Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA MAHASISWA

SISTEM PENCERNAAN

Nama NIM : Muhammad Ferdyansyah


Kelompok : 190342621292
:6

A. Tujuan Pembelajaran
a. Menganalisis hubungan antara struktur dan fungsi pada sistem pencernaan
b. Menganalisis keterkaitan sistem pencernaan dengan sistem tubuh lain
c. Mengevaluasi penyebab kelainan atau penyakit pada sistem pencernaan
d. Menemukan alternatif solusi dari permasalahan kelainan atau penyakit pada sistem
pencernaan
e. Menganalisis tanaman lokal disekitar sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan kelainan atau penyakit pada sistem pencernaan

B. Kegiatan Pembelajaran
 Bacalah dan Pahami Wacana Berikut ini!

Wacana 1
Indonesia sebagai negara berkembang, juga harus mempersiapkan peningkatan tersebut.
Di Indonesia, kanker kolorektal menempati posisi ke-2 terbanyak pada pria, berada di
bawah kanker paru di urutan pertama. Pada wanita, kanker kolorektal menempati urutan
ke-3, di bawah kanker payudara dan kanker rahim. Kanker kolorektal atau lebih dikenal
dengan nama kanker usus besar, memiliki beberapa tahapan penyakit atau stadium
penyakit yaitu stadium 1 hingga stadium 4. Hal ini tergantung dengan perkembangan dan
keparahan penyakit, pada stadium 4 kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya.
Sebelum menjadi kanker, usus besar normal mengalami beberapa tahapan dari timbulnya
lesi pra kanker, rata-rata waktu yang dibutuhkan dari usus besar normal hingga akhirnya
menjadi adalah 10 hingga 15 tahun, namun dapat lebih cepat ataupun lambat bergantung
dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor genetik dan lingkungan telah diketahui
berperan penting dalam proses terjadinya kanker. Pada kanker kolorektal, faktor
lingkungan memiliki peranan yang besar terutama berhubungan dengan pola makan dan
gaya hidup yang tidak sehat.

Sumber:
http://yayasankankerindonesia.org/storage/article/8862ae79118c0477547330d56fdd408a.pdf
Wacana 2
Bukan tanpa alasan kalau sekarang banyak orang yang diet gula. Tak hanya soal obesitas
atau diabetes, makanan tinggi gula juga bisa memicu kanker.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PubMed Central, secara gamblang
menjelaskan bahwa konsumsi makanan olahan yang tinggi gula, rendah serat serta
nutrisi, sangat terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi. Secara khusus, para peneliti
juga menyoroti bahwa makanan yang menyebabkan kadar glukosa melonjak memicu
beberapa jenis kanker; yang paling banyak ditemukan adalah kanker perut, payudara, dan
kanker kolorektal.
Pada tahun 2014, sebuah penelitian lain dalam PubMed Central meneliti lebih dari
47.000 orang dewasa. Studi ini menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan
tinggi karbohidrat olahan, punya kemungkinan meninggal hampir dua kali lipat akibat
kanker usus besar dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan rendah karbohidrat
murni.
Para peneliti memperkirakan kadar glukosa darah dan insulin yang lebih tinggi
merupakan faktor risiko kanker. Insulin telah terbukti merangsang pembelahan,
mendukung pertumbuhan, dan penyebaran sel kanker. Tak hanya itu, mereka juga
menemukan kalau insulin yang tinggi membuat sel kanker lebih sulit untuk dimatikan.
Selain itu, kadar insulin dan glukosa darah yang lebih tinggi juga dapat memicu
peradangan di tubuh kita. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan pertumbuhan
sel- sel abnormal dan bisa berkontribusi pada kanker. Ini mungkin mengapa orang
dengan diabetes, mengalami peningkatan risiko kanker jenis tertentu. Misalnya, risiko
terkena kanker kolorektal jadi 22 persen lebih tinggi. Jadi, itulah cara makanan tinggi
gula bisa meningkatkan risiko kanker. Oleh karena itu, batasi atau hindari makanan yang
meningkatkan kadar insulin, seperti makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan.

Sumber:
https://kumparan.com/kumparanfood/begini-cara-makanan-tinggi-gula-bisa-memicu-kanker-
1sad33l3aqA/full

 Kerjakan Secara Individu!


1. Pada wacana I dan II tidak semua informasi, istilah dan konsep dijelaskan secara rinci.
Identifikasi istilah atau konsep yang belum Anda pahami dari wacana I dan II.
Berikan penjelasan pada istilah dan konsep tersebut dengan menggunakan kalimat
Anda sendiri. Jawab :
Pada wacana I tidak dijelaskan tentang cara mencegah kanker kolorektal. Menurut
saya acara mencegah kanker kolorektal adalah membatasi makanan tinggi lemak,
termasuk daging merah, stop merokok dan hindari paparan asap rokok, menghindari
minum alkohol, mengonsumsi buah dan sayur yang kaya serat, rutin berolahraga.
Pada wacana II tidak dijelaskan jenis pengobatan yang cocok untuk diabetes, menurut
saya jenis pengobatannya adalah terapi insulin, pengobatan alternatif, dan operasi
2. Temukanlah permasalahan yang terkandung dalam wacana I dan II. Rumuskan
permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan untuk memudahkan dalam mencari
solusi dari permasalahan yang Anda tentukan
Jawab :
 Apakah kanker kolorekteral dapat disembuhkan dengan mengonsumsi obat obatan
herbal?
 Bagaimana cara mencegah diabetes?

 Kerjakan Secara Kelompok!


Bekerjasamalah dengan anggota kelompok Anda!
1. Dari permasalahan-permasalahan yang telah Anda buat, fokuskan menjadi lima
permasalahan pada wacana I dan II bersama dengan kelompok Anda. Rumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan untuk memudahkan dalam mencari solusi.
(Sesuaikan dengan tujuan pembelajaran)
Jawab :
1. Bagaimana patologis terjadinya kanker kolorekteral?
2. Bagaimana hubungan antara kanker kolorekteral dengan struktur dan fungsi
sistem pencernaan?
3. Apa penyebab terjadinya kanker kolorekteral
4. Apa saja perawatan dan pengobatan untuk kanker kolorekteral?
5. Apakah kanker kolorekteral dapat disembuhkan dengan mengonsumsi obat obatan
herbal?
2. Bekerjasamalah dengan anggota kelompok Anda untuk mencari solusi dari masalah
yang telah ditentukan. Gunakan berbagai sumber referensi untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai supaya mendapatkan penjelasan dalam proses pemecahkan
masalah.
Jawab :
1. Patofisiologi kanker kolorektal dimulai dari transformasi sel epitel normal kolon
menjadi lesi prekanker dan pada akhirnya menjadi karsinoma invasif. Diduga
proses transformasi ini melibatkan mutasi genetik, baik bersifat somatik maupun
turunan.

2. Kolon dan rektum merupakan salah satu bagian dari usus besar pada sistem
pencernaan yang disebut juga bagian terakhir dari gastrointestinal. Usus besar
berfungsi membantu tubuh menyerap nutrisi dan cairan dari makanan yang kita
makan dan minum. Bagian dari sistem pencernaan tersebut dapat mengalami
gangguan, salah satunya yaitu kanker kolorektal. Kanker kolorektal (colo-rectal
carcinoma) atau disebut juga kaker usus besar adalah kanker yang terjadi ketika
sel-sel abnormal tumbuh pada lapisan kolon atau rektum (Anggraeni & Abadi,
2018). Kanker ini dapat menembus dinding kolon atau rektum Kanker yang telah
menembus dinding juga dapat menembus darah atau kelenjar getah bening (lymph
vessels). Sel kanker pada umumnya pertama kali menyebar ke kelenjar getah
bening di dekat sel kanker tersebut. Kelenjar getah bening memiliki struktur
seperti kacang yang membantu melawan infeksi. Sel-sel kanker tersebut dapat
terbawa oleh pembuluh darah (blood vessel) ke hati, paru-paru, rongga perut,
ovarium, maupun ke organ lainnya (Alteri, et al, 2017).
Rujukan :
Alteri, R., Andrews, K., Barzi, A., et al. 2017. Colorecteral Cancer Facts &
Figure 2017-2019. Atlanta: American Cancer Society.
Anggraeni, N. & Abadi, A.M. 2018. Aplikasi Sistem Fuzzy Sugeno Orde Satu
Menggunakan Metode Dekomposisi Nilai Singular Untuk Diagnosis Kanker
Kolorektal. S1 thesis. Fakultas MIPA Univeristas Negeri Yogyakarta

.
3. Penyebab kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kanker kolorektal meningkat dikarenakan beberapa faktor risiko (Tim
Cancer Helps, 2010).
Rujukan :
Tim Cancer Helps. 2010. Stop Kanker: Panduan Deteksi Dini & Pengobatan
Menyeluruh Berbagai Jnis Kanker. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

4. Perawatan dan pengobatan kanker kolorektal tergantung pada ukuran, lokasi, dan
seberapa jauh penyebaran kanker. Penanganan umum berupa operasi
pengangkatan kanker, kemoterapi, dan terapi radiasi.
a. Bedah/operasi.
Pembedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima sebagai
penanganan kuratif untuk kanker kolorektal. Pembedahan kuratif harus
mengeksisi dengan batas yang luas dan maksimal tetapi juga harus tetap
mempertahankan fungsi dari kolon sebisanya (Sayuti & Nouva, 2019).
b. Radioterapi
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray
berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Pemilihan cara radiasi diberikan
tergantung pada tipe dan stadium dari kanker. Radiasi eksternal (external beam
therapy) merupakan penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat
diarahkan pada sel kanker. Radiasi internal (brachytherapy, implant radiation)
menggunakan radiasi yang diberikan ke dalam tubuh sedekat mungkin pada
sel kanker (Sayuti & Nouva, 2019).
c. Kemoterapi adjuvant
Kemoterapi sangat efektif digunakan bila tumor sangat sedikit dan berada
pada fase proliferasi (Sayuti & Nouva, 2019).
d. Obat
Secara khusus, ini termasuk tiga kelompok utama obat: antibodi monoklonal
terhadap EGFR (cetuximab dan panitumumab), antibodi monoklonal terhadap
VEGF-A (bevacizumab), dan protein fusi yang menargetkan beberapa faktor
pertumbuhan proangiogenik (misalnya, aflibercept) dan penghambat
multikinase berbasis molekul kecil (misalnya, regorafenib) (Kuipers, et al,
2015).
Rujukan :
Sayuti, M., & Nouva, N. 2019. KANKER KOLOREKTAL. AVERROUS, 5(2), 76
88.
Kuipers, E. J., Grady, W. M., Lieberman, D., Seufferlein, T., Sung, J. J., Boelens, P.
G., van de Velde, C. J., & Watanabe, T. 2015. Colorectal cancer. Nature
reviews. Disease primers, 1, 15065.

5. Kanker usus merupakan penyakit yang mematikan, bahkan di Amerika Serikat


penyakit ini menjadi penyebab utama kematian nomor tiga. Kanker usus terjadi
ketika ada pertumbuhan sel abnormal di usus besar, bagian akhir dari saluran
pencernaan. Tumbuh – tumbuhan yang dapat digunakan sebagi obat herbal kanker
kolorekteral adalah ginseng, bawang putih, manggis, sirsak, teh hijau. Obat alami
kanker usus ini berasal dari tanaman tanama alami berkhasiat yang dapat
mengahasilkan senyawa anti kanker dan anti peradangan yang sangat ampuh
menumpas kanker usus besar.

3. Kemukakanlah gagasan atau solusi dari pemecahan masalah dengan teori atau fakta
yang mendukung dalam bentuk laporan kegiatan diskusi kelompok dan individu serta
lengkapi dengan mindmap atau peta pikiran.
 Setelah memecahkan masalah yang ditentukan. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini.

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab munculnya penyakit kanker kolorektal?
Jawab :
Faktor yang memicu munculnya kanker kolorektal dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang
tidak dapat dimodifikasi berupa faktor usia dan faktor hereditas. Sedangkan, faktor
yang dapat dimodifikasi berupa faktor lingkungan, faktor diet, faktor obesitas,
merokok, dan alkohol (Khosama, 2015).
Rujukan :
Khosama, Y. (2015). Faktor risiko kanker kolorektal. Cermin
Dunia Kedokteran, 42(11), 829-832.

2. Jelaskan bagaimana proses penyakit diabetes dapat menjadi penyebab munculnya


kanker kolorektal?
Jawab :
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa diabetes melitus terkait erat dengan
insidensi kanker, khususnya kanker gastrointestinal (Lee et al, 2011; Chiu et al,
2013). Sebuah meta-analisis yang terdiri dari 15 studi dan melibatkan total lebih dari
2,5 juta orang pada keseluruhan penelitian tersebut, menunjukkan bahwa diabetes
berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal sebesar 30% (Larsson,
2005). Selain itu, diabetes juga secara signifikan berhubungan dengan peningkatan
mortalitas kanker kolorektal secara umum (HR 1,41; CI 95% 1,18–1,70).
Dewasa ini, hubungan antara diabetes dan kanker telah diakui secara luas, namun
mekanisme yang mendasarinya belum sepenuhnya dipahami meskipun telah
dilakukan beberapa studi secara intensif. Hubungan antara diabetes, terutama diabetes
tipe 2 dengan kanker ini dipercaya karena kedua penyakit tersebut memiliki beberapa
faktor risiko utama yang sama. Faktor risiko tersebut diantaranya proses penuaan,
jenis kelamin, obesitas, inaktifitas fisik, diet, alcohol dan merokok. Selain itu, pada
diabetes tipe 2, resistensi insulin dan hiperinsulinemia, baik hiperinsulinemia endogen
yang terkait dengan resistensi insulin maupun hyperinsulinemia eksogen yang
diinduksi oleh pemberian terapi insulin diduga merupakan faktor risiko yang
menyebabkan berkembangnya kanker (Smith et al, 2010; Giovannucci, 2010).
Rujukan :
Chiu CC, Huang CC, Chen YC, Chen TJ, Liang Y, Lin SJ, et al. 2013. Increased risk
of gastrointestinal malignancy in patient with diabetes mellitus and correlations
with anti-diabetes drug: a nationwide population-based study in Taiwan. Intern
Med.52(9):939–46. doi: 10.2169/internalmedicine.52.8276
Giovannucci E, Harlan DM, Archer MC, et al. 2010. Diabetes and cancer: a consensus
report. Diabetes Care. 2010;33(7):1674– 85. doi: 10.2337/dc10-0666.
Larsson SC, Orsini N, Wolk A. 2005. Diabetes mellitus and risk of colorectal cancer: a
meta-analysis. J Natl Cancer Inst ;97(22):1679–87. doi: 10.1093/jnci/dji375.
Lee MS, Hsu CC, Wahiqvist ML, Tsai CN, Chang YH. 2011. Type 2 diabetes
increases and metformin reduces total, colorectal, liver, and pancreatic cancer
incidences in taiwanese: a representative population prospective cohort study
of 800.000 individuals. BMC Cancer. 11:20–9. doi: 10.1186/1471-2407-11-
20.
Smith U, Gale EM. 2010. Cancer and diabetes: are we ready for prime time?.
Diabetologia. 2010;53(8):1541–4. doi: 10.1007/s00125-010-1815-8

3. Bagaimana cara mengatasi atau mencegah dari penyakit kanker kolorektal?


Jawab :
Pencegahan penyakit kanker kolorekteral dapat dilakukan dengan :
a. Diet
Pola makan yang tinggi serat, terutama dari buah-buahan dan sayuran,
menurunkan risiko kanker kolorektal. Serat telah diusulkan untuk
mengencerkan atau menyerap karsinogen tinja, memodulasi waktu transit
kolon, mengubah metabolisme asam empedu, menurunkan pH kolon, atau
meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek sehingga dapat menurunkan
risiko kanker usus besar yang lebih rendah hingga 50%.
Kalsium telah diusulkan untuk mengurangi risiko kanker kolorektal dengan
mengikat asam empedu sekunder beracun dan asam lemak terionisasi untuk
membentuk sabun yang tidak larut di dalam lumen usus besar, atau dengan
langsung mengurangi proliferasi, merangsang diferensiasi, dan menginduksi
apoptosis pada mukosa kolon.
Vitamin B merupakan komponen integral dari metabolisme satu karbon, yang
memengaruhi proses yang memengaruhi risiko kanker seperti sintesis,
perbaikan, dan metilasi DNA.
Beberapa mikronutrien makanan lainnya, termasuk selenium, beta karoten,
dan vitamin A, C, dan E diyakini memiliki efek anti karsinogenik,
berdasarkan sifat anti-oksidan atau antiinflamasi (Chan & Giovannucci, 2010).
b. Gaya hidup
Hubungan antara alkohol dan kanker telah menjadi kontroversi, tetapi
sebagian besar bukti menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang tinggi
meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Tembakau melepaskan berbagai senyawa karsinogenik, termasuk hidrokarbon
polinuklear aromatik, amina heterosiklik, nitrosamin, dan amina aromatik,
yang dapat mencapai mukosa kolorektal melalui sistem peredaran darah atau
menelan langsung. Penggunaan tembakau secara konsisten dikaitkan dengan
peningkatan risiko adenoma kolorektal.
Kelebihan berat badan (atau indeks massa tubuh [BMI]; kg / m2) dapat
meningkatan risiko kanker usus besar. Orang dengan diabetes melitus juga
terbukti memiliki peningkatan risiko kanker kolorektal (Chan & Giovannucci,
2010)
Rujukan :
Chan, A. T., & Giovannucci, E. L. 2010. Primary prevention of colorectal
cancer. Gastroenterology, 138(6), 2029-2043.

 Persentasikan hasil kelompok Anda dalam kegiatan diskusi kelas!

 Setelah proses diskusi kelas, lakukan refleksi dan perbaikan hasil pekerjaan
kelompok Anda kemudian dikumpulkan

Anda mungkin juga menyukai