KELOMPOK 3
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Kelompok Dosen Pengampu
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik lapang dengan
judul “Pemasaran E-commerce Usaha Ayam Potong dan Ternak Cacing
Impor di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto” ini
tepat pada waktunya.
Laporan praktek disusun berdasarkan dengan hasil praktek lapang yang
telah dilaksanakan di Jeneponto selama kurang lebih 2 hari. Dalam
penyusunan laporan praktek lapang, penyusun mendapatkan banyak dorongan
dan dukungan dari berbagai pihak-pihak. Sehingga laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam hal ini penyusun tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Sahlan, S.P.,
M.Si selaku dosen mata kuliah E-Commerce For Agribusiness yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan
terimakasih juga dihaturkan kepada Andi Yulianti Rahim selaku pemilik
usaha yang telah meluangkan waktunya dan memberikan informasi seputar
usaha yang digeluti.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan. Penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
BAB I................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
BAB II...............................................................................................................2
C. Ayam Pedaging.....................................................................................7
BAB III...........................................................................................................12
BAB IV...........................................................................................................14
BAB V............................................................................................................15
A. Identitas Responden............................................................................15
C. Sistem Pemasaran................................................................................15
D. Segmentasi Pemasaran........................................................................15
BAB VI...........................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................16
B. Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Cacing tanah menurut Rukmana (1999), merupakan hewan yang bersifat
hemaprodit atau biseksual karena didalam tubuhnya terdapat alat kelamin
jantan dan alat kelamin betina. Menurut Sunarjo dan Yuniarti (2017), hasil
budidaya cacing banyak dimanfaatkan karena mengandung protein yang tinggi.
Hasil budidaya cacing tersebut dapat dijual dalam bentuk cacing yang bisa
digunakan sebagai bahan pembuat pellet, bahan dasar pembuatan kosmetik dan
obat obatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
adalah internet. Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai
bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan
electronic transmission (Hildamizanthi. 2011).
4
Memiliki segmen tubuh yang berkisar antara 90- 195 dan pada segmen ke 27-
32 terdapat kitelum. Klitelum adalah alat yang digunakan cacing untuk
bereproduksi dan kitelum baru akan muncul saat cacing memasuki usia
dewasa yaitu antara umur sekitar 2 bulan (Ristek, 2009).
Pada tubuh cacing terdapat kelenjar epidermis yang dapat menghasilkan
lender yang berfungsi untuk memudahkan dalam bergerak. Terdapat rambut
pada setiap segmen tubuh dan disebut sebagai organ seta, memiliki ukuran
pendek, dan daya melekat yang kuat. Bibir cacing tanah disebut juga dengan
nama prostomium yang berfungsi sebagai organ perasa, diujung tubuh daric
acing terdapat anus yang digunakan untuk membuang dan mengeluarkan sisa-
sisa makanan dan tanah yang ada didalam tubuhnya.
1. Taksonomi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Taksonomi dari cacing tanah ( leiden university medical center, 2005),
adalah sebagai berikut :
Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Sub Ordo : Lumbricina
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus rubellus
2. Morfologi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Filum Annelida memiliki ciri-ciri khusus yaitu berupa segmen teratur
seperti cincin di tubuhnya (Sihombing, 2002). Cacing tanah L. rubellus
memiliki bentuk tubuha yang silindris dan pada bagian belakang memiliki
bentuk yang memipih dari pada bagian belakang atau ekor. Warna dari
Lumbricus rubellus adalah kemerahan, dan pada perut memiliki warna
kekuningan dan panjang tubuhnya yaitu sekitar 2,5-10,5.
5
Menurut Enha (2006), cara untuk membedakan cacing tanah adalah
dengan perbedaan jumlah segmen yang dimiliki. Segmen pada tubuh
Lumbricus rubellus berjumlah sekitar 95-120 segmen. Pada saat usia dewasa
akan muncul kitelum yang berguna dalam proses perkembangbiakan.
Klitelum adalah menebalanya permukaan jaringan epitel dan terdapat sel
kelenjar, dalam pembentukan kokon melibatkan sel sekreta yang dapat
melindungi dalam perkembangan embrio, pada proses pertumbuhan dari anak
cacing tanah akan dibungkus oleh semacam selaput yang berasal dari klitelum
(Garg et al, 2005).
Klitelium Lumbricus rubellus terlihat semacam pengembangan dan
perbesaran dari segmen dan warnanya agak terang dari segmen tubuh yang
lain (Edwards dan Lofty, 1977).
3. Manfaat Cacing Tanah
Cacing tanah merupakan makrofauna tanah yang berperan penting
sebagai penyelaras dan keberlangsungan ekosistem yang baik, baik bagi biota
tanah lainnya maupun bagi hewan dan manusia. Aristoteles mengemukakan
pentingnya cacing tanah dalam mereklamasi tanah dan menyebutnya sebagai
usus bumi (intestines of the earth) (Hanafiah, dkk. 2005). Pada bidang
peternakan biasanya cacing tanah dimanfaatkan untuk dijadikan pakan ternak
misalnya dibuat untuk pakan hewan ternak karena kandungannya yang dapat
dibuat sebagai sumber protein (Catalan, 2008). Menurut Sihombing (2002)
manfaat cacing tanah sangat banyak misalnya didalam ekosistem dapat
memperbaiki ekosistem tanah yang telah rusak akibat dari pencemaran,
membantu kesuburan lahan pertanian, mengubah limbah organic yang tidak
bermanfaat, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap air,
menghambat pencemaran lingkungan, pakan ikan bahan kecantikan, farmasi
dan menghasilkan pupuk kotoran cacing, cacing tanah dapat dirasakan
manfaatnya bagi bidang peternakan, pertanian, dan farmasi.
C. Ayam Pedaging
Ayam pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas yaitu
6
pertumbuhan yang cepat konversi ransum yang baik dan dapat dipotong pada
usia relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaan lebih cepat dan efisien serta
menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo dalam Zulfanita, 2011).
Menurut Jayanata dan Harianto (2011), day old chick (DOC) yang
berkualitas baik memiliki ciri-ciri berasal dari indukan yang berkualitas, DOC
sehat, bebas dari penyakit, aktif bergerak, lincah, aktif bergerak, tidak terlihat
lesu, tubuh gemuk dan berbentuk bulat, berbulu bersih mengkilat, mata
terlihat tajam dan cerah, lubang anus bersih dan tidak terdapat kotoran, tidak
terdapat bekas luka dan tidak cacat, serta bobot tubuh minimal 37 gram atau
rata-rata sebesar 40 gram. Dalam pemeliharaannya, DOC sangat
membutuhkan keadaan yang steril, sehingga kebersihan kandang harus
terjaga saat penerimaan DOC.
Ayam pedaging atau ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu
persilangan antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Karakteristik
ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan
rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai
penghasil daging dengan serat lunak. Pertambahan berat badan yang ideal 400
gram per minggu untuk jantan dan untuk betina 300 gram per minggu
(Rasyaf, 2011).
Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembangbiakan
secara khusus untuk pemasaran secara dini.Ayam broiler merupakan jenis
ayam jantan atau betina yang berumur 6 sampai 8 minggu yang dipelihara
secara intensif untuk mendapatkan produksi daging yang optimal. Ayam
broiler dipasarkan pada umur 6 sampai 7 minggu untuk memenuhi kebutuhan
konsumen akan permintaan daging. Ayam broiler terutama unggas yang
pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan
menurun dan akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang
membentuk tubuh. Ayam broiler mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan
dibandingkan dengan jenis ayam piaraan dalam klasifikasinya, karena ayam
broiler mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam pertumbuhannya.
Hanya dalam tujuh atau delapan minggu saja, ayam tersebut sudah dapat
7
dikonsumsi dan dipasarkan padahal ayam jenis lainnya masih sangat kecil,
bahkan apabila ayam broiler dikelola secara intensif sudah dapat diproduksi
hasilnya pada umur enam minggu dengan berat badan mencapai 2 kilogram
per ekor (Tamalluddin, 2012).
1. Takstomi Ayam Pedaging
Menurut Suprijatna (2005) ternak ayam ddalam dunia hewan memiliki
taksonomi sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Subkelas : Neornithes
Ordo : Galliformes
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domesticus
Ayam broiler merupakan hasil ternak yang memiliki karakteristik
ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan
rendah, dipanen cepat karena pertumbuhan yang cepat dan sebagai penghasil
daging dengan serat lunak dan siap di potong sebelum umur 6 minggu (Sahu
dan Saxena, 2014). Ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki
karakteristik dengan ciri khas ukuran badan besar (dada besar), warna bulu
putih, temperamen tenang, pertumbuhan cepat, efisiensi dalam penggunaan
ransum dan masa panen pendek (Murwani, 2010).
2. Daging Ayam
Daging didefenisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil
produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut sesuai untuk dimakan
serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya
(Soeparno, 2011). Daging ayam memiliki kandungan nutrisi tinggi karena
mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat lainnya yang
berguna untuk tubuh (Kusumaningrum et al., 2013). Komposisi protein pada
daging ayam ini sangat baik karena mengandung semua asam amino esensial
yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh (Sholaikah, 2015).
8
Daging ayam memiliki rasa dan aroma yang enak, tekstur yang lunak,
serta harga yang relatif terjangkau, sehingga disukai oleh banyak orang
(Jaelani et al., 2014). Daging ayam sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
(1). warna daging putih-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak
kebiruan), (2) warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan
bersih, (3). Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak
kering), (4). Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau
amis, tidak berbau busuk), (5). Konsistensi otot dada dan paha kenyal atau
elastis (tidak lembek), (6). Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna
putih agak pucat,
(7). Pembuluh darah di leher dan sayap kosong. Taha (2012) menyatakan
bahwa daging yang tidak aman akan membahayakan kesehatan konsumen,
beberapa kriteria daging yang tidak aman adalah sebagai berikut : (1). Hewan
sakit (2). Hewan dalam pengobatan, terutama pemberian antibiotik (3).
Warna daging tidak normal dan (4). Daging busuk.
9
BAB III
METODE PRAKTIK LAPANG
10
Sugiyono (2017) menyatakan bahwa dokumen adalah catatan peristiwa
masa lampau. Dokumen dapat berbentuk gambar, tulisan atau karya-karya
monumental dari seseorang.
5. Sumber Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden. Dalam pelaksanaan kegiatan praktik lapang, data primer
diperoleh dari wawancara dengan masyarakat disekitar tempat praktik
lapang.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
responden. Dalam pelaksanaan kegiatan praktik lapang, data sekunder
diperoleh dari buku, arsip, jurnal dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan kegiatan dalam praktik lapang.
11
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK LAPANG
A.Sejarah berdirinya usaha Jual beli Ayam Potong dan Budidaya Cacing
Impor
Usaha jual beli ayam potong dan budidaya cacing impor didirikan oleh
Andi Yulianti Rahim. Pada awalnya cacing yang dibudidayakan digunakan
sebagai bahan penelitian dalam rangka penyelesaian studi Magister Pertanian oleh
saudara Ibu Yuli. Setelah penelitian selessai dilakukan, cacing tersebut masih
banyak yang tertinggal dan tidak digunakan lagi, sehingga Ibu Yuli dan
saudaranya nberfikir bagaimana agar cacing tersebut dapat bermanfaat dan tidak
terbuat. Awalnya Ibu Yuli dan saudaranya iseng mempromosikan cacing ini ke
Platform Facebook melalui marketplace Makassar Dagang. Diluar dugaan, banyak
yang tertarik dan memesan cacing impor ini.
Melihat peluang usaha tersebut Ibu Yuli mencoba peruntungan dengan
membeli lebih banyak cacing impor yang dibeli di wilayah Jawa, karena prospek
usaha tersebut menjanjikan maka usaha tersebut berjalan sampai saat ini. Setelah
mengumpulkan keuntungan dan usaha ini berjalan kurang lebih setengah tahun,
Ibu Yuli mencoba membuka prospek usaha lain yaitu dengan melakukan jual beli
ayam potong yang dilakukan di pekarangan rumahnya sendiri dan sampai saat ini
usaha tersebut masih berjalan karena kurangnya pesaing terhadap bisnis tersebut.
1. Batas Wilayah
Kelurahan Balang merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah
kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang terletak pada 3,4 Km dari
Ibukota Kecamatan Binamu dan 2,6 Km dari Ibukota Kabupaten Jeneponto
dengan luas cakupan wilayah mencapai 4,02 Km.
● Batas-batas Wilayah Kelurahan Balang adalah :
1) Sebelah Barat : Kelurahan Balang Beru
2) Sebelah Selatan : Kelurahan Panaikang
12
3) Sebelah Utara : Desa Sapanang
4) Sebelah Timur : Kelurahan Balang Toa
● Jumlah Lingkungan di kelurahan balang terdiri dari 5 lingkungan yakni :
1). Lingkungan Lembangloe
2). Lingkungan Romagna
3). Lingkungan Bontoloe
4.). Lingkungan Pacceko
5). Lingkungan BTN Romanga
2. Topografi
Dilihat dari segi Topografinya, Kelurahan Balang memiliki topografi
dataran rendah dengan ketinggian ± 0 – 500 m dpl.Kemudian kelurahan
Balang memiliki jenis tanah yang berwarna hitam berliat dan sebahagian
kecil tanah bebatuan.Adapun Sumber air yang digunakan oleh masyarakat
yakni masih mengandalkan hujan serta memiliki kondisi iklim yang kering
atau tropis dengan curah hujan rata-rata 90 – 140 hari dengan suhu udara 28
˚C – 32 ˚C.
C. Kondisi Industri
Usaha industri yang berkembang di Kecamatan Binamu adalah industri
barang dari kulit sebanyak 1 unit, industri kayu sebanyak 44 unit, kemudian
industri kain sebanyak 54 unit, industri gerabah/keramik/batu sebanyak 5
unit. Industri makan dan minum sebanyak 113 unit, dan terdapat 57 unit
merupakan industri kategori lainnya. (Badan Pusat Statistika Jeneponto,
2019). Jumlah industri rumah tangga di Kelurahan Balang sebanyak 3
Industri. Terdapat 1 unit industri rumah tangga pengolah tempe, 1industri
rumah tangga pengolahan tahu, 1 industri rumah tangga pengolahan abon
kuda, dan industri rumah tangga usaha Ayam potong dan budidaya cacing
impor.
13
14
BAB V
A. Identitas Responden
Pemilik usaha ayam potong dan budidaya cacing impor adalah Andi
Yulianti Rahim, yang berusia 37 tahun dengan jumlah tanggungan keluarga yaitu
4 orang dan pendidikan dan pendidikan terakhir yaitu lulusan SMA. Usaha Ayam
Potong telah digeluti selama 1 tahun sedangkan usaha budidaya cacing impor
telah digeluti selama kurang lebih 1 tahun 6 bulan.
C. Sistem Pemasaran
Ada dua jenis sistem pemasaran yang digunakan antara lain:
1. Pemasaran offline (Penjualan Langsung)
Salah satu sistem pemasaran yang digunakan yaitu pemasaran secara
langsung yaitu dengan cara pembeli atau konsumen datang langsung ke
lokasi usaha dan melakukan transaksi jual beli ayam potong dan cacing
impor.
2. Pemasaran Online
Selain menggunakan sistem pemasaran offline usaha ini juga
menggunakan berbagai metode pemasaran e-commerce dan memasarkan
produknya. Ada beberapa platform atau aplikasi media sosial yang
digunakanyang digunakan yaitu:
a. Facebook
Salah satu media sosial yang digunakan adalah media sosial
Facebook yaitu dengan memasarkan Produknya di Makassar Dagang.
Ibu Yuli merupakan salah satu member dari Grup Makassar Dagang,
15
dalam grup tersebut para penjual akan memasarkan produknya dengan
melakukan promosi terhadap produk yang dijual dengan mengupload
foto dan harga dari produk yang akan diperjuakbelikan.
b. Whatsapp
Selain memasarkan produknya di Makassar Dagang, Ibu Yuli juga
menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai media untuk melakukan jual
beli ayam potong dan cacing impor. Jadi apabila ada konsumen yang
memesan melalui chat wa akan dilayani oleh ibu yuli.
3. Metode Pengiriman Produk
Untuk konsumen yang melakukan pemesanan Cacing Impor diluar dari
wilayah Jeneponto seperti Makassar dan sekitarnya akan dikirim
menggunakan jasa travel mobil sewa. Pengiriman tersebut membutuhkan
biaya ongkos kirim Rp.30.000,-, dan akan ditanggung oleh pihak penjual.
D. SEGMENTASI PASAR
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok
– kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau
perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran
pemasaran yang berbeda atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar
adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk,
menganalisa perbedaan antara pembeli di pasar (Baroro, S. 2018).
Adapun Kelompok-kelompok pembeli pada usaha ini yaitu:
a. Pelaku bisnis (Pengusaha dan Pedagang)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan Ibu Yuli mengatakan bahwa ada
beberapa konsumennya yang membeli Cacing Impor untuk diolah kembali
menjadi obat Cina. Selain itu untuk produk ayam potong dipasarkan kepada
penjual mie ayam, penjual sate, penjual ayam palekko dan lain-lain
b. End User (Konsumen Akhir)
Selain dipasarkan kepada pedagang atau pengusaha Cacing Impor dan Ayam
potong dipasarkan kepada konsumen akhir yang langsung mengonsumsi atau
menggunakan produk-produk tersebut seacar pribadi.
16
E.MODEL E-COMMERCE
17
Analisis SWOT pada usaha jual beli ayam potong dan budidaya cacing
berdasarkan data yang didapatkan dilapangan yaitu:
1. Strenght/ Kekuatan:
a. Cacing, usaha budidaya cacing tidak memiliki pesaing karena usaha tersebut
belum dilakukan oleh masyarakat sekitar. Selain itu kekuatan dari usaha
budidaya cacaing yaitu tidak memerlukan biaya untuk pakan cacing, karena
pakan cacing merupakan ampas tahun yang diberikan secara geratis oleh usaha
Industri rumahan tahu diwilayah sekitar.
b. Ayam Potong, sama seperti usaha budidaya cacing berdasarkan pengamatan di
wilayah sekitar hanya Ibu Yuli yang menggeluti usaha jual beli ayam potong.
2. Weakness/ Kelemahan: Metode e-commers yang digunakan belum mengikuti
perkembangan zaman atau menggunakan metode e-commers yang lebih baik
agar cakupan pemasarannya lebih luas. Seperti bisnis tersebut belum dipasarkan
di platform belanja online (E-Commerc) seperti Shopee, Lazada, Tokopedia,
dan lain sebagainya. Masih menggunakan media e-commers yang sederhana
seperti wa, dan facebook. Selain itu bisnis tersebut belum menggunakan media
promosi seperti Instagram dan Tiktok.
3. Opportunity/ Peluang: Jika usaha cacing impor dan ditekuni dan diolah dengan
baik maka bisnis ini akan menjanjikan dan menjadi sumber pendapatan yang
baik karena kurangnya pesaing di wilayah tersebut.
4. Threat/ Ancaman: Ancaman yang didapatkan untuk budidaya cacaing sangat
minim, sedangkan untuk ayam potong ancamannya yaitu seringkali ayam yang
dijual mati sehingga menimbulkan kerugian pada pelaku usaha, biasanya dalam
sebulan ada 2 ekor ayam yang mati.
18
19
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sistem Pemasaran yang digunkan oleh usaha jual beli ayam potong
dan budidaya cacaing impor menggunakan dua menggunakan metode
pemasaran secara langsung (offline) dengan pembeli yang datang langsung
ke lokasi penjualan dan pemasaran secara online dengan menggunakan
metode e-commerce atau media sosial yang masih sederhana seperti
facebook dan whatsapp. Sedangkan model e-commerce yang digunakan
yaitu B2B atau Business to Business dan B2C (Business to Consumer).
Dimana B2B jangkauan pasarnya adalah pedagang dan penguasaha yang
mengolah cacaing menjadi obat cina. Sedangkan untuk model e-commer
B2C target pasarnya yaitu konsumen akhir yang biasanya datang langsung
ke lokasi usaha untuk melakukan transaksi jual beli.
B. Saran
Diharapkan usaha ini dapat berkembang lebih baik lagi, seperti
memperbaiki sarana dan prasana yang sudah ada. Menambah stok ayam
yang diperjualbelikan, dan memperbaiki tempat penyimpanan cacing agar
lebih baik lagi. Selain itu diharapkan ada pengembangan metode e-
commerce dengan menggunakan media sosial lain untuk mempromosikan
produknya seperti promosi pada Instagram dan Tiktok. Selain itu agar
jangkauan pasarnya lebih luas lagi, sebaiknya menggunakan aplikasi e-
commerce seperti shopee dan aplikasi lainnya untuk memasarkan
produknya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajagrafindo Persada: Jakarta
Dika, Enha. 2006. Performa Reproduksi Cacing Tanah Lumbricus rubellus yang Mendapat
Pakan Sisa Makanan dari Warung Tegal. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor
Edward, C.H & J.R. lofty. 1977. Biology of Earthworm. London. Chapman andHall. pp. 77-
221
Garg, V.K., S. Chand, A. Chhillar, andA. Yadav. 2005. Growth and reproductionof Eisenia
Foetidain various animal wastes duringvermicomposting.Applied Ecology and
Environmental Research, 3:51-59.
Hamka. 2014. Analisis Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Ras di CV. Cipta Aksara Kelurahan
Kastela Kecamatan Kota Ternate Selatan. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan.
7: 1-7.
Hildamizanthi, 2011,http://blogs.unpad.ac.id/hildamizanthi/2011/05/05/penerapan-e-
commerce-makalah
Jayanta, C.E, B. Harianto. (2011). 28 Hari Panen Ayam Broiler. PT Agro Media Pustaka.
Jakarta Selatan. Diakses melalui https://bit.ly/2SOvqJc
Jaelani, A., S. Dharmawati dan Wanda. 2014. Berbagai lama penyimpanan daging ayam
broiler segar dalam ke-masan plastik pada lemari es (Suhu 40C) dan
pengaruhnya terhadap sifat fisik dan organoleptik. Ziraa’ah Majalah Ilmiah
Pertanian. 39(3):119-128.
Kusumaningrum, Margi. (2013). Pengaruh Berbagai Filler (Bahan Pengisi) Terhadap
Karakteristik dan Daya Terima Chicken Nugget. Skripsi : Fakultas Perternakan
dan Pertanian, Universitas Dipenogoro. Semarang.
Leiden University Medical Center.2005. Description of The Biology of plasmodium
berghei and Comparisons Between Characteristic of P. berghei of Those of The
Human Parasite P. falciparum.
Murtidjo, B. A. 1992, Pedoman Beternak Ayam Broiler Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Murwani, R. 2010. Broiler Modern. Widya Karya. Semarang (ID).
Nisak, Z. (2013). Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Academia, 468–
476
21
Rahmati. 2009. Pemanfaatan E-commerceDalam Bisnis Di Indonesia
http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-
di.html.
Rasyaf. 2011. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Edisi Ke-15. Kanisius.Yogyakarta.
Ristek, 2009. Budidaya Cacing Tanah.
Rukmana, H.R. 1999. Budi Daya Cacing Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota
IKAPI).
Saxena, M., Saxena, J., Singh, D. dan Gupta, A., (2013), Phytochemistry of Medicinal
Plants. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(6). 168-182.Sies, H.,
1993. Strategies of Antioxidant Defense. European Journal of Biochemistry
(215):213-219.
Sihombing, D. T. H. 2002. Satwa Harapan I. Pengantar Ilmu dan Teknologi Budidaya.
Pustaka Wirausaha Muda. Bogor
Siregar, Riki R. 2010. Strategi Meningkatkan Bisnis Perusahaan dengan Penerapan E-
commerce.
Soeparno. 2011. Ilmu Nutrisi dan Gizi Daging. Gajah Mada Universiti Press, Yogyakarta.
Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar TernakUnggas.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Tamalludin , F . 2012. Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung. PenebarSwadaya.
Jakarta 2012.
Taha, S.R. 2012. “Cemaran Mikroba pada Pangan Asal Hewan di Pasar Tradisional Kota
Gorontalo”. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Gorontalo.
22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
23
Gambar 4. Kegiatan Meninjau proses pemotongan dan Pembersihan ayam
24