Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN

KEPERAWATAN
GERONTIK PADA
LANSIA DENGAN
FRAKTUR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Gerontik
Kelompok 2 – ikp 4b

Aldi Ahmad Afandi Tita Sri Mulyani


1 (1910105485) (1910105528) 3
Eulis Ipa Yulia Yoga Wibawa
2 (1910105495)
(1910105538) 4
BAHASAN :
● Konsep lansia

● Konsep fraktur

● Terapi modalitas pada lansia dengan fraktur

● Terapi komplementer pada lansia dengan fraktur

● Jurnal penelitian mengenai fraktur

● Asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan


fraktur
1
Konsep Lansia
1. Definisi Lansia

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan2,


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri mengganti & mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi & memperbaiki kerusakan
yang diderita. (Constantinides, 1994 ).

Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental & sosial. Proses menua merupakan
proses yang alami bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
2. Perubahan - Perubahan Pada Lansia
1.Perubahan Fisik
( Sel, Sistem Persyarafan, Sistem Penglihatan, Sistem Pendengaran, Sistem
Cardiovaskuler, Sistem pengaturan temperatur tubuh, Sistem Respirasi, Sistem
Gastrointestinal, Sistem urinaria, Sistem Endokrin, Sistem Kulit, System
Muskuloskeletal ).
2. Perubahan Kognitif
( Memory ( Daya ingat , Ingatan ), IQ ( Intellegent Quotient ), Kemampuan Belajar
( Learning ), Kemampuan Pemahaman ( Comprehension ), Pemecahan Masalah
( Problem Solving ), Pengambilan Keputusan ( Decision Making ), Kebijaksanaan
( Wisdom ), Kinerja ( Performance ), Motivasi ).
3. Perubahan Psikososial
( Kesepian, Duka cita ( Bereavement ), Depresi, Gangguan cemas, Parafrenia, Sindroma
Diogenes ).
4.Perubahan spiritual
5.Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
6.Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
2
Konsep Fraktur
1. Definisi Fraktur

Menurut WHO, Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang


rawan baik bersifat total maupun sebagian.

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang , tulang rawan sendi ,


tulang rawan epifisis , baik yang bersifat total maupun parsial . Keadaan ini
akan mengganggu fungsi dari organ tulang sebagai penyanggah tubuh dan
dapat menyebabkan terjadinya disabilitas.
2. Etiologi

Penyebab patah tulang meliputi trauma, penggunaan berlebihan, dan


penyakit yang melemahkan tulang. Kelompok lansia berisiko lebih tinggi
untuk terjadinya fraktur oleh karena proses penuaan yang dialami yang
menyebabkan penurunan fungsi fisiologik tubuh , salah satunya ialah
penurunan kepadatan dan kualitas tulang .

Selain itu , kelompok lansia memiliki risiko jatuh yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok usia lainnya , yang meningkatkan risiko terjadinya
fraktur.
Faktor risiko dari dislokasi dan fraktur tulang belakang diantaranya
adalah jenis kelamin, usia yang semakin tua, pengguna alkohol,
pengendara kendaraan bermotor, dan atlet.
3. Tanda & Gejala

- Bunyi kertak ketika cedera terjadi.


- Bengkak, kemerahan, dan memar di area yang terluka.
- Kesulitan menopang berat badan dengan area luka.
- Kelainan bentuk terlihat di area cedera.
- Angulation (area yang terkena mungkin tertekuk pada sudut yang tidak biasa).
- Jika fraktur terbuka, mungkin ada perdarahan
- Terlihat pucat.
- Perasaan sakit dan mual.
3
Terapi Modalitas
Pada Lansia Dengan
Fraktur
- Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia
yang bertujuan meningkatkan kesehatan, meningkatkan produktivitas lansia , dan meningkatkan
interaksi sosial antar lansia. -

1.Kompres Dingin (Cold Pack)


Kompres dingin merupakan salah satu tindakan keperawatan dan banyak digunakan untuk
menurunkan nyeri. Sensasi dingin yang dirasakan memberikan efek fisiologis yang dapat
menurunkan respon inflamasi, menurunkan alirah darah, mampu menurunkan edema serta
mengurangi rasa nyeri local. Secara fisiologis, 10-15 menit setelah diberikan kompres dingin
terjadi proses vasokonstriksi dari efek releks otot polos yang dapat timbul akibat stimulasi system
saraf otonom serta mampu menstimulasi pengeluaran hormone endorphine.

2. Relaksasi Nafas Dalam


Relaksasi nafas dalam dapat memberikan perubahaan yang dirasakan pada oleh tubuh secara
fisiologis yang bersifat emosional serta sensorik. Relaksasi nafas dalam merupakan salah satu
terapi non farmakologi yang mmberikan efek relaksasi yang dapat menurunkan skala nyeri dengan
merangsang susunan saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang guna untuk
memproduksi pengeluaran hormone edorphine yang membantu untuk menurunkan skala nyeri
yang dirasakan oleh individu.
3. Range of Motion (ROM)
ROM merupakan upaya pengobatan yang penatalaksanaannya menggunakan latihan gerak baik
secara aktif maupun secara pasif. ROM diberikan untuk mengatasi gangguan ungsi gerak,
mecegah komplikasi, mengurangi nyeri dan edema dan melatih aktivitas akibat operasi. Rom
diberikan pada bagian yang mudah kontraski dan relaksasi sehingga pasien yang telah menjalani
operasi fraktur tidak mengalami kekakuan otot. (Hendrik, 2012)

4. Distraksi pendengaran
Distraksi pendengaran merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi nyeri pada fraktur,
individu yang mengalami kesakitan akan merasa rileks saat mendengarkan musik atau
sejenisnya. pelepasan opioid endogen, atau disasosiasi. Musik atau sejenisnya memberikan efek
distraksi dan sisasosiasi opiat endogen di beberapa fosi didalam otak, termasuk hipotalamus dan
sistem limbic. Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri
atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Jenis musik yang efektif dalam mengatasi
nyeri adalah musik klasik karena musik klasik memiliki tempo yang berkisar antara 60-80 beats
per menit setara dengan detak jantung manusia. Musik klasik bermanfaat untuk membuat
seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan
sedih (Ani & Diah, 2016).
4
Terapi Komplementer
Pada Lansia Dengan
Fraktur
- Terapi Komplementer, bisa juga disebut terapi komplementer alternatif yang artinya jenis
pengobatan non farmakologis atau pengobatan penunjang yang dilakukan bersamaan dengan
terapi farmakologis ( Teknik Tradisional ). -

1. Biologi based practice (meliputi herbal , vitamin serta suplemen lain)


- Tanaman Herbal :
1). Herba Cakar Ayam

Tanaman cakar ayam yang juga dikenal dengan nama latin Selaginella doederleinii ini dikenal
memiliki manfaat meredakan pembengkakan. Pembengkakan merupakan keluhan yang paling
lazim muncul pada pasien dengan kasus cedera tulang, termasuk patah tulang. Biasanya karena
terjadi pengendapan darah dan inflamasi pada area cedera.
2). Daun Gandarusa
 

Justicia gendarussa, memiliki kandungan senyawa yang baik untuk mengatasi inflamasi pada
tulang dan otot. Penggunaan ekstraksi gandarusa sebagai kompress pada area cedera tulang
akan membantu mempercepat proses pengikatan kalsium dan mineralisasi pada tulang pada
proses penyembuhan.

3). Tanaman Patah Tulang

Tanaman dengan nama latin Euphorbia tirucalli, ini baik sebagai analgesik, anti inflamasi, anti
pembengkakan, pelancar sirkulasi darah, anti infeksi dan efektif membantu proses pemulihan
jaringan dan mineralisasi pada tulang yang cedera.
- Vitamin & Nutrisi :

1. Kalsium : Sumber kalsium dari susu dan beragam produk turunannya, seperti yogurt dan
keju. juga bisa menemukan kalsium di dalam tuna, brokoli dan beberapa kacang-kacangan,
seperti kacang almond.
2. Vitamin D : Sumber vitamin D seperti ikan salmon, ikan tuna, ikan sarden, jus jeruk, susu,
kuning telur, dan sereal.
3. Zat besi : Sumber zat besi dari beberapa makanan seperti, daging merah, telur, sayuran
berdaun hijau, roti gandum, dan sereal.
4. Kalium : Sumber potasium antara lain, Pisang, jus jeruk, kentang, kacang-kacangan, biji-
bijian, ikan, daging, dan susu.
5. Vitamin C : Sumber vitamin C yaitu, jeruk, buah kiwi, beri, tomat, paprika, kentang, dan
sayuran hijau.
6. Protein : Sumber protein seperti, daging, ikan, susu, keju, yogurt, kacang-kacangan, dan
sereal.
7. Vitamin K : Sumber Vitamin K dari sayuran-sayuran hijau, seperti brokoli dan bayam. Selain
dari sayuran, vitamin K juga terdapat pada buah-buahan seperti, kiwi, alpukat, dan delima.
2. Mind - body techniques (meliputi meditasi)

1. Yoga
Yoga merupakan salah satu ajaran falsafah Hindu di India yang telah ada sejak 5000 tahun yang
lalu. Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti penyatuan fisik , mental , spiritual
dengan alam serta Sang Pencipta . Yoga memfokuskan pada aktifitas meditasi dari individu
dengan memusatkan pikiran untuk mengontrol panca indera serta tubuh secara keseluruhan .
2.Chiropractic
Chiropractic merupakan salah satu pengobatan komplementer yang fokus pengobatan, serta
pencegahan sistem neuromuskuletal . Chiropractic didirikan oleh Daniel David Palmer pada
tahun 1895 di Davenport , lowa Amerika Serikat . Metode dan Teknik Chiropractic Dalam proses
diagnosis , Chiropractic menggunakan metode imaging skeletal , mengobservasi , palpasi , serta
melakukan penilaian orthopedik dan neurologika.
3.Aromaterapi
Salah satu terapi komplementer untuk mengurangi kecemasan akibat fraktur yaitu aromaterapi.
Aromaterapi dapat diberikan melalui beberapa cara yaitu melalui inhalasi, topikal,
tergantung kondisi dan effek yang diinginkan (Snyder,2016). Salah satu tumbuhan yang
memiliki fungsi sebagai aromaterapi adalah bunga mawar. Bunga mawar mengandung
vitamin C, A, B1,B2, B3, dan K, asam sitrat, asam malat, tannis, pektin, flavonoid, dan
karotenoid.
3. Manipulative and body - based practive (meliputi pijat, refleksi)

1. Pijat Refleksi ( Reflexology )


Reflexology adalah cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks ( zona ) di
kaki , tangan , dan telinga yang ada hubungannya dengan berbagai organ tubuh. Reflexology
merupakan salah satu terapi komplementer dengan cara memberikan suatu sentuhan pijatan
atau rangsangan pada kaki dan atau tangan yang dapat membantu menyembuhkan penyakit
serta memberikan kebugaran pada tubuh .

4. Ancient medical systems (meliputi obat tradisional Cina, Ayuverda, akupuntur)

1. Akupuntur
Akupuntur mempunyai arti memasukkan jarum ke dalam tubuh melalui titik - titik khusus secara
anatomis . Akupuntur merupakan pengobatan tradisional yang berasal dari Cina dan telah ada
sejak sekitar 2000 tahun yang lalu. Saat seseorang mengalami fraktur atau patah tulang,
biasanya dibutuhkan sebuah terapi untuk memulihkan kondisi tersebut. Salah satu terapi yang
biasa dilakukan untuk masalah ini adalah fisioterapi atau akupuntur.
5
Jurnal Penelitian
Mengenai Fraktur
1. Pengaruh Terapi Dingin Cryotherapy Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Fraktur Ekstremitas Tertutup
Lenni Sastra, Lola Despitasari
S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA
(KOrespondensi : lenni_sastra@yahoo.com)

Hasil :
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh terapi dingin cryotherapy terhadap penurunan
nyeri pasien dengan fraktur tertutup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi efek dari
terapi dingin cryotherapy pada penurunan nyeri pasien dengan fraktur ektremitas tertutup.

