DESKRIPSI
Edukasi pada pasien merupakan salah satu penerapan prinsip etik
beneficience(melakukan yang terbaik ) pada pasien. Banyak ditemui kejadian saat pasien
masuk rumah sakit mereka tiba-tiba diminta tanda tangan di atas selembar kertas tanpa
tahu apa isi kertas tersebut. Berdasarkan wawancara dan observasi lembar tersebut
ternyata adalah lembar edukasi kepada pasien. Jadi, banyak petugas kesehatan
melupakan pemberian edukasi padahal hal tersebut sangat penting bagi pasien dan
keluarga. Rumah sakit tidak bisa melihat karena evaluasi hanya dari dokumen yang
lengkap dengan tanda tangan pasien dan keluarga.
Penerapan prinsip etik penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian bagi
pasien. Kerugian tersebut dapat menyebabkan injury atau bahaya fisik, bahaya emosional
seperti perasaan ketidakpuasan, kecacatan bahkan kematian dan akhirnya tujuan
pelayanan yang berupa patient safety tidak akan pernah terwujud. Selain itu, akan
menyebabkan ketidakpuasan pasien yang akhirnya berdampak buruk pada citra perawat
dan pendapatan rumah sakit, pasien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan
maka tidak akan berobat kembali ke tempat tersebut karena merasa sudah tidak puas
dengan pelayanan yang diberikan.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping pasien dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan seharusnya memberikan asuhan keperawatan
dengan baik dan senantiasa menjunjung kode etik keperawatan serta menerapkanprinsip-
prinsip etik keperawatan selama memberikan pelayanan. Kode etik keperawatan
merupakan salah satu pegangan kita sebagai perawat untuk mencegah terjadinya
kesalahpahaman dan konflik yang terjadi. Penerapan etik keperawatan memang tidak
lepas dari pribadi perawat itu sendiri dan faktor lain yang bisa berpengaruh antara lain
perilaku caring dari seorang perawat. Caring adalah sikap peduli pada pasien dengan
sepenuh hati ingin membantu pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka.
Dengan menerapkan perilaku caring diharapkan penerapan prinsip etik akan meningkat
dan perawat terhindar dari tindakan malpraktik.
B. ANALISIS ISU
a. Enviromental Scanning
1. Belum optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam kegiatan
tindakan sehari-hari .saat ini perawat telah melakukan komunikasi
terapeutik terhadap pasien namun kurang optimal karena komunikasi
terapeutik sendiri terbagi menjadi 4 tahapan yaitu tahap persiapaan,pra-
interaksi,orientasi ,kerja dan terminasi .dimana dalam tahap komunikasi
terapeutik terdapat point mendengarkan tanpa memutus dan aktif
mendengarkan .terkadang pasien sering berkelit dalam pemberian
informasi sehingga sulit kami mengerti serta keterbatasan waktu kami
dalam kegiatan yang lainnya .
2. Belum optimalnya pemberian edukasi pre-tindakan /sebelum tindakan
.saat ini kami sudah melakukan pemberian edukasi namun belum optimal
dikarenakan kurangnya rasa kaingin tahuan pasien akan penyakit dakn
tindakan apa yang akan di lakukan .pasien cenderung mengandalkan
keluarga /pengantar pasien saat itu untuk mendengarkan penjelasan
ataupun edukasi tentang tindakan apa yang akan dilakukan sehingga pada
saat akan dilakukan tindakan pasien kembali bertanya-tanya tindakan apa
yang akan dilakukan dan pasien cenderung cemas serta gelisah karena
ketidaktahuannya .
3. Kurang optimalnya timbang terima pasien antar perawat pengantar pasien
kepada kami perawat penerima pasien .saat ini kami sudah melakukan
timbang terima pasien namun kurang optimal karena waktu yang
dibutuhkan saat pelaksanaan timbang terima tergantung pada banyaknya
pasien dan banyaknya hal yang perlu ditanya dan disampaikan sehingga
perawat timbang terima memerlukan waktu yang cukup lama .terkendala
juga saat sedang melakukan timbang terima dengan adanya dokter yang
akan melakukan tindakan dan memerlukan asisten sehingga timbang
terima terputus .
4. Belum optimalnya pemahaman pasien karena keterbatasan usia dan
Pendidikan .saat ini sering terjadi pasien datang dari poli penyakit dalam ,
seorang diri dan usia lanjut akan melakukan jadwal rencana tindakan di
ruang tindakan penyakit dalam RSPAD Gatot Soebroto . Kurangnya
Ingatan akan apa yang harus di kerjakan setelahnya seperti melakukan
swab antigen sebelum tindakan ,melakukan cek darah atau mengantar
contoh darah sebelum tindakan .pasien menjadi bingung dan seringnya
persiapan terlewat.
5. Belum tersedianya checklist alur persiapan tindakan . seperti sesaat
setelah mendapat jadwal pasien harus melakukan antigen ,kemudian
pasien harus ke apotik untuk mengambil obat ,kemudian pada saat
rencana tindakan pasien harus kembali ke poli untuk mendaftar sebelum
ke ruang tindakan .
Berdasarkan table APKL diatas ,diperoleh 3 isu yang memenuhi persyaratan ,yaitu
“Belum optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik.” ,”Belum
optimalnya pemberian edukasi pada pasien pre-tindakan.”, ”Belum
optimalnya pelaksanaan timbang terima antar perawat .”
Setelah menemukan isu yang memenuhi persyaratan berdasarkan metode
APKL dapat di tentukan isu yang menjadi prioritas utama harus diatasi dengan
menggunakan metode “Urgency,Seriousness,dan Growth .” atau lebih dikenal
dengan sebutan USG .metode USG digunakan untuk penyusunan urutan prioritas
isu yang harus diselesaikan dengan menentukan tingkat urgensi,seriousness dan
growth diuraikan sebagai berikut :
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
Selanjutnya ketiga isu diatas dianalisis dengan menggunakan tekhnik USG untuk
menentukan kualitas isu dengan nilai tertinggi akan dipilih menjadi isu yang
diangkat (core isu).dalam menggunakan tekhnik USG ini skala yang digunakan
yaitu 1-5.
Dari hasil skema USG diatas dapat disimpulkan permasalahan yang menjadi
pokok permasalahan adalah ,”Belum optimalnya penerapan edukasi pada pasien
pre-tindakan .”
C. RUMUSAN ISU
Rumusan Isu pada rancangan aktualisasi ini diperoleh berdasarkan hasil
identifikasi pada tahap sebelumnya didapatkan bahwa belum optimalnya pemberian
edukasi pre tindakan pada pasien ,belum optimalnya penerapan komunikasi efektif dan
belum optimalnya timbang terima antar perawat pengantar dan perawat ruang tindakan .
Berikut merupakan penyebab core isu “Belum optimalnya pemberian edukasi pre
tindakan pada pasien. “ yang di sajikan dalam Analisa SWOT .
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke
dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang
sederhana.Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari
internal perusahaan Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah.
Contohnya termasuk siapa yang ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan
lokasi Anda.Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar yang
lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi
Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan
tren belanja pelanggan.
S W O T
STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
E. ANALISIS DAMPAK
1. Tidak terselesaikannya isu yang ada di unit kerja dan dapat menghasilkan berbagai
masalah yang lebih kompleks seperti kegelisahan dan ketidak stabilan tanda-tanda
vital pada pasien yang mengakibatkan kendala pada saat tindakan berlangsung
seperti kegagalan saat pemasangan infus saat akan melakukan tranfusi darah
karenapasien gelisah .
2. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat atau pasien terhadap mutu pelayanan
kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto .
3. Menurunnya kredibilitas atau kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan .
Terlaksananya
koordinasi dengan
kepala ruangan
Terlaksananya
identifikasi data
terkait penerapan
pemberian edukasi
pre tindakan atau
sebelum tindakan .
2. Membuat draft media a.Berkoordinasi dengan Membuat konsep AGENDA II Tersedianya media Tersedianya
pemberian edukasi pre mentor dan kepala tim media edukasi BERAKHLAK : edukasi dengan media edukasi
tindakan terkait draft media dengan efektif booklet dan video berbentuk
sarana edukasi tindakan Dalam kegiatan tentang edukasi booklet dan
Selanjutnya konsultasi dan pasien pre tindakan video tentang
b.Membuat konsep berkoordinasi koordinasi saya di ruang tindakan tindakan yang
media edukasi pre dengan kepala mencoba penyakit dalam akan dilakukan
tindakan yang akan ruangan serta melakukan RSPAD Gatot .memberi
dilakukan menyajikan draft perbaikan dari Soebroto .hal ini penguatan nilai
media edukasi agar hasil konsul sesuai dengan misi nilai organisasi
c.Menyiapkan media mendapat (berorientasi RSPAD Gatot yaitu :
edukasi berupa Booklet persetujuan . pelayanan ) Soebroto yaitu : Responsif
Menyelenggarakan Profesional
dan video mengenai Output : Dalam Sistem kesehatan Teruji
pelaksanaan tindakan Tersedianya media pembuatan nasional melalui Handal
edukasi booklet media edukasi pelayanan Bersyukur
dan video tentang saya terus perumahsakitan
tindakan yang akan mencoba berstandar
dilakukan brinovasi internasional
membuat media
yang menarik dan
mudah dipahami
pasien (nilai
adaptif )
3. Melakukan penerapan a.Menyiapkan bahan dan Penyampaian AGENDA II Terlaksananya Terlaksananya
pemberian edukasi pre materi yang akan materi disampaikan ANEKA: kegiatan edukasi kegiatan
tindakan kepada pasien disampaikan secara efektif dan pada pasien sebelum pemberian
dan melakukan efisein Saya tindakan dan edukasi kepada
Presentasi kepada b.membuat absensi mempersiapkan terlaksananya pasien dan
rekan sejawat kehadiran untuk rekan Melakukan media edukasi kegiatan pemaparan pemaparan
mengingatkan sejawat perkenalan diri dan serta alat alat kepada rekan pentingnya
pentingnya edukasi pre kontrakl waktu yang dibutuhkan sejawat tentang edukasi pre
tindakan untuk pasien . c.membuat kontrak dengan tanggung pentingnya edukasi tindakan kepada
waktu,tujuan,sasaran,dan Melakukan jawab ( nilai kepada pasien bagi perawat
manfaat edukasi pemberian edukasi akuntabilitas) sebelum tindakan ,memberi
secara konsisten . bagi perawat . hal ini penguatan
d.melakukan pencatatan Kegiatan edukasi merupakan organisasi ,yaitu
dan dokumentasi . Melakukan berjalan dengan kontribusi dalam :
dokumentasi efektif dan penguatan Misi Responsif
kegiatan efisien ( Nilai RSPAD Gatot Profesional
Komitmen Mutu) Soebroto ,yaitu : Teruji
Meningkatkan Handal
Semua bahan kemampuan tenaga Bersyukur
Output : yang saya kesehatan berbasis
Terlaksananya sediakan Pendidikan .
paparan pentang menggunakan
pentingnya edukasi Bahasa Indonesia
pre tindakan bagi (Nilai
perawat Nasionalisme )
Terlaksananya
edukasi pre
tindakan bagi
pasien
4. Melakukan Evaluasi a.Melakukan kegiatan Memberi evaluasi Saya menerima Terlaksananya Terlaksananya
Terhadap kegiatan yang evaluasi kepada rekan kepada rekan rekan masukan dari kegiatan evaluasi kegiatan evaluasi
berlangsung rekan sejawat tentang kerja . rekan rekan dan monitoring dan monitoring
pemahaman yang terkait saran dalam kegiatan dalam kegiatan
diberikan Memusyawarahkan kendala kegiatan pemberian edukasi pemberian
kendala kendala (adaptif) sesuai dengan misi edukasi
b.Melakukan monitoring saat pemberian RSPAD Gatot memberi
kendala saat kegiatan edukasi pre Saya dan tim soebroto ,Yaitu : penguatan
penerapan edukasi tindakan pada bekerjasama Menyelenggarakan organisasi ,
pasien dalam melakukan layanan kesehatan yaitu :
c.menalkukan pemberian berbasis Responsif
pendokumentasian hasil Melakukan edukasi ke pasien internasional . Profesional
evaluasi dan monitoring. pencatatan dan (kolaboratif) Teruji
pendokumentasian Handal
terkait kegiatan Bersyukur
evaluasi
Output :
Terlaksananya
kegiatan evaluasi
dan monitoring
H. JADWAL KEGIATAN