Anda di halaman 1dari 16

PENATALAKSANAAN MASALAH KESEHATAN pada lansia

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KLIEN GERIATRI


Multipatologi
♦ Lebih dari satu penyakit
♦ Polifarmasi
♦ Penyakit degeneratif, kronik

TEORI PROSES MENUA


Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
Sel yang sudah lama terpakai akan rusak
Akumulasi produk sisa akan mengganggu fungsi sel

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA


Perubahan Fisik : sel jumlahnya lebih sedikit, ukurannya lebih besar,
cairan intrasel berkurang
Perubahan mental : Terjadi perubahan berpikir abstrak; Memory
kejadian jangka pendek
Perubahan psichososial
Masalah Kesehatan Lanjut Usia
(Riskesdas 2013)
Masalah Kesehatan akibat Proses Menua antara lain :
Penyakit kronis (Penyakit Jantung, Penyakit Paru, Hipertensi, DM)
Penyakit menular (Pnemonia, Influenza)
Gangguan/ Keterbatasan mobilitas (Nyeri sendi)
Nyeri
Depresi, Bingung (Confusion)
Kerusakan Kulit
Kesulitan BAB (Konstipasi)
Buang air kecil / beser (Incontinensia Urine)
Kehilangan / Penurunan Rasa/ Sensori
Mengasingkan diri (Isolasi sosial)
Penyalahgunaan obat (Drug Abuse, Alkohol)

KONSEP PENGELOLAAN PASIEN GERIATRI


Pengkajian Paripurna dan Terpadu
- Paripurna : aspek fisik ( termasuk fungsional ), psikologik dan
social
- Terpadu : diantara dokter, perawat dan petugas non medik
Pendekatan interdisiplin -> Kolaborasi multidisiplin

Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri


Diperlukan pemahanan mendalam tentang sistem pendekatan
INTERDISIPLIN
Jenis dan jumlah anggota Tim tergantung keperluan dan sumber daya
manusia yang ada
PENDEKATAN INTERDISIPLIN
Masing – masing tenaga medik dan non medik mempunyai pengetahuan
yang sama mengenai konsep dasar ilmu geriatri
Sesuai dengan kompetensi akan memberikan pelayanan yang optimal
Kerjasama  diskusi kasus bermasalah

Komponen P3G (pengkajian paripuna pasien geriatric) (pasien)


Pengkajian masalah medik dan fisik (diagnosis medik)
Pengkajian status fungsional (diagnosis fungsional)
Pengkajian status mental kognitif dan emosi
Pengkajian status nutrisi
Pengkajian kondisi sosial
Sindrom = kumpulan gejala
Banyak dialami oleh klien geriatri
Berkaitan dengan proses menua dan multipatologi
Tidak hanya berkaitan dengan masalah fisik organobiologik tapi juga
psikologik dan sosial ekonomi
Kumpulan gejala dan atau tanda klinis, dari satu atau lebih penyakit,
yang sering dijumpai pada klien geriatri.
Jenis Sindrom Geriatri; (14-I)
- Immobility (imobilitas)
- Instability (instabilitas)
- Incontinence (inkontinensia urine dan alvi)
- Intelectual impairment (ggn. fungsi intelektual dan kognitif,
seperti demensia)
- Infection (infeksi)
- Impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan &
pendengaran)
- Iritable colon (iritasi usus besar  perdarahan saluran cerna atau
diare)
- Isolation (isolasi diri  depresi)
- Inanition (malnutrisi)
- Impecunity (kemiskinan atau finansial yang berkurang)
- Iatrogenesis (misalnya polifarmasi)
- Insomnia (gangguan tidur)
- Immune deficiency (defisiensi sistem imun)
- Impotence (disfungsi ereksi)

Masalah Kesehatan akibat Proses Menua antara lain :


Penyakit kronis (Penyakit Jantung, Penyakit Paru, Hipertensi, DM)
Penyakit menular (Pnemonia, Influenza)
Gangguan/ Keterbatasan mobilitas (Nyeri sendi)
Nyeri
Depresi, Bingung (Confusion)
Kerusakan Kulit
Kesulitan BAB (Konstipasi)
Buang air kecil / beser (Incontinensia Urine)
Kehilangan / Penurunan Rasa/ Sensori
Mengasingkan diri (Isolasi sosial)
Penyalahgunaan obat (Drug Abuse, Alkohol)

Upaya Kesehatan Lansia


(Promosi, Prevensi, Dx dini) Fisik
- Senam usia lanjut; Jalan pagi
- Informasi kesehatan gigi dan mulut tiap 3 bulan
- Pemeriksaan gigi dan mulut tiap 6 bulan
- Melakukan pemeriksaan jasmani tiap tiga bulan
- Memantau TD dan urin lengkap tiap bulan, GD, Hb, ureum,
kreatinin, lipid, asam urat tiap 3 bulan

Komponen Kebugaran Jasmani yang Penting bagi Lansia


Fleksibilitas
Daya Tahan Jantung Paru
Kekuatan dan daya tahan otot
Keseimbangan
Kaidah dan Tahapan
Latihan Fisik bagi Lansia
Latihan dilakukan secara bertahap (Fase Pemanasan 10-15 mnt –Inti 20-
60 mnt –Pendinginan (5 – 10 mnt) melalui pemeriksaan kesehatan.
Dilakukan dimana saja dengan memperhatikan lingkungan yang sehat,
aman, nyaman, bebas polusi, tidak rawan cidera
Dilakukan sesuai dengan kondisi fisik lansia
Latihan fisik dilakukan teratur = 3-5 x/mgg dan terprogram

Jenis Latihan Fisik yang tidak dianjurkan bagi Usia Lanjut


Melakukan latihan fisik > 60 menit latihan inti
Gerakan menahan napas
Gerakan tubuh memantul dan melompat
Latihan beban dgn beban dari luar
Latihan fisik yg mengganggu keseimbangan
Gerakan hiperekstensi leher
Olah raga pertandingan/ Kompetisi
Upaya Kesehatan Lansia (Promosi, Prevensi, Dx dini)
Psiko-kognitif
- Latihan memori (teka teki silang, halma, kartu, dll)
- Sosialisasi sesama usia lanjut sebulan sekali
- Merencanakan dan memasak bersama seminggu sekali
- Kegiatan Karang Werdha
Fungsional (Promosi, Prevensi, Dx Dini)
Pertahankan aktivitas fisik & sosial semaksimal mungkin
Senam dan latihan jasmani sesuai rehabilitasi medik
Pemeriksaan status fungsional berkala, Skor ADL tiap bulan
Sosialisasi sesama usila, Karang Werdha
Penyuluhan keluarga tentang demensia, depresi, penyakit Parkinson
Penyuluhan tentang faktor risiko isolasi sosial

Nutrisi (Promosi, Prevensi, Dx Dini)


Edukasi, informasi tentang makanan sehat
Tetap makan makanan pokok tiga kali sehari
Makanan kudapan (snack)
- Pukul 10.00 pagi, dengan minuman ringan
- Pukul 16.00, dengan minuman ringan
- Dapat digantikan dengan minuman suplemen

Nutrisi (Promosi, Prevensi, Dx Dini)


Kurangi gula Murni.
Garam dapur: 4 gram (1 sendok teh) / hari
Sayur berwarna, buah berwarna
Ada pengecualian:batasi :
- jumlah air  CHF, CRF  RS
- buah segar  CRF  RS
Nutrisi (Promosi, Prevensi, Dx Dini)
Kurangi lemak jenuh
- Kulit ayam
- Lemak daging merah
- Makanan Gorengan
- Makanan ringan yang dibeli (‘cemilan’)

BEBERAPA HAL YG. PERLU PERHATIAN


1. Faktor risiko kecelakaan lansia
- Aktifitas lansia sehari-hari (level fungsional)
- Kondisi kognitif dan Emosi (Memory, Depresi)
- Temuan Klinis (Riwayat Kesehatan)
- Inkontinensia
- Penggunaan obat-obatan
- Fungsi mata, telinga, serta kondisi lingkungan
- Penurunan fungsi neurologis (keseimbangan)
- Riwayat dan aktifitas sosial (Drug, Menyetir)

2. Indikator Neglect pada Lansia :


- Higiene jelek
- Tanda decubitus
- Dehidrasi
- Integritas kulit jelek
- Kontraktur / Kaku sendi
- Malnutrisi

3. Bahaya Kurang Gerak (Imobilitas) :


- Kerusakan kulit
- Gangguan otot dan tulang (Muskuloskeletal) : Kelemahan Otot,
osteoporosis, nyeri sendi, nyeri punggung
- Kardiovaskuler : Peningkatan workload jantung, hipotensi
orthostatik, pembentukan trombus, edema perifer
- Ginjal : Batu ginjal, kesulitan kencing
- Gastrointestinal : Konstipasi, Pengerasan faeces
- Psichologis : Depresi, Jenuh

4.Keadaan yang menyebabkan status gizi jelek:


- Penyakit
- Pola makan jelek
- Gigi ompong / gangguan gigi mulut
- Kesulitan ekonomi
- Penurunan kontak social
- Pengobatan ganda (Multiple medicine)
- Memerlukan bantuan perawatan diri
- Usia lansia di atas 80 tahun
5. Ciri Usia Lanjut Sehat Jiwa
- Mampu mengambil keputusan dan mengatur kehidupannya sendiri
- Memiliki tingkat kepuasan hidup yang relatif tinggi (merasa
bermakna)
- Mampu menerima kegagalan yang dialaminya
- Memiliki integritas pribadi yang baik
- Mampu mempertahankan dukungan sosial yang bermakna
- Mempunyai kebiasaan dan gaya hidup sehat
- Tidak bergantung pada orang lain

CARA MEMPERTAHANKAN KEMAMPUAN AKTIFITAS


LANSIA
• Exercise / olahraga bagi lansia  sebagai individu/ kelompok
 Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang membutuhkan energi;
seperti berjalan, mencuci, menyapu dan sebagainya.
 Olah raga adalah aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur,
melibatkan gerakan tubuh berulang yang bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani
 Latihan senam aerobik adalah olah raga yang membuat jantung
dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan oksigen. Contoh: berjalan, berenang, bersepeda atau
senam  dilakukan minimal 30 menit dengan intensitas sedang
dilakukan 5 kali dalam seminggu; 20 menit dengan intensitas
tinggi dilakukan 3 kali dalam seminggu; kombinasi 20 menit
intensitas tinggi dalam 2 hari.
 Latihan penguatan otot adalah aktifitas yang memperkuat dan
menyokong otot dan jaringan ikat. Latihan dirancang supaya otot
mampu membentuk kekuatan untuk menggerakkan dan menahan
beban seperti aktivitas yang melawan gravitasi (gerakan berdiri
dari kursi, ditahan beberapa detik dan dilakukan berulang-ulang).
Penguatan otot dilakukan 2 hari dalam seminggu dengan istirahat
untuk masing-masing sesi & untuk masing-masing kekuatan otot.
 Fleksibilitas dan latihan keseimbangan adalah aktifitas untuk
membantu mempertahankan rentang gerak sendi (ROM) yang
diperlukan untuk melakukan aktifitas fisik secara teratur

Manfaat olah raga :


 Meningkatkan kekuatan jantung sehingga sirkulasi darah
meningkat,
 Menurunkan tekanan darah,
 Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi,
 Memperkuat sistem imunitas,
 Meningkatkan endorphin  perasaan tenang & semangat hidup
meningkat,
 Mencegah obesitas,
 Mengurangi kecemasan dan depresi,
 Kepercayaan diri lebih tinggi,
 Menurunkan risiko penyakit DM, hipertensi, jantung,
 Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur,
 Mengurangi konstipasi,
 Meningkatkan kekuatan tulang, otot dan fleksibilitas.

LATIHAN KOGNITIF
 Latihan kemampuan sosial meliputi; melontarkan pertanyaan,
memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari
kritik diri atau orang lain
 Aversion therapy: terapi ini menolong menurunkan frekuensi
perilaku yang tidak diinginkan. Terapi ini memberikan stimulasi
yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku
maladaptif dilakukan klien.
 Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan
terapis tentang definisi perilaku yang akan dirubah atau
konsekuensi terhadap perilaku jika dilakukan. Meliputi
konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negatif untuk perilaku yang tidak diinginkan.
Terapi Aktifitas Kelompok
 Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang
dilakukan dlm. kelompok untuk bersama-sama berdiskusi satu
sama lain yg dipimpin atau diarahkan o/ seorang terapis.
 Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
 Mengembangkan stimulasi persepsi,
 Mengembangkan stimulasi sensoris,
 Mengembangkan orientasi realitas,
 Mengembangkan sosialisasi.

Jenis Terapi Aktivitas Kelompok pd. Lansia Stimulasi Sensori


(Musik)
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, kualitas dari
musik yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi untuk pengungkapan
perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang dimiliki.
Lansia dilatih mendengarkan musik terutama musik yang disenangi.

Jenis Terapi Aktivitas Kelompok pd. Lansia Stimulasi Persepsi


 Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau
stimulus yang pernah dialami. Proses ini diharapkan dapat
mengembangkan respon lansia terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan & menjadi adaptif.
 Stimulus yang disediakan: seperti membaca majalah, menonton
acara televisi.
 Stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi lansia yang mal adaptif atau destruktif, misalnya
kemarahan dan kebencian.

Orientasi Realitas
 Lansia diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien,
yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang
yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang mempunyai
hubungan dengan klien.
 Orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana ke depan.
 Orientasi orang, tempat, benda dan kondisi nyata yang ada
disekitar klien.

Sosialisasi
 Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien.
 Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal
(satu per satu), kelompok, dan massa.
 Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok
Pentahapan Terapi Aktivitas Kelompok
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi pemimpin, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok
tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber-sumber yang diperlukan kelompok (biaya dan
keuangan jika memungkinkan, proyektor dan lain-lain).
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi, yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.

Pentahapan Terapi Aktivitas Kelompok


> Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system sosial masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontak dengan anggota.
> Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, apa peran
anggota, tugasnya & akan terjadi saling ketergantungan.
Pentahapan Terapi Aktivitas Kelompok
1. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
nengatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah
dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati,
kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistik,
mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, & penyelesaian masalah yang kreatif.
2. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

Anda mungkin juga menyukai