Penggunaan es (ice pack) dan air es dalam pengobatan cedera dan modalitas pengobatan yang
umum digunakan dalam pengelolaan cedera (Bleakley et al, 2007). Secara fisiologis es
mengurangi aktivitas metabolisme dalam jaringan sehingga mencegah kerusakan jaringan
sekunder dan mengurangi nyeri ke sistem saraf pusat (Aroyah, 2012). Cryotherapy telah
direkomendasikansebagai pengobatan awal untuk regangan otot selama lebih dari 30 tahun
(Cristhoper et al, 2008) untuk fase inflamasi akut setelah terjadi cedera dan cryotherapy
diperkirakan dapat mengurangi edema formasi melalui induksi vasokonstriksi, dan mengurangi
sekunder kerusakan hipoksia dengan menurunkan metabolisme jaringan yang terluka.
2.Terapi Non Farmakologi dalam Penanganan Diagnosis Nyeri Akut pada Fraktur
Risnah, Risnawati, Maria Ulfah Azhar, Muhammad Irwan
Prodi Keperawatan FKIK UIN Alauddin Makassar
Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat
Email : Risnah@uin-alauddin.ac.id
 
Hasil :
Hasil yang didapatkan, terdapat beberapa cara yang efektif digunakan untuk mengatasi fraktur,
yaitu Distraksi pendengaran merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi nyeri pada fraktur,
individu yang mengalami kesakitan akan merasa rileks saat mendengarkan musik klasik. Musik
atau sejenisnya memberikan efek distraksi. Kedua, Relaksasi nafas dalam, dapat memberikan
perubahaan yang dirasakan pada oleh tubuh secara fisiologis yang bersifat emosional serta
sensorik dengan memberikan efek relaksasi yang dapat menurunkan skala nyeri.

Ketiga, Kompres Dingin (Cold Pack), Kompres dingin merupakan salah satu tindakan
keperawatan dan banyak digunakan untuk menurunkan nyeri. Sensasi dingin yang dirasakan
memberikan efek fisiologis yang dapat menurunkan respon inflamasi dan mengurangi rasa nyeri.
Dan ROM, yang merupakan upaya pengobatan yang penatalaksanaannya menggunakan latihan
gerak baik secara aktif maupun secara pasif. ROM diberikan untuk mengatasi gangguan ungsi
gerak, mecegah komplikasi, mengurangi nyeri dan edema dan melatih aktivitas akibat operasi.
6
Konsep Asuhan
Keperawatan
Gerontik Pada Lansia
Dengan Fraktur
A.Pengkajian Keperawatan

a.Data Subjektif
1)Anamnesa
a)Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b)Keluhan Utama
c)Riwayat Penyakit Sekarang
d)Riwayat Penyakit Dahulu
e)Riwayat Penyakit Keluarga
2)Pola-pola Fungsi Kesehatan
a)Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
b)Pola Nutrisi dan Metabolisme
c)Pola Eliminasi
d)Pola Tidur dan Istirahat
e)Pola Aktivitas
f)Pola Hubungan dan Peran
g)Pola Persepsi dan Konsep Diri
h)Pola Sensori dan Kognitif
i)Pola Reproduksi Seksual
j)Pola Penanggulangan Stress
k)Pola Tata Nilai dan Keyakinan
1. Pengkajian Instrumen geriatric
a. Fungsi Bartel
No Jenis ADL Kategori Skor
1 0= tidak ada  
Makan (feeding)
1= perlu bantuan untuk memotong dll
2 = mandiri

2 Mandi 0= tergantung orang lain  


1= mandiri
(Bathing)
3 0= tergantung  
Perawatan diri
(Grooming) 1= sebagian dibantu

2= mandiri
4 0= tergantung  
Berpakaian (Dressing)
1= sebagian dibantu

2= mandiri
5 Buang air kecil (Bowel) 0= tidak bisa mengontrol (perlu dikateter  
dan tidak dapat mengatur)
1= BAK kadang-kadang (sekali/24jam)
2= terkontrol penuh (lebih dari 7
hari)
6 Buang air besar 0= inkontinensia (perlu enema)  
  (Bladder) 1= kadang inkontinensia (sekali  
seminggu) Interpretasi hasil:
2= terkontrol penuh 20 : mandiri
7 Penggunaan toilet 0= tergantung bantuan orang lain   12-19 ketergantungan
ringan9-11 :
1= perlu bantuan tetapi dapat
melakukan sesuatu sendiri ketergantungan sedang
5-8 : ketergantungan
2= mandiri berat
8 Berpindah 0= tidak dapat   0-4: ketergantungan
1= butuh bantuan (2 orang)
2= dapat duduk dengan sedikit
3= mandiri
9 mobilitas 0= tidak bergerak/tidak mampu  
1= mandiri dengan kursi

2= berjalan dengan bantuan


3= mandiri
10 Naik turun tangga 0= tidak mampu  

1= perlu bantuan

2= mandiri
a. Short portable mental status questionnaire (SPMSQ)

Benar salah No Pertanyaan


Interpretasi
    1 Tanggal berapa hari ini? Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
    2 Hari apa sekarang? Salah 4-5:
    3 Apa nama tempat ini? fungsi
intelektual
    4 Di mana alamat Anda?
kerusakan
    5 Berapa alamat Anda? ringan Salah 6-
    6 Kapan anda lahir? 8 fungsi
    7 Siapa presiden Indonesia? intelektual
sedang
    8 Siapa presiden
9-10: fungsi intelektual kerusakan berat
Indonesia
sebelumnya?
    9 Siapa nama ibu Anda?
    10 Kurangi 3 dari 20 dan
tetap pengurangan dari
setiap angka baru, semua
secara menurun
Jumlah  
        kemudian ditanyakan kepada klien
menjawab
c. Minimental State Exam (MMSE) -kursi, meja, kertas
3 Perhatian dan 5   Meminta klien menghitung mulai dari 100,
no Aspek Nilai Nilai Kriteria kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat

kognitif maksim klien 1. 100,93,...


al 4 Mengingat 3   Meminta klien menyebutkannya
objek pada poin 2:Kursi,Meja, Kertas
1 Orientasi 5   Menyebutkan dengan
benar
- Tahun     Menanyakan kepada klien tentang benda
5 Bahasa
- musim (sambil menunjuk benda tersebut)
-tanggal - Jendela
- hari
- jam dinding meminta
- bulan
2 Orientasi 5   Dimana sekarang kita klienuntuk
  registrasi 3 berada? mengulangi kata berikut “tak ada jika,
dan, atau, tetapi”
      -Negara
klien menjawab – dan, atau, tetapi
      - provinsi
meminta klien untuk mengkiuti perintah
      - kabupaten berikut yang terdiri dari 3 langkah

      Sebutkan tiga nama ambil bolpoint ditangan anda, ambil kertas,


objek menulis saya mau tdur
      (kursi meja kertas)      
total 30
c. Pengkajian Risiko Jatuh

No Risiko Skala Hasil


1 Gangguan gaya berjalan (diseret, 4  
menghentak, berayun)
2 Pusing atau pingsan pada posisi 3  
tegak
3 Keebingungan setiap saat (Contoh pada pasien yang mengalami 3  
demensia)
4 Nokturia/inkontinen 3  
5 Kebingungan intermiten (contoh 2  
pasien yang mengalami delirium/Acute Confusional state)
6 Kelemahan umum 2  
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative, 2  
antipsikotik,, laktasif, vasodilator,antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan 2  
terkahir
9 Osteoporosis 1  
10 Gangguan pendengaran dan/atau 1  
penglihatan
11 Usia 70 tahun keatas 1  
     
e.Pengkajian Depresi (GDS)

no Pertanyaan     Skor
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? Ya Tidak  
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak Ya Tidak  
kegiatan dan minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? Ya Tidak  
4 Apakah anda sring merasa bosan? Ya Tidak  
5 Apakah anda mempunyai semangat baik pada setiap saat? Ya Tidak  
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? Ya Tidak  
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup anda? Ya Tidak  
8 Apakah anda tidak merasa tidak berdaya? Ya Tidak  
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan mengerjakan Ya Tidak  
sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak Ya Tidak  
masalah dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? Ya Tidak  
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat kini? Ya Tidak  
13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya Tidak  
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Ya Tidak  
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaan dari anda? Ya Tidak  
  Total    
SKOR
B.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan post op fraktur meliputi :

a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat

traksi/immobilisasi, stress, ansietas

b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan

gangguan pola tidur

c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan

sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan

nekrotik.
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan

aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.

e) Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur

penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.

f) Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterb1atasan kognitif,

kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.


C.Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Nyeri akut berhubungan Tujuan : nyeri dapat 1. Lakukan pendekatan pada

dengan agen injury fisik berkurang atau hilang. klien dan keluarga

Kriteria Hasil : 2. Kaji tingkat intensitas dan

 Nyeri berkurang atau frekwensi nyeri


3. Ajarkan klien teknik nafas
hilang dalam
 Klien tampak tenang.

4. Observasi tanda-tanda

vital.

5. Kompres dingin

6. Memakai aromaterapi.
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan 1. Rencanakan periode

berhubungan dengan keperawatan Pasien istirahat yang cukup.

kelemahan memiliki cukup energi


2. Berikan latihan aktivitas
untuk beraktivitas.
Kriteria hasil : secara bertahap.
  3. Bantu pasien pijat refleksi.
 perilaku menampakan memenuhi kebutuhan
kemampuan untuk sesuai kebutuhan..
memenuhi kebutuhan 4. Setelah latihan dan aktivitas
kaji respons pasien.
diri.
  5. Ajarkan yoga/ relaksasi.
Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kulit dan identifikasi

berhubungan dengan trauma keperawatan Mencapai pada tahap perkembangan

penyembuhan luka pada luka.


2. Kaji lokasi, ukuran, warna,
waktu yang sesuai. 3. Pantau peningkatan suhu
Kriteria Hasil : tubuh.
 tidak ada tanda 4. Berikan perawatan luka
   
tanda infeksi seperti pus. dengan tehnik aseptik.
- Luka bersih
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kebutuhan akan pelayanan

berhubungan dengan nyeri, keperawatan Tujuan : pasien kesehatan dan kebutuhan akan

kelemahan akan menunjukkan tingkat peralatan.

mobilitas optimal. 2. Tentukan tingkat motivasi


Kriteria hasil :
pasien dalam melakukan
 penampilan yang aktivitas.

seimbang. 3. Ajarkan dan pantau pasien

 melakukan dalam hal penggunaan alat

pergerakkan dan bantu.


perpindahan. 4. Ajarkan dan dukung pasien
 mempertahankan dalam latihan ROM aktif dan
mobilitas optimal pasif.
yang dapat di 5. Kolaborasi dengan ahli terapi
toleransi.
fisik atau okupasi.
 
1. Pantau tanda-tanda vital.
Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan  

dengan tidak adekuatnya keperawatan Tujuan : infeksi 2. Lakukan perawatan luka

pertahanan tubuh primer, tidak terjadi / terkontrol. dengan teknik aseptik.


Kriteria hasil : 3. Lakukan perawatan
procedure  
invasif  tidak ada tanda-tanda
terhadap prosedur inpasif
infeksi seperti pus.
seperti infus, kateter,
 luka bersih tidak
drainase luka, dll.
lembab dan tidak
4. Jika ditemukan tanda infeksi
kotor.
Tanda-tanda vital dalam batas kolaborasi untuk pemeriksaan
normal atau dapat ditoleransi.
darah, seperti Hb dan leukosit.
Kolaborasi untuk pemberian
antibiotik.
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien

tentang penyakit keperawatan Tujuan : pasien dan keluarga tentang

berhubungan dengan mengutarakan pemahaman penyakitnya.


2. Berikan penjelasan pada
kurang terpaparnya tentang kondisi, efek prosedur  
informasi tentang penyakit klien tentang penyakitnya dan
dan proses pengobatan. Kriteria kondisinya sekarang.
 
Hasil :
3. Anjurkan klien dan
 melakukan prosedur yang
keluarga untuk
diperlukan dan
memperhatikan diet
menjelaskan alasan dari
makanan nya..
suatu tindakan. Minta klien dan keluarga
mengulangi kembali tentang materi
 memulai perubahan gaya
yang telah diberikan.
hidup yang baik.
D.Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan
teknis keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi,
penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan lingkungan, implementasi pesan
tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan klien.

E.Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
REFERENSI

- Devina, Desriyati, Firnalis. (2021, oktober). Asuhan keperawatan gerontik pada pasien
fraktur. Gorontalo.
- Lenni Sastra, L. D. (2018). Pengaruh Terapi Dingin Cryotherapy Terhadap Penurunan Nyeri
pada Fraktur ekstremitas tertutup. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 2.
- Pittara, D. (2022, April 12). Patah Tulang. Retrieved from Alodokter:
https://www.alodokter.com/patah-tulang
- Risnah, Risnawati HR, Maria Ulfah A, Muhammad Irwan. (2019). Terapi non farmakologi
dalam penanganan diagnosis nyeri akut pada Fraktur : Systematic Review. Journal If Islamic
Nursing, 4.
- Tias, A. S. (2020). Asuhan keperawatan lansia dengan fraktur. Musi.
“Great things are not done by
one person. They are done by a
team of peple.”
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai