Anda di halaman 1dari 24

HAMBATAN MOBILISASI PADA

LANSIA
Ns. Ali Mustofa, MM
PENDAHULUAN
• Usia lanjut atau Lansia adalah
periode terakhir dalam masa kehidupan seseo
rang. Masa Lansia dimulai dari umur 60 tahun
sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun
• Lansia terjadi perubahan anatomis, fisiologis dan
biokimia pada tubuh yang akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh lansia secara
keseluruhan (Maryam, R. Siti dkk,2008).
• Terdapat bermacam-macam masalah kesehatan
yang berkaitan dengan meningkatnya umur,
semakin tua umur seseorang maka akan semakin
banyak masalah kesehatan terutama yang
berkaitan dengan proses degeneratif.
• Peran perawat dalam mengurangi dan
menangani masalah kesehatan pada lansia
adalah dengan memberikan asuhan
keperawatan pada lansia pada tingkat individu
dan kelompok.Fokus asuhan keperawatan
lansia adalah peningkatan kesehatan,
peningkatan status mental dan
mengoptimalkan fungsi fisik.
• Menurut Boedhi Darmojo (2004), menjadi tua
bukanlah suatu penyakit, namun merupakan
proses perubahann dimana kepekaan bertambah
atau batas kemampuan beradaptasi menjadi
berkurang yang sering dikenal dengan geriatric
giant, dimana lansia akan mengalami 13i yaitu
imobilisasi, instabilitas (mudah jatuh),
intelektualitas terganggu (demensia), isolasi
(depresi), inkontinensia, imunodefisiensi, infeksi
mudah terjadi, impaksi (konstipasi), iatrogenesis
(kesalahan diagnosis), insomnia, impairment
of (gangguan pada), penglihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, komunikasi dan
integritas kulit, inaniation (malnutrisi), impotensi.
Hambatan mobilitas fisik
• Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi)
didefinisikan oleh North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA)
sebagai suatu kedaaan dimana individu yang
mengalami atau beresiko mengalami
keterbatsan gerakan fisik
• Individu yang mengalami atau beresiko
mengalami keterbatasan gerakan fisik antara
lain : lansia, individu dengan penyakit yang
mengalami penurunan kesadaran lebih dari 3
hari atau lebih, individu yang kehilangan
fungsi anatomis akibat perubahan fisiologis
(kehilangan fungsi motorik,klien dengan
stroke, klien pengguna kursi roda),
penggunaan alat eksternal (seperti gips atau
traksi), dan pembatasan gerakan volunteer
(Potter, 2005).
1. Jenis jenis mobilisasi dan rentangnya
1) Mobilitas penuh, merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial
dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas
penuh ini merupakan fungsi saraf motorik
volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.
2) Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak dengan batasan
jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas
karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya
Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang
gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
• Rentang gerak pasif ini berguna untuk
menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara
pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif
• Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan
otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring
pasien menggerakkan kakinya.
c. Etiologi
• Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa
nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan,
dan masalah psikologis. Osteoartritis merupakan
penyebab utama kekakuan pada usia lanjut.
Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada
demensia dan gangguan fungsi mental seperti
pada depresi juga menyebabkan imobilisasi.
Kekhawatiran keluarga yang berlebihan dapat
menyebabkan orang usia lanjut terus menerus
berbaring di tempat tidur baik di rumah maupun
dirumah sakit (Setiati dan Roosheroe, 2007).
Penyebab secara umum:
• 1) Kelainan postur
• 2) Gangguan perkembangan otot
• 3) Kerusakan system saraf pusat
• 4) Trauma lanngsung pada system
mukuloskeletal dan neuromuscular
• 5) Kekakuan otot
d. Pencegahan
• Pencegahan primer
• Pencegahan primer merupakan proses yang
berlangsug sepanjang kehidupan dan episodik.
Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang
kehidupan, moblilitas dan aktivitas tergantung
pada fungsi sistem musculoskeletal,
kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses
episodik pencegahan primer diarahkan pada
pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul
akibat imoblitas atau ketidakaktifan
1) Hambatan terhadap latihan
• Berbagai hambatan mempengaruhi partisipasi lansia
dalam latihan secara teratur. Bahaya-bahaya
interpersonal termasuk isolasi sosial yang terjadi ketika
teman-teman dan keluarga telah meninggal, perilaku
gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan
diet yang buruk) depresi gangguan tidur, kurangnya
transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan
lingkungan termasuk kurangnya tempat yang aman
untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak mendukung.
2) Pengembangan program latihan
• Program latihan yang sukses sangat individual,
diseimbangkan, dan mengalami
peningkatan.Program tersebut disusun untuk
memberikn kesempatan pada klien untuk
mengembangkan suatu kebiasaan yang
teratur dalam melakukan bentuk aktif dari
rekreasi santai yang dapat memberikan efek
latihan.
Faktor pengganggu berikut ini akan membantu untuk
memastikan keterikatan dan meningkatkan
pengalaman;
a) a)Aktivitas saat ini dan respon fisiologis denyut
nadi sebelum, selama dan setelah aktivitas
diberikan)
b) b) Kecenderungan alami (predisposisi atau
peningkatan kearah latihan khusus)
c) c)Kesulitan yang dirasakan
d) d) Tujuan dan pentingnya latihan yang
dirasakan
e) e)Efisiensi latihan untuk diri sendiri (derajat
keyakinan bahwa seseorang akan berhasil)
3) Pencegahan Sekunder
• Spiral menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut
dari imobilitas dapat dikurangi atau dicegah dengan
intervensi keperawatan.Keberhasilan intervensi berasal
dri suatu pengertian tentang berbagai faktor yang
menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas
dan penuaan.Pencegahan sekunder memfokuskan
pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan
komplikasi.Diagnosis keperawatan dihubungkan
dengan pencegahan sekunder adalah gangguan
mobilitas fisik
Kerusakan integritas kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas
yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %.Keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan
mencegah masuknya agen-agen yang ada di
lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet
Fungsi kulit
1. Perlindungan terhadap dehidrasi
• 1) Keratin yang ada pada epidermis & sebum merupakan
jaringan hidariopobik yang dapat mencegah keluarnya cairan &
elektrolit.
• 2) Trauma pada epidermis yang luas akibat luka
bakar/injuri/temperatur ruangan terlalu tinggi dapat menyebabkan
dehidariasi.
• 2. Perlindungan terhadap gangguan fisik & mekanik
• Bagianian stratum korneum epidermis merupakan pelindung yang
paling efektif terhadap berbagai faktor lingungan seperti bahan-
bahan kimia, sinar matahari (UV), virus, bakteri, fungus, gigitan
serangga, & gangguan fisik/mekanik baik tekanan, gesekan, tarikan
& infeksi luar.
• 3. Persepsi (penerima rangsang)
• 1) Kulit bertanggung jawab sebagai indaria terhadap rangsangan
dari luar (tekanan, raba, suhu & nyeri)
2) Reseptor rangsangan pada kulit :
• a) Raba : Benda Meissner, Diskus
Merkelenjaringanl & korpuskulum Golgi
• b) Tekanan : Korpuskulum Pacini
• c) Suhu panas : Korpuskulum Ruffini
• d) Suhu dingin : Benda Krauss
• e) Nyeri : Nervous End Plate.
4. Pengatur Suhu Tubuh
• 1) Dua reflek pusat yang ada di Hypothalamus
bertanggung jawab terhadap kontrol temperatur. Satu indra
peningkatan Core Temperatur & satu indra penurunan.
• 2) Core temperature adalah temperatur yang ada pada
darah, dalam dada, abdomen & kepala.
• 3) Produksi panas > kehilangan panas = Core temperatur
naik.
• 4) Produksi panas < kehilangan panas = Core temperatur
turun.
• 5) Idealnya : produksi panas = kehilangan panas.
• 6) Ketika core temperatur turun, tubuh akan menggigil &
vasokonstriksi pembuluh darah.
• 7) Ketika core temperatur naik maka terjadi vasodilatasi
pembuluh darah.
5. Pengeluaran (Eksresi)
• 1) Kulit membantu organ-organ utama sistem eksresi
seperti hati, ginjal & usus untuk menyingkirkan sisa-sisa
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.
• 2) Keringat mengandung urea dengan konsentrasi 1/130
dari urea urin.
• 3) Suhu tubuh / lingkungan meningkat menyebabkan
pembuluh darah di kulit akan melebar, maka semakin
banyak darah mengalir kedaerah tersebut. Karena pangkal
kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah
maka terjadilah penyerapan air, garam & sedikit urea oleh
kelenjar keringat kemudian keringat keluar melalui pori-
pori kulit.
6. Sintesis Vitamin D
• 1) Kulit dapat merbuat vit D dari bahan
baku 7-dihidarioksi kolesterol dengan bantuan
sinar matahari (UV).
• 2) Vit D merupakan unsur esensial untuk
mercegah penyakitriketsia(suatu keadaan
yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalium
serta fosfor yang menyebabkan deformitas
tulang)

Anda mungkin juga menyukai