oleh tenaga
kesehatan profesional yang memiliki kewenangan klinik sesuai areany
bekerja. Adapun manajemen keperawatan merupakan proses untuk
melaksanakan dan mengatur sumber daya keperawatan untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan undang-undang No 38 Tahun 2014,
pasal 1, asuhan keperawatan merupakan rangkaian interaksi perawat
dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya. Bangsal
perawatan yang baik tercermin dari manajemen layanan bangsal yang
berjalan optimal mulai dari perencanan kebutuhan SDM, manajemen
sarana dan prasarana, metode pelayanan keperawatan, dan
pelaksanaan handover, ronde keperawatan untuk meningkatkan
kemampuan analisa seorang perawat.
Menurut Permenpan RB No 35 Tahun 2019 Pasal 6, Tugas
Jabatan Fungsional Perawat yaitu melakukan kegiatan Pelayanan
Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan, dan pengelolaan
keperawatan. Adapun salah satu uraian tugas seorang perawat ahli
pertama yaitu melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan
antar shift/unit/fasilitas kesehatan
Akan tetapi, dalam pengaplikasiannya, manajemen asuhan
keperawatan profesioanl metode tim di ruang perawatan neonatus
sesuai dengan standar yang ditetapkan belum berjalan optimal. Oleh
karena itu, isu ini sangat penting untuk ditelaah lebih lanjut dan
diselesaikan agar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dapat berjalan
maksimal, maka penulis mengangkat tema “belum optimalnya
pelaksanaan MAKP Metode Tim di Ruang Perawatan Neonatus
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI” dengan penerapan
nilai-nilai dasar profesi ASN dan juga peran serta kedudukan ASN
dalam isntansi tempat ASN bekerja di masa habituasi.

V. GAGASAN PEMECAH ISU TERPILIH


Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal,
manajemen asuhan keperawatan profesional harus berjalan
maksimal. Dalam pelaksanaan MAKP di ruang neonatus, ada
beberapa gagasan pemecah isu yang akan dilakukan;
1. Persiapan aktualisasi: melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan mentor.
2. Mengumpulkan referensi terkait MAKP Metode Tim.
3. Mengidentifikasi dan investigasi situasi ruang perawatan neonatus
RSUD Palembang Bari sebelum melakukan kegiatan.
4. Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan Neonatus terkait
optimalisasi pelaksanaan MAKP Metode Tim di ruang perawatan
Neonatus. RSUD Palembang Bari.
5. Sosialisasi MAKP Metode Tim pada rekan sejawat di ruang
perawatan neonatus RSUD Palembang Bari.
6. Melaksanaan MAKP Metode Tim di ruang perawatan neonatus
RSUD Palembang Bari.
7. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MAKP Metode TIM di
ruang perawatann RSUD Palembang Bari.

Anda mungkin juga menyukai