KIMIA LARUTAN
Oleh:
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PEMBAHASAN..........................................................................................3
1.1 Identitas Buku...................................................................................................4
1.2 Ringkasan Isi Buku..........................................................................................4
1.3 Keunggulan Buku...........................................................................................17
1.4 Kelemahan Buku ........................................................................................... 18
BAB II PENUTUP...............................................................................................19
2.1 Kesimpulan.....................................................................................................19
2.2 Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Buku Utama
B. Buku Pembanding
BUKU BUKU I
1.Jenis larutan
mengandung dua atau lebih zat yang proporsinya bisa saja bevariasi.Pelarut
(solven) adalah komponen yang kualitasnya terbesar atau yang menentukan wujud
2. Konsentrasi larutan
Fraksi mol komponen i ,disingkat xi ,adalah fraksi semua molekul dalam larutan
sejenis i.Fraksi mol komponen j adalah xj,dan seterusnya .Fraksi mol suatu
Persen mol suatu komponen larutan adalah persen dari semua molekul dalam
larutan yang jenisnya diketahui.persen mol adalah fraksi mol dikali 100.
Molaritas
Molalitas
Satuan konsentrasi yang tidak bergantung suhu dan juga proporsional terhadap
fraksi mol dalam larutan encer adalah molalitas (m),yaitu banyaknya mol zat
eltalpi.
nonideal.
Jika gaya tarik antara molekul zat terlarut dan molekul pelarut sedikit
nonideal.
Jika gaya tarik antara molekul molekul taksejenis jauh lebih lemah
mungkin adalah larutan jenuh.Larutan dengan zat terlarut yang kurang dari
jumlah maksimum ini adalah larutan tak jenuh.Pada kondisi tertentu, larutan
4. Kelarutan gas
murninya.Jika larutan itu ideal dapat digunakn hukum hukum Roult dalam
PA=xA.PA
Menurut hukum Raoult, tekanan uap p1, dari pelarut diatas larutan encer sama
dengan tekanan uap dari pelarut murni 𝑝1°, dikalikan dengan fraksi mol X1 dalam
larutan.
Jumlah fraksi mol dari masing-masing konstituen dalam suatu larutan adalah
X1 + X2 = 1
Maka
X1 = 1- X2
Dimana X1 adalah fraksi mol pelarut dan X2 adalah fraksi mol zat terlarut.
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap relatif pada 20℃ untuk suatu larutan yang
berisi 171,2 g sukrosa (𝑤2)dalam 1000 g (𝑤1)air. Berat molekul sukrosa ( M2)
w1
Mol Air = = 1000/18,02 = 55,5
𝑚1
∆𝑃
= 𝑥2 = 𝑛 2
𝑃1° 𝑛1 + 𝑛2
∆𝑃 0,50
= = 0,0089
𝑃1 ° 55,5+0,50
Tekanan uap larutan dapat ditentukan secara langsung dengan alat manometer
dan penurunan tekanan uap kemudian diperoleh dengan pengurangan tekanan uap
Metode isopiestik sekarang ini sering digunakan untuk penurunan tekanan uap
yang tepat.
titik didih larutan sebagai fungsi komposisi larutan yang membantu kita
mempunyai titik didih yang dalam beberapa kasus lebih besar dibandingkan titik
6. Tekanan osmotik
adalah dari larutan yang kurang pekat ke larutan yang lebih pekat.Aliran osmotik
tekanan yang melebihi tekanan osmotik kepada larutan yang lebih pekat.Sifat
koligatif adalah sifat tertentu yang bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut dalam larutan dan tidak pada identitas zat terlarut.penurrunan tekanan
𝜋=MxRxT
M = molaritas
T = suhu (T°C)
Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih adalah sifat koligatif yang
mempunyai banyak aplikasi praktis sehari hari.Untuk larutan yang sangat encer
,nilainya sebanding dengan molalitas larutan.konstanta kesebandingannya
Pada tiap saat P < 𝑃°, hingga grafik tekanan uap larutan selalu ada dibawah
pelarut.
𝑇°= titik didih pelarut. Pada tekanan 𝑃°, larutan baru mendidih pada T.
∆𝑇𝑏 = 𝑇 − 𝑇°
Pada setiap tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada pelarut murni.
𝑃2 tekanan uap pelarut padat dan cair pada 𝑇°, 𝑃° tekanan uap pelarut
𝑃𝑠 ∆𝐻𝑣(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 °
=𝑃 𝑅𝑇°𝑇
Untuk titik E dan B berlaku :
𝑃𝑠 ∆𝐻𝑠(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 =
𝑃 𝑅 𝑇𝑇°
Bila 𝑛1 jumlah mol pelarut tiap 1000 gr dan m molalitas zat terlarut.
𝑚
𝑁2 = +𝑚
𝑛1
7. Larutan elektrolit
Partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit adalah ion atau ion dan
8. Campuran koloid
Koloid adalah keadaan pertengahan yang penting antara larutan sejati dan
tak umum dan kita hadapi dalam berbagai hal,mulai dari cairan makhluk hidup
BUKU II
Komposisi dan sifat fase cairan baru ini, yaitu larutan, berbeda dengan air
Entalpi Pelarutan
besar dibanding pada molekul sejenis, larutan dapat terbentuk pula. Tetapi, sifat
larutan dari jenis ini tak dapat diramalkan dari sifat komponen murninya. Larutan
demikian dikatakan tak ideal (nonideal). Energi yang dilepaskan dalam interaksi
molekul sejenis.
Jenis-jenis Larutan
pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute).
Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau
aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan
larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer
Konsentrasi Larutan
butir.
1. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
konsentrasi molar
Konsentrasi Molal ( molaritas). Molaritas adalah fungsi siku. Hal ini disebabkan
karena kun (b) titas larutan didasarkan pada volume, padahal volume merupakan
fungsi suhu.
Fraksi Mol
dalam mol, tetapi kuantitas pelarut atau larutan dalam massa atau volume. Untuk
dinyatakan berdasarkan mol. Hal ini dapat dilakukan melalui fraksi mol. Fraksi
mol komponen i, dilambangkan x, adalah fraksi dari semu molekul dalam larutan
yang berjenis i Fraksi mol komponen adalah xj, dan seterusnya Jumlah fraksi mol
Kesetimbangan Kelarutan
Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah
terbatas pelarut, pela rutan terjadi secara terus menerus. Hal ini berlaku karena
adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion atau molekul) ke
keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju atau
kecepatan yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap
sama pada setiap waktu. Proses ini adalah salah satu kesetimbanga dinamis dan
Karena kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar dari pada larutan
jenul normal pada suhu tertentu, larutan demikian dinamakan laruta lewat jenuh
Pengaruh tekanan pada kelarutan gas dalam cairan pada umumnya lebih
nyata daripada efek suhu. Efek tekanan sebagaimana digambarkan dalam Gambar
12-8 selalu sama : kelaru n meningkat dengan meningkatnya tekanan gas. Hukum
Henry menyatakan bahwa konsentrasi gas terlarut sebanding dengan tekanan gas
di atas larutan
Sifat-sifat Koligatif
Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-
kira pada larutan yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut
yang ada. Jadi, sifat-sifat tersebu tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat
sifat tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik
Bila zat non elektrolit yang sukar menguap dilarutkan maka menurut
P= 𝑃° · 𝑁1
∆𝑃 = 𝑃° − 𝑃 total = 𝑃° − 𝑃
= 𝑃° − 𝑃°𝑁1
= 𝑃°(1 − 𝑁1)
∆𝑃 = 𝑃° · 𝑁2
𝑁2 + 𝑁1 = 1
Jadi, penurunan tekanan uap pelarut hanya tergantung jenis pelarut dan
pelarut.
𝑇°= titik didih pelarut. Pada tekanan 𝑃°, larutan baru mendidih pada T.
∆𝑇𝑏 = 𝑇 − 𝑇°
∆𝑇𝑏 hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung
Titik beku larutan ialah temperatur pada saat larutan setimbang dengan
dari pelarutnya.
Pada setiap tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada pelarut murni.
𝑃𝑠 ∆𝐻𝑣(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 °
=𝑃 𝑅𝑇°𝑇
𝑃𝑠 ∆𝐻𝑠(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 =
𝑃 𝑅 𝑇𝑇°
Bila 𝑛1 jumlah mol pelarut tiap 1000 gr dan m molalitas zat terlarut.
𝑚
𝑁2 = +𝑚
𝑛1
Gaya Tarik antar lon
pesat dalam kimia isik. Namun, beberapa pengamatan yang dilakukan selama 40
tahun dari kira-kira tahun 1880 sampai 1920 menunjukkan perlunya penghalusan
terhadap teori tersebut. Hantaran elektrolit dari larutan pekat elektrolit kuat
ternyata kurang dari yang diharapkan apabila penguraian sempurna menjadi ion-
ionnya terjadi. Hal ini menyatakan adanya penguraian tak sempurna dari elektrolit
teori yang dikemukakan oleh Debye dan Huckel pada tahun 1923. Teori ini
menyatakan bahwa dalam larutan berair garam seluruhnya berada dalam bentuk
ion. Tetapi ion-ion tersebut tidak merdeka satu sama lain, setiap ion positif
dikelilingi oleh sekelompok ion negatif. Dengan demikian, setiap ion di kurung
oleh atmosfir ion dengan muatan bersih berlawanan dengan ion pusat
1.3 KEUNGGULAN BUKU
A. Buku Utama
B. Buku Pembanding
Teknik penyajian yang disajikan penulis dalam buku ini adalah menjelaskan
secara mendetail tentang sifat koligatif larutan.
Untuk mendukung sajian dalam buku , penulis tidak lupa melampirkan
contoh soal yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih paham akan
materi yang dibahas.
1.4 KELEMAHAN BUKU
A. Buku Utama
B. Buku Pembanding
1. KESIMPULAN
Buku utama dan buku pembanding memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kedua buku telah memberi penjelasan yang bagus tentang larutan, hanya saja
berbeda cara penyampaiannya.
2. SARAN
Kedua Buku ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dalam mendalami
larutan. Buku-buku ini dapat dijadikan pegangan dalam mata kuliah kimia.
DAFTAR PUSTAKA