A. LATAR BELAKANG
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti bertumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal.
Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik, kimiawi atau
lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau
kimiawi.
Banyak factor yang mengontrol proses perkecambahan biji, baik yang bersifat internal
dan eksternal. Secara internal proses perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara
promotor dan inhibitor perkecambahan, terutama asam giberelin dan asam absisat. Factor
eksternal yang merupakan ekologi perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya, dan
adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan.
B. TUJUAN
1. Mengetahui respon perkecambahan beberapa jenis biji terhadap factor lingkungan (air,
suhu, cahaya, zat kimia, dst).
2. Mengetahui laju perkecambahan menurut ketebalan kulit biji.
3. Mengetahui batas-batas kebutuhan air dalam perkecambahan suatu biji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang keluar
menembus kulit biji (Salibury, 1985). Dibalik gejala morfologi dengan permunculan radikula tersebut,
terjadi proses fisiologi biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis.
Secara fisiologis, proses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting meliputi:
1. Absorbsi air dan metabolisme pemecahan materi cadangan makanan.
2. Transport materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif bertumbuh.
3. Proses-proses pembentukan kembali materi-materi baru.
4. Respirasi.
5. Pertumbuhan.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan:
1. Larutan H2SO4 2N
2. Aquadest/air mineral biasa
3. Biji kacang merah
4. Biji jagung
5. Biji salak
6. Biji asam
7. Media tanam (tanah)
B. PROSEDUR
1. Menanam semua biji yang telah diberi perlakuan di dalam polybag yang berisi tanah.
2. Mengamati biji yang telah ditanam sampai tumbuh daun pertama.
Jenis Perlakuan
a. Biji kulit tipis
1. Merendam biji dengan air panas pada suhu 80-90’C selama 5 menit kemudian
merendam kembali dalam air biasa selama 2 menit.
2. Merendam biji dengan air panas pada suhu 30-40’C selama 5 menit kemudian
merendam kembali dalam air biasa selama 2 menit.
b. Biji kulit keras
1. Merendam biji dengan air panas pada suhu 80-90’C selama 5 menit kemudian
merendam kembali dalam air biasa selama 2 menit.
2. Merendam biji dengan air panas pada suhu 30-40’C selama 5 menit kemudian
merendam kembali dalam air biasa selama 2 menit.
3. Mengikir biji dengan amplas kemudian merendam biji yang telah diamplas dengan
air biasa selama 2 menit.
4. Merendam biji dengan larutan H2SO4 selama 5 menit, kemudian merendam
kembali dengan air biasa selama 2 menit.
5. Merendam biji dengan larutan H 2SO4 selama 10 menit, kemudian merendam
kembali dengan air biasa selama 2 menit.
6. Merendam biji dengan larutan H 2SO4 selama 15 menit, kemudian merendam
kembali dengan air biasa selama 2 menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
NO GAMBAR KETERANGAN
Kesimpulan
1. Dormansi adalah suatu keadaan berhenti bertumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal.
Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik, kimiawi atau
lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau
kimiawi.
2. Faktor internal proses perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promotor dan
inhibitor perkecambahan, terutama asam giberelin dan asam absisat.
Faktor eksternal yang merupakan ekologi perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban,
cahaya, dan adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor
perkecambahan