Anda di halaman 1dari 17

HIV DAN AIDS

NABIL AH FAIRUZA
NADIA FAIZAH PRIANANDA
NITA KARMELIA S ARI
NOVIA
DEFINISI HIV DAN AIDS
• HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk
keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan
materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika
melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda,
yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian
menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro
virus dan kemudian melakukan replikasi.

• AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)


merupakan efek dari perkembang biakan virus HIV
dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang
mematikan dan sangat berbahaya.
PATOFISIOLOGI HIV/AIDS
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS
Tertular
Periode HIV + AIDS
Jendela
3 - 6 BULAN 3 - 10 - 15TAHUN 1 - 2 TAHUN

2-3 mgg terinfeksi : Tanpa gejala : Gejala:


Diare-Berat Badan turun-
Gejala seperti flu  Aktifitas normal Demam-Ggg saraf-Paru-
Kulit-Mulut-jamur-Parasit
dll
PERIODE JENDELA (WINDOW
PERIODE)

• Tes HIV masih negative (HIV - )

• HIV sudah ada tapi belum terbentuk antibodi HIV yang


cukup di dalam tubuh

• Pasien mampu menularkan HIV ke orang lain

• Umumnya 3 – 6 bulan dari terinfeksi


GEJALA TERSERANG VIRUS HIV/AIDS

Gejala Klinis Gejala Minor


 Batuk menetap lebih dari 1 bulan
 Berat badan menurun lebih dari 10%
 Dermatitis generalisata yang gatal
dalam 1 tahun
 Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
 Diare kronis yang berlangsung lebih 1
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
bulan
 DLL
 Penurunan kesadaran dan gangguan
gangguan neurologis
 Dimensia/HIV ensefalopati
KELOMPOK RAWAN TERKENA HIV/AIDS

Orang yang berperilaku


berperilaku seksual
seksual dengan berganti ganti
pasangan tanpa menggunakan kondom

Pengguna narkoba suntik yang menggunakan


menggunakan jarm
suntik secara bersama sama

Pasangan seksual pengguna narkoba suntik

Bayi yang ibunya positif HIV


CARA PENULARAN HIV DAN AIDS
Penularan melalui persalinan

1 yang terinveksi HIV dan melalui


cairan tubuh melalui hubungan
seksual tanpa kondom. Seperti
vaginal seks, Oral seks, serta
Anal seks .

Penularan lewat cairan darah.


Seperti transfusi (donor) darah,
2 Pemakaian jarum suntik yang tidak
steril dan dipakai bersama sama,
dan pemakaian alat tusuk yang
menembus kulit yang tidak steril
dan dipakai bersama sama
KONTAK SOSIAL TIDAK DAPAT MENULARKAN HIV

Main Komputer Main Handphone Duduk Bersama

Makan Bersama Berjabat Tangan


AIDS TIDAK DAPAT MENULAR MELALUI

Ciuman Pelukan WC

Bersentu Alat Tinggal


han Nyamuk
Makan Sermah
PENCEGAHAN HIV/AIDS

Hindarkan hubungan seksual


di luar nikah dan berganti
ganti pasangan

Penggunaan kondom bagi Kelompok resiko tinggi tidak


resiko tinggi apabila dianjurkan untuk menjadi
melakukan hub.seksual pendonor darah

Wanita yang mempunyai


riwayat HIV/AIDS Penggunaan jarum suntik dan
hendaknya jangan hamil. alat lainnya harus dijamin
Karena dpt memindahkan sterilisasinya
virus ke janin
PENGOBATAN HIV

•Sampai saat ini belum ada obat yang dapat


menyembuhkan HIV
•Obat yang sekarang ada yaitu ARV (Anti
Retroviral ) yang digunakan sebagai terapi
untuk menghambat berkembangbiaknya virus
dalam tubuh
•Terapi ARV memberi kesempatan pada
ODHA untuk hidup lebih produktif
KONSELING
• Merupakan suatu proses yang harus dijalankan sebelum dan sesudah
tes HIV
• Tes HIV harus dilakukan dengan kerelaan tanpa paksaan dari klien
yang akan diperiksa
• Klien harus menandatangani surat persetujuan pemeriksaan/tes HIV
(informed content)
• Konselor harus dapat memberi informasi, dukungan, pengetahuan dan
sumber serta akses pelayanan dan pengobatan kepada klien
• Konseling HIV AIDS terbagi menjadi 2 yaitu
1. VCT
2. PICT
SIKAP SESEORANG TERHADAP
PENGIDAP HIV/AIDS
Perlakukan penderita HIV-AIDS secara manusiawi dan
bijaksana serta jangan dikucilkan dari pergaulan.
Anjurkan penderita untuk selalu memeriksakan diri ke
petugas kesehatan.
Bimbing ke jalan agama agar tetap percaya diri, dan
yakinkan tobatnya diterima Tuhan dan tetap beramal baik
hingga akhir hayatnya.
Selalu memberikan motivasi kepada penderita.
PENANGANAN HIV/AIDS
 Penanganan Umum
a. Setelah diagnose HIV, perngobatan dilakukan untuk memperlambat tingkat
reflikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan untuk mencapai tujuan ini
dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun demikian
ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju perkembangan HIV
didalam tubuh.
c. Pengobatan infeki-infeksi appertunistik tergantung paada zat-zat khusus
yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotik dengan dosis tinggi dan
obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk mencegah
infeksi agar tidak menjalar dan menjadi semakin parah.
 Penanganan Khusus
a. Persiapan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian dilakukan atas
permintaan pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan hubungannya
dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic
c. Konseling spesifik bagi mereka yang terltular HIV, terutama yang berkaitan
dengan kehamilan dan risiko yang dihadapi
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengajuan negative lakukan konseling
untuk upaya preventif (penggunaan kondom)
e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik
f. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrasi virus
(30.000-50.000) kopi RNA/MI atau jika CD4 menurun drastic
g. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi
(pervaginan atau perabdominan, perhatikan prinsip pencegahan infeksi)
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis : Epidomologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya., Jakarta: Erlangga Medical Series

Mandal, dkk. 2008. Penyakit Infeksi, Jakarta: Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai