Anda di halaman 1dari 8

Nama : Wevi Yulinda Saraswati

NPM : 1617021062

1. Pteripodidae : Kalong samoa (Pteropus samoensis)

Ciri-ciri :

1. Mempunyai cakar pada jari kedua (kecuali Eonycteris).


2. Mata besar.
3. Telinga tanpa tragus dan anti tragus, bentuk telinga sederhana.
4. Selaput kulit antar pahatidak berkembang.
5. Tonjolan geraham tumpul.
6. Muka menyerupai anjing atau seriga.

2. Megadermatidae : Megaderma spasma


Ciri-ciri :
1. Taring mencuat ke depan dengan tonjolan sekunder.
2. Geraham depan atas kecil dan terdesak ke dalam.
3. Telinga besar dan tegak, bersambungan antara kanan dan kiri pada
bagian pangkalnya.
4. Tragus panjang dan terbelah.
5. Ekor sangat pendek/tidak ada, kalau ada terbenam dalam selaput kulit
antarpaha yang tumbuh baik. Daun hidung tegak dan panjang

3. Nycteridae : Nycteris thebaica


Ciri-ciri :
1. Memiliki celah yang dalam yang membentang dari pangkal telinga ke
lubang hidung dan di antara daun hidung.
2. Kelelawar ini biasanya memiliki berat 6,5-9,7 g, dengan betina yang
beratnya mencapai 11,5 g.
3. Sayapnya lebar, dengan lebar sayap 283 mm.
4. Permukaan punggung berwarna kehitaman hingga coklat kemerahan,
sedangkan bagian bawah berwarna putih hingga abu-abu keputihan.
5. Ekornya panjang, mencapai 61 mm.
4. Vespertilionidae : Lasiwen pucuk pisang (Myotis muricola)

Ciri-ciri :

1. Kampret bertubuh kecil, dengan panjang lengan bawah antara 30,1–


37,0 mm, kaki belakang 5,7–7,2 mm, dan ekor 35,7–43,4 mm.
2. Kaki belakang (termasuk cakar): betis < 1/2.
3. Tubuh bagian atas (sisi punggung) coklat sampai abu-abu dengan dasar
gelap, bagian bawah (sisi perut) putih bungalan melebar dengan ujung
abu-abu pucat.
4. Telinga cukup panjang, dengan tragus ramping, melengkung ke depan
dan menyempit tumpul. Kaki kecil, membran sayapnya menempel pada
pangkal jari kaki.
5. Gigi taring atas jauh lebih panjang daripada geraham depan atas
posterior.

5. Rhinolophidae : Rhinolopus celebensis

Ciri-ciri :

1. Daun hidung tengah (di belakang lubang hidung) memiliki bagian


mencuat ke atas yang disebut “sella’.
2. Daun hidung posterior mencuat membentuk lanset panjang dengan
ujung lancip.
3. Anti tragus pada telinga tampak jelas

6. Hipposideridae : Hipposederos diadema

Ciri-ciri :

1. Lipatan kulit hidung sebelah belakang tumpul.


2. Daun hidung tengah (di belakang lubang hidung) berbentuk bantalan.
3. Daun hidung depan rendah dan melebar.
4. Telinga mempunyai anti tragus pendek.

7. Emballonuridae : Thapozous theobaldi

Ciri-ciri :

1. Bentuk hidung sederhana (tanpa daun hidung).


2. Bagian ekor bebas tidak terbungkus selaput kulit antar paha, mencuat
di tengah membran.
3. Tragus kecil sampai sedang.
4. Tubuh kecil sampai sedang dengan panjang lengan bawah sayap <50
mm.
5. Bagian ekor yang mencuat berada di ujung selaput kulit antar paha

8. Rhinopomatidae : Rhinopoma microphyllum

Ciri-ciri :

1. Ekor yang bebas sangat panjang, lebih dari separuh panjang ekor.
2. Ada lipatan kulit sederhana di atas lubang hidung.
3. Jari kedua terdiri dari dua tulang jari

9. Molossidae : Chairomeles parvidens

Ciri-ciri :

1. Bagian ekor yang mencuat berada di ujung selaput kulit antar paha.
2. Moncong menjorok ke depan melebihi rahang bawah.
3. Bibir agak keriput
RESUME

Kelelawar terbagi menjadi dua kelompok besar :

1. Kelelawar pemakan buah


2. Kelelawar pemakan serangga

Peran positif kelelawar :

1. Membantu penyerbukan
2. Membantu menyebarkan biji
3. Kotoran kelelawar mampu menjadi pupuk hayati
4. Kelelawar pemakan serangga mampu berperan menjadi pengendali alami
biologi serangga yang ada

Kelelawar juga menjadi tempat terakumulasinya berbagai macam virus yang dapat
ditularkan kepada satwa liar, hewan ternak dan manusia melalui air liur, urin,
kotoran dan air maninya. Kelelawar mampu bertahan dari berbagai macam virus
karena kemampuan terbang kelelawar mengakibatkan kelelawar dapat
mengembangkan sistem kekebalan tubuh mereka untuk melawan penyakit,
tingginya metabolisme selama terbang dapat meningkatkan atau mengaktifkan
sistem imun.

Alat-alat trapping yang dapat digunakan untuk menangkap kelelawar :

1. Jaring kabut / mistnet biasa digunakan di area terbuka


2. Perangkat harpa biasanya di gunakan di area yang lebih rapat seperti
dijalur yang rimbun pepohonan atau di depan mulut goa
3. Hand net di gunakan ketika di dalam goa atau ruangan yang terdapat
kelelawarnya

Kelelawar pemakan buah memiliki ciri:

1. Wajah menyerupai anjing


2. Bemata besar ekornya sangat pendek bahkan tidak terlihat
3. Daun telinga tidak memiliki tragus/anti tragus
4. ukuran cenderung lebih besar
5. menggunakan mata sebagai penglihatan pada malam hari seperti infrared

Kelelawar pemakan serangga memiliki ciri :

1. Wajah beragam
2. Mata kecil bahkan tidak terlihat
3. Memiliki tragus/antitragus pada telinganya
4. Memiliki ekor dengan beragam varian bentuk ekor
5. Menggunakan ekolokasi untuk mengetahui objek disekitar

Cara identifikasi kelelawar :

1. Diukur FA (fore arm) diukur dari sisi luar siku sampai sisi luar
pergelangan tangan pada sayap yang melengkung.
2. Diukur panjang betis/tibia (TB) diukur dari sendi lutut hingga pergelangan
kaki
3. Panjang telinga diukur dari pangkal telinga hingga ujung telinga
4. Ekor diukur dari pangkal ekor sampai ujung ekor
5. HB (Head and Body) diukur dari ujung moncong sampai bagian tubuh
sebelum pangkal ekor
6. Panjang kaki belakang diukur dari ujung tumit ke ujung digit terpanjang
cakar.

Setelah semua bagian diukur kemudian kelelawar ditimbang menggunakan pesola


dengan memasukkan kelelawar kedalam stocking yang sudah ditimbang
sebelumnya. Setelah itu dicocokkan dengan buku identifikasi kelelawar yang
digunakan. Kemudian setelah setelah semua kelelawar teridentifikasi, kelelawar
diberi lubang dengan wing punch pada bagian yang tidak terdapat pembuluh
darah.

Umur kelelawar terbagi menjadi 3 yaitu bayi (pup), remaja (juvenile) dan dewasA
(adult). Kelelawar dengan status (pup) masih menempel pada induknya (sekalipun
induk terbang), metaparkal dan phalanx masih bersambung pada tulang
kartilagonya. Kelelawar pada status juvenile dan adult dibedakan dengan melihat
dan menyorot bagian metaparkal dan phalanx menggunakan lampu senter. Ketika
juvenile persambungan tulang metaparkal dan phalanx sudah menyatu dan
biasanya terdapat bantalah antar 2 tulang ketika disenter, saat dewasa
persambungan keduanya sudah menyatu dan berbentuk seperti pita (sudah tidak
ada bantalan).

Status reproduksi pada jantan dibagi menjadi 3 dengan ada tidaknya pembengkak
pada testis yaitu :

1. Testes swollen (bengkak)


2. Testes slightly swollen (agak bengkak)
3. Testes not swollen (tidak bengkak sama sekali)

Pada betina status reproduksi dibagi menjadi 5 yaitu :

1. Non reproduktif
2. Pregnant (hamil)
3. Lactating (menyusui)
4. Recent post lactating (baru selesai menyusui)
5. Post lactating (sudah pernah menyusui)

Anda mungkin juga menyukai