Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang
apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Penulis sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB sejak
04 Januari 2021 telah melakukan pengamatan dan observasi di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB dan ditemukan berbagai isu yang
berkaitan dengan keperawatan. Isu-isu yang timbul pada unit kerja mengacu
pada Agenda III yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN. Profil Smart ASN
yakni berintegritas, memiliki rasa nasionalisme, profesional, berwawasan
global, menguasai IT dan bahasa asing, serta memiliki kemampuan
hospitality, networking, dan entrepreneurship. Identifikasi isu dilakukan
berdasarkan masalah yang ada di unit kerja terkait dengan uraian tugas jabatan
Perawat Ahli Pertama lalu telah dianalisis menggunakan beberapa metode
penapisan isu lalu dicari akar permasalahannya dengan menggunakan teknik
analisis manajemen. Identifikasi isu yang telah penulis lakukan yakni
melakukan observasi dan mengumpulkan data mulai dari pengalaman pribadi
penulis selama menjalani masa tugas di unit kerja hingga berkonsultasi
dengan mentor. Identifikasi isu dan juga diskusi dengan mentor telah
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah isu yang diangkat sesuai
dan rencana penyelesaian dapat dilaksanakan. Adapun isu yang diperoleh
penulis dari uraian tugas berdasarkan permenpanRB no 35 tahun 2019 tentang
jabatan fungsional perawat adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan identifikasi isu di atas, penulis memilih isu aktual yang
dilakukan dengan urutan prioritas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengidentifikasi isu seperti kemampuan sumber daya manusia, biaya,
tenaga, waktu dan lain-lain. Untuk itu, dilakukan penilaian prioritas masalah
dari yang paling mendesak hingga tidak terlalu mendesak. Dalam menentukan
prioritas masalah penulis lakukan dengan menggunakan 2 metode, yakni
metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan ) dan USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
A. Metode APKL
Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan
aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik scoring dalam
penetapan prioritas isu. Penetapan nilai untuk setiap isu didasarkan
pada analisis data dan fakta berdasarkan capaian kinerja rumah sakit
dan hasil observasi penulis di rumah sakit. Aktual, artinya isu atau
pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi
pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang
menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat
logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1
– 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut
bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya. Isu yang
memiliki nilai paling tinggi akan dijadikan sebagai pokok isu yang
akan diangkat. Berikut merupakan tabel identifikasi isu menggunakan
metode APKL di ruang grha gemilang RSUD Provinsi NTB :
Tabel 1. APKL
No Identifikasi Isu A P K L Skor Ranking
1 Belum optimalnya 4 1 1 3 9 IV
pelaksanaan perencanaan
keperawatan pada pasien
CHF (Chronic Heart Failure)
di instalasi rawat inap Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
2 Belum optimalnya tindakan 3 2 2 5 14 II
keperawatan pada pasien
dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre
dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
3 Belum optimalnya 4 3 5 5 17 I
implementasi komunikasi
efektif dan teraupetik pada
pelaksanaan orientasi pasien
baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
4 belum optimalnya 5 1 2 3 11 III
pelaksanaan pendidikan
kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada
pasien dan keluarga di IRNA
Grha Gemilang RSUD
Provinsi NTB
Rincian APKL :
1. Belum optimalnya pelaksanaan perencanaan keperawatan pada pasien
CHF (Chronic Heart Failure) di instalasi rawat inap Grha Gemilang
RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Pelaksanaan asuhan keperawatan di indonesia sebelumnya
menggunakan acuan internasional. Penerapan 3S (SDKI, SLKI,
SIKI) dalam pemberian asuhan keperawatan masih sering dibahas
dan disosialisasikan dalam seminar-seminar online sejak mulai
diperkenalkan pada tahun 2016 dan berdasarkan KMK RI Nomor
HK 01.07/MENKES/425/2020 ditetapkan sebagai panduan untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
perawat di seluruh Indonesia. Penerapan 3S sering dibahas saat
rapat ruangan guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan
b. Problematik
berdasarkan hasil wawancara pada perawat di ruangan rawat
inap grha gemilang untuk mengetahui penerapan perencanaan
keperawatan dilakukan wawancara pada 6 orang perawat dan
diperoleh hasil, 1 dari 6 perawat belum memahami penerapan
sistem SMART dalam merumuskan tujuan keperawatan.
Pengakuan 1 perawat tersebut masih beranggapan penyusunan
rencana keperawatan hanya sekedar formalitas dokumentasi
askep di rekam medis bukan sebagai acuan dalam pemberian
tindakan keperawatan, mereka juga masih lebih familiar
menggunakan PAK berdasarkan 3N (NANDA, NIC, NOC).
Dengan demikian capaian pelaksanaan perencanaan
keperawatan adalah sebesar 83%. Dampak dari perencanaan
keperawatan yang tidak tepat pada pasien CHF adalah
terhambatnya pelaksanaan intervensi keperawatan yang akan
menyebabkan penurunan kualitas mutu pelayanan,
memperpanjang lama rawat inap dan menyebabkan kompikasi
pada pasien
c. Khalayak
Kegiatan ini berpengaruh bagi banyak pasien, jumlah Pasien
CHF di instalasi rawat inap pada tahun 2020 adalah sebanyak
324 dari 14048 pasien yang di rawat di instalasi rawat inap
RSUD Provinsi NTB. Untuk persentase pasien di ruangan grha
gemilang selama bulan januari-februari ada 3 pasien CKD
yang dirawat dari total 30 pasien rawat inap yakni sebesar 10%
d. Layak
Isu ini berkaitan dengan tupoksi akan tetapi kurang layak
diangkat karena bisa diatasi dengan diskusi dan sosialisasi
panduan perencanaan terbaru. Selain itu jumlah perawat yang
memahami perencanaan keperawatan sesuai standar terbaru
sudah cukup banyak.
2. Belum optimalnya tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Permasalahan terkait penatalaksanaan pasien bedah cukup sering
dibahas dalam rapat ruangan terutama terkait kelengkapan
persiapan pasien pre operasi dan informasi yang diberikan pada
pasien dan keluarga sesuai SOP , hal ini juga didasari cukup
banyaknya pasien dengan tindakan pembedahan di ruang rawat
inap grha gemilang.
b. Problematik
Dari hasil observasi penerapan pelaksanaan intervensi pasien pra
bedah di peroleh data, dari 5 prosedur pembedahan yang
dilakukan ditemukan ada 1 informed consent yang belum terisi
lengkap. Selain itu dari hasil wawancara 5 pasien yang telah
mendapatkan intervensi bedah hanya 3 pasien yang mendapatkan
pendidikan kesehatan relaksasi nafas dan tehnik nonfarmakologis
lainnya untuk mengatasi nyeri post operasi. Dengan demikian
capaian pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre dan post operasi adalah
sebesar 70%. Dampak dari belum optimalnya intervensi
keperawatan pada tahap ini akan mempengaruhi kesuksesan
pelaksanaan operasi, efek kecemasan pada pasien pre operasi
berdampak pada jalannya operasi. Contohnya pada pasien
hipertensi, kecemasan akan berpengaruh pada tekanan darah yang
menyebabka penundaan operasi. Pada penanganan pasien post
operasi, mobilisasi yang dilakukan sacara dini akan membantu
proses penyembuhan, serta terapi nonfarmakologis akan
mengurangi ketergantungan pasien pada obat -obatan.
c. Khalayak
Jumlah kunjungan pasien bedah merupakan kunjungan rawat inap
terbanyak ke-2 di RSUD Provinsi NTB, berdasarkan data
kunjungan pasien tindak lanjut pelayanan bedah tahun 2020 di
RSUD Provinsi NTB sebesar 3368 pasien dari 14048
pasien.Untuk persentase pasien di ruangan grha gemilang selama
bulan januari-februari ada 23 pasien bedah yang dirawat dari total
30 pasien rawat inap yakni sebesar 76%
d. Layak
Isu ini sangat layak dan realistis untuk dibahas dan berkaitan
dengan tupoksi perawat berdasarak permenpanRB No 35 tahun
2019
3. Belum optimalnya implementasi komunikasi efektif dan teraupetik
pada pelaksanaan orientasi pasien baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Isu terkait komunikasi efektif sering dibahas, terutama hal ini
berkaitan erat dengan pelayanan prima yang tengah di gaungkan
pemerintah saat ini terkait ASN BerAkhlak dan SMART ASN.
Selain itu isu ini berkaitan dengan motto rumah sakit melayani
dengan tulus dan santun. Pelaksanaan orientasi pasien baru yang
lengkap sesuai prosedur dapat memberikan efek teraupetik
dengan mengurangi kecemasan pada pasien.
b. Problematik
Dari hasil observasi di instalasi rawat inap grha gemilang dengan
melakukan wawancara pada 6 perawat didapatkan data sudah
seluruhnya melakukan orientasi penerapan orientasi pasien baru,
akan tetapi dari keseluruhan perawat belum melakukan orientasi
pasien secara lengkap sesuai SOP. Sehungga capaiannya baru
mencapai 50% Berdasarkan indikator capaian kinerja Rumah
sakit penilaian IKM (indikator kepuasan Masyarakat) secara
keseluruhan pada triwulan I 2021 masih sebesar 85,66%, angka
ini belum mencapai target 90%. Menurut penelitian yang
dilakukan sar, karso & huda (2017) kualitas pelayanan
kemungkinan besar menurun karena penerimaan pasien baru yang
belum memenuhi standar yang akhirnya akan mempengaruhi
tingkat kepercayaan pasien akan layanan yang diterima.
Berdasarkan laporan statistik kunjungan rawat inap periode
semester tahun 2021, capaian BOR (Bed occupancy rate) yakni
54%, angka ini masih dibawah ideal 81,6% yang menunjukan
masih belum maksimalnya kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan di RSUD provinsi NTB.
Beberapa penelitian berakitan dengan dampak pelaksanaan
orientasi pelayanan yang tidak optimal, yakni menurut penelitian
yang dilakukan oleh sari dan rofii ( 2017) orientasi rutinitas yang
dilakukan tidak sesuai prosedur dapat membuat pasien dan
keluarga tidak patuh pada aturan RS serta dapat memicu
kecemasan pada pasien. Menurut penelitian yang dilakukan sar,
karso & huda (2017) kualitas pelayanan kemungkinan besar
menurun karena penerimaan pasien baru yang belum memenuhi
standar yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
pasien akan layanan yang diterima. Berdasarkan penelitian widya
dan yeni (2014) bahwa ada pengaruh yang signifikan pada
pemberian orientasi pasien baru terhadap tingkat kepuasan pasien
c. Khalayak
Kegiatan ini berpengaruh pada banyak pasien, jumlah Pasien
dengan penyakit covid-19 di instalasi rawat inap pada tahun 2020
adalah sebanyak 837 dari 14048 total pasien rawat inap . Untuk
persentase pasien di ruangan grha gemilang selama bulan
januari-februari ada 6 pasien terkonfimasi positif yang dirawat
dari total 30 pasien rawat inap yakni sebesar 20%
d. Layak
Isu ini sangat layak dan realistis untuk dibahas dan berkaitan
dengan tupoksi perawat berdasarak permenpanRB no 35 tahun
2019
4. belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada pasien dan keluarga di IRNA Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Pendidikan kesehatan terkait penerapan 5M (memcuci tangan,
menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan,
membatasi mobilisasi) sebagai upaya pencegahan penyebaran
penyakit menular terutama di tengah era pandemik covid-19 saat
ini sangat hangat dibahas dan di kampayekan pemerintah,
terutama seiring dengan meningkatnya penyebaran kasus covid-
19 varian omicron. Upaya ini juga selalu dibahas di seluruh
intalasi kesehatan di RSUD Provinsi NTB
b. Problematik
Hal ini tidak terlalu mendesak untuk dibahas. Dari 6 pasien yang
di wawancara terkait tehnik kontrol infeksi covid-19, seluruhnya
mampu menjelaskan. Berdasarkan data pencapaian indikator
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi,
angka kepatuhan cuci tangan pada tahun 2020 81.4%, walaupun
sudah cukup baik tapi masih di bawah target 85%. Selain itu
berdasarkan capaian indikator mutu angka kesalahan penempatan
pasien dengan penyakit menular pada tahun 2020 adalah sebasar
8% dari target <10% .
c. Khalayak
Kegiatan ini berpengaruh pada banyak pasien, jumlah Pasien
dengan penyakit covid-19 di instalasi rawat inap pada tahun 2020
adalah sebanyak 837 dari14048 total pasien rawat inap. Untuk
persentase pasien di ruangan grha gemilang selama bulan
januari-februari ada 6 pasien terkonfimasi positif yang dirawat
dari total 30 pasien rawat inap yakni sebesar 20%
d. Layak
Isu ini realistis untuk dibahas terutama di era pandemik saat ini
akan tetapi ruangan grha bukanlah ruangan isolasi sehingga akan
lebih layak dan efektif bila isu ini di bahas di ruangan khusus
pasien isolasi
B. Metode USG
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas
masalah dengan metode teknik skoring 1-5 dan dengan
mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG yaitu:
1. Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu.
2. Seriousness: Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama,
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
3. Growth : Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan.
Isu yang memiliki jumlah skor tertinggi pada metode APKL kembali
dilakukan penilaian menggunakan metode USG. Berikut merupakan
tabel identifikasi isu di ruang grha gemilang RSUD Provinsi NTB :
Tabel 2. USG
No Identifikasi Isu U S G Skor Ranking
1 Belum optimalnya 5 3 4 12 I
implementasi komunikasi
efektif dan teraupetik pada
pelaksanaan orientasi pasien
baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
2 Belum optimalnya tindakan 4 3 4 11 II
keperawatan pada pasien
dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre
dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
3 belum optimalnya 3 4 3 10 III
pelaksanaan pendidikan
kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada
pasien dan keluarga di IRNA
Grha Gemilang RSUD
Provinsi NTB
Rincian USG :