MEMBUAT LARUTAN
DISUSUN OLEH :
Asisten
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari
dua zat atau lebih. Suatu. Larutan disebut suatu campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah. Larutan merupakan bahan yang penting untuk dipelajari
terutama menyangkut sifat komponen dan sifat larutan itu sendiri.
Pengetahuan ini bermanfaat dalam memprediksi jenis pelarut yang tepat dalam
proses -proses tertentu, misalnya dalam isolasi bahan kimia dari bahan alam
tertentu, pelarut suatu bahan untuk berbagai keperluan praktis, pengembangan
teori terutama menyangkut campuran biner, campuran terner, serta keperluan
– keperluan lainnya dalam bidang sains dan teknologi (Nur Aisah
Malau,2021).
Larutan adalah Campuran Homogen antara zat terlarut dan pelarut.
Larutan terdiri atasdua komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut,
dan komponen minornyadinamakan zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai
pembawa atau medium bagi zat terlarut, yang dapat berperan serta dalam
reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena pengendapan
atau penguapan yang terrjadi (Oxtoby, 2001).
Pelarutan merupakan interaksi antar molekul yang terlibat dalam
pembentukan larutan , dimana pelarut yang digunakan pada penelitian kali ini
adalah pelarut-pelarut organik yang bersifat polar dan non polar seperti
benzena, etanol, metanol, heksana dengan berbagai variasi perbandingan
interaksi yang akan digunakan yaitu perbandingan 1 : 1, 1 : 2, 2 : 1. Bila dua
macam senyawa murni yang tidak saling bereaksi dicampurkan ada tiga
kemungkinan yang akan terjadi, yaitu terbentuk larutan ideal, larutan reguler
dan larutan non ideal. Bila gaya molekul adalah sama diantara AA, AB, dan
BB, yaitu UAB = UAA = UBB, maka larutan tersebut otomatis disebut Ideal.
Larutan Non Ideal adalah larutan yang karena interaksi diantara kedua kedua
senyawanya menyebabkan penyimpangan dari Hukum Raoult. Larutan reguler
adalah larutan yang karena interaksi diantara kedua senyawa-senyawanya
menyebabkan menyimpang dari Hukum Raoult tetapi tidak mengalami
perubahan entropi ekses (Nur Aisah Malau,2021).
Suatu larutan sudah pasti berfasa tunggal. Larutan merupakan campuran
homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu larutan terdiri dari zat
terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Berdasarkan wujud dari pelarutnya,
suatu larutan dapat digolongkan ke dalam larutan padat, cair ataupun gas. Zat
terlarut dalam ketiga fasa larutan tersebut juga dapat berupa gas, cair ataupun
padat. Campuran gas selalu membentuk larutan karena semua gas dapat saling
campur dalam berbagai perbandingan.
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau
lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat
yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang
jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi ini tidak mutlak. Bisa saja dipilih
zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung pada keperluannya, tetapi di
sini akan digunakan pengertian yang biasa digunakan untuk pelarut dan
terlarut. Campuran yang dapat saling melarutkan satu lama lain dalam segala
perbandingan dinamakan larutan ”miscible”. Udara merupakan larutan
miscible. Jika dua cairan yang tidak bercampur membentuk dua fasa
dinamakan cairan “immiscible”.
Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir
semua reaksi kimia terjadi dalam larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai
campuran serba sama dan berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat
molekul,atom,ion dari dua zat atau lebih (Marratin,2008).
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari skala
mikro hingga skala makro titik di alam, umumnya reaksi kimia berlangsung di
dalam larutan air. termasuk Bagaimana makhluk hidup menyerap mineral
vitamin dan makanan dalam bentuk larutan titik larutan biasanya terdiri atas
dua zat atau lebih yang bercampur dan bersifat homogen. Larutan merupakan
campuran homogen karena umumnya memiliki ukuran partikel yang begitu
kecil sehingga memiliki komposisi yang begitu seragam dan sulit untuk
dibedakan antar komponennya.
3.1 Campuran
Campuran adalah kombinasi dari dua atau lebih zat di mana tiap-tiap zat
masih mempertahankan identitasnya masing-masing yang berbeda. Seperti zat
murni, campuran dapat berupa padatan, cairan atau gas. Beberapa contoh
campuran yang akrab dengan kehidupan kita adalah, es jus, air laut, dan udara.
Campuran tidak memiliki komposisi konstan yang universal. Oleh karena itu,
sampel udara yang dikumpulkan di lokasi yang berbeda akan berbeda
komposisinya karena perbedaan ketinggian, polusi, dan faktor lainnya.
Berbagai macam es jus, sangat mungkin berbeda dalam komposisi karena
penggunaan berbagai macam buahnya, atau mungkin perbedaan dalam
pengolahan, kemasan, dan sebagainya. (elisa, 2012).
Campuran dari dua zat atau lebih yang seragam dan sama di semua
bagiannya disebut campuran homogen, sedangkan campurannya yang tidak
seragam disebut campuran heterogen. Campuran adalah kombinasi dari dua
atau lebih zat di mana tiap-tiap zat masih mempertahankan identitasnya
masing-masing yang berbeda. Campuran natrium klorida dalam air adalah
campuran homogen karena komposisi campuran adalah seragam di seluruh
bagiannya. Kita tidak bisa membedakan komponen dari campuran homogen
seperti air garam, karena semua bagian sampel memiliki komposisi yang
sama. Jika kita mencampur pasir dengan kikiran besi, maka pasir dan kikiran
besi tetap berbeda dan masing-masing dapat dilihat. Jenis campuran heterogen
ini memiliki komposisi yang tidak seragam di setiap bagiannya. Campuran,
baik yang homogen maupun heterogen, dapat dipisahkan menjadi zat-zat
penyusunnya tanpa mengubah identitas masing-masing zat.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Defenisi lain dari pengenceran diartikan pencampuran homogen yang bersifat
homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan Satuan konsentrasi yang
biasanya diencerkan adalah molar (Baharuddin dan Azis, 2013).
Pencampuran dari solusi merupakan penggabungan dua zat atau lebih dari
jenisnya sama. Namun larutan tersebut memiliki konsentrasi yang berbeda.
Pencampuran tidak menyebabkan adanya perubahan fisik. Pada proses
pencampuran beberapa jenis zat berlaku rumus (Salirawati, 2007).
Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan
dalam udara.. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam udara. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
yang paling sering digunakan sebagai basa dalam proses produksi adalah
bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium
kimia (Hasugian, 2012).
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga
jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat
terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut
sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah
penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.
3.2 Normalitas
Normalitas adalah ukuran yang menunjukkan konsentrasi pada berat setara
dalam gram per liter larutan. Berat ekivalen itu sendiri adalah ukuran kapasitas
reaktif molekul yang dilarutkan dalam larutan. Dalam suatu reaksi, tugas zat
terlarut adalah menentukan normalitas suatu larutan. Normalitas juga disebut
satuan konsentrasi larutan ekivalen. Normalitas opsi paling efektif dan
berguna dalam proses laboratorium (satria, 2021).
Normalitas umumnya hampir sama dengan molaritas atau M. Ketika
molaritas adalah unit konsentrasi yang mewakili konsentrasi ion terlarut atau
senyawa terlarut dalam suatu larutan, normalitas memiliki fungsi yang lebih
lengkap, dengan normalitas mewakili konsentrasi molar hanya dari komponen
asam atau komponen dasar.
Dalam larutan padat, pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan
membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan
padat ini dinamakan alloy. Dalam larutan padat tertentu, atom
terlarut menggantikan beberapa atom pelarut dalam kisi kristal. Larutan ini
dinamakan larutan substitusional, yang ukuran atom pelarut dan terlarutnya
kira-kira sama. Dalam larutan padat lain atom terlarut dapat mengisi kisi atau
lubang dalam kisi-kisi pelarut. Pembentukan larutan padat interstisial
terjadi apabila atom terlarut kecil untuk memasuki lubang diantara atom
pelarut (Achmadi, 2004).
Jika dua zat yang berbeda dimasukka dalam suatu wadah, ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur dan tidak bercampur. Jika bereaksi,
akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari sifat semula. Dua zat
dapat bercampur apabila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu
ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi
atas gas-gas, gas-padat, cair-cair, cair-padat, dan padat-padat.
Volatil adalah kelompok unsur kimia dan senyawa kimia dengan
volatilitas rendah yang berhubungan dengan planet atau kerak bulan dan / atau
atmosfer. Contohnya termasuk nitrogen, air, karbon dioksida, amonia,
hidrogen, metana dan sulfur dioksida. Jika suatu larutan tersusun dari dua
komponen, yakni pelarut dan zat terlarut masing-masing mudah menguap
maka tekanan uap larutan adalah jumlah dengan tekanan parsial yang
ditimbulkan oleh dari setiap masing-masing komponen (surjani, 2015).
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut
murni.Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru
zatterlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut.
Setiaplarutan memiliki titik beku yang berbeda. Titik beku suatu cairan akan
berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu
zat terlarutatau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang)
Penurunan titik beku adalah penurunan titik beku pelarut akibat
penambahan zat terlarut yang tidak mudah menguap. Sedangkan Titik beku
adalah keadaan saat suhu dan tekanan tertentu suatu zat mencair, dimana
cairan dengan zat padatnya berada pada keadaan setimbang. Pada titik beku,
kecepatan partikel meninggalkan keadaan padat dan memasuki keadaan cair
sama dengan kecepatan partikel meninggalkan keadaan cair dan memasuki
keadaan padat. Jika ke dalam air dilarutkan sejumlah zat terlarut yang sukar
menguap sehingga terbentuk larutan, maka titik beku larutan tersebut akan
lebih rendah dari pada titik beku air murni (surjani, 2015).
Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui
selaput semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat
atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah (hipotonis) ke
konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis). Membran
semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Banyak proses kimia dan biologi yang tergantung pada osmosis, yakni
lewatnya molekul-molekul pelarut secara selektif melalui bagian membran
berpori dari larutan yang lebih encer ke larutan yang konsentrasinya lebih
pekat.
Pada awal bahasan mengenai sifat koligatif dinyatakan bahwa sifat
koligatif tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dan oleh
karena itu untuk larutan elektrolit perlu perlakuan yang sedikit berbeda
dibandingkan nonelektrolit. Sebagai contoh, penurunan titik beku dari larutan
sukrosa 0,10 m adalah Δ𝑇f = 0,186 ℃. Namun, penurunan titik beku larutan
natrium klorida 0,10 m adalah hampir dua kali ini besarnya. Mengapa? Karena
1 mol natrium klorida berdisosiasi semua dan hampir menghasilkan 2 mol ion
dalam larutan, yakni 1 mol ion klorida dan 1 mol ion natrium. Rasio jumlah
mol partikel di dalam larutan dengan jumlah mol zat awal yang belum
terdisosiasi disebut faktor van't Hoff (𝑖) (nurindah, 2015).
Sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah partikel zat yang terlarut
dalam larutan. Jenis atau bentuk zat tidak mempengaruhi sifat koligatif
larutan. Pada konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki jumlah zat
terlarut yang lebih besar daripada larutan non elektrolit. Perbedaan jumlah
partikel zat terlarut ini berhubungan dengan Van't Hoff yang biasa
dilambangkan dengan i.
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang hanya bergantung pada jumlah
partikel terlarut dalam suatu larutan dan tidak bergantung pada sifat alami
partikel terlarut. Sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah dari partikel
terlarut saja, dalam bentuk atom, ion, maupun molekul.
Sifat koligatif merupakan suatu sifat yang terdapat pada larutan, dimana
sifat tersebut tidak bergantung terhadap jenis-jenis zat terlarut atau komponen
larutan yang lain. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat
koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit (rusdiani, 2017).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan
titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut.
Penyiapan/pembuatan larutan merupakan aktivitas yang sering sekali
dilakukan dalam bekerja di laboratorium, baik dalam analisis kimia secara
konvensional (volumetri dan gravimetri maupun dalam analisis secara
instrumentasi (spektrometri, kromatografi, dsb).
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
Gambar 3.1 Batang pengaduk Gambar 3.2 Corong Gambar 3.3 Pipet tetes
Gambar 3.4 Pipet skala Gambar 3.5 Neraca analitik Gambar 3.6 Spatula
Gambar 3.7 Labu ukur Gambar 3.8 Gelas piala Gambar 3.9 Botol semprot
3.2 Bahan
a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau
Garam dapur)
b. Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat
c. Aquades
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
5.1 Kesimpulan
Massa awal larutan NaOH sama dengan massa campuran Karena sesuai
dengan sistem stoikiometri hukum kekekalan massa yang berbunyi "massa
zat sebelum dan sesudah reaksi itu sama" yang dibuktikan dengan
percobaan pengukuran berat yang masing-masing berat larutan jika
dijumlahkan sama dengan berat larutan campuran, begitu pula yang terjadi
pada larutan NaOH dan HCI.
5.2 Saran
1. Saran untuk laboratorium
Sebaiknya bahan dan alat yang diujikan ditambah agar semua dapat
melakukan praktikum dan tidak saling bergantian dan waktu untuk
praktikum di tambahkan agar tidak terburu buru sat mengerjakan
prakrikum.
2. Saran untuk asisten
Sara saya untuk kakak agar sabarnya ditingkatkan dalam
membimbing kami dan saat menjelaskan materi tidak terlalu cepat agar
kami dapat lebih jelas untuk memahami materi tersebut.