Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

KIMIA LARUTAN

Dosen Pengampu: Drs.Jasmidi. M.Si

Oleh:

1. Roihan Parli Lubis (5232530003)

2. Erianto Siregar (5233230027)

3. Genap Munthe (5231230005)

4. Yusuf Ariansyah Hasibuan (5233530012)

5. Satria Prasetyo Lubis (5233230015)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PEMBAHASAN..........................................................................................3
1.1 Identitas Buku...................................................................................................4
1.2 Ringkasan Isi Buku..........................................................................................4
1.3 Keunggulan Buku...........................................................................................17
1.4 Kelemahan Buku ........................................................................................... 18

BAB II PENUTUP...............................................................................................19
2.1 Kesimpulan.....................................................................................................19
2.2 Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
BAB 1

PEMBAHASAN

1.1 IDENTITAS BUKU

A. Buku Utama

Judul : Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern


Edisi : Kesembilan
Penulis : Ralph H. Pettruci, William S. Harwood, dkk
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit 2011

B. Buku Pembanding

Judul : Kimia Dasar Prinsip dan Penerapan Modern


Edisi : Keempat
Penulis : Ralph H. Pettruci
Penerbit : Erlangga
Editor penerjemah : Suminar Achmadi, Ph. D
Tahun terbit 1985
1.2 RINGKASAN ISI

BUKU BUKU I

Larutan dan Sifat Fisisnya

1.Jenis larutan

Larutan adalah campuran homogen (homogenous mixture) .dikatakan hom

ogen karena komposisi dan sifatnya seragam,dan disebut campuran karena

mengandung dua atau lebih zat yang proporsinya bisa saja bevariasi.Pelarut

(solven) adalah komponen yang kualitasnya terbesar atau yang menentukan wujud

materi larutan.Zat terlarut (solute),dikatakan terlarut dalam pelarut.

2. Konsentrasi larutan

Konsentrasi merupakan ukuran kuantitas zat terlarut dalam sejumlah

kualitas pelarut (atau larutan).

 Fraksi mol dan persen mol

Fraksi mol komponen i ,disingkat xi ,adalah fraksi semua molekul dalam larutan

sejenis i.Fraksi mol komponen j adalah xj,dan seterusnya .Fraksi mol suatu

komponen loarutan didefinisikan sebagai:

Xi=banyaknya komponen i/total semua komponen larutan

Persen mol suatu komponen larutan adalah persen dari semua molekul dalam

larutan yang jenisnya diketahui.persen mol adalah fraksi mol dikali 100.

 Molaritas

Molalitas dapat dicari denagn rumus:

Molaritas(M)=banyak zat terlarut(mol)/volume larutan(liter).

 Molalitas
Satuan konsentrasi yang tidak bergantung suhu dan juga proporsional terhadap

fraksi mol dalam larutan encer adalah molalitas (m),yaitu banyaknya mol zat

terlarut per kilogram pelarut.

3. Gaya antarmolekul dan proses

pelarutan Entalpi larutan

Dalam pembentukan beberapa larutan ,kalor dibebaskan ke

sekeliling;dalam kasus lain,kalor diserap.entalpi larutan adalah jumlah perubahan

eltalpi.

Gaya antar molekul dalam campuran

 Jika gaya tarik antarmolekul sama jenis dan setara kekuatannya,molekul

zat terlarut dan molekul pelarut bercampur secara acak sehingga

dihasilkan campuran homogen atau larutan ,dinamakan larutan ideal.

 Jika gaya tarik antara molekul-molekul taksejenis melebihi gaya tarik

antar molekul molekul sejenis,larutan juga terbentuk yang disebut larutan

nonideal.

 Jika gaya tarik antara molekul zat terlarut dan molekul pelarut sedikit

lebih lemah dibandingkan antara molekul molekul sejenis,pencampuran

sempurna masih dapat terjadi,tetapi larutan yang terbentuk adalah

nonideal.

 Jika gaya tarik antara molekul molekul taksejenis jauh lebih lemah

daibandingkan gaya tarik antara molekul molekul sejenis,komponen tetap

terpisah dalam campuran heterogen.

Pembentukan larutan dan kesetimbangan


Umumnya pelarut mempunyai kemampuan terbatas untuk melarutkan zat

terlarut.Suatu larutan yang mengandung sejumlah maksimum zat terlarut yang

mungkin adalah larutan jenuh.Larutan dengan zat terlarut yang kurang dari

jumlah maksimum ini adalah larutan tak jenuh.Pada kondisi tertentu, larutan

dapat disisipkan agar mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan

larutan jenuh normalnya dan disebut lewat jenuh.

Rekristalisasi (kristralisasi fraksional)

Rekristalisasi (kristralisasi fraksional) metode untuk memulihkan zat terlarut

murni dari larutan yang mengandung beberapa zat terlarut.

4. Kelarutan gas

Kelarutan gas tergantung pada tekanan serta suhu,dan banyak fenomena

yang umum yang dikaitkan dengan kelarutan gas.Hukum Henry mengaitkan

konsentrasi gas dalam larutan dengan tekananya di atas larutan.

5. Tekanan uap larutan

Tekanan uap larutan bergantung pada tekanan uap komponen

murninya.Jika larutan itu ideal dapat digunakn hukum hukum Roult dalam

menghitung tekan uap larutan.

PA=xA.PA

Menurut hukum Raoult, tekanan uap p1, dari pelarut diatas larutan encer sama

dengan tekanan uap dari pelarut murni 𝑝1°, dikalikan dengan fraksi mol X1 dalam

larutan.

Jumlah fraksi mol dari masing-masing konstituen dalam suatu larutan adalah

X1 + X2 = 1

Maka
X1 = 1- X2

Dimana X1 adalah fraksi mol pelarut dan X2 adalah fraksi mol zat terlarut.

Contoh :

Hitunglah penurunan tekanan uap relatif pada 20℃ untuk suatu larutan yang

berisi 171,2 g sukrosa (𝑤2)dalam 1000 g (𝑤1)air. Berat molekul sukrosa ( M2)

adalah 342,3 dan berat molekul air (M1) adalah 18,02.


w2
Mol sukrosa = n = = 171,2= 0,500
2
𝑚2 342,3

w1
Mol Air = = 1000/18,02 = 55,5
𝑚1

∆𝑃
= 𝑥2 = 𝑛 2
𝑃1° 𝑛1 + 𝑛2

∆𝑃 0,50
= = 0,0089
𝑃1 ° 55,5+0,50

Penentuan tekanan uap Larutan

Tekanan uap larutan dapat ditentukan secara langsung dengan alat manometer

dan penurunan tekanan uap kemudian diperoleh dengan pengurangan tekanan uap

larutan dari tekanan uap pelarut murni.

Metode isopiestik sekarang ini sering digunakan untuk penurunan tekanan uap

yang tepat.

Kesetimbangan cairan uap: Larutan ideal

Kurva kesetimbangan cairan uap menunjukkan tekanan uap larutan atau

titik didih larutan sebagai fungsi komposisi larutan yang membantu kita

memvisualkan distalasi fraksional,suatu metode umum untuk memisahkan

komponen volatil dari suatu larutan.


Azeotrop adalah larutan yang mendidih pada suhu konstan dan

menghasilkan uap denagn komposisi yang sama dengan cairannya; azeotrop

mempunyai titik didih yang dalam beberapa kasus lebih besar dibandingkan titik

didih komponen murninya,dan dalam kasus lainnya,lebih rendah.

6. Tekanan osmotik

Osmosis adalah aliran spontan pelarut melalui membran semipermeabel

yang memisahkan dua larutan yang konsentrasinya berbeda.Aliran nettonya

adalah dari larutan yang kurang pekat ke larutan yang lebih pekat.Aliran osmotik

dapat dihetikan dengan memberikan tekanan ,yang disebut tekanan

osmotik,kepada larutan yang lebih pekat.

Pada osmotik balik ,arah aliran dibuat terbalik dengan memberikan

tekanan yang melebihi tekanan osmotik kepada larutan yang lebih pekat.Sifat

koligatif adalah sifat tertentu yang bergantung pada konsentrasi partikel zat

terlarut dalam larutan dan tidak pada identitas zat terlarut.penurrunan tekanan

uap adalah salah saatu sifat koligatif selain tekanan osmotik.

𝜋=MxRxT

Keterangan ∶ 𝜋 = tekanan osmotik

M = molaritas

R = tetapan gas (0,082 L atm/K

T = suhu (T°C)

Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan nonelektrolit

Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih adalah sifat koligatif yang

mempunyai banyak aplikasi praktis sehari hari.Untuk larutan yang sangat encer
,nilainya sebanding dengan molalitas larutan.konstanta kesebandingannya

(proorsionalitas) masing masing adalah Kf danKb.

 Kenaikan titik didih larutan

Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya,

selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan.

Po = tekanan uap pelarut

P = tekanan uap larutan

Pada tiap saat P < 𝑃°, hingga grafik tekanan uap larutan selalu ada dibawah

pelarut.

𝑇°= titik didih pelarut. Pada tekanan 𝑃°, larutan baru mendidih pada T.

∆𝑇𝑏 = 𝑇 − 𝑇°

∆𝑇𝑏 hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak

tergantung jenis zat terlarut.

 Penurunan Titik Beku Larutan

Titik beku larutan ialah temperatur pada saat larutan setimbang

dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih

rendah dari pelarutnya.

Pada setiap tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada pelarut murni.

𝑇° titik beku pelarut murni

T titik beku larutan

𝑃2 tekanan uap pelarut padat dan cair pada 𝑇°, 𝑃° tekanan uap pelarut

murni yang membeku terlambat P = tekanan uap larutan pada temperatur

T. Untuk titik G dan B berlaku:

𝑃𝑠 ∆𝐻𝑣(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 °
=𝑃 𝑅𝑇°𝑇
Untuk titik E dan B berlaku :

𝑃𝑠 ∆𝐻𝑠(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 =
𝑃 𝑅 𝑇𝑇°

Bila 𝑛1 jumlah mol pelarut tiap 1000 gr dan m molalitas zat terlarut.
𝑚
𝑁2 = +𝑚
𝑛1

7. Larutan elektrolit

Partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit adalah ion atau ion dan

molekul.dalam semua larutan ,kecuali larutan yang paling encer ,komposisi

harus dinyatakan dalam aktivitas konsentrasi efektif yang mempertimbangkan

gaya antar ion.

8. Campuran koloid

Koloid adalah keadaan pertengahan yang penting antara larutan sejati dan

campuran heterogen.Campuran koloid menyebabkan beberapa fenomena yang

tak umum dan kita hadapi dalam berbagai hal,mulai dari cairan makhluk hidup

sampai polutan dalam massa udara yang besar.

BUKU II

Campuran Homogen dan Heterogen

Komposisi dan sifat fase cairan baru ini, yaitu larutan, berbeda dengan air

murni. Larutan adalah campuran karena ia terdiri dari dua bahan.

Entalpi Pelarutan

Entalpi pembentukan larutan sebagai berikut:


AHpelarutan=Hlarutan-Hkomponen murni .

Perubahan entalpi di sini mengacu pada entalpi atau kalor larutan.

Gaya-gaya Intermolekul dalam Larutan

Jika gaya-gaya intermolekul di antara molekul-molekul tak se- jenis lebih

besar dibanding pada molekul sejenis, larutan dapat terbentuk pula. Tetapi, sifat

larutan dari jenis ini tak dapat diramalkan dari sifat komponen murninya. Larutan

demikian dikatakan tak ideal (nonideal). Energi yang dilepaskan dalam interaksi

di antara molekul sejenis meiebihi yang diperlukan untuk memisahkan molekul-

molekul sejenis.

Jenis-jenis Larutan

Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah

pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute).

Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau

aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan

larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer

Konsentrasi Larutan

Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup

memerikan larutan seca lengkap. Informasi tambahan diperlukan, yaitu

konsentrasi larutan. Banyak cara untuk memberikan konsentrasi larutan, yang

semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam ku antitas pelarut (atau

larutan). Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus menyatakan butir-

butir.
1. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut

2. kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan

3. satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua

Konsentrasi Molar (Molaritas)

1. Stoikiometri reaksi kimia didasarkan pada jumlah nisbi atom, ion

atau molekul yang bereaksi

2. Banyak reaksi kimia yang dilakukan dalam larutan. Karena alasan

ini konsentrasi dinya takan berdasarkan fumlah pertikel terlanut, atuau

konsentrasi molar

Konsentrasi Molal ( molaritas). Molaritas adalah fungsi siku. Hal ini disebabkan

karena kun (b) titas larutan didasarkan pada volume, padahal volume merupakan

fungsi suhu.

Fraksi Mol

Satuan konsentrasi molalitas dan molaritas menyatakan jumlah terlarut

dalam mol, tetapi kuantitas pelarut atau larutan dalam massa atau volume. Untuk

menghubungkan sifat-sifat fisik larutan dengan konsentrasi larutan, kadang-

kadang perlu digunakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya

dinyatakan berdasarkan mol. Hal ini dapat dilakukan melalui fraksi mol. Fraksi

mol komponen i, dilambangkan x, adalah fraksi dari semu molekul dalam larutan

yang berjenis i Fraksi mol komponen adalah xj, dan seterusnya Jumlah fraksi mol

dari semua komponen larutan.

Kesetimbangan Kelarutan
Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah

terbatas pelarut, pela rutan terjadi secara terus menerus. Hal ini berlaku karena

adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion atau molekul) ke

keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju atau

kecepatan yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap

sama pada setiap waktu. Proses ini adalah salah satu kesetimbanga dinamis dan

larutannya dinamakan larutan jenuh.Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai

kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu.

Karena kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar dari pada larutan

jenul normal pada suhu tertentu, larutan demikian dinamakan laruta lewat jenuh

(supersaturated). Jika sedikit kristal terlarut d tambahkan ke dalam larutan lewat

jenuh, kelebihan zat terl biasanya mengendap.Larutan lebih sedikit dibandingkan

larutan jenuhnya dinamakan larutan tak jenuh (unsaturated).

Pengaruh tekanan pada kelarutan gas dalam cairan pada umumnya lebih

nyata daripada efek suhu. Efek tekanan sebagaimana digambarkan dalam Gambar

12-8 selalu sama : kelaru n meningkat dengan meningkatnya tekanan gas. Hukum

Henry menyatakan bahwa konsentrasi gas terlarut sebanding dengan tekanan gas

di atas larutan

C =k.Pgas (12.4) Nilai tetapan tergantung pada satuan C dan P

Sifat-sifat Koligatif

Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-

kira pada larutan yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut

yang ada. Jadi, sifat-sifat tersebu tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat
sifat tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik

beku dan tekanan osmotik, yang semuanya dinamakan sifat-sifat koligatif.

 Penurunan Tekanan Uap Pelarut Oleh Zat Terlarut

Bila zat non elektrolit yang sukar menguap dilarutkan maka menurut

hukum Raoult, besarnya tekanan uap:

P= 𝑃° · 𝑁1

P= tekanan uap diatas larutan

𝑃°=tekanan uap pelarut murni

𝑁1= Fraksi mol Pelarut

Besarnya penurunan tekanan uap ∆𝑃.

∆𝑃 = 𝑃° − 𝑃 total = 𝑃° − 𝑃

= 𝑃° − 𝑃°𝑁1

= 𝑃°(1 − 𝑁1)

∆𝑃 = 𝑃° · 𝑁2

𝑁2 + 𝑁1 = 1

𝑁2 = 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Jadi, penurunan tekanan uap pelarut hanya tergantung jenis pelarut dan

banyaknya zat terlarut, tidak tergantung banyaknya pelarut

 Kenaikan titik didih larutan

Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya,

selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan.

Po = tekanan uap pelarut

P = tekanan uap larutan


Pada tiap saat P < 𝑃°, hingga grafik tekanan uap larutan selalu ada dibawah

pelarut.

𝑇°= titik didih pelarut. Pada tekanan 𝑃°, larutan baru mendidih pada T.

∆𝑇𝑏 = 𝑇 − 𝑇°

∆𝑇𝑏 hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung

jenis zat terlarut.

 Penurunan Titik Beku Larutan

Titik beku larutan ialah temperatur pada saat larutan setimbang dengan

pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah

dari pelarutnya.

Pada setiap tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada pelarut murni.

𝑇° titik beku pelarut murni

T titik beku larutan

𝑃2 tekanan uap pelarut padat dan cair pada 𝑇°

𝑃° tekanan uap pelarut murni yang membeku terlambat P = tekanan uap

larutan pada temperature

T. Untuk titik G dan B berlaku:

𝑃𝑠 ∆𝐻𝑣(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 °
=𝑃 𝑅𝑇°𝑇

Untuk titik E dan B berlaku :

𝑃𝑠 ∆𝐻𝑠(𝑇° − 𝑇)
𝐼𝑛 =
𝑃 𝑅 𝑇𝑇°

Bila 𝑛1 jumlah mol pelarut tiap 1000 gr dan m molalitas zat terlarut.
𝑚
𝑁2 = +𝑚
𝑛1
Gaya Tarik antar lon

Setelah diterima oleh khalayak, teori Arrhenius merangsang kemajuan

pesat dalam kimia isik. Namun, beberapa pengamatan yang dilakukan selama 40

tahun dari kira-kira tahun 1880 sampai 1920 menunjukkan perlunya penghalusan

terhadap teori tersebut. Hantaran elektrolit dari larutan pekat elektrolit kuat

ternyata kurang dari yang diharapkan apabila penguraian sempurna menjadi ion-

ionnya terjadi. Hal ini menyatakan adanya penguraian tak sempurna dari elektrolit

kuat dalam larutan.

Tetapi, penelitian difraksi sinar padatan garam tersebut 100 % berada

dalam bentuk ion.Pandangan modern mengenai larutan elektrolit didasarkan pada

teori yang dikemukakan oleh Debye dan Huckel pada tahun 1923. Teori ini

menyatakan bahwa dalam larutan berair garam seluruhnya berada dalam bentuk

ion. Tetapi ion-ion tersebut tidak merdeka satu sama lain, setiap ion positif

dikelilingi oleh sekelompok ion negatif. Dengan demikian, setiap ion di kurung

oleh atmosfir ion dengan muatan bersih berlawanan dengan ion pusat
1.3 KEUNGGULAN BUKU

A. Buku Utama

1. Aspek kelayakan isi (cakupan materi dan kemutakhiran)


 Didalam buku utama banyak dicantumkan rumus-rumus, label-
label,gambar dari sifat koligatif larutan nonelektrolit sehingga sangat cocok
digunakan oleh mahasiswa karena memudahkan pembaca untuk lebih
mengerti isi buku.

2. Aspek Bahasa (komunikatif, keruntutan alur berpikir)


 Penulis Mengkomunikatif tulisan dengan bahasa yang baku
 Alur yang digunakan juga searah dan tertur sehingga mudah digunakan mahasiswa
dalam perkuliahan.

3. Aspek Kelayakan Penyajian (Teknik Penyajian, pendukung penyajian.


 Teknik penyajian Penulis adalah dengan menjelaskan secara singkat dan
terperinci sehingga pembaca tidak dibuat bingung dan bosan
 Dalam buku ini diberikan contoh gambar sehingga dapat mendukung
penjelasan-penjelasan didalamnya

B. Buku Pembanding

1. Aspek kelayakan isi (cakupan materi dan kemutakhiran)


Buku ini mencakup materi secara lengkap dan terperinci dengan menyertakan
penjelasan, rumus ,gambar, serta contoh soal. Sehingga buku ini sangat cocok
dijadikan referensi untuk Mahasiswa dalam Perkuliahan

2. Aspek Bahasa (komunikatif, keruntutan alur berpikir)


Penulis menggunakan pola bahasa yang sederhana sehingga dapat memudahkan
pembaca.

3. Aspek Kelayakan Penyajian (Teknik Penyajian, pendukung penyajian)

 Teknik penyajian yang disajikan penulis dalam buku ini adalah menjelaskan
secara mendetail tentang sifat koligatif larutan.
 Untuk mendukung sajian dalam buku , penulis tidak lupa melampirkan
contoh soal yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih paham akan
materi yang dibahas.
1.4 KELEMAHAN BUKU

A. Buku Utama

1. Aspek kelayakan isi (cakupan materi dan kemutakhiran)


Buku tidak disertai Contoh soal sehingga mungkin mahasiswa akan merasa
susah memahami buku

2. Aspek Bahasa (komunikatif, keruntutan alur berpikir)


Bahasa yang baku dapat membingungkan mahasiswa saat membahas buku.

3. Aspek Kelayakan Penyajian (Teknik Penyajian, pendukung penyajian)

 Penyajian yang tidak terlalu meluas sehingga dapat memperlambat cara


berpikir mahasiswa
 Tidak disajikan contoh soal sehingga tidak ada pendukung dari penjelasan
isi buku

B. Buku Pembanding

1. Aspek kelayakan isi (cakupan materi dan kemutakhiran)


Cakupan materi yang ditulis penulis disajikan terlalu banyak dan tidak teratur
sehingga menjadi sedikit membingkungkan

2. Aspek Bahasa (komunikatif, keruntutan alur berpikir)


Alur yang disajikan tidak beraturan sehingga membingungkan pembaca, tidak
seperti buku utama yang diberikan pembatas dari satu bahasan dari bahasan
lain, dalam buku ini semuanya dicampur aduk menjadi satu.

3. Aspek Kelayakan Penyajian (Teknik Penyajian, pendukung penyajian)

 Buku kurang disajikan secara terperinici, tidak seperti buku utama yg


menjelaskan secara singkat dan jelas.
BAB II
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Larutan adalah campuran homogen (homogenous mixture) .dikatakan hom ogen


karena komposisi dan sifatnya seragam,dan disebut campuran karena
mengandung dua atau lebih zat yang proporsinya bisa saja bevariasi.Pelarut
(solven) adalah komponen yang kualitasnya terbesar atau yang menentukan wujud
materi larutan.Zat terlarut (solute),dikatakan terlarut dalam pelarut. Larutan
terbagi menjadi dua yaitu, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Buku utama dan buku pembanding memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kedua buku telah memberi penjelasan yang bagus tentang larutan, hanya saja
berbeda cara penyampaiannya.

2. SARAN

Kedua Buku ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dalam mendalami
larutan. Buku-buku ini dapat dijadikan pegangan dalam mata kuliah kimia.
DAFTAR PUSTAKA

 Ralph,William,dkk.2011.Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern.Jakarta : Erlangga

 Pettruci, Ralph. H. 1985. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai