Anda di halaman 1dari 15

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Identifikasi Isu

Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang
apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Penulis sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB sejak
04 Januari 2021 telah melakukan pengamatan dan observasi di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB dan ditemukan berbagai isu yang
berkaitan dengan keperawatan. Isu-isu yang timbul pada unit kerja mengacu
pada Agenda III yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN. Profil Smart ASN
yakni berintegritas, memiliki rasa nasionalisme, profesional, berwawasan
global, menguasai IT dan bahasa asing, serta memiliki kemampuan
hospitality, networking, dan entrepreneurship. Identifikasi isu dilakukan
berdasarkan masalah yang ada di unit kerja terkait dengan uraian tugas jabatan
Perawat Ahli Pertama lalu telah dianalisis menggunakan beberapa metode
penapisan isu lalu dicari akar permasalahannya dengan menggunakan teknik
analisis manajemen. Identifikasi isu yang telah penulis lakukan yakni
melakukan observasi dan mengumpulkan data mulai dari pengalaman pribadi
penulis selama menjalani masa tugas di unit kerja hingga berkonsultasi
dengan mentor. Identifikasi isu dan juga diskusi dengan mentor telah
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah isu yang diangkat sesuai
dan rencana penyelesaian dapat dilaksanakan. Adapun isu yang diperoleh
penulis dari uraian tugas berdasarkan permenpanRB no 35 tahun 2019 tentang
jabatan fungsional perawat adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pelaksanaan perencanaan keperawatan pada pasien


CKD (Chronic Kidney Desease) di instalasi rawat inap Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
Isu ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat dalam menyusun
rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan), tindakan yang bertentangan dengan nilai
integritas adalah masih ada anggapan perawat bahwa perumusan
tujuan dan tindakan keperawatan pada pasien hanya sekedar
formalitas, sikap yang bertentangan dengan nilai nasionalisme adalah
Belum meratanya sosialisasi pengunaan panduan 3S
(SDKI,SIKI,SLKI) pada perawat di ruangan, berkaitan dengan nilai
profesionalisme adalah penepatan tujuan asuhan keperawatan belum
menggunakan metode SMART, sikap yang belum mencerminkan
wawasan global yakni perawat masih masih banyak yang belum
update dengan panduan perumusan tujuan dan penetapan tindakan
keperawatan terbaru SIKI dan SLKI, sikap yang belum mencerminkan
penguasaan IT adalah belum maksimalnya penggunaan media belajar
online (zoominar, sosmed) untuk update panduan asuhan keperawatan
terbaru, dan sikap yang belum mencerminkan nilai hospitality yakni
Sudah ada PAK di RS tetapi panduan kasus penyakit belum bervariasi
2. Belum optimalnya tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha Gemilang RSUD Provinsi NTB
Isu ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat dalam Melakukan
tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/intra/post operasi, tindakan yang bertentangan dengan nilai
integritas adalah ada ditemukan tidak dilakukan site marking pada
lokasi operasi, ada ditemukan informed consent yang belum terisi
lengkap, berkaitan dengan nilai profesionalisme adalah edukasi
persiapan pasien preop belum sesuai SOP, Perawat belum optimal
melaksanakan metode penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis pada
pasien post operasi, sikap yang belum mencerminkan wawasan global
yakni Belum maksimal penatalaksanaan perawat dalam menangani
kecemasan pasien preoperasi, sikap yang belum mencerminkan
penguasaan IT adalah Belum ada penggunaan media seperti video
dalam memberikan informasi terkait penatalaksanaan pasien pre dan
post op dan sikap yang belum mencerminkan nilai hospitality yakni
belum optimalnya edukasi mengenai penatalaksaan nyeri
nonfarmakologis pasca operasi, batuk efektif dan pentingnya
mobilisasi dini pada pasien bedah.
3. Belum optimalnya implementasi komunikasi efektif dan teraupetik
pada pelaksanaan orientasi pasien baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
Isu ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat dalam Melakukan
komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan, tindakan
yang bertentangan dengan nilai integritas adalah beberapa perawat
belum mengetahui pentingnya praktek oriemtasi sebagai salah satu
sarana menjalin hubungan yang baik antara perawat dan pasien, sikap
yang bertentangan dengan nilai nasionalisme adalah belum ada
pendekatan rohani dalam melakukan komunikasi teraupetik, berkaitan
dengan nilai profesionalisme adalah belum semua perawat mampu
menerapkan komunikasi teraupetik sesuai standar, pada penerimaan
pasien baru, pelaksanaan orientasi pasien baru belum sesuai SOP,
sikap yang belum mencerminkan wawasan global yakni Belum adanya
pelatihan mengenai service excellent dan handling complain bagi
tenaga perawat, sikap yang belum mencerminkan penguasaan IT dan
bahasa asing adalah Belum ada media berbentuk digital dan berbahasa
asing untuk memberikan informasi bagi pasien baru secara lengkap,
dan sikap yang belum mencerminkan nilai hospitality yakni informasi
awal saat orientasi tidak disampaikan secara lengkap sehingga tidak
memberikan efek teraupetik bagi pasien dan memicu kecemasan.
4. belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada pasien dan keluarga di IRNA Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
Isu ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat dalam Mengajarkan
tehnik kontrol infeksi pada keluarga dan penyakit menular, tindakan
yang bertentangan dengan nilai integritas adalah masih rendahnya
motivasi perawat melakukan pendidikan kesehatan, pendidikan
kesehatan belum dilakukan secara konsisten dan berulang sehingga
keluarga dan pasien mudah lupa seperti KIE 6 langkah cuci tangan,
sikap yang bertentangan dengan nilai nasionalisme adalah sikap acuh
tak acuh dari keluarga pasien terhadap pentingnya cuci tangan dan
menggunakan masker, berkaitan dengan nilai profesionalisme adalah
penyuluhan kesehatan tidak sesuai SAP, pemahaman perawat tentang
tehnik control infeksi masih minim, sikap yang belum mencerminkan
wawasan global yakni Metode penyuluhan kurang update masih
menggunakan metode ceramah, sikap yang belum mencerminkan
penguasaan IT dan bahasa asing adalah beluma adanya pemanfaatan
media audio visual ataupun media bilingual dalam melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien, sikap yang belum mencerminkan
nilai hospitality yakni penyampaian pendidikan kesehatan terburu-
buru dan tidak memberi kesempatan keluarga untuk bertanya, beban
kerja perawat tinggi dan sikap yang bertentangan dengan
enterprenurship yakni fasilitas edukasi yang kurang kreatif dan
inovatif

2.2 Analisis Isu

Setelah melakukan identifikasi isu di atas, penulis memilih isu aktual yang
dilakukan dengan urutan prioritas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengidentifikasi isu seperti kemampuan sumber daya manusia, biaya,
tenaga, waktu dan lain-lain. Untuk itu, dilakukan penilaian prioritas masalah
dari yang paling mendesak hingga tidak terlalu mendesak. Dalam menentukan
prioritas masalah penulis lakukan dengan menggunakan 2 metode, yakni
metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan ) dan USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
A. Metode APKL
Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan
aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik scoring dalam
penetapan prioritas isu. Penetapan nilai untuk setiap isu didasarkan
pada analisis data dan fakta berdasarkan capaian kinerja rumah sakit
dan hasil observasi penulis di rumah sakit. Aktual, artinya isu atau
pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi
pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang
menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat
logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1
– 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut
bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya. Isu yang
memiliki nilai paling tinggi akan dijadikan sebagai pokok isu yang
akan diangkat. Berikut merupakan tabel identifikasi isu menggunakan
metode APKL di ruang grha gemilang RSUD Provinsi NTB :

Tabel 1. APKL
No Identifikasi Isu A P K L Skor Ranking
1 Belum optimalnya 4 1 1 3 9 IV
pelaksanaan perencanaan
keperawatan pada pasien
CHF (Chronic Heart Failure)
di instalasi rawat inap Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
2 Belum optimalnya tindakan 3 2 2 5 14 II
keperawatan pada pasien
dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre
dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
3 Belum optimalnya 4 3 5 5 17 I
implementasi komunikasi
efektif dan teraupetik pada
pelaksanaan orientasi pasien
baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
4 belum optimalnya 5 1 2 3 11 III
pelaksanaan pendidikan
kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada
pasien dan keluarga di IRNA
Grha Gemilang RSUD
Provinsi NTB

Rincian APKL :
1. Belum optimalnya pelaksanaan perencanaan keperawatan pada pasien
CHF (Chronic Heart Failure) di instalasi rawat inap Grha Gemilang
RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Pelaksanaan asuhan keperawatan di indonesia sebelumnya
menggunakan acuan internasional. Penerapan 3S (SDKI, SLKI,
SIKI) dalam pemberian asuhan keperawatan masih sering dibahas
dan disosialisasikan dalam seminar-seminar online sejak mulai
diperkenalkan pada tahun 2016 dan berdasarkan KMK RI Nomor
HK 01.07/MENKES/425/2020 ditetapkan sebagai panduan untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
perawat di seluruh Indonesia. Penerapan 3S sering dibahas saat
rapat ruangan guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan
b. Problematik
berdasarkan hasil wawancara pada perawat di ruangan rawat
inap grha gemilang untuk mengetahui penerapan perencanaan
keperawatan dilakukan wawancara pada 6 orang perawat dan
diperoleh hasil, 1 dari 6 perawat belum memahami penerapan
sistem SMART dalam merumuskan tujuan keperawatan.
Pengakuan 1 perawat tersebut masih beranggapan penyusunan
rencana keperawatan hanya sekedar formalitas dokumentasi
askep di rekam medis bukan sebagai acuan dalam pemberian
tindakan keperawatan, mereka juga masih lebih familiar
menggunakan PAK berdasarkan 3N (NANDA, NIC, NOC).
Dengan demikian capaian pelaksanaan perencanaan
keperawatan adalah sebesar 83%. Dampak dari perencanaan
keperawatan yang tidak tepat pada pasien CHF adalah
terhambatnya pelaksanaan intervensi keperawatan yang akan
menyebabkan penurunan kualitas mutu pelayanan,
memperpanjang lama rawat inap dan menyebabkan kompikasi
pada pasien
c. Khalayak
Kegiatan ini berpengaruh bagi banyak pasien, jumlah Pasien
CHF di instalasi rawat inap pada tahun 2020 adalah sebanyak
324 dari 14048 pasien yang di rawat di instalasi rawat inap
RSUD Provinsi NTB. Untuk persentase pasien di ruangan grha
gemilang selama bulan januari-februari ada 3 pasien CKD
yang dirawat dari total 30 pasien rawat inap yakni sebesar 10%
d. Layak
Isu ini berkaitan dengan tupoksi akan tetapi kurang layak
diangkat karena bisa diatasi dengan diskusi dan sosialisasi
panduan perencanaan terbaru. Selain itu jumlah perawat yang
memahami perencanaan keperawatan sesuai standar terbaru
sudah cukup banyak.
2. Belum optimalnya tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Permasalahan terkait penatalaksanaan pasien bedah cukup sering
dibahas dalam rapat ruangan terutama terkait kelengkapan
persiapan pasien pre operasi dan informasi yang diberikan pada
pasien dan keluarga sesuai SOP , hal ini juga didasari cukup
banyaknya pasien dengan tindakan pembedahan di ruang rawat
inap grha gemilang.
b. Problematik
Dari hasil observasi penerapan pelaksanaan intervensi pasien pra
bedah di peroleh data, dari 5 prosedur pembedahan yang
dilakukan ditemukan ada 1 informed consent yang belum terisi
lengkap. Selain itu dari hasil wawancara 5 pasien yang telah
mendapatkan intervensi bedah hanya 3 pasien yang mendapatkan
pendidikan kesehatan relaksasi nafas dan tehnik nonfarmakologis
lainnya untuk mengatasi nyeri post operasi. Dengan demikian
capaian pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre dan post operasi adalah
sebesar 70%. Dampak dari belum optimalnya intervensi
keperawatan pada tahap ini akan mempengaruhi kesuksesan
pelaksanaan operasi, efek kecemasan pada pasien pre operasi
berdampak pada jalannya operasi. Contohnya pada pasien
hipertensi, kecemasan akan berpengaruh pada tekanan darah yang
menyebabka penundaan operasi. Pada penanganan pasien post
operasi, mobilisasi yang dilakukan sacara dini akan membantu
proses penyembuhan, serta terapi nonfarmakologis akan
mengurangi ketergantungan pasien pada obat -obatan.
c. Khalayak
Jumlah kunjungan pasien bedah merupakan kunjungan rawat inap
terbanyak ke-2 di RSUD Provinsi NTB, berdasarkan data
kunjungan pasien tindak lanjut pelayanan bedah tahun 2020 di
RSUD Provinsi NTB sebesar 3368 pasien dari 14048
pasien.Untuk persentase pasien di ruangan grha gemilang selama
bulan januari-februari ada 23 pasien bedah yang dirawat dari total
30 pasien rawat inap yakni sebesar 76%
d. Layak
Isu ini sangat layak dan realistis untuk dibahas dan berkaitan
dengan tupoksi perawat berdasarak permenpanRB No 35 tahun
2019
3. Belum optimalnya implementasi komunikasi efektif dan teraupetik
pada pelaksanaan orientasi pasien baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Isu terkait komunikasi efektif sering dibahas, terutama hal ini
berkaitan erat dengan pelayanan prima yang tengah di gaungkan
pemerintah saat ini terkait ASN BerAkhlak dan SMART ASN.
Selain itu isu ini berkaitan dengan motto rumah sakit melayani
dengan tulus dan santun. Pelaksanaan orientasi pasien baru yang
lengkap sesuai prosedur dapat memberikan efek teraupetik
dengan mengurangi kecemasan pada pasien.
b. Problematik
Dari hasil observasi di instalasi rawat inap grha gemilang dengan
melakukan wawancara pada 6 perawat didapatkan data sudah
seluruhnya melakukan orientasi penerapan orientasi pasien baru,
akan tetapi dari keseluruhan perawat belum melakukan orientasi
pasien secara lengkap sesuai SOP. Sehungga capaiannya baru
mencapai 50% Berdasarkan indikator capaian kinerja Rumah
sakit penilaian IKM (indikator kepuasan Masyarakat) secara
keseluruhan pada triwulan I 2021 masih sebesar 85,66%, angka
ini belum mencapai target 90%. Menurut penelitian yang
dilakukan sar, karso & huda (2017) kualitas pelayanan
kemungkinan besar menurun karena penerimaan pasien baru yang
belum memenuhi standar yang akhirnya akan mempengaruhi
tingkat kepercayaan pasien akan layanan yang diterima.
Berdasarkan laporan statistik kunjungan rawat inap periode
semester tahun 2021, capaian BOR (Bed occupancy rate) yakni
54%, angka ini masih dibawah ideal 81,6% yang menunjukan
masih belum maksimalnya kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan di RSUD provinsi NTB.
Beberapa penelitian berakitan dengan dampak pelaksanaan
orientasi pelayanan yang tidak optimal, yakni menurut penelitian
yang dilakukan oleh sari dan rofii ( 2017) orientasi rutinitas yang
dilakukan tidak sesuai prosedur dapat membuat pasien dan
keluarga tidak patuh pada aturan RS serta dapat memicu
kecemasan pada pasien. Menurut penelitian yang dilakukan sar,
karso & huda (2017) kualitas pelayanan kemungkinan besar
menurun karena penerimaan pasien baru yang belum memenuhi
standar yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
pasien akan layanan yang diterima. Berdasarkan penelitian widya
dan yeni (2014) bahwa ada pengaruh yang signifikan pada
pemberian orientasi pasien baru terhadap tingkat kepuasan pasien
c. Khalayak
Kegiatan ini berpengaruh pada banyak pasien, jumlah Pasien
dengan penyakit covid-19 di instalasi rawat inap pada tahun 2020
adalah sebanyak 837 dari 14048 total pasien rawat inap . Untuk
persentase pasien di ruangan grha gemilang selama bulan
januari-februari ada 6 pasien terkonfimasi positif yang dirawat
dari total 30 pasien rawat inap yakni sebesar 20%
d. Layak
Isu ini sangat layak dan realistis untuk dibahas dan berkaitan
dengan tupoksi perawat berdasarak permenpanRB no 35 tahun
2019
4. belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada pasien dan keluarga di IRNA Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Aktual
Pendidikan kesehatan terkait penerapan 5M (memcuci tangan,
menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan,
membatasi mobilisasi) sebagai upaya pencegahan penyebaran
penyakit menular terutama di tengah era pandemik covid-19 saat
ini sangat hangat dibahas dan di kampayekan pemerintah,
terutama seiring dengan meningkatnya penyebaran kasus covid-
19 varian omicron. Upaya ini juga selalu dibahas di seluruh
intalasi kesehatan di RSUD Provinsi NTB
b. Problematik
Hal ini tidak terlalu mendesak untuk dibahas. Dari 6 pasien yang
di wawancara terkait tehnik kontrol infeksi covid-19, seluruhnya
mampu menjelaskan. Berdasarkan data pencapaian indikator
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi,
angka kepatuhan cuci tangan pada tahun 2020 81.4%, walaupun
sudah cukup baik tapi masih di bawah target 85%. Selain itu
berdasarkan capaian indikator mutu angka kesalahan penempatan
pasien dengan penyakit menular pada tahun 2020 adalah sebasar
8% dari target <10% .
c. Khalayak
Kegiatan ini berpengaruh pada banyak pasien, jumlah Pasien
dengan penyakit covid-19 di instalasi rawat inap pada tahun 2020
adalah sebanyak 837 dari14048 total pasien rawat inap. Untuk
persentase pasien di ruangan grha gemilang selama bulan
januari-februari ada 6 pasien terkonfimasi positif yang dirawat
dari total 30 pasien rawat inap yakni sebesar 20%
d. Layak
Isu ini realistis untuk dibahas terutama di era pandemik saat ini
akan tetapi ruangan grha bukanlah ruangan isolasi sehingga akan
lebih layak dan efektif bila isu ini di bahas di ruangan khusus
pasien isolasi
B. Metode USG
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas
masalah dengan metode teknik skoring 1-5 dan dengan
mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG yaitu:
1. Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu.
2. Seriousness: Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama,
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
3. Growth : Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan.
Isu yang memiliki jumlah skor tertinggi pada metode APKL kembali
dilakukan penilaian menggunakan metode USG. Berikut merupakan
tabel identifikasi isu di ruang grha gemilang RSUD Provinsi NTB :

Tabel 2. USG
No Identifikasi Isu U S G Skor Ranking
1 Belum optimalnya 5 3 4 12 I
implementasi komunikasi
efektif dan teraupetik pada
pelaksanaan orientasi pasien
baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
2 Belum optimalnya tindakan 4 3 4 11 II
keperawatan pada pasien
dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre
dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi
NTB
3 belum optimalnya 3 4 3 10 III
pelaksanaan pendidikan
kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada
pasien dan keluarga di IRNA
Grha Gemilang RSUD
Provinsi NTB

Rincian USG :

1. Belum optimalnya implementasi komunikasi efektif dan teraupetik


pada pelaksanaan orientasi pasien baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Urgency
Dampak pelaksanaan orientasi pelayanan yang tidak optimal
berdasarkan beberap penelitian, yakni menurut penelitian yang
dilakukan oleh sari dan rofii (2017) orientasi pasien baru yang
dilakukan tidak sesuai prosedur dapat membuat pasien dan
keluarga tidak patuh pada aturan RS serta dapat memicu
kecemasan pada pasien. Selain itu hal ini sangar berpengaruh
pada kemampuan pasien beradaptasi dengan lingkung rumah
sakit. Menurut penelitian yang dilakukan sar, karso & huda
(2017) kualitas pelayanan kemungkinan besar menurun karena
penerimaan pasien baru yang belum memenuhi standar yang
akhirnya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien akan
layanan yang diterima. Berdasarkan penelitian widya dan yeni
(2014) bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pemberian
orientasi pasien baru terhadap tingkat kepuasan pasien.
b. Seriousness:
Komunikasi terutama pada pelayanan rawat inap eksekutif sangat
berpengaruh pada kepuasan pasien. Pelaksaanaan orientasi sesuai
SOP baru mecapai 50%. Berdasarkan laporan kunjungan rawat
inap pasien periode semester I tahun 2021 jumlah pasien 7758
pasien. Berdasarkan laporan statistik kunjungan rawat inap
periode semester tahun 2021, capaian BOR (Bed occupancy rate)
yakni 54%, angka ini masih dibawah ideal 81,6% dan dengan
capaian BTO 18,2 , angka ini masih dibawah ideal 30 kali yang
menunjukan masih rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan di RSUD provinsi NTB
c. Growth
Komunikasi yang tidak efektif dan teraupetik terutama pada fase
orientasi dapat menimbukan komplain dan rasa tidak puas pada
pelayanan kesehatan sehingga bila ini tidak dilakukan perbaikan
akan berimbas pada rendahnya kepercayaan masyarakat pada
layanan kesehatan sehingga mencari alternative layanan
kesehatan lain
2. Belum optimalnya tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre dan post operasi di ruang
instalasi rawat Grha Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Urgency
Pengoptimalan tindakan keperawatan pasien bedah penting untuk
dilakukan karena akan berpengaruh pada kelancaran dan
efektifitas pelaksanaan bedah. Selain itu untuk mencegah insiden
dan kejadian yang tidak dinginkan selama atau setalah proses
pembedahan
b. Seriousness:
Dampak dari belum optimalnya intervensi keperawatan pada
tahap ini akan mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan operasi,
efek kecemasan pada pasien pre operasi berdampak pada jalannya
operasi. Contohnya pada pasien hipertensi, kecemasan akan
berpengaruh pada tekanan darah yang menyebabkan penundaan
operasi.Pada penanganan pasien post operasi, mobilisasi yang
dilakukan sacara dini akan membantu proses penyembuhan, serta
terapi nonfarmakologis akan mengurangi ketergantungan pasien
pada obat-obatan
c. Growth
Kecemasan pada pasien operasi akan mempengaruhi kualitas
pelayanan selain itu pelayanan bedah yang tidak efektif akan
memperlama lama rawat inap pasien.
3. belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kesehatan terkait tehnik
kontrol infeksi Covid-19 pada pasien dan keluarga di IRNA Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB
a. Urgency
Pasien dan keluarga yang tidak mendapatkan pendidikan
kesehatan terkait control infeksi Covid-19 akan menjadi tidak
patuh dalam pelaksanaan protocol pencegahan covid-19 akan
tetapi saat ini pendidikan kesehatan mengenai hal ini sudah
dikampayekan dimana-mana sehingga akses informasi jauh lebih
mudah.
b. Seriousness:
Dampak dari ketidakpatuhan penerapan upaya pencegahan covid-
19 akan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah angka
kejadian covid-19. Saat ini jumlah penderita covid-19 semakin
meningkat setelah kasusnya sempat berkurang pada desember
2021, jumlah total penderita covid-19 terkonfimasi positif di
NTB saat ini sebanyak 35.464 dengan rincian pasien sembuh
32903, meninggal 971 dan masih di rawat sebanyak 19690
(sumber: corona.ntbprov.id)
c. Growth
Jika hal tersebut tidak dibenahi akan mengakibatkan mudahnya
penyebaran Covid-19 pada pasien lain, terutama pasien dengan
riwayat kormobit dan gangguan imun

2.3.1 Penerapan Isu

Melalui proses analisis yang dilakukan saat Rancangan Aktualisasi, maka


terpilihlah isu “Belum optimalnya implementasi komunikasi efektif dan
teraupetik pada pelaksanaan orientasi pasien baru di instalasi rawat Grha
Gemilang RSUD Provinsi NTB” sebagai core issue. Untuk menentukan akar
penyebab masalah dari isu yang terpilih, maka digunakanlah teknik analisis
manajemen berikut ini :
Adapun dampak dari isu jika tidak dipecahkan adalah

1. Dampak jangka pendek


Komunikasi yang tidak dilakukan secara efektif dan teraupetik saat
fase awal orintasi pada pasien baru akan menyebakan pasien kesulitan
dalam proses adaptasi dengan lingkungan perawatan, selain itu dapat
membuat pasien dan keluarga tidak patuh pada aturan RS serta dapat
memicu kecemasan pada pasien. Orientasi oleh perawat dapat
membentuk persepsi yang baik dan membina hubungan saling
percaya, mencipatkan koping positif pada diri pasien dalam
menghadapi masalah serta menurunkan kecemasan pada pasien.
2. Dampak jangka menengah
Berdasarkan renstra RSUD Provinsi NTB tahun 2019-2023 yakni
meningkatkan indeks kepuasan masyarakat (IKM) sebesar 90% .
Berdasarkan penilaian IKM secara keseluruhan pada triwulan I 2021
masih sebesar 85,66%, Apabila penerimaan pasien baru tidak di
lakukan sesuai standar dan dilakukan terus menerus akan menurunkan
angka kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan target
IKM sebesar 90% akan sulit tercapai.
3. Dampak jangka panjang
Penurunan kepuasaan akan berdampak pada tingkat kepercayaan
pasien pada pelayanan kesehatan, apabila hal ini dilakukan terus
menerus dan tidak ada upaya perbaikan akan menyebabkan pasien
tidak loyal sehingga memilih fasilitas kesehatan lain yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan harapan pasien
sehingga visi rumah sakit menjadi RS rujukan unggulan akan sulit
tercapai.

2.4 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu

Setelah melihat factor-faktor penyebab tersebut, maka gagasan yang akan


saya lakukan adalah “optimalisasi orientasi pasien baru di ruang rawat inap Grha
Gemilang melalui pemanfaatan aplikasi linktree “OPARU” sebagai media edukasi
digital” gagasan ini sebagai pemecahan isu “Belum optimalnya implementasi
komunikasi efektif dan teraupetik pada pelaksanaan orientasi pasien baru di instalasi
rawat Grha Gemilang RSUD Provinsi NTB”. Pemanfaatan linktree sudah cukup
populer saat ini, salah satunya dalam proses pembelajaran guru di sekolah. Linktree
merupakan media yang digunakan untuk mempermudah guru dalam menyimpan link
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Aplikasi ini juga banyak
dimanfaatkan pegiat bisnis sebagia media informasi dan promosi dan pengguna sosial
media (pemilik online shop, influencer) untuk membuat bio online shop di berbagai
plalfom sosial media seperti instagram. Modifikasi dari penggunaan aplikasi ini dapat
digunakan sebagai sarana edukasi dan orientasi bagi pasien baru rumah sakit sehingga
membantu perawat penyampaikan informasi secara lebih lengkap dan ringkas, serta
dapat di akses berulang kali oleh pasien dan keluarga sehingga penyampaian
informasi menjadi lebih efektif. Linktree digunakan sebagai media yang memuat
berbagai link terkait informasi awal yang dibutuhkan pasien saat hospitalisasi yakni
link profil dan jenis layananan di RS, hak dan kewajiban pasien, aturan di rumah
sakit, fasilitas yang tersedia, denah ruangan dan jalur evakuasi, pencegahan pasien
jatuh dan 6 langkah cuci tangan, nama-nama petugas, kontak pengaduan/saran, dan
informasi lain terkait perawatan pasien. Untuk mengakses linktree pasien cukup
mengscan barcode yang akan di sediakan d ruangan rawat pasien.

2.5 Tabel Rancangan Aktualisasi

2.6 Jadwal Rencana Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai