disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keanekaragaman Hewan yang dibimbing oleh
Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc.
Oleh:
Syukron Miftakhul Khoiri
190342621235
Off H
Reptil merupakan kelompok hewan vertebrata berdarah dingin yang memiliki sisik
penutup tubuh (Yunizarrakha, 2018). Reptil merupakan kelompok hewan ectothermic,
yaitu hewan yang suhu tubuhnya sangat tergantung pada suhu lingkungan di sekitarnya
(Ario, 2010).
Tubuh reptilia tertutup oleh sisik yang tesusun oleh keratin dan berbentuk rata
maupun berduri. Fungsi sisik dari tubuh reptilia adalah untuk mengatur sirkulasi air yang
memungkinkan agar reptilia terhindar dari ancaman dehidrasi saat jauh dari wilayah
perairan. Reptilia tidak memiliki telinga eksternal dan rambut maupun bulu. Pada
umumnya reptilia merupakan hewan karnivora. Jenis kura-kura dan beberapa jenis kadal
seperti iguana merupakan herbivora, sedangkan chameleon merupakan jenis reptil
pemakan serangga atau insektivora. Sistem reproduksi reptilia adalah ovipar dan
sebagian ovivipar (Saktyari, 2018).
a. Alat: hanphone
b. Bahan: spesimen I (Cosymbotus platyurus)
Spesimen I
Spesimen II
Spesimen IV
Cosymbotus platyurus
Panjang SVL berkisar antara 4 - 6.3 cm. Kepala dengan moncong lebih panjang dari jarak
mata ke lubang telinga. Lubang telinga kecil, oval, dan oblique. Rostral berbentuk persegi
dan sedikit bersudut. Nostril berbatasan dengan rostral, sisik labial atas pertama dan tiga sisik
nasal. Sisik labial atas 9-11 dan labial bawah 7-8. Bagian mental lebar dengan sisik triangular
atau pentagonal dengan jumlah dua pasang. Sisik mental bagian tengah lebar sedangkan
bagian posterior lebih kecil. Tubuh pipih dorsoventral dengan sisik kecil pada bagian dorsal
dan melebar di bagian kepala. C. platyurus memiliki pelebaran kulit dari aksila hingga
pangkal tungkai belakang. Di bagian posterior tungkai belakang (femur) juga terdapat
pelebaran kulit. Sisik ventral sikloid tumpang tindih. Jantan dengan femoral pores berjumlah
34-39 memanjang tanpa terputus. Ekor pipih dengan sisi yang tajam tertutup oleh sisik kecil
seragam. Bagian ventral ekor memiliki sisik transversal. Tungkai dengan selaput hingga
setengah bagian jari. Warna tubuh pada umumnya coklat abu-abu dengan corak marmer yang
bervariasi dari terang hingga gelap di bagian dorsal. Sedangkan bagian ventral cenderung
lebih terang dengan warna kekuningan. Selain itu C. platyurus juga memiliki corak hitam
memanjang dari mata hingga ke pangkal tungkai depan (Eprilurahman, 2012).
Ekor Mulut
Kepala
Cakar
Panjang SVL 11.35 – 16.2 cm. Kepala lebar, sebanding dengan dua kali jarak moncong
hingga ke mata dan mata ke lubang telinga. Moncong triangular, tumpul, lebih panjang
daripada diameter mata. Lubang telinga kecil, oblique, diameter vertikal setengah dari
diameter mata. Kepala tertutup sisik poligonal. Bagian rostral lebar, dengan lebar dua kali
tingginya. Nostril dibatasi oleh lima hingga enam sisik nasal. Sisik labial atas berjumlah 12-
15 dan labial bawah 10-13. Bagian mental terdapat sisik yang lebih kecil daripada sisik labial,
seragam dan berjumlah 4 hingga 5 pasang. Bagian dorsal dengan sisik kasar yang pipih dan
biasanya terdapat 12 sisik granuler besar di sepanjang bagian dorsal. Sisik ventral pipih
melebar dan tumpang tindih. Jantan dengan 13 praeanal pores dalam susunan pendek. Ekor
silindris, meruncing dengan pola cincin tertutup sisik granuler halus. Tiap cincin terdapat 5-6
baris sisik di bagian dorsal dan 3 di ventral. Sedangkan bagian dorsal terdapat sisik yang
lebih kasar sebanyak 6 buah secara longitudinal. Tungkai dengan lamela yang menyatu
(tanpa pemisah) di tiap jarinya. Warna biasanya dengan dasar abu-abu dengan corak terang
dari oranye sampai merah. Ekor dengan pola cincin. Ekor baru dengan warna abuabu polos
tanpa corak cincin. Bagian ventral lebih terang, biasanya abu-abu muda (Eprilurahman,
2012).
Kaki Belakang
Punggung
Kepala
Ekor
Mata
Perut
Mulut
Kaki Depan
Cakar
Morfologi Gekko gecko
(Dokumen Pribadi, 2020)
T. cartilagineus memiliki bentuk tubuh oval atau agak bulat, pipih tanpa sisik. Bagian
punggung atau karapas pada bagian dorsal dan plastron atau tempurung pada bagian ventral
terbungkus oleh kulit yang liat. Di sisi belakang karapas terdapat pelebaran pipih yang
bentuknya membulat mengikuti bentuk karapas bagian belakang dengan tekstur tulang rawan
(cartilago). Warna karapas/perisai labi labi berwarna hitam sampai abu-abu, pada perisai
punggung terdapat bintik-bintik kecil membentuk garis-garis yang terputus-putus dari depan
ke belakang. Kepala dan kaki berwarna hitam atau abuabu, pada Labi labi muda umumnya
dijumpai 5 bintik-bintik berwarna kuning. Kadang-kadang dijumpai juga enam sampai
sepuluh bercak hitam bertepi putih melengkung pada bagian belakang perisainya, terutama
pada individu muda. Labi labi tidak memiliki gigi, rahang tertutup oleh paruh tajam dari
bahan tanduk. Hidungnya memanjang berbentuk tabung seperti belalai, di atas punggung
terdapat guratan-guratan memanjang tidak teratur dengan garis punggung (dorsal) agak nyata.
Lidah labi labi tebal, pendek, lebar dan melekat di dasar mulut. Pada karapas yang sudah
dewasa terdapat keganjilan, yaitu lekukan sepanjang bagian tengah dari karapas. Labi labi
jantan memiliki ekor yang panjang dan tebal dengan lubang kecil di dekat anus. Sebaliknya,
ekor yang betina lebih pendek (Restu & Negara, 2016).
Mulut Kepala
Karapaks
Mata Cakar
Leher
Ekor
Kaki Depan
Kaki Belakang
Morfologi Trionyx cartilagineus
(Dokumen Pribadi, 2020)
Morfologi tubuh kadal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), truncus (badan),
cauda (ekor), dan mempunyai kaki depan (extremitas anterior) serta kaki belakang
(extremitas posterior). Mata, rongga mulut, lubang hidung, telinga terdapat pada kepala, mata
pada kadal mempunyai kelopak mata serta mempunyai selaput nictitans (selaput tidur).
Badan kadal bentuknya bulat memanjang, pada daerah perut berwarna putih kekuning-
kuningan dan daerah punggung berwarna coklat. Warna ini tergantung dari umur, jenis
kelamin, keadaan lingkungan dan keadaan fisiologis tubuhnya. Ekor kadal bentuknya bulat
panjang meruncing ke ujungnya dan mudah putus (Ibrahim et al, 2012).
Punggung
Telinga
Ekor
Kepala
Hidung
Kaki Belakang Perut
Mulut
Kaki Depan Mata
Ario A, 2010. Panduan Lapangan Mengenal Satwa Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Conservation International Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional
Eprilurahman, Rury. 2012. Cicak dan Tokek Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Fauna
Indonesia, Vol 11 (2): 23 – 27, https://repository.ugm.ac.id/134889/1/f11223-27.pdf
Haryanti, E. H. W., Ulfah, Maria dan Rahay, Praptining. 2013. Pembelajaran Zoologi
Invertebrata Berbasis Darts Melalui Lesson Study Sebagai Upaya Menumbuhkan
Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Biologi. Bioma, Vol. 2, No. 1 hlm. 101-113
Ibrahim, J., Anuar, S., Norhayati, A., Shukor, Shahriza, Ain, N., & Rayan, M. 2012. An
annotated checklist of Hepetofauna of Langkawi Island, Malaysia. Malayan Nature
Journal, 57(4), pp. 368-381
Restu, Wayan & Negara, I K. W. 2016. Kajian Potensi dan Sebaran Sumberdaya Hayati
Labi-labi (Amyda cartilaginea, Boddaert, 1770) di Bali. Denpasar: Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan Dan Perikanan Universitas
Udayana
Pada dendogram dapat diketahui bahwa diantara 10 spesies, Trachemys scripta dan
Heosemys spinosa memiliki kekerabatan paling dekat dengan nilai diatas 0,9. Kedua sepsies
ini merupakan jenis kura-kura dalam ordo Testudines. Diantara banyaknya kesamaan 2 kura-
kura tersebut, perbedaan paling mencolok terdapat pada warna ukuran dan bentuk
karapaksnya. Pada Heosemys spinosa, tepi karapaks berbentuk runcing sebagai ciri khas
spesies ini.
Sedangkan pada dendogram untuk reptil yang memiliki kekerabatan paling jauh berdasarkan
ordo dan famili masing-masing yang dikelompokan oleh para ilmuwan. Trachemys scripta,
Heosemys spinosa dan Trionyx cartilagineus, termasuk dalam Ordo Testudines, Iguana
iguana, Gonocephalus chamaeleontinus, Cosymbotus platyurus, Gekko gecko dan Eutropis
multifasciata dalam Sub-Order Sauria (Lizards) dengan famili iguanaidae dan gekkoidae,
serta Eunectes murinus dan Ophiophagus hannah dalam Sub-order Serpentes (Snake).