Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BIOLOGI

LAPORAN PERKECAMBAHAN JAGUNG DAN KACANG MERAH

Oleh :

1. Alfina Dwi Cahyani


2. Dhea Marsyanda L.M.N.P
3. Mise Agusda Rida
4. Muhammad Fiqih
5. M. Malik Kurnaen
6. Vera Mayrani

Guru pembimbing : Dra. Lily Marlina. M. Si

Tahun Ajaran 2019/2020


I. Judul : Laporan Perkecambahan Tanaman Jagung dan Kacang Merah

II. Tujuan : 1. Untuk mengetahui kotiledon dari tanaman jagung dan kacang merah.

2. Untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan masing-masing tanaman.

3. Untuk mengetahui tipe perkecambahan untuk kedua tanaman.


III. Pembahasan :

a. Definisi Perkecambahan

Ahli fisiologi tumbuhan menetapkan perkecambahan sebagai kejadian yang dimulai


dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula (akar lembaga atau pada beberapa biji,
kotiledon/hipokotil) memanjang atau muncul melewati kulit biji (Bewley dan Black, 1982,
1984; Mayer, 1974 dalam Salisbury 1992).

Untuk membedakan kedua keadaan yang berlainan itu, ahli fisiologi benih
menggunakan dua istilah : Kuisen, yaitu kondisi biji saat tidak mampu berkecambah hanya
karena kondisi luarnya tidak sesuai (misalnya, biji terlalu kering atau terlalu dingin); dan
dormansi, yaitu kondisi biji gagal berkecambah karena kondisi dalam, walaupun kondisi luar
(suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah sesuai (Salisbury, 1992)

Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan adalah “ the


resumpition of active growth of a young plant from the seed “ yang berarti aktivitas
pertumbuhan yang sangat singkat suatu embrio dalam perkembangan dari biji menjadi
tanaman muda. Perkecambahan dan pemantapan adalah saat-saat genting dalam kehidupan
tumbuhan, karena dalam tingkatan inilah selama siklus hidup setiap spesies maka jumlah
terbesar individunya mati. Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik secara
sengaja ataupun secara tidak sengaja merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkecambahan. Biji yang terdapat di permukaan tanah tidak memiliki cukup persediaan air
untuk melengkapi perkecambahannya. Kalau terlalu dalam maka biji urung berkecambah
atau mungkin menghabiskan sama sekali persediaan makanan untuk menembus tanah dan
mendapatkan cahaya.(Tjitrosomo, dkk, 1983).

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan

1. Faktor Dalam (Faktor Internal)

Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

- Tingkat kemasakan benih

Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak


mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup
serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002).

Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka
benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu
benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah
maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).

- Ukuran benih

Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada
saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat
permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

- Dormansi

Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih
menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah
ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).

- Hormon

Tidak semua hormon tumbuhan (fitohormon) bersifat mendukung proses


perkecambahan. Ada beberapa fitohormon yang menghambat proses perkecambahan.

2. Faktor Luar

Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya:

- Air

Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air
yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air
turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo,2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air
belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan
umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979).

- Suhu

Suhu merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan biji. Tetapi ini tidak
bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk perkecambahan, dimana biji
membutuhkan suatu level “hydration minimum” yang bersifat khusus untuk perkecambahan.

- Oksigen

Faktor oksigen berkaitan dengan proses respirasi. Saat berlangsungnya


perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai
akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen
sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat
dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah
dalam udara yang mengandung 29% oksigen dan 0.03% CO2.
- Cahaya

Pengaruh cahaya akan berkaitan langsung dengan lama penyinaran harian matahari
(fotoperiodisitas). Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan biji dikontrol suatu
system pigmen yang dikenal sebagai fitokrom, yang tersusun dari chromophore dan protein.
Chromophore adalah bagian yang peka terhadap cahaya. Fitokrom memiliki dua bentuk yang
sifatnya reversible (bolak-balik) yaitu fitokrom merah yang mengabsorbsi sinar merah dan
fitokrominfra merah yang mengabsorbsi sinar infra merah.Bila pada biji yang sedang
berimbibisi diberikan cahaya merah, maka fitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom
infra merah, yang manamenimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan.
IV. Pengamatan

a. Alat dan Bahan

 Sebuah sekop.
 5 butir biji jagung.
 5 butir kacang merah.
 Air.

b. Langkah Kerja

Rendamlah biji jagung dan kacang merah selama 1 jam. Ambil kacang dan biji
jagung yang tenggelam.
Tanamlah 5 biji jagung pada tanah yang gembur dan tutup dengan sedikit
tanah di atasnya. Lakukanlah hal yang sama dengan biji jagung.
Setelah 7 hari penanaman, amati pertumbuhan kedua kecambah tersebut.
Susun laporan menggunakan media presentasi.

V. Hasil pengamatan

a. Biji Jagung

Benih 1 Benih 2 Benih 3 Benih 4 Benih 5


Hari 1 0,5 cm - - - -
Hari 2 1 cm 1,5 cm 1,5 cm - -
Hari 3 4,5 cm 6 cm 6 cm 1 cm -
Hari 4 9 cm 9 cm 10,5 cm 3 cm -
Hari 5 13,5 cm 11,5 cm 14,5 cm 7,5 cm -
Hari 6 18 cm 13 cm 20 cm 11,5 cm -

* pada hari ke 4, sudah mulai tumbuh daun dan kotiledonnya mengarah ke atas tanah(epigeal)

b. Kacang Merah

Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3 Kacang 4 Kacang 5


Hari 1 - - - - -
Hari 2 0,01 cm 0,1 cm 0,1 cm 0,1 cm -
Hari 3 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm -
Hari 4 0,7 cm 0,7 cm 0,7 cm 0,7 cm -
Hari 5 1,5 cm 1 cm 1 cm 2 cm -
Hari 6 5 cm 3 cm 1,5 cm 2,5 cm -

*pada hari ke 6, mulai tumbuh daun dan kotiledonnya mengarah ke bawah tanah (hipogeal)

Note : diukur berdasarkan ketinggian dari permukaan tanah.


VI. Kesimpulan

Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil


perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan
embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan
radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Beberapa faktor yang mempengaruhi
perkecambahan di bedakan menjadi faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam misalnya
tingkat kemaskanan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan.
Sedangkan faktor luar misalnya air, suhu, oksigen, dan cahaya.

Jenis perkecambahan pada biji kacang merah dan jagung berbeda, akibatnya jagung
lebih cepat tumbuh ke atas permukaan tanah dibandingkan kacang merah. Jagung termasuk
ke dalam kelompok dikotil dan memiliki tipe perkecambahan epigeal (tumbuh mengarah ke
atas tanah) sedangkan kacang merah termasuk monokotil dan memiliki tipe perkecambahan
hipogeal (tumbuh mengarah ke bawah tanah).
VII. Lampiran

1. Proses perendaman

2. Media Tanam

3. Penanaman

4. Penyiraman
5. Hari pertama 9. Hari kelima

6. Hari kedua

7. Hari ketiga

8. Hari keempat

Anda mungkin juga menyukai