Anda di halaman 1dari 43

KUTU DAN

PINJAL
SEBAGAI VEKTOR
PENYAKIT
Oleh: nadiah al batati, S.Si., M.Si

D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
KUTU PENGHISAP
▪ Penghisap darah mamalia
▪ Bagian mulut seperti jarum (stilet)
▪ Bagian-bagian berbentuk tabung yang sangat lunak
▪ Stilet dapat memasukkan kelenjar ludah ke dalam
kulit inangnya,
▪ Dapat mengangkut darah inang kembali ke dalam
usus serangga.
▪ Kelenjar ludah merupakan bahan anti beku
▪ Berperan mencegah pembekuan darah pada stilet
waktu darah dipompa dari kulit inang ke dalam
tubuh serangga dengan bantuan otot gerak usus.
ORDO ANOPLURA
(PHTIRAPTERA)
Pediculus Humanus Capitis

▪ Habitat: di rambut kepala manusia


▪ termasuk parasit yang menghisap
darah manusia (hemophagydea)
▪ menghabiskan seluruh siklus
hidupnya di manusia
▪ Penyebab Pediculosis capitis, yaitu
penyakit kulit kepala akibat
infestasi ektoparasit obligat
(tungau/lice)
Epidemologi
▪ Penyakit ini sering menyerang anak-anak,
terutama berusia 3-11 tahun.
▪ Penyakit ini lebih sering menyerang anak
perempuan
▪ Disebabkan kondisi higiene yang tidak baik
▪ Penyakit ini menyerang semua ras dan
semua tingkatan sosial, namun status sosio-
ekonomi yang rendah lebih banyak yang
terkena penyakit ini
▪ cara penularannya dapat langsung (rambut
dengan rambut) atau melalui perantara
seperti topi, bantal, kasur, sisir, kerudung.
Morfologi Pediculus humanus var. capitis

▪ tubuh pipih dorsoventral


▪ tipe mulut tusuk hisap/probosis untuk menghisap darah
manusia,
▪ badannya bersegmen segmen
▪ memiliki 3 pasang kaki
▪ berwarna kuning kecoklatan atau putih ke abu-abuan
▪ tidak memiliki sayap
▪ memiliki cakar di kaki untuk bergantung di rambut.
▪ Bentuk dewasa betina lebih besar dibandingkan yang jantan.
▪ Pada kepala terdapat sepasang antenna dan mata
▪ Terdapat spirakel pada bagian abdomen samping
Morfologi Pediculus humanus var. capitis

 Telur (nits) berbentuk


oval/bulat lonjong dengan
panjang sekitar 0,8 mm
 Telur berwarna putih sampai
kuning kecoklatan.
 Telur diletakkan di sepanjang
rambut dan mengikuti
tumbuhnya rambut, yang
berarti makin ke ujung
terdapat telur yang lebih
matang.
SIKLUS HIDUP
▪ Parasit ini merupakan ektoparasit obligat
yang menghabiskan seluruh siklus hidupnya
di rambut dan kulit kepala manusia.
▪ Termasuk metamorfosis tidak sempurna,
yaitu melalui siklus telur, larva, nimfa dan
dewasa
▪ Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
tungau ini hanya dapat bertahan hidup
selama 1 sampai 2 hari jika tidak berada di
rambut atau kulit kepala manusia
▪ lebih dari 95% orang yang terinfeksi penyakit
terdapat tungau dewasa
GEJALA KLINIS
▪ Gejala utama: rasa gatal
▪ sebagian orang asimtomatik, dapat sebagai karier.
▪ Masa inkubasi sebelum terjadi gejala: 4-6 minggu.
▪ paling banyak terdapat di daerah oksipital kulit dan
retroaurikuler.
▪ Garukan pada kulit kepala dapat menyebabkan
terjadinya erosi, ekskoriasi dan infeksi sekunder berupa
pus dan krusta.
▪ Bila terjadi infeksi sekunder berat, rambut akan
bergumpal akibat banyaknya pus dan krusta.
▪ Keadaan ini disebut plica polonica yang dapat
ditumbuhi jamur.
DIAGNOSIS

 Menemukan pediculus humanus var. Capitis dewasa,


nimfa, dan telur di kulit dan rambut kepala.
 Telur (nits) sangat mudah dilihat dan merupakan
marker yang paling efisien dalam mendiagnosis
penyakit tersebut.
 Penemuan tungau dewasa merupakan tanda bahwa
sedang mengalami infeksi aktif
 Tungau dewasa sangat sulit ditemukan karena dapat
bergerak sekitar 6-30 cm per menit dan bersifat
menghindari cahaya.
Pediculus Humanus Corporis

Morfologi
 Badan berwarna putih kelabu
 berbentuk pipih dan memanjang  Memiliki alat penusuk yang
 kepala ovoid sedikit bersudut dapat memanjang
 thorax dari chitin yang  mempunyai sepasang kaki kuat
segmennya bersatu pada tiap ruas thorax yang terdiri
 abdomen terdiri dari 9 ruas, dari 5 ruas
 Memiliki sepasang mata  memiliki satu sapit menyerupai
sederhana di sebelah lateral kait pada akhir ruas
kepala  Memiliki dua tonjolan genital di
 Memiliki sepasang antenna bagian lateral ukuran 2 - 4 mm
pendek yang terdiri atas 5 ruas
dan probosis
SIKLUS HIDUP

▪ Telur berwarna putih


▪ Mempunyai operkulum,
▪ Ukuran telur 0,6 – 0,8 mm
▪ Telur diletakkan pada rambut dan dengan erat
melekat pada rambut atau serabut pakaian.
▪ Telur ini dapat hidup berbulan- bulan pada pakaian
▪ Telur menetas dalam waktu 5 – 11 hari pada suhu 21 –
36°C.
▪ Nimfa tumbuh dalam kulit telur dan keluar melalui
operculum yang terbuka.
EPIDEMIOLOGI
▪ Habitat : di sela sela serat pakaian
▪ Kutu badan (Pediculus humanus corporis) ditularkan melalui:
– secara kontak langsung
– perantara pakaian
– barang-barang pribadi lain yang mengandung telur

▪ Tempat-tempat yang disukai kutu badan (Pediculus humanus


corporis) ialah:
– serat-serat pakaian
– rambut dada
– ketiak

▪ Kutu badan (Pediculus humanus corporis) menggigit pada tempat-


tempat di mana pakaian melekat pada badan.
▪ Dapat bertahan 10 hari pada suhu 5°C tanpa makan.
KUTU KEMALUAN (PHTHIRUS PUBIS)

▪ Morfologi
– Bentuk kepala segi empat
– Tubuh lebih membulat dan pipih dorsoventral
– abdomen pendek dengan batas ruas yang tidak
nyata
– kuku besar dan kuat menyerupai ketam sehingga
disebut crab lice
– Kaki pertama lebih kecil dibanding kaki lainnya
– ukuran 1-2 mm
– Warna putih keabuan
– Telur berbentuk oval, lonjong, berwarna putih, dan
mempunyai operkulum
EPIDEMIOLOGI
▪ Kutu kemaluan (phthirus pubis) biasanya ditularkan
sewaktu bersetubuh
▪ Penyebarannya baik bentuk dewasa maupun telurnya
pada bagian rambut yang rontok
▪ Jarang sekali melalui tempat duduk W.C., Pakaian atau
tempat tidur
▪ Tempat hidup kutu kemaluan (phthirus pubis) adalah
rambut-rambut kemaluan.
▪ Kutu kemaluan (phthirus pubis) menggigit terutama
pada daerah kemaluan
▪ Mati dalam 2 hari tanpa makan.
ORDO
SIPHONAPTE
RA
PINJAL

▪ Klasifikasi
▪ Kingdom : animalia
▪ Filum : insecta
▪ Ordo : siphonoptera
▪ Family : pulcidae
▪ Genus:
– Ctenocephalide felis (kucing)
– Ctenocephalides canis(anjing)

▪ Pinjal merupakan salah satu parasit yang paling sering ditemukan pada hewan yaitu anjing
kucing
▪ Pinjal biasa dikenal dengan kutu loncat pada anjing dan kucing
▪ Pinjal terdapat beberapa jenis yaitu pinjal kucing dan anjing.
Efek gigitan bervariasiiritation, rash,
bleeding
Blood loss, infestasi berat menyebabkan
kekurangan zat besi pd hewan muda
Inflamasi, pruritus, hewan menggaruk
PATOLO dan menggigit
 Flea-bite alergic dermatitis
GI C felis dan Pulex irritans  Dipylidium
caninum
 Flea juga vektor dr viral dan bakteri 
plaque dan tularemia
Kutu kucing Kutu anjing

Ctenocephalides felis Ctenocephalides canis


Ctenocephalides felis / kutu kucing

▪ Merupakan kelompok hewan ektoparasit yang menggunakan kucing sebagai hospes (sel inang).
▪ Menyebabkan gatal dan iritasi pada tubuh hospes
▪ Metamorfosis secara sempurna
▪ Memperoleh makanan dengan cara menghisap darah dari hospesnya
▪ Sebagian besar kutu yang menghisap darah adalah kutu dewasa,
▪ Kutu muda (larva) hanya memakan darah kering dari feses yang dikeluarkan oleh kutu dewasa
▪ Darah hospes sangat berguna dalam menghasilkan telur.
▪ Kutu dewasa bisa menjadi hospes intermediet dari dypillidium caninum
▪ suka meloncat
▪ sering terlihat di sela rambut kucing
▪ akibat dari gigitannya akan menyebabkan rasa gata
Morfologi Kutu kucing (Ctenocephalides felis)
kepala
▪ Kepala kecil dan panjang
▪ Mempunyai 2 macam comb: oral comb dan pronotal ▪ Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk.
comb
▪ Telur tidak berperekat
▪ Duri pertama dari oral comb hampir sama panjang dari
duri kedua ▪ Thorax teriri dari 3 ruas

▪ berukuran kecil 1-2 mm ▪ Abdomen terdiri dari 10 ruas

▪ berwarna coklat tua atau hitam ▪ Larva tidak bertungkai kecil, dan berwarna keputihan.

▪ tubuh pipih ▪ pada jantan memiliki tubuh dengan ujung posterior


seperti tombak yang mengarah ke atas, antena lebih
▪ tidak bersayap panjang dari betina.
▪ memiliki tungkai panjang dan kuat ▪ Alat reproduksi jatan disebut penial organ
▪ Kaki belakang lebih panjang dan besar ▪ Sedangkan pada betina, tubuh berakhir bulat dan antena
lebih pendek dari jantan
▪ di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah
ke belakang dan rambut keras. ▪ Alat reproduksi betina disebut seminal reptacle
(spermatheca) bentuk seperti ginjal
▪ Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam
SIKLUS HIDUP

▪ Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa- imago).


▪ Telur akan menetas 2-10 hari menjadi larva yang makan darah kering
(yang dikeluarkan pinjal dewasa), feses, bahan organik lainnya
▪ Stadium larva berlangsung 1-24 minggu.
▪ Pupa dapat hidup selama 1 minggu sampai 1 tahun tergantung faktor
lingkungan.
▪ Setelah melewati masa pupa, maka kutu dewasa akan terlahir
dengan tipe mulut penghisap yang dilengkapi tiga stilet penusuk.
Ctenocephalides canis (kutu anjing)

▪ Pinjal pada anjing bersifat mengganggu karena dapat menyebarkan


dipylidium caninum.
▪ Selain memakan darah anjing dan kucing, terkadang juga menggigit
manusia.
▪ Dapat hidup tanpa makanan selama beberapa bulan
▪ Spesies betina harus memakan darah terlebih dahulu sebelum menghasilkan
telur.
▪ Kutu dapat berkembang biak sekitar 4000 telur pada bulu anjing.
▪ Anjing sering mengalami gatal parah di seluruh area yang terdapat kutu
MORFOLOGI

 
▪ Kepala pendek dan agak membulat
▪ Duri pertama dari oral comb jauh lebih pendek dari duri kedua
▪ Mulut kutu anjing disesuaikan untuk menusuk kulit dan menghisap
darah.
▪ tidak memiliki sayap
▪ memiliki rambut dan duri, hal ini yang membuatnya mudah bagi kutu
untuk merambat melalui bulu Anjing maupun Kucing.
▪ Memiliki kaki belakang yang relatif panjang untuk melompat.
SIKLUS HIDUP
▪ Tahap telur
– kutu betina bertelur hingga 5o telur perhari
– telurnya tidak lengket
– mudah jatuh dari bulu
– menetas dalam 2 atau 5 hari

▪ Tahap larva
– Setelah menetas.larva akan menghindar dari sinar
– makan dari kotoran kutu loncat(darah kering yang dikeluarkan dari kutu loncat)
– larva akan tumbuh berganti kulit dan menjadi pupa
– Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari tergantung dari kondisi cuaca
– ledakan populasi biasanya 5-6 minggu setelah cuaca mulai hangat,

▪ Tahap dewasa
– Kutu loncat dewasa keluar dari pupa saaat hangat yang menandakan ada host disekitarnya
– setelah mereka loncat ke host,kutu dewasa akan kawin dan memasuki siklus baru
PENGARUH PADA KESEHATAN

▪ Pada anjing yang bermasalah dengan kutu, diawali dengan gigitan terutama di
daerah seperti leher, kepala, dan sekitar ekor.
▪ Kutu biasanya berkonsentrasi di daerah tersebut.
▪ menyebabkan menggaruk dan menggigit terus menerus, dapat menyebabkan
kulit anjing menjadi merah dan meradang.
▪ Air liur kutu merangsang dermatisasi pada anjing secara berlebihan.
▪ Intensitas menggaruk dan menggigit anjing pada badannya menyebabkan
anjing kehilangan bulu atau rontok, mendapatkan bintik botak, iritasi ekstrim,
dan mengembangkan infeksi yang menghasilkan kulit yang bau.
Pulex
irritans • Host : Dpt menyerang kucing, anjing dan
hewan domestik lain , sering ditemukan di
babi
• Predileksi : Terdistribusi ke seluruh bagian
tubuh
• Epid : dpt ditemukan diseluruh bagian
dunia
SIKLUS
pinjal
HIDUP kutu
Xenopsylla cheopsis

▪ Berperan sebagai hospes


perantara Hymenolepsis
diminuta dan sebagai
vektor penyakit pes
▪ Genal comb kecil dan
pendek
▪ Pangkal ocular bristle
terletak di depan mata
▪ Mesopleuron lebar dan
terdapat sutura vertikal
di tengah
Xenopsylla cheopis
Xenopsylla cheopis

• Host : rat, mice, rabbit, squirrel


• Epid : worldwide
• Kepentingan :
• Vektor Yersinia pestis  plague dan
typhus pada manusia
• HI helminth Hymenolepis diminuta, H.
nana
ORDO HEMIPTERA
(HETEROPTERA)

FAMILI CIMICIDAE
GENUS CIMEX (BED BUG) / KUTU KASUR
Cimex lectularius & Cimex hemipterus
▪ Morfologi:
– Tubuh pipih dorsoventral
– Berbentuk oval
– Ukuran 4mm
– Berbau khas
– Tidak memiliki sayap
– Warna tubuh coklat kemerahan
– Probosis bersegmen, bila tidak digunakan akan menekuk ke
bawah kepala
– Memiliki sepasang antenna
– Tipe mulut piercing sucking

▪ Cimex lectularius: lebar pronotum 2 x panjang. Tidak ada


pelebaran pronotum
▪ Cimex hemipterus: lebar pronotum 2,5 x panjang,
pelebaran pronotum anterolateral
SIKLUS HIDUP CIMEX
• Sanitasi dan Desinfeksi
• Mekanik : membersihan lingkungan, menyedot
karpet
• Kimiawi : penggunaan insektisida, golongan
Pencegahan organofosfat, karbamat, pirethrin sinergis,
pirethtroid
dan • DDT, Diazinon 2% dan Malathion 5% penggunaan
repellent (misalnya, diethyl toluamide dan benzyl
benzoate)

Pengendalian • Memberikan obat kutu secara rutin (spot on)


• Pengendalian terhadap hewan pengerat
(rodent).
• Pengobatan dilakukan dengan obat anti
kutu.
• Obat anti kutu hanya membunuh pinjal
Pengobatan dewasa shg perlu pengulangan
• Injeksi : ivermectin, doramectin
• Spot on : selamectin,
• Shampoo

Anda mungkin juga menyukai