Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKONOLOGI FERMENTASI


ISOLASI ACETOBACTER XYLINUM PADA MEDIA CAIR FERMENTASI
NATA DE COCO

Oleh :
Devy Syahputri
05031381823071

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG
2021

1
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isolasi bakteri yaitu suatu proses mengambil bakteri dari medium atau dari
lingkungan asalnya lalu menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni. Di dunia banyak sekali ragam media fermentasi yang
ditumbuhi oleh berbagai mikroorganisme salah satunya adalah nata de coco. Nata
de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan
aktivitas Acetobacter xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya
terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal
terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan
yang semakin lama akan semakin tebal. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata
de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung
aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstraseluler atau
yang kemudian di sebut nata de coco [ CITATION Fit20 \l 1057 ]
Nata de coco merupakan makanan yang mengandung selulosa yang dibentuk
oleh fermentasi bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum adalah
bakteri Gram negatif, berbentuk batang, mikroaerofilik, bersifat katalase positif,
dan termasuk ke dalam kelompok bakteri asam asetat. Bakteri tersebut dapat
tumbuh dan berkembang membentuk nata karena adanya kecukupan kandungan
air, protein, lemak, dan karbohidrat di dalam substrat. Selain itu, pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya seperti
pH dan suhu. Pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam medium yang cocok
seperti air kelapa menghasilkan massa berupa selaput tebal pada permukaan
medium. Selaput tersebut mengandung 35-62 % sellulosa. [ CITATION May18 \l
1057 ]

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mengetahui cara mengisolasi bakteri
Acetobacterium xylinum dari media cair fermentasi.

2
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Actobacter Xylinum


Bakteri fermentasi nata de coco Acetobacter xylinum merupakan bakteri
gram negatif dengan sel batang pendek, tidak membentuk endospora, bersifat
aerob obligat, tidak melakukan fermentasi alkohol. Acetobacter xylinum akan
bekerja dengan baik apabila adanya nutrisi yang berfungsi sebagai makanan dan
sumber karbon sebagai sumber karbohidrat bagi pertumbuhan bakteri yang dapat
digunakan untuk kegiatan metabolisme sel bakteri sel tersebut. Nutrisi yang
digunakan adalah ekstrak tauge yang mengandung unsur nitrogen yang berfungsi
dalam pertumbuhan sel bakteri dan pembentukan enzim yang membantu proses
metabolisme. Di dalam pertumbuhannya, Acetobacter xylinum memerlukan
sumber nutrisi C, H, dan N serta mineral dan dilakukan dalam proses yang
terkontrol dalam medium air kelapa[ CITATION Wah19 \l 1057 ].

2.2 Isolasi Bakteri


Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi
campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara,
makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan. Pemisahan
bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural, morfologi,
fisiologi, dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang
disertai dengan pemurnian. Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu proses
mengambil bakteri dari medium atau dari lingkungan asalnya lalu
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba
akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau
metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua
diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode
cawan tuang [ CITATION Sab17 \l 1057 ]

3
Universitas Sriwijaya
2.3 Metode Gores
Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara pat menuangkan
stok kultur bakteri di atas media yang telah padat. Teknik Penanaman dengan
Goresan (Streak) Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya
atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Cara ini lebih menguntungkan
bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan yang
diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak
dapat tumbuh. Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.Tidak semua spesies mikroba
mempunyai waktu generasi yang sama. Waktu generasi untuk suatu spesies
bakteri tertentu juga tidak sama pada segala kondisi. Waktu generasi amat
bergantung pada cukup atau tidaknya kondisi fisik. Penanaman bakteri atau biasa
disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru [ CITATION Dam20 \l 1057 ].

2.4 Metode Tuang


Metode Cawan Tuang (Pour Plate) merupakan teknik lain yang dapat
digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikrooganisme. Kelemahan metode
ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi
tidak memerlukan keterampilan tinggi. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni
pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. keunggulan metode tuang
adalah dapat digunakan untuk memperoleh biakan murni, sedangkan pada metode
cawan sebar dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam satua
sel. Adapun kekurangan pada metode cawan tuang adalah hasil perhitungan tidak
menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena beberapa sel yang
berdekatan mungkin membentuk satu koloni, mikroba yang ditumbuhkan harus
dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas,
tidak menjalar, memerlukan persiapan dan waktu inkubasi sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung [ CITATION Ang20 \l 1057 ].

4
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Fermentasi yang berjudul “Isolasi Acetobacter
xylinum Pada Media Cair Fermentasi Nata de Coco” dilaksanakan pada hari
Senin, tanggal 8 Maret 2021 Via video virtual.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Cawan Petri, 2)
Erlenmeyer, 3) Gelas ukur, 4) Pipet mikron, 5) pipet tetes, 5) bunsen, 6) jarum
ose.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) buffer posfat,
2) nata de coco, 3) media PCA.

3.3 Cara Kerja


Cara kerja praktikum ini adalah :
a. Pembuatan Media selektif
Panaskan 1 L air kelapa hingga mendidih. Kemudian ditambahkan 15 gram
bataco agar, 1,5 gram ammonium sulfat, 1,5 gram asam sitrat, yang di campur
hingga pH-nya 4.
b. Primer Screening metode tuang atau Gores
Metode Tuang: Sebanyak 1 ml media cair fermentasi nata de coco
diencerkan menggunakan 9 ml larutan buffer fosfat sampai pengenceran 10-6.
Kemudian sebanyak 1 ml suspensi dari pengenceran 10-5 dan 10-6 di masukkan
ke dalam 2 buah cawan petri yang di tambahkan media PCA dengan menggunan
metode tuang. Kemudian diinkubasi pada suhu 300C selama 2 hari. Amati jumlah,
bentuk dan warna koloninya. Kemudian hitung nilai Standard Plate Count (jumlah
koloni). Metode Gores : Siapkan media PCA beku pada cawan petri dan media
cair fermentasi nata de coco. Kemudian sebarkan secukupnya media cair
fermentasi nata de coco dengan menggunakan pipet ukur. Setelah itu gores
dengan menggunakan loop secara kuadran. Kemudian diinkubasi pada suhu 300C
selama 2 hari. Amati jumlah, bentuk dan warna koloninya. Kemudian hitung nilai
SPC.

5
Universitas Sriwijaya
c. Secunder Screening
Lakukan pewarnaan gram, amati dibawah mikroskop.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah:
Metode Tuang Metode Gores
-5 -6
10 10
Tumbuh mikroorganisme ✓ ✓ -
Tidak tumbuh - - ✓

6
Universitas Sriwijaya
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang isolasi bakteri acetobacter xylinum
pada media cair fermentasi nata de coco. Bakteri acetobacter xylinum di isolasi
dengan menggunakan screening. Metode yang digunakan adalah metode tuang
dan gores. Isolasi dilakukan didalam laminar flow agar menjaga kesterilan
pengenceran sampel. Metode gores adalah salah satu metode yang digunakan
dalam melakukan perkembang biakan bakteri pada media tanam. Teknik ini lebih
menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Cara penggoresan yaitu
dengan menggoreskan di empat sisi yang berbeda menggunakan jarum ose yang
dipanaskan. Sampel di inkubasi selama 48 jam hingga tumbuh bakteri acetobacter
xylinum. Metode tuang adalah suatu teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme
di dalam media agar dengan cara mencampurkan media yang masih cair dengan
stok kultur bakteri, sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam dengan baik
di permukaan agar atau di dalam agar. Dalam metode ini diperlukan pengenceran
sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri. Metode tuang ini
tidak ada kesulitan dalam melakukan percobaan hanya saja ketika penuangan
media PCA, agar sangat cepat mengeras akibat terlalu lama dibiarkan.
Hasil yang didapatkan yaitu mikroorganisme yang tumbuh di media cawan
petri pada metode tuang dengan pengenceran 10 -5, mikroorganisme tersebut
diduga merupakan bakteri acetobacter xylinum. Selanjutnya pada metode yang
sama yaitu metode gores dengan pengenceran 10-6 terdapat terdapat sedikit
mikroorganisme yang tumbuh pada media yang terdapat pada cawan petri,
mikroorganisme yang tumbuh pada media tersebut diduga merupakan bakteri
acetobacter xylinum. Hasil yang didapatkan pada metode gores tidak terdapat
mikroorganisme yang tumbuh pada media tersebut, baik bakteri acetobacter
xylinum ataupun mikroorganisme lainnya. Keunggulan metode tuang adalah hasil
kultur menunjukkan permukaan bakteri lebih halus dan merata di seluruh
permukaan media sehingga zona bening nampak lebih jelas, dan pengukuran

7
Universitas Sriwijaya
diameter akan lebih mudah, durasi waktu yang digunakan untuk mengkultur satu
cawan petri lebih singkat dan resiko kontaminasinya lebih sedikit.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu :
1. Isolasi dilakukan didalam laminar flow agar menjaga kesterilan pengenceran
sampel.
2. Isolasi dilakukan dengan menggunakan dua