Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU ANALISIS ISU INSTANSI

LATSAR CPNS PROVINSI NTB TAHUN 2022

Nama : Ririn Febrianti S.Kep.,Ns


NIP : 199102032020122007
Instansi : RSUD Provinsi NTB
Tutor : Nurhikmah, S.IP.,M.Hum

A. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan isu aktual yang terjadi di instansi masing-


masing

Berdasarkan hasill identifikasi dan analisa yang saya lakukan di instansi tempat saya bekerja
khususnya di ruangan Rawat Inap Grha Gemilang di RSUD Provinsi NTB, Berikut adalah
beberapa isu yang saya temukan sesuai tugas dan fungsi saya sebagai perawat ahli pertama,
di antaranya adalah :

1. Kurangnya kepatuhan keluarga pasien terhadap kebijakan terkait ketiadaan jam kujung
dan pembatasan jumlah penunggu pasien selama pandemic covid-19 di RSUD Provinsi
NTB

Meningkatnya kasus Covid-19 di NTB menyebabkan RSUD Provinsi NTB menerapkan


kebijakan ketiadaan jam kunjung dan jumlah penunggu maksimal 2 orang. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi penularan pada klaster rumah sakit, jumlah penunggu pasien
dibatasi dan dilarang membesuk pasien.

Dari hasil pengamatan mengenai penerapan kebijakan tersebut masih belum efektif di
terapkan masih ada keluarga pasien yang datang berkunjung dan jumlah penunggu
pasien melebihi aturan yang telah ditetapkan bahkan dari hasil pengamatan ada
pengunjung yang membawa anak usia dibawah 12 tahun, hal ini sangat beresiko
meningkatkan transmisi Covid-19.
2. Belum maksimalnya penerapan kepatuhan cuci tangan 6 langkah dan 5 moment di RSUD
Provinsi NTB
Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi
nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh pasien,
memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan.
Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan
infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun
1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi.
Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam
pencegahan infeksi. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan
keselamatan pasien yang dilakukan melalui pembentukan sistem pelayanan yang
menerapkan sasaran keselamatan pasien terutama dalam mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan melalui cuci tangan (Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien). Belum sepenuhnya petugas patuh dalam Cuci Tangan sesuai SPO
Angka kepatuhan cuci tangan, salah satunya disebabkan belum tersedianya sarana seperti
westafel di ruangan Graha Gemilang. berdasarkan data capaian kepatuhan cuci tangan
berdasarkan data PKMP RSUD Provinsi NTB pada bulan maret 2019 masih dibawah
target capaian 85%.
Dari hasil pengamatan di ruangan pelayanan masih banyak tenaga kesehatan yang belum
menerapkan 6 langkah cuci tangan secara tepat, pelaksanaan cuci tangan yang seharusnya
dilakukan dalam 5 momen cuci tangan, yakni sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan
setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien belum seluruhnya di terapkan tenaga
kesehatan terutama perawat yang cendrung lebih sering berinteraksi dengan pasien dan
keluarga. Hal ini memungkinkan terjadinya penularan penyakit, terutama di era pandemic
Covid-19 saat ini.

3. Belum maksimalnya penerapan kepatuhan identifikasi pasien dengan benar di RSUD


Provinsi NTB
Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar di dalam organisasi
kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling serius
terhadap keselamatan pasien (Permenkes Nomer 11 tahun 2017 tentang keselamatan
pasien). Belum sepenuhnya petugas patuh dalam Identifikasi Pasien pada saat pemberian
pengobatan termasuk nutrisi, pemberian darah dan produk darah atau pengambilan
specimen sesuai SPO. Trend kepatuhan identifikasi pasien pada tahun 2019 terus
meningkat, pada bulan juli 2019 tingkat kepatuhan identifaksi pasien di dapatkan sebesar
85% masih dibawah target capaian 100% .
Dari hasil wawancara dengan rekan sejawat, masih ada yang menerapkan identifikasi
pasien dengan tidak tepat seperti saat pemberian obat dan pengambilan sampel darah
pasien, perawat hanya mengkonfirmasi nama tanpa melihat gelang pasien. Padahal syarat
identifikasi pasien minimal menanyakan 2 hal tentang identitas pasien meliputi nama
lengkap, tanggal lahir, no RM, dan NIK dan memvalidasi melalui gelang pasien. Selain
itu beberapa orang masih menerapkan identifikasi pasien menggunakan nama kamar atau
nomor bed. Hal ini dalam berisiko tinggi menyebabkan kesalahan pemberian terapi.
B. Tehnik analisis APKL dan analisis USG
Dari isu-isu yang telah saya kumpulkan, berikut validasi isu menggunakan alat bantu tapisan
APKl (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak), dan USG (Urgency, Seriousness,
Growth).

a. Tehnik APKL
Identifikasi Isu Aktual Problematik Kekhalayakan Layak Total

A P K L

1. Kurangnya kepatuhan
keluarga pasien terhadap 3 4 4 4 15
kebijakan terkait
ketiadaan jam kujung dan
pembatasan jumlah
penunggu pasien selama
pandemic covid-19 di
RSUD Provinsi NTB

2. Belum maksimalnya
penerapan kepatuhan cuci 4 5 5 4 18
tangan 6 langkah dan 5
moment di RSUD
Provinsi NTB
3.

4. Belum maksimalnya
penerapan kepatuhan 4 4 4 4 16
identifikasi pasien dengan
benar di RSUD Provinsi
NTB
5.
a. Tehnik USG
Identifikasi Isu Uregency Seriousness Growt Total Peringkat

1. Kurangnya kepatuhan
keluarga pasien terhadap 4 4 4 12 III
kebijakan terkait
ketiadaan jam kujung
dan pembatasan jumlah
penunggu pasien selama
pandemic covid-19 di
RSUD Provinsi NTB
2. Belum maksimalnya
penerapan kepatuhan 5 5 4 14 I
cuci tangan 6 langkah
dan 5 moment di RSUD
Provinsi NTB
3. Belum maksimalnya
penerapan kepatuhan 5 4 4 13 II
identifikasi pasien
dengan benar di RSUD
Provinsi NTB

Rentang Nilai:
1. : Sangat Kecil
2. : Kecil

3. : Sedang

4. : Besar

5. : Sangat Besar

Kesimpulan dari tabel tehnik analisis isu APKL dan tehnik USG di atas isu yang mendapatkan
total nilai tertinggi adalah Belum maksimalnya penerapan kepatuhan cuci tangan 6 langkah
dan 5 moment di RSUD Provinsi NTB.

Isu ini menjadi perhatian bagi RSUD Provinsi NTB penerapan kepatuhan cuci tangan,
terutama di saat pandemic saat ini demi memutus mata rantai penyakit. Masalah yang terjadi
memiliki penyebab yang dapat di analisis dengan metode FISHBOND. Pada metode ini,
analisa penyebab masalah di tentukan dengan analisis 6 M.
C. TEHNIK FISHBOND

MAN MATERIAL

Kurangnya kesadaran Kondisi pasien butuh


Kurangnya Pentingnya HH penanganan cepat
pengetahuan HH

Iritasi Pasien butuh banyak • Belum optimalnya


Tingginya beban Kulit tindakan Jumlah Pasien penerapan cuci tangan
kerja Banyak • Belum optimal Pencegahan
infeksi nosokomial di RS
lupa
• Belum optimalnya standart
mutu di rumah sakit
• Lama rawat inap pasien
Tidak tersedia handrub Belum optimal semakin panjang akibat
di semua bed/ruangan sosialisasi SOP HH infeksi nosokomial
pasien • Tingginya transmisi dan
Ketersediaan penularan penyakit covid-19
sabun dan Tidak ada sistem reward
dan punisment Keluarga pasien yang
tissue sering Proses monitoring ingin cepat ditangani
habis belum optimal banyak

METHODE ENVIRONMENT
MACHINE
D. REKOMENDASI ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU

No Alternatif Penyelesaian Tahapan Setiap Alternatif Hasil yang diharapkan Para Pihak yang terlibat
1. Melakukan sosialisasi cuci • Berkordianasi dengan berbagai pihak • Civitas Hospitalia mampu • Komite PPI RSUD
tangan 6 langkah 5 moment terkait mengenai mekanisme menerapkan cara cuci Provinsi NTB
dengan kegiatan lomba hand pelaksanaan kegiatan lomba hand tangan 6 langkah secara • PKRS RSUD Provinsi
hygiene dance dan pemilihan hygiene dance dan pemilihan duta benar NTB
duta hand hygine hand hygine • Meningkatnya penerapan • Civitas Hospitalia
• Sosialisasi SOP cara cuci tangan 6 cuci tangan 6 langkah 5
langkah secara benar moment

2 Meningkatkan kesadaran dan • Meningkatnya motivasi • Direktur


• Berkoordianasi dengan berbagai pihak
motivasi untuk mencuci
terkait mengenai mekanisme
untuk menerapkan tangan 6 • Komite Keperawatan
tangan dengan melakukan langkah secara benar RSUD Provinsi NTB
pelaksanaan kegiatan nakes teladan
pemilihan pegawai teladan • Meningkatnya penerapan • Komite Medis RSUD
• Menentukan kriteria pemilihan tenaga
dari berbagai profesi setiap cuci tangan 6 langkah 5 Provinsi NTB
kesehatan teladan
bulannya
• Berkoordinasi dengan kepala ruangan
moment • Komite Penunjang Medis
atau kepala intalasi dalam melakukan RSUD Provinsi NTB
penilaian • MPP
• Mengevaluasi pegawai dengan • Civitas Hospitalia
performa kinerja tidak memenuhi
standart
3 Penambahan westafel dan • Kelengkapan fasilitas • Komite PPI RSUD
• Pengajuan RAB oleh Komite PPI
titik handrub di lingkungan mencuci tangan Provinsi NTB
• Penentuan lokasi penambahan titik
rumah sakit dan media-media • Kemudahan akses terhadap
handrub
edukasi cuci tangan yang fasilitas cuci tangan
• Mengadakan banner dan poster
inovatif
cuci tangan yang atraktif dan
informatif di dekat titik handrub
dan lokasi-lokasi strategis
• Monitoring ketersediaan fasilitas
seperti sabun, tisu, hand rub setiap
bulannya

REFERENSI :
https://rsud.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2019/10/CAPAIAN-INDIKATOR-MUTU-2019_compressed.pdf
Yuni Pundar, Maria Getrida Simon, Angela Muryanti Gatum. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Melakukan Hand
Hygiene Sesuai Spo Di Ruang Kelimutu Dan Cempaka Rsud. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Diakses pada tanggal 13 Februari 2022 jam 09.30
WITA. https://media.neliti.com/media/publications/316272-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-a0815c77.pdf

Anda mungkin juga menyukai