Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENELITIAN PERTUMBUHAN

TANAMAN CABAI

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk di dunia. Bagi tumbuhan yang khususnya berklorofil tanaman cabai rawit,
cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
dasar bagi tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam
dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti
tanah, pasir, abu sekam, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau
dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan
ditanam. Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam
itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap
perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media
tanam mengandung unsur dan struktur yang berbeda-beda. Media tanam yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bertani,
juga memiliki lahan yang beragam dan juga banyak ditanami rempah-rempah,
khususnya tanaman cabai rawit. Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik itu
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya pengaruh intensitas cahaya matahari serta
media tanam terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan kecepatan pertumbuhan tanaman terhadap beberapa
media yang berbeda.
2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan.
3. Mengetahui tipe perkecambahan tanaman cabai.
C. Rumusan Masalah
1. Media mana yang menumbuhkan tanaman paling cepat?
2. Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit?
D. Hipotesis
Kecepatan pertumbuhan setiap media tanam berbeda-beda. Tanaman yang berada
di media tanam tanah dan berada di tempat gelap tumbuh paling cepat.
II. Landasan teori
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh makhluk
hidup berupa pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan massa yang bersifat irreversible
atau tak dapat kembali ke keadaan sebelumnya. Sedangkan perkembangan merupakan
proses terspsialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat
kedewasaan yang bersifat kuantitatif atau tidak dapat di hitung dan irreversible.
Pertumbuhan pada tanaman melalui tiga tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan
primer, dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan dimulai dengan masuknya air
kedalam biji dan berakhir masa dormasi pada biji atau ditandai dengan munculnya akar
dan batang pertama kali. Perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan
hypogeal dan epigeal.
Biji merupakan hasil dari pembuahan sperma dan ovum. Untuk beberapa saat biji
dapat mengalami masa dormaansi (tidak aktif). Akhir dari masa dormansi suatu biji ialah
dimulainya perecambahan. Awal dari perkecambahan ditandai dengan pengambilan air
seacara besar-besaran (imbibisi)  dilanjutkan proses pertambahan fungsi sel yang
jelas (diferensiasi)  kemudian pembentukan organ pada tumbuhan (organogenesis).
Biji dapat berkecambah karena dalamnya terdapat embrio.
Kemudian, tahap pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer merupakan
pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Selanjutnya, tahap
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas xilem sekunder dan
floem sekunder.
Tumbuhan memerlukan jumlah cahaya yang berbeda untuk proses fotosintesis.
Namun, jumlah cahaya yang berlebihan dapat menghambat petumbuhan (auksin).
Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung tumbuhan yang mendapat cahay
kurang atau di tempat gelap akan terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, tetapi daun
kecil berwarna hijau muda, dan batang akan beruas-ruas panjang (etiolasi).
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media
tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang
berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah
memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda.
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
ingin ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah
sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanam berfungsi sebagai tempat akar melekat, mempertahankan kelembaban dan
sebagai sumber makanan. Media yang baik dapat menyimpan air untuk kemudian dapat
dilepaskan sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh tanaman (Budiyati,1994).

Klasifikasi tanaman cabai


Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angioispermae
Classis : Dicotyledone
Ordo : Tubiflorae
Familia : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum annuum L.

III. Metodologi Penelitian


A. Objek, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Obyek Penelitian : tanaman cabai
2. Populasi : tanaman sekitar tanaman cabai
3. Sampel Penelitian : 8 tanaman cabai
B. Lokasi Penelitian
Di rumah.
C. Waktu Penelitian
Sabtu, 7 Agustus 2020 – Jumat, 20 Agustus 2020.
D. Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel bebas : media tanam (tanah, sekam padi, arang, serbuk kayu), cahaya
(terang redup)
Variabel kontrol : biji cabai, air, vitamin B, suhu, kelembapan.
Variable terikat : laju pertumbuhan tanaman cabai.
E. Unit Perlakuan
1. Ditumbuhkan pada media tanah dan ditempatkan di luar ruangan.
2. Ditumbuhkan pada media tanah dan ditempatkan di dalam ruangan.
3. Ditumbuhkan pada media sekam dan ditempatkan di luar ruangan.
4. Ditumbuhkan pada media sekam dan ditempatkan di dalam ruangan.
5. Ditumbuhkan pada media arang dan ditempatkan di luar ruangan.
6. Ditumbuhkan pada media arang dan ditempatkan di dalam ruangan.
7. Ditumbuhkan pada media serbuk kayu dan ditempatkan di luar ruangan.
8. Ditumbuhkan pada media serbuk kayu dan ditempatkan di dalam ruangan.
F. Alat dan bahan

− Gelas plastik

− Biji cabai

− Tanah
− Sekam padi

− Arang

− Serbuk kayu

− Sekop

− Air

− Vitamin B

− Penggaris

G. Cara kerja
1. Siapkan 8 buah gelas plastik. Setiap 2 gelas plastik masukkan satu macam
media tanam; tanah, sekam padi, arang, dan serbuk kayu.
2. Letakkan biji cabai di atas media tanam.
3. Beri air dan sedikit vitamin B.
4. Bagi menjadi dua kelompok, A dan B. Setiap kelompok berisi 4 macam media
tanam yang berbeda.
5. Tempatkan kelompok A di tempat yang terkena cahaya matahari dan kelompok B
di tempat gelap.
6. Amati dan catat perkembangan pertumbuhan tanaman cabai selama dua
minggu.
H. Tabel Data Hasil Pengamatan
Dari pengamatan selama 14 hari diperoleh data berikut.

Perlakuan Rata-rata
N Media Hari Hari Hari Hari Hari
o ke-1 ke-4 ke-7 ke-10 ke-14 pertumbuha
Tana Tempat
m n
1,3 2,8 4,5
1 Luar 0 cm 6 cm 0,43 cm/hari
cm cm cm
Tanah
2,3 5,8
2 Dalam 0 cm 4 cm 8 cm 0,57 cm/hari
cm cm
3 Seka Luar 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm/hari
m 0,3
4 Padi Dalam 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0,02 cm/hari
cm
0,7 1,7 2,5 3,5 c
5 Luar 0 cm 0,25 cm/hari
cm cm cm m
Arang
1,4 2,4 3,6
6 Dalam 0 cm 5 cm 0,35 cm/hari
cm cm cm
2,2 3,2 4,5
7 Luar 0 cm 1 cm 0,32 cm/hari
Serbu cm cm cm
k Kayu 1,5 2,6 3,8 5,3
8 Dalam 0 cm 0,38 cm/hari
cm cm cm cm

I. Pembahasan
Dari tabel hasil penelitian, tanaman yang berada di tempat gelap cenderung
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Namun memiliki daun yang sedikit dan kecil
serta tanaman terlihat bengkok dan berwarna pucat. Hal ini disebabkan cahaya
matahari berperan menekan hormon auksin yang berperan memacu pertumbuhan
tunas dan akar, sehingga laju pertumbuhan di tempat terang melambat. Dengan
demikian tanaman di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat atau disebut etiolasi.
Namun pertumbuhan pada tempat gelap tidak dapat berfotosintesis dikarenakan
tidak adanya cahaya. Akibatnya pembentukan klorofil terganggu sehingga tanaman
berwarna pucat dan kekurangan nutrisi.
Dan dari penggunaan media tanam, tanaman dengan media tanah memiliki
laju pertumbuhan yang tinggi serta kondisi tanaman terlihat baik. Ini karena tanah
bersifat subur serta mudah menyerap air dan unsur hara. Tanah subur merupakan
media tanam yang paling banyak mengandung unsur hara mineral yang diperlukan
tanaman cabai. Beberapa Unsur Hara Mineral dalam tanah antara lain Kwarsa
(SiO2), Ca, Mg, K,Na, Fe, dan P. Selain itu dalam tanah terdapat bahan organik
(Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya) juga air serta udara.
Pada media sekam menunjukkan laju pertumbuhan yang tidak signifikan. Hal
ini disebabkan sekam bakar memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga
membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah
lapuk sehingga tanaman yang sedang tumbuh tidak dapat berpegang kuat pada
media tanam ini dan pertumbuhan batang pun menjadi lambat. Sekam bakar
memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sekam
bakar kurang cocok untuk perkecambahan karena tidak memiliki unsur hara yang
cukup tetapi untuk media tanaman dewasa cukup bagus.
Sedangkan untuk Arang memiliki kecocokan pada tanaman cabai dan daerah
dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air
dalam jumlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer
(penyangga). Sehingga apabila terdapat kesalahan dalam pemberian unsur hara
yang ada di dalam pupuk, arang akan bisa cepat menetralisirnya. Selain itu, bahan
media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan
yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur
hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa
aplikasi pemupukan seperti vitamin B.
Pemanfaatan tanaman cabai dengan media serbuk kayu terlihat cukup baik
karena teksturnya yang ringan, sehingga akar akan lebih cepat tumbuh dan
berkembang. Sehingga memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi
namun masih bisa diatur kepadatanya. Sehingga anda bisa mendapatkan tingkat
porositas yang anda inginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan. Namun,
disamping kelebihannya, ada juga beberapa kekurangannya, yaitu sangat mudah
diserang jamur. Jika dibiarkan terlalu lama dalam keadaan lembab maka tanaman
yang ditanam dengan media ini akan mati.
Selain itu, perkecambahan tanaman cabai memiliki tipe perkecambahan
epigeal. Dimana bagian hipokotil tumbuh ke atas serta kotiledon dan plumula
terdorong ke atas permukaan media tanam.
J. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa media yang paling cepat
menumbuhkan tanaman cabai ialah tanah. Karena tanah mengandung unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman cabai. Apalagi jika jenis tanah yang digunakan adalah
humus. Sedangkan tanaman cabai yang ditempatkan pada tempat gelap memiliki
laju pertumbuhan yang tinggi namun memiliki kualitas yang buruk. Seperti daun kecil
dan sedikit, berwarna pucat dan bengkok. Serta tanaman cabai termasuk kedalam
tipe perkecambahan epigeal.

IV. Daftar pustaka


Irnaningtyas. 2018. BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XII (Kurikulum 2013 REVISI).
Jakarta: Penerbit Erlangga
Nunung Nurhayati, Resty Wijayanti. Biologi SMA/MA untuk Kelas XII. 2016. Bandung:
Yrama Widya
Budiyati, H. S., Arifin, N. Anshori. 1994. Pengaruh Beberapa Media Tanam dan Jenis
Waktu Pemberian Air pada saat Penyampaian Terhadap Bibit Anggrek Dendrobium.
Buletin Agronomi 15 (3) : 61-75
http://nuhaabb14.blogspot.com/2016/03/laporan-praktikum-pertumbuhan-dan.html
http://vao07.blogspot.com/2016/05/laporan-penelitian-biologi-pengaruh.html
https://kangtoo.wordpress.com/macam-macam-media-tanam/

Anda mungkin juga menyukai