Anda di halaman 1dari 4

Perilaku Caring sebagai Dasar Etik

Fariddah Fahmi

Abstract

Prilaku caring sangat dibutuhkan untuk membentuk seorang perawat yang professional. Perilaku
professional ini ditentukan oleh etik yang dimiliki oleh perawat yang bersangkutan. Sebagai moral
seorang perawat, karakter itu dapat dilihat melalui kinerja berupa seberapa jauh perawat mengetahu
kebutuhan pasient, seberapa baik perawat mampu memberikan respon terhadap pasien dan seberapa
jauh tanggung jawabnya. Sehubungan dengan pentingnya etik ini, maka perlu dikembangkan
dikalangan perawat. Baik itu melalui pelatihan atau pada pendidikan formal di bangku kuliah. Ada
banyak metode yang berhubungan dengan pengembangan pendidikan etik itu, diantaranya melalui
pendalaman etik lewat metide debat, simulasi lingkungan dan berkomunikasi dengan aestetik
expression. Dengan itu semua, maka etik perawat yang baik dapat terpenuhi. Untuk melihat apakah
perawat sudah memiliki etik yang dibutuhkan, maka perlu evaluasi yang dilaksanakan langsung
kepada pasient. Dengan menghitung nilai Quality of Life (QoL) maka dapat diukur seberapa
sempurna etik seorang perawat dalam berprilaku caring.

1. Pendahuluan
Pakar keperawatan menganggap bahwa bahwa caring merupakan konsep utama dalam
memberi pengertian terhadap apa saja yang terlibat dalam proses perawatan dan caring itu
dipercayai sebagai isu penting dalam etik keperawatan(Kong, 2008). Karakter moral
dibutuhkan pada nursing care digambarkan dengan jelas oleh etik Levinas. Pertama sekali
adalah aspek ihklas pada perawatan diuji sesuai dengan etik Levinas. Dimana, perawat harus
mengetahui kebutuhan dari orang yang menderita, memberikan respon dengan baik kepada
mereka serta mengambil tanggung jawab. Levinas menekankan pada kepekaan passive
sebagai penyebab perawat memberikan respon terhadap orang-orang yang menderita dan
juga tanggung yang mendorong perawat untuk berempathi dengan yang lain.
Bagaimanapun, etik Lavinas itu tidak dapat menerangkan dengan jelas bagaimana seorang
perawat, sebagai seorang subjek moral yang punya otonomy membuat hubungan caring
dengan yang lain.
Dalam kenyataannya, etik keperawatan sangat memberikan manfaat yang besar sekali,
seperti pada penanggulangan dan mengontrol wabah penyakit yang berbahaya, seperti
covid-19 yang masih belum selesai dengan baik(Wang et al., 2021). Pada kondisi pandemic
Covid-19 perawat merupakan garda terdepan dalam pertahanan melawan epidemic ini.
Sejumlah isu etik diangkat menjadi perhatian yang sangat menarik. Hal ini berkenan dengan
empati yang mereka lakukan terhadap orang yang menderita.

2. Literature Review
Pentingnya etik keperawatan dalam mendorong pasien menjadi lebih baik sangat diperlukan
oleh seorang perawat. Perawat sebagai seorang penjaga patien yang professional diharapkan
untuk mengikuti aturan moral dan legal, berfikir kritis, menggunakan skil problem-solving
dan decision-making yang efisien dan mempunyai sensitifitas etik yang tinggi melalui
praktek yang pernah dilakukannya(Yilmaz &Özbek Güven, 2021). Seperti pada saat ini,
banyak sekali media melaporkan bahwa etik sangat penting untuk pekerja bidang
kesehatandalam rangka membentuk budaya professional dan kesadaran professional yang
sejalan dengan etik professional. Perawat memerlukan pengetahuan sejarah profesinya
dalam rangka belajar tentang pelajaran dari masa lalu mereka untuk mengambil langkah
yang lebih baik pada masa yang akan datang. Sementara itu, tantangan yang ada terhadap
etik itu sendiri berasal dari sifat-sifat personal perawat ini sendiri. Dengan adanya sifat-sifat
individu itu, maka akan mempengaruhi kemampuan kritis caring dalam keperawatan itu.
Jadi dari sekian banyak sifat individu itu, sebagian tergolong menambah caring perawat,
seperti sifat keterbukaan terhadap pengalaman, keramahan dan kemauan. Sementara untuk
sifat yang membawa degradasi moral caring pada perawat antara lain, murung punya
pengaruh langsung terhadap efek negative untuk caring.
Hal lain yang berhubungan dengan etik caring perawat, khususnya yang berada di Indonesia
antara lain kemandirian, tidak jahat, baik hati, adil, kebenaran, kesetiaan, dan kepercayaan
diri. Etik keperawatan itu tidak dipengaruhi oleh jumlah penduduk(Ilkafah, Tyas,
&Haryanto, 2021). Dan salah satu cara untuk meningkatkan etik perawat adalah melalui
peningkatan pendidikan. Dengan meningkatnya pendidikan semua yang berhubungan
dengan tingkah laku akan ikut meningkat. Sementara pada daerah lain, seperti Turkey,
perilaku caring diartikan juga sebagai tindakan yang dilakukan oleh perawat professional
yang mengacu kepada keprihatinan, keselamatan dan perhatian untuk pasien. Tingkah laku
perawat sangat penting hubungannya dengan sifat caring perawat itu sendiri. Dan pengaruh
globalisasi terhadap caring ini tidak begitu banyak (Oluma &Abadiga, 2020). Dan dapat
ditambahkan bahwa etik perawat akan dipengaruhi oleh ukuran psycosocial, professional-
technical, kepuasan terhadap pekerjaan, kepuasan professional dan keikut sertaan dalam
prosess caring. Serta kepuasan dalam managemen perawat itu sendiri. Untuk melakukan
evaluasi terhadap proses caring itu sendiri dapat dilakukan salah satunya dengan
menggunakan informasi dari consumer directed care (CDC). Dari informasi itu didapatkan
nilaiQuality of Life (QoL) patien. Dan itu dapat mengukur nilai etik nursing yang
diberikan(McCabe et al., 2022).
Faktor-fantor itulah yang punya pengaruh terhadap etik keperawatan di Ethiopia.
Salah satu yang menjadi factor untuk meningkatkan etik nursing adalah melalui peningkatan
dan pengembanga pendidikan. Secara umum, pengembangan pendidikan dapat berupa
kegiatan pelatihan dan peningkatan level pendidikan formal. Untuk pengembangan
kemapunan perawat melalui pelatihan pada inter-profesional education (IPE) healthcare
Law. Jadi pelatihan yang berhubungan dengan hukum juga membantu peningkatan etik
perawat secara siknifikan(Nichols, Trimble, &Stebbings, 2020). Sementara itu untuk
peningkatan etik perawat melalui jalur pendidikan formal dapat berupa diskusi dan debat
tentang etik dan perilaku perawat professional(Zolkefli, 2021). Kelas diskusi/debat yang
dilaksanakan pada mahasiswa tahun ke dua merupakan salah satu materi untuk mengetahui
dan mendalami tentang etik prefesi dari perawat di Brunei Darussalam. Feedback dari debat
itu sangat membangun pendikan dengan membawa efek positif. Metode kedua yang dapat
dipergunakan dalam meningkatkan etik perawat pada pendidikan formal adalah melalui
simulasi pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan (simulated learning environment)
(Lillekroken, 2019). Diharapkan dengan simulasi ini, fundamental caring dapat dipahami
oleh mahasiswa dengan lebih baik. Sementara itu di Jepang, peningkatan etik perawat dapat
dilakukan dengan pembelajaran aestetic expression(Kongsuwan, Yasuhara, Tanioka, Locsin,
&Osaka, 2021). Dengan mampunya pelajar menunjukan aestetik expression, maka mereka
akan berkomunikasi dengan aestetika expression dengan baik kepada pasien. Sehingga
pasien merasa lebih nyaman dan terlindungi.

3. Kesimpulan
Etik perawat adalah salah satu factor caring yang menentukan dalam membentuk perawat
yang professional. Etik sebagai salah satu prelaku yang perlu dijaga dan ditunjukan dengan
baik kepada pasien agar pasient dapat merasa nyaman dan tenang. Karena pentingnya etik
dalam caring, maka etik itu perlu ditingkatkan. Baik itu melaui pendidikan non
formal/pelatihan atau pada jenjang pendidikan formal, seperti mahasiswa. Walaupun etik
pada caring perawat itu perlu ditumbuhkan, tetapi ada faktir yang berhubungan dengan sifat
individu yang mendegradasi etik itu. Sifat itu perlu dihilangkan.Evaluasi yang dapat
dilakukan adalah melalui informasi dari consumer berupa quality of life pasient itu sendiri.
Referensi
Ilkafah, I., Tyas, A. P. M., &Haryanto, J. (2021). Factors related to implementation of nursing care
ethical principles in indonesia. Journal of Public Health Research, 10(2), 309–312.
https://doi.org/10.4081/jphr.2021.2211
Kong, B.-H. (2008). Levinas’ Ethics of Caring: Implications and Limits in Nursing. Asian Nursing
Research, 2(4), 208–213. https://doi.org/10.1016/s1976-1317(09)60002-5
Kongsuwan, W., Yasuhara, Y., Tanioka, T., Locsin, R., &Osaka, K. (2021). Aesthetic expression of
caring in nursing among Japanese undergraduate nursing students. Nurse Education Today,
105(December 2020), 105031. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2021.105031
Lillekroken, D. (2019). Nursing students’ perceptions towards being taught the fundamentals of
care by clinical nurses within a simulated learning environment: A qualitative study. Nurse
Education in Practice, 36(February), 76–81. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2019.03.010
McCabe, M., Beattie, E., Karantzas, G., Busija, L., Mellor, D., vonTreuer, K., …Byers, J. (2022).
An evaluation of a consumer directed care training program for nursing home staff. Geriatric
Nursing, 43, 227–234. https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2021.12.003
Nichols, A., Trimble, P., &Stebbings, A. (2020). The use of inter-professional education (IPE)
healthcare law and ethics scenario based learning sessions amongst nursing, midwifery and
law students: An evaluation. Nurse Education Today, 91(November 2021).
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2020.104455
Oluma, A., &Abadiga, M. (2020). Caring behavior and associated factors among nurses working in
Jimma University specialized hospital, Oromia, Southwest Ethiopia, 2019. BMC Nursing,
19(1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s12912-020-0407-2
Wang, Y., Li, Y., Shen, B., Li, H., Sun, H., Yuan, C., …Zhang, X. (2021). Nursing ethics for
prevention and control of major infectious disease outbreaks: Chinese expert consensus.
International Journal of Nursing Sciences, 9(1), 5–10.
https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2021.12.008
Yilmaz, S., &Özbek Güven, G. (2021). An important development for nursing ethics: Establishment
of nursing history and ethics department and developments in Turkey. Ethics, Medicine and
Public Health, 17, 100662. https://doi.org/10.1016/j.jemep.2021.100662
Zolkefli, Y. (2021). The use of debate in teaching nursing ethics. Teaching and Learning in
Nursing, 16(4), 365–367. https://doi.org/10.1016/j.teln.2021.05.003

Anda mungkin juga menyukai