Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR KERJA

MAHASISWA SISTEM OTOT DAN GERAK

Nama : Syukron Miftakhul Khoiri


NIM : 190342621235
Kelompok :6

A. Tujuan Pembelajaran
a. Menganalisis hubungan antara struktur dan fungsi organ pada sistem otot dan gerak
b. Menganalisis keterkaitan sistem otot dan gerak dengan sistem tubuh lain
c. Mengevaluasi penyebab kelainan atau penyakit pada sistem otot dan gerak
d. Menemukan alternatif solusi dari permasalahan kelainan atau penyakit pada sistem
otot dan gerak
e. Menganalisis tanaman lokal disekitar sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan
kelainan atau penyakit pada sistem otot dan gerak

B. Kegiatan Pembelajaran
 Bacalah dan Pahami Wacana Berikut ini!
Wacana 1
Jakarta – Tremor merupakan kondisi yang menyebabkan gemetar, terutama pada
tangan dan kepala. Gemetar karena kondisi ini biasanya terjadi secara berulang
dan tanpa disengaja. Meski sering menyerang tangan dan kepala, tremor juga bisa
terjadi di bagian tubuh lain, seperti kaki, perut, bahkan gemetar pada suara yang
dikeluarkan.  

Sebenarnya, kondisi ini tergolong ringan dan tidak mengancam nyawa, sehingga
jarang membutuhkan terapi atau tindakan medis khusus. Namun, ada beberapa
kondisi yang membuat tremor sangat parah dan tidak bisa dikontrol dengan obat.
Kalau itu yang terjadi, tremor harus ditangani dengan prosedur operasi otak.
Lantas, apa yang menyebabkan tremor bisa terjadi? Benarkah gangguan emosi
bisa menjadi penyebab gemetar muncul? 

Meski jarang mengancam nyawa, tremor yang muncul bisa mengganggu aktivitas
sehari-hari. Orang yang mengalami gemetar mungkin akan merasa kesulitan untuk
menulis, menyetir, menggambar, atau sekadar menggenggam barang-barang kecil.
Secara umum, tremor disebabkan oleh gangguan pada bagian otak yang berfungsi
untuk mengatur pergerakan otot. Gemetar bisa muncul begitu saja tanpa diketahui
penyebabnya, tetapi pada beberapa kasus tremor bisa saja dipengaruhi oleh
kondisi tubuh. 

Gangguan emosi, seperti rasa takut dan cemas berlebihan bisa menjadi salah satu
penyebab tremor. Kondisi ini disebut dengan tremor fisiologis, yaitu jenis tremor
yang terjadi pada orang sehat dan tidak terlihat oleh mata. Tremor fisiologis juga
bisa muncul akibat kelelahan fisik, demam, konsumsi kafein, hipoglikemia, serta
hipertiroidisme.  

Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-emosi-bisa-sebabkan-tremor

Wacana 2
JAKARTA, KOMPAS.com - Balutan gips putih masih membalut kaki kiri Tomi Saputra
(11) yang mengalami patah tulang.  Patah tulang yang bukan pertama kali itu terjadi saat
Tomi tak sengaja menduduki kakinya. Tulang Tomi memang sangat rapuh sehingga mudah
patah. "Kalau jatuh, keseleo, atau ketibanan apa aja bisa patah kakinya," cerita Ibu Tomi,
Rini Rismiati saat ditemui di sela-sela acara peringatan Hari Penyakit Langka di RSCM
Kiara, Selasa (28/2/2017). Tomi diketahui memiliki kelainan genetik langka Osteogenesis
Imperfecta (OI). Rini menceritakan, sejak bayi Tomi sudah sering mengalami patah tulang,
terutama di bagian kedua pahanya. Pengobatan selalu dilakukan untuk mengatasi patah
tulang, tetapi kejadian itu berulang kali terus terjadi. Tak hanya patah kaki, tangan Tomi
juga pernah patah sehingga harus dipasang pen.
Rini sangat kebingungan dengan apa yang terjadi pada putranya. Apalagi,  Tomi belum
bisa berjalan walau usianya semakin besar. Rini sempat membawa Tomi berobat alternatif.
Tetapi, tetap saja tidak ada perubahan. Sampai akhirnya, Tomi terjatuh dan kembali
mengalami patah tulang pada usia 5 tahun. Rini yang kini tinggal di Bogor langsung
membawa Tomi ke Puskesmas, lalu dirujuk ke rumah sakit di Bogor. Pada usia 5 tahun,
Tomi masih belum bisa berjalan dan pertumbuhan badannya juga terhambat. Setelah
dirawat dua minggu di Bogor, Tomi kemudian dirujuk ke RSCM, Jakarta. Setelah rajin
kontrol di RSCM, dokter mendapati mata Tomi membiru. Dari situ kecurigaan mulai
muncul bahwa Tomi mengidap OI.

Sumber:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akibat Penyakit OI, Tulang Tomi Sangat Rapuh dan
Gampang Patah", Klik untuk
baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2017/03/01/160000823/akibat.penyakit.oi.tulang.tomi.sangat.rapuh.da
n.gampang.patah?page=all.
Penulis : Dian Maharani

 Kerjakan Secara Individu!


1. Pada wacana I dan II tidak semua informasi, istilah dan konsep dijelaskan secara rinci.
Oleh karena itu, gunakan berbagai referensi untuk mengidentifikasi istilah atau konsep
yang belum Anda pahami dari wacana I dan II. Berikan penjelasan pada istilah dan
konsep tersebut dengan menggunakan kalimat Anda sendiri.
Pada wacana 1 belum dijelaskan tentang cara jenis/macam tremor, menurut saya jenis
tremor antara lain: tremor esensial, tremor fisiologis, tremor distonik, tremor cerebellar,
tremor Parkinson, tremor psikogenik, dan tremor ortostatik.

Pada wacana 2 saya belom mengerti apa itu Osteogenesis Imperfecta (OI),
Osteogenesis imperfecta merupakan salah satu penyakit tulang akibat kelainan genetik.
Penyakit ini menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah.
2. Temukanlah permasalahan yang terkandung dalam wacana I dan II, kaitkan dengan:
a. Penyebab munculnya penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta dikaji dari aspek
lingkungan (sosial/budaya/ekonomi/tempat tinggal), pola hidup (aktivitas sehari-
hari), biologi (genetik/umur/gender)
b. Komplikasi pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta (kaitkan dengan
sistem saraf, panca indra, sistem imun, dan sistem tubuh lainnya)
c. Pengobatan baik medis dan tradisional (manfaatkan tanaman lokal yang ada
disekitar Anda)
d. Pencegahan pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta

Rumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan untuk memudahkan dalam


mencari solusi dari permasalahan yang Anda tentukan.
Wacana 1
Bagaimana mekanisme hubungan antara penyakit tremor dan sistem saraf?
Wacana 2
Bagaimana cara penyembuhan atau penanganan penyakit OI?

3. Analisislah bidang ilmu dan konsep apa saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
masalah yang telah dipilih melalui kegiatan studi literatur!
Psikologi, Genetika, Lingkungan, Sistem Saraf, Farmakologi, Osteologi, Hermakologi, Hormon,
Anatomi

4. Kaitkan antara pokok permasalahan dengan bidang ilmu dan konsep yang telah Anda
analisis dengan cara membuat pemetaan pikiran
 Kerjakan Secara Kelompok!
Bekerjasamalah dengan anggota kelompok Anda!
1. Dari permasalahan-permasalahan yang telah Anda buat, fokuskan menjadi lima
permasalahan pada wacana I dan II bersama dengan kelompok Anda, terkait
a. Penyebab munculnya penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta dikaji dari aspek
lingkungan (sosial/budaya/ekonomi/tempat tinggal), pola hidup (aktivitas sehari-
hari), biologi (genetik/umur/gender)
b. Komplikasi pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta (kaitkan dengan
sistem saraf, panca indra, sistem imun, dan sistem tubuh lainnya)
c. Pengobatan baik medis dan tradisional (manfaatkan tanaman lokal yang ada
disekitar Anda)
d. Pencegahan pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta

Rumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan untuk memudahkan dalam mencari


solusi
Apakah tremor berhubungan dengan penyakit OI?
Selain terjadi gangguan pada sistem saraf pusat, apa saja penyebab tremor pada aspek
psikis?
Apa yang dimaksud dengan Osteogenesis Imperfecta?
Apa penyebab penyakit OI?
Apa saja gejala pada penyakit OI?
Apa saja pengobatan untuk penyakit OI?
Apa saja penyakit yang ditimbulkan dari komplikasi OI?
Apa saja makanan yang dapat membantu penyembuhan penyakit OI serta bagaimana cara
mencegah terjadinya patah tulang pada OI?

2. Gunakan berbagai sumber referensi yang berhubungan dengan masalah. Carilah


informasi lebih detail terkait.
a. Penyebab munculnya pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta
b. Komplikasi pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta
c. Pengobatan pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta
d. Pencegahan pada penyakit tremor dan osteogenesis imperfecta
melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pasien dan tenaga medis di
puskesmas, posyandu lansia, atau klinik kesehatan lainnya.

Osteogenesis imperfecta merupakan penyakit pada tulang yang disebabkan oleh genetik.
Komplikasi pada OI yaitu osteoporosis. Pengobatan penyakit OI dilakukan dengan cara
pemberian bifosfat. Penyakit OI tidak dapat disembuhkan 100%. Namun, patah tulang
dapat dicegah dengan cara membatasi aktivitas dan olahraga ringan, serta menjaga pola
makan.

3. Analisis dan hubungkan informasi-informasi dan data yang telah diperoleh dengan
membuat pemetaan pikiran sehingga menghasilkan suatu gagasan atau solusi dalam
menyelesaikan masalah.

4. Kemukakanlah gagasan atau solusi dari pemecahan masalah yang telah kelompok Anda
lakukan dalam bentuk laporan kegiatan observasi (individu dan kelompok) dan lengkapi
dengan pemetaan pikiran
 Setelah memecahkan masalah yang ditentukan. Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
1. Setelah membaca dan memahami wacana di atas, jelaskan faktor-faktor apa saja yang
dapat memicu munculnya penyakit tremor?
Jawab :
Berdasarkan penyebab dasarnya, tremor dibedakan menjadi dua yaitu tremor normal
(fisiologis) dan tremor abnormal (patologik). Tremor normal dapat disebabkan karena
kelelahan, ketakutan, emosi, kesadaran, rasa panas, rasa dingin, medikasi, alkohol, dan
penggunaan obat-obatan. Sedangkan Tremor abnormal diklasifikasikan berdasarkan
lokasi, frekuensi, amplitudo, ritmisitas, hubungan antara keadaan istirahat dan
pergerakan, etiologi, dan berdasarkan perubahan patologik. Gerakan ini timbul akibat
berkontraksinya otot-otot yang berlawanan secara bergantian atau irregular dengan
frekuensi dan amplitudo tetap dalam periode waktu yang lama (Tumewah, 2015)
Sumber :
Tumewah, R. (2015). Penatalaksanaan Tremor Terkini. JURNAL BIOMEDIK:
JBM, Vol. 7, No. 2

2. Jelaskan kenapa tulang pada pasien penyakit osteogenesis imperfecta sangat rapuh dan
mudah patah?
Jawab :
Pasien penyakit Osteogenesis imperfecta memiliki tulang yang sangat rapuh dan mudah
patah karena tubuh menanggapi dengan hidrolisis struktur kolagen yang tidak benar.
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Keberadaannya
kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di dalam tubuh. Kolagen
adalah struktur organik pembangan tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat kolagen
memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan (Hasanah. 2014).
Sumber :
Hasanah, U. 2014. Mengenal Osteogenesis Imperfecta. Jurnal Keluarga Sehat
Sejahtera, Vol. 12, No. 2, Hlm. 50-52
3. Buatkanlah program kesehatan untuk pasien penyakit tremor dalam mencegah
komplikasi yang lebih parah!
Program untuk mencegah pasien penyakit tremor agar tidak semakin parah yaitu dengan
melakukan pola hidup sehat, menghindari hal-hal yang dapat memperparah penyakit,
melakukan terapi dan olahraga, serta mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Kegiatan
tersebut dilaksanakan secara rutin dengan dilakukan analisis bagaiamana perubahan
yang trejadi setiap pekan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam jangka panjang
apabila memberikan efek yang signifikan.
4. Buatkanlah program kesehatan untuk pasien penyakit osteogenesis imperfecta dalam
menjaga kesehatannya sehingga tidak lebih parah!
Sampai saat ini obat untuk menyembuhkan OI belum ditemukan. Sehingga dilakukan
terapi pada pasien yang ditujukan pada pengendalian gejala penyakit, peningkatan
kepadatan tulang, meningkatkan kekuatan otot, serta memaksimalkan mobilitas dan
kemandirian penderita.

Salah satu terapi yang digunakan adalah bisfosfonat berupa pamidronat injeksi atau
asam zolendronat injeksi. Asam zolendronat bekerja dengan cara menghambat enzim
yang membentuk pirofosfat, sehingga kalsium dapat tetap terkonsentrasi di tulang.
Sehingga regenerasi tulang dapat diperlambat dan bisa meningkatkan aktivitas osteoklas
sehingga dapat meningkatkan kepadatan tulang pada penderita OI dan osteoporosis.

Asam zolendronat diberikan dalam waktu yang lebih singkat dan frekuensi yang lebih
jarang dibandingkan pamidronat, yaitu diberikan ulang tiap 3-6 bulan. Selain itu juga
diperlukan pemberian suplementasi harian vitamin D dan kalsium.

Sumber:
Afifah, Fadhila. 2018. Obat dan Terapi untuk Anak Penderita Osteogenesis Imperfekta.
Nakita.id. Internet ( https://nakita.grid.id/read/02324109/obat-dan-terapi-untuk-
anak-penderita-osteogenesis-imperfekta?page=all ), diakses pada 22 September
2020

 Persentasikan hasil kelompok Anda dalam kegiatan diskusi kelas!

 Setelah proses diskusi kelas, lakukan refleksi dan perbaikan hasil pekerjaan
kelompok Anda kemudian dikumpulkan
LAPORAN HASIL OBSERVASI

TREMOR DAN OSTEOGENESIS IMPERFECTA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Hewan dan Manusia

yang dibimbing oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si., Wira Eka Putra, S.Si., M.Med.Sc., dan
Finga Fitri Amanda, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Offering H / Kelompok 6

Karina Nur Aini 190342621298

Nina Aulia Rahmah P. S. 190342621209

Nu’matul Hasanah 190342621277

Syukron Miftakhul K. 190342621235

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

September 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga Laporan Hasil Observasi tentang Tremor dan Osteogenesis Imperfecta ini bisa
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar laporan hasil observasi ini bisa memberi manfaat dan menambah
pengetahuan rekan-rekan siswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Tremor
dan Osteogenesis Imperfecta.

Mudah-mudahan laporan hasil observasi sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya, kami meminta maaf
bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami
juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
Pendahuluan........................................................................................................................3
Metode Praktik Lapang.....................................................................................................3
Hasil Dan Pembahasan.......................................................................................................3
Kesimpulan Dan Saran......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
Pendahuluan

Manusia banyak sekali melakukan pergerakan pada saat beraktivitas sehari-hari. Sistem
gerak pada manusia terdiri dari tulang, otot, dan persendian. Alat gerak pada manusia sendiri
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak pasif
adalah tulang atau rangka, sedangkan yang dimaksud dengan alat gerak aktif adalah otot.

Sistem rangka pada manusia berperan sebagai pemberi struktur, bentuk, alat gerak, dan
memberi perlindungan bagi organ penting di dalam tubuh. Di dalam rangka juga terjadi
pembentukan sel darah merah. Sistem otot pada manusia berfungsi sebagai alat gerak aktif
(Santoso & Rohmah, 2011). Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi. Sistem gerak pada
manusia juga dapat mengalami gangguan. Contohnya adalah tremor dan osteogenesis
imperfecta.

Tremor adalah serentetan gerakan involunter, ritmis, berbentuk getaran, pada satu atau lebih
bagian tubuh (Tumewah, 2015). Gerakan ini timbul akibat berkontraksinya otot-otot yang
berlawanan secara bergantian atau irregular dengan frekuensi dan amplitudo tetap dalam
periode waktu yang lama (Grimaldi & Manto, 2010). Tidak semua penyakit tremor
merupakan parkinson (Berendse, 2007). Usia dapat menjadi faktor yang dapat memicu
datangnya penyakit tremor ini (Deuschl dkk., 2007). Terdapat lebih dari 4% pasien dengan
penyakit tremor merupakan orang dengan usia 65 tahun ke atas (Tumewah, 2015).

Osteogenesis imperfecta merupakan penyakit yang menyerang tulang. Osteogenesis


Imperfecta diturunkan secara genetik (Forlino & Marini, 2016). Penyakit osteogenesis
imperfecta memiliki karakteristik fragilitas tulang dan rendahnya massa tulang, mempunyai
kecenderungan mengalami fraktur multipel akibat trauma ringan sampai sedang. Insidens OI
terdeteksi sekitar 1:20.000 sampai 50.000 kelahiran hidup serta tidak berhubungan dengan
jenis kelamin maupun ras tertentu (Marzuki dkk., 2017).

Metode Praktek Lapang


Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara terstruktur untuk mengetahui
penyebab, komplikasi, pengobatan, dan pencegahan tremor serta penyakit osteogenesis
imperfecta. Wawancara dilakukan melalui video conference melalui situs Google Meet pada
hari Selasa, tanggal 22 September 2020 pukul 10.00 WIB sampai selesai dengan narasumber
dr. Laskar Pradnyan Kloping.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Pertanyaan dan Jawaban wawancara dengan dr. Laskar Pradnyan Kloping.

Pertanyaan Jawaban

Apakah tremor berhubungan dengan Tremor jarang berhubungan dengan


penyakit OI? penyakit OI. Tremor merupakan salah satu
gangguan sistem saraf baik sistem saraf
pusat maupun sistem saraf tepi. Tremor
yang disebabkan oleh gangguan pada sistem
saraf pusat contohnya adalah parkinson,
sedangkan yang disebabkan oleh gangguan
pada saraf tepi adalah tremor pasca
kecelakaan atau cedera.

Selain terjadi gangguan pada sistem saraf Getaran tangan atau tremor dapat
pusat, apa saja penyebab tremor pada aspek dipengaruhi oleh psikiatri kejiwaan. Selain
psikis? itu dapat disebabkan oleh 2 aspek yaitu
trauma seperti riwayat trauma yang terjadi
dan non trauma seperti metabolik, infeksi,
SSP, dan sistem saraf tepi.

Apa yang dimaksud dengan Osteogenesis Osteogenesis Imperfecta adalah penyakit


Imperfecta? kelainan pada soft tissue (pembentukan
kolagen). Salah satu komponen utama
pembentukan tulang adalah kolagen,
sehingga jika terjadi gangguan pada
pembentukan kolagen maka tulang akan
menjadi rapuh dan mudah patah.

Apa penyebab penyakit OI? Genetik. OI merupakan gangguan pada


pembentukan kolagen yang berhubungan
dengan autosomal dominan dan resesif.
Kasus OI di Indonesia cukup sering
terutama pada anak-anak yang baru bisa
berjalan karena anak - anak usia tersebut
mudah jatuh sehingga dapat menyebabkan
tulang patah.

Apa saja gejala pada penyakit OI? Selain dilihat dari riwayat patah tulang,
dapat dilihat pada bagian gusi dan sklera
yang berwarna kebiruan.

Apa saja pengobatan untuk penyakit OI? Sebagian besar keluhan dari penderita OI
adalah patah tulang sehingga pengobatan
yang dapat dilakukan adalah dengan gips
atau pan. Penyembuhan patah tulang
berbeda-beda menurut usia. Pada usia anak-
anak tulang masih dapat kembali dan
tumbuh dengan baik. Pada usia remaja
masih ada sedikit kemungkinan tulang tidak
tumbuh dengan baik karena jika patah
tulang pada remaja mengenai lempeng
pertumbuhan maka penyembuhan tulang
tidak sesempurna pada anak - anak.
Pengobatan pada penderita usia tua
bergantung pada patahan tulang.
Pengobatan OI pada literatur yaitu terapi
hormon, terapi kalsitonin, dan bifosfonat,
dimana pengobatan tersebut masih belum
terbukti dapat menyembuhkan penyakit OI
seratus persen karena gangguan pada
penyakit OI terjadi pada pembentukan
kolagen.

Apa saja penyakit yang ditimbulkan dari Osteoporosis parah dan pendarahan internal.
komplikasi OI? Osteoporosis dapat juga terjadi pada anak-
anak akibat komplikasi penyakit OI.

Apa saja makanan yang dapat membantu Tidak ada makanan spesifik yang harus
penyembuhan penyakit OI serta bagaimana dikonsumsi. Untuk mencegah terjadinya
cara mencegah terjadinya patah tulang pada patah tulang lebih ke pola hidup seperti
OI? membatasi aktivitas serta berenang dan jalan
sehat.

Dokter Laskar menjelaskan bahwa tremor merupakan gangguan yang terjadi pada sistem
saraf yang dapat menyebabkan kontraksi pada otot yang terjadi secara involunter. Secara
umum, penyakit tremor dapat dibedakan menjadi tremor normal (fisiologis) dan tremor
abnomal (patologik). Tremor normal terjadi pada otot saat berkontraksi dengan getaran yang
tidak bisa dilihat oleh mata. Frekuensi getaran tremor fisiologis antara 8 Hz hingga 13 Hz.
Tremor fisiologis dapat dipicu karena kelelahan, ketakutan, emosi, kesadaran, rasa panas,
rasa dingin, medikasi, alkohol, dan penggunaan obat-obatan (Tumewah, 2015).

Tremor abnormal terjadi pada otot yang berkontraksi di lokasi tertentu dengan frekuensi,
amplitudo, ritmisitas, hubungan antara keadaan istirahat dan pergerakan, etiologi, dan
berdasarkan perubahan patologik. Frekuensi tremor bisa lambat (3-5 Hz), sedang (5-8 Hz),
atau cepat (9-12 Hz). Amplitudo tremor bisa kasar, sedang, atau halus. Tremor bisa konstan
atau intermiten dan bisa ritmis atau relatif non ritmis (Tumewah, 2015).

Tremor diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis, yang terbagi atas: (1) Tremor Istirahat
(resting/static tremor), timbul pada bagian tubuh yang sepenuhnya ditopang melawan
gravitasi dan tidak ada kontraksi otot volunter, misalnya tangan yang diletakkan di pangkuan;
(2) Tremor Aksi (action tremor), terjadi akibat kontraksi otot volunter. Tremor aksi terbagi
atas tremor postural serta tremor kinetik; (3) Tremor Isometrik, tremor yang terjadi pada
kontraksi otot volunter melawan suatu tahanan konstan seperti mendorong dinding atau
menekan telapak tangan pemeriksa (Akbar, 2010).

Tidak ada pemeriksaan laboratorium untuk menentukan diagnosis pada beberapa penyebab
tremor. Pemeriksaan fisik yang seksama merupakan alat diagnostik yang paling baik.
Informasi mengenai riwayat penyakit seperti riwayat tremor dalam keluarga, medikasi
sekarang dan sebelumnya, sensitivitas alkohol serta pemeriksaan neurologis sangat
diperlukan untuk menentukan lokasi anatomis tremor, tipe tremor, dan tingkat keparahan.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan darah rutin, kimia darah,
fungsi hati, vitamin B12 dan lain sebagainya. Rekaman elektromiografi (EMG) digunakan
untuk menilai frekuensi tremor dan pola kontraksi antara otot-otot antagonis dan agonis.
Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat dilakukan jika dicurigai adanya jenis tremor tertentu,

Walaupun tremor esensial tidak dapat dihilangkan, beberapa pengobatan dapat dilakukan
sebagai terapi simtomatik, kuratif, atau neuroprotektif. Pada terapi simtomatik, medikasi
sebaiknya dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan perlahan-lahan sampai dosis maksimal
atau tampak efek terapisnya. Pemberian alkohol dapat menurunkan gejala tremor, namun
tremor dapat kembali lagi saat efek alkohol hilang dan bahkan lebih parah (Akbar, 2010).
Pengobatan untuk tremor yaitu dengan pemberian obat-obatan propanolol dan golongan β-
bloker lainnya direkomendasikan. Dosis obat-obat yang dapat diberikan pada tremor
fisiologis meninggi yaitu propanolol 160 mg/hari, atenolol 200 mg/hari, metoprolol 200
mg/hari, nadolol 80 mg/hari, timolol 20 mg/hari. Pemberian alkohol juga dapat mengurangi
gejala tremor fisiologis meninggi (Tumewah, 2015).

Menurut pemaparan dari dokter Laskar, osteogenesis imperfecta merupakan penyakit yang
menyerang tulang. Penyakit ini disebabkan karena adanya keturunan genetik. Osteogenesis
imperfecta menyebabkan pasien penderita mengalami kerapuhan tulang. Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan pembentukan kolagen yang ada di dalam tubuh.

Dokter laskar juga memaparkan bahwa biasanya penyakit ini diketahui saat usia balita mulai
aktif berjalan. Tulang yang rapuh tersebut akan mudah sekali patah saat balita terjatuh. Kasus
Osteogenesis imperfecta di Indonesia terjadi sekitar 1:20.000 sampai 50.000 kelahiran hidup
serta tidak berhubungan dengan jenis kelamin maupun ras tertentu (Marzuki dkk., 2017).

Kelainan Osteogenesis Imperfecta terjadi karena gangguan pada pembentukan jaringan


kolagen yang berfungsi sebagai jaringan ikat dan disebabkan oleh mutasi gen yang
menyebabkan gangguan pada pembentukan kolagen tipe 1. Pasien Osteogenesis Imperfecta
tidak hanya mengalami kerapuhan tulang, tetapi juga mengakibatkan penipisan kulit, deviasi
struktur tulang, hipermobilitas sendi, gangguan pendengaran, kerapuhan gigi, dan sklera biru
(Marzuki dkk., 2017).

Osteogenesis imperfecta dibedakan menjadi osteogenesis imperfecta kongenital yang


dideteksi pada perinatal dan osteogenesis imperfecta tarda yang dideteksi lebih lambat pada
masa anak-anak (Dzikrifishofa, 2013). David Sillence (1979) membagi osteogenesis
imperfecta menjadi empat tipe berdasarkan cara pewarisan gen, manifestasi klinis, dan kesan
radiografi:

1. Osteogenesis Imperfecta Tipe I


Osteogenesis imperfecta tipe I merupakan tipe paling ringan dan paling tinggi
insidennya. Pada tipe ini ditemukan fraktur ringan, sedikit deformitas kaki, dan
kompresi vertebra ringan. Dislokasi sendi bahu dan sendi panggul bisa ditemukan.
Fraktur terjadi karena trauma ringan sampai sedang dan berkurang setelah pubertas.
Sklera biasanya berwarna biru.
2. Osteogenesis Imperfecta Tipe II
Tipe ini merupakan tipe dengan tingkat keparahan tertinggi sehingga disebut dengan
tipe letal perinatal. Bayi sering mengalami kematian selama persalinan akibat
perdarahan intakranial yang disebabkan trauma multipel. Terdapat kerapuhan hebat
pada tulang dan jaringan ikat lainnya. Sklera berwarna biru atau kelabu gelap
3. Osteogenesis Imperfecta Tipe III
Bentuk muka relatif makrosefalus dan berbentuk segitiga. Fraktur dapat terjadi akibat
trauma ringan dan sembuh dengan meninggalkan deformitas. Kurva pertumbuhan di
bawah normal dari satu tahun pertama kehidupan. Pasien memiliki perawakan pendek
yang ekstrim. Sklera berwarna putih sampai biru.
4. Osteogenesis Imperfecta Tipe IV
Pasien lahir dengan fraktur intrauterin dan tulang panjang bawah yang bengkok.
Fraktur berkurang setelah pubertas. Pasien memiliki perawakan cukup pendek. Sklera
bisa biru atau putih.
5. Osteogenesis Imperfecta Tipe V(Hiperplasia Kallus), Tipe VI (Defek Mineralisasi)
dan Tipe VII (Autosomal Resesif)
Ketiga tipe ini didapatkan melalui biopsi tulang dari tipe IV. Ketiganya tidak
mengalami kelainan pada kolagen tipe I.

Dokter Laskar juga menyampaikan bahwa penyakit ini menyebabkan penderitanya dapat
mengalami osteoporosis yang parah saat umurnya bertambah tua. Kurangnya kolagen ini
mengakibatkan tulang menjadi rapuh, sehingga dapat menyebabkan osteoporosis yang parah.
Tulang yang patah akibat penyakit osteogenesis imperfecta dapat tumbuh kembali normal
saat terjadi pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Namun jika patah tulang akibat
osteogenesis imperfecta terjadi pada lempeng pertumbuhan saat anak sedang dalam masa
pertumbuhan akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan. Dalam kasus ini, pertumbuhan
tinggi tidak dapat terjadi secara normal.

Pengobatan pada pasien penderita Osteogenesis imperfecta dapat dilakukan dengan cara
pemberian bifosfat. Bifosfat diberikan kepada pasien osteogenesis imperfecta hingga
mencapai satu tahun setelah insiden patah tulang. Begitu masuk darah, bifosfonat dengan
cepat mengikat kristal hidroksiapatit tulang dan bertindak sebagai agen anti resorptif dengan
mengganggu aksi osteoklas. Dengan melakukan itu mereka dapat mencegah hilangnya tulang
trabekular dan kortikal dan menghasilkan massa tulang yang meningkat dibandingkan dengan
pada tulang penderita OI. Pengobatan bifosfonat meningkatkan densitas tulang dengan cara
meningkatkan lebar tulang kortikal dan jumlah trabekula (Roughley et al,2003). Meskipun
pengobatan telah dilakukan,penyakit osteogenesis imperfecta tidak dapat dihilangkan dari
pasien karena merupakan penyakit genetik.

Karena osteogenesis imperfecta merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya


kelainan genetika, maka jelas tidak dapat disembuhkan 100%. Namun, patah tulang akibat
osteogenesis imperfecta dapat dicegah dengan cara membatasi aktivitas yang dilakukan.
Menghindari melakukan aktivitas berat yang berisiko. Penderita osteogenesis imperfecta
masih bisa melakukan olahraga ringan, contohnya jalan pagi dan berenang. Berenang dan
jalan pagi menjadi olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita Osteogenesis Imperfecta
dikarenakan kontak dengan orang lain masih bisa dibatasi. Sehingga bisa meminimalisir
adanya fraktur atau patah tulang. Pola makan yang baik juga harus diterapkan, seperti
memperbanyak konsumsi makanan tinggi kalsium, memenuhi kebutuhan vitamin D. Sumber
vitamin D dapat berasal dari Sumber vitamin D yang berasal dari sumber asli di antaranya
ikan salmon, ikan makarel, ikan tuna, minyak hati ikan cod, jamur, dan kuning telur.
Mengonsumsi minyak ikan minimal 3-4 kali/minggu dapat membantu mengoptimalkan
kebutuhan vitamin D dalam tubuh (Fiannisa, 2019). Terpenuhinya kebutuhan vitamin D
berperan dalam mempertahankan kalsium serum dan fosfor serum dalam kondisi stabil, juga
bersama-sama berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi, karena kalsium memegang
peranan vital pada kontraksi otot dan perangsangan impuls saraf (Hermawan,2016). Selain itu
juga harus menghindari konsumsi alkohol dan rokok karena dapat mengganggu penyerapan
kalsium.

Kesimpulan

Tremor merupakan gangguan pada sistem saraf yang dapat menyebabkan kontraksi pada otot
yang terjadi secara involunter. Penyakit tremor dapat dibedakan menjadi tremor normal
(fisiologis) dan tremor abnomal (patologik). Tremor diklasifikasikan berdasarkan gambaran
klinis, yang terbagi atas: (1) Tremor Istirahat (resting/static tremor, (2) Tremor Aksi (action
tremor), (3) Tremor Isometrik. Diagnosis penyakit tremor dengan cara memeriksa fisik
dengan seksama. Pengobatan penyakit tremor dengan pemberian obat-obatan propanolol dan
golongan β-bloker lainnya direkomendasikan. Dosis obat-obat yang dapat diberikan pada
tremor fisiologis meninggi yaitu propanolol 160 mg/hari, atenolol 200 mg/hari, metoprolol
200 mg/hari, nadolol 80 mg/hari, timolol 20 mg/hari.

Osteogenesis imperfecta merupakan penyakit pada tulang yang menyebabkan pasien


mengalami kerapuhan tulang karena terdapat gangguan pembentukan kolagen dan
disebabkan oleh genetik. OI tidak berhubungan dengan jenis kelamin maupun ras tertentu.
Mutasi gen pembentukan kolagen tipe 1. juga mengakibatkan penipisan kulit, deviasi struktur
tulang, hipermobilitas sendi, gangguan pendengaran, kerapuhan gigi, dan sklera biru.
Berdasarkan cara pewarisan gen, manifestasi klinis, dan kesan radiografi, OI Dibagi menjadi:
Tipe I, Tipe II, Tipe III, Tipe IV. Selain itu OI Tipe V, Tipe VI dan Tipe VII didapatkan
melalui biopsi tulang dari tipe IV, dan tidak mengalami kelainan pada kolagen tipe I.
Komplikasi pada OI yaitu osteoporosis. Pengobatan penyakit OI dilakukan dengan cara
pemberian bifosfat. Penyakit OI tidak dapat disembuhkan 100%. Namun, patah tulang dapat
dicegah dengan cara membatasi aktivitas dan olahraga ringan, serta menjaga pola makan.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad. 2010. Tremor ( Pendekatan Umum ). Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

Berendse HW. (2007). van Laar T. Tremor. In: Wolters EC, van Laar T, editors.
Parkinsonism and related disorders. Amsterdam: University Press, p. 309-22.

Deuschl G, Volkmann J, Raethjen J. (2007). Tremors: differential diagnosis,


pathophysiology, and therapy. In: Jankovic J, Tolosa E, editors. Parkinson’s Disease
and Movement Disorders (5th ed.). Philadelphia: Williams & Wilkins,; p. 298-311.

Forlino, A., & Marini, J. C. (2016). Osteogenesis imperfecta. The Lancet, 387(10028), 1657-
1671.

Fiannisa, Riskita. 2019. Vitamin D sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif hingga


Keganasan: Tinjauan Pustaka. Medula Volume 9 Nomor 3

Santoso, T. B., & Rohmah, N. (2011). Gangguan gerak dan fungsi kognitif pada wanita lanjut
usia.

Grimaldi, G. & Manto M. (2010).Neurological tremor: sensors, signal processing and


emerging applications. Sensors 10:1399-1422

Hermawan, Dessy. 2014. Sehat Selalu dengan Vitamin D. Yogyakarta : CV Andi Offset

Marzuki, N. S., Arimbawa, I. M., & Himawan, I. W. (2017). Panduan Praktik Klinis Ikatan
Dokter Anak Indonesia: Osteogenesis Imperfecta. Diterbitkan oleh Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia

Roughley, P. J., Rauch, F., & Glorieux, F. H. 2003. Osteogenesis Imperfecta - Clinical And
Molecular Diversity. P.J. Roughley et al. Osteogenesis imperfecta European Cells
and Materials Vol. 5. 2003 (pages 41-47)

Tumewah, R. (2015). Penatalaksanaan Tremor Terkini. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 7(2).


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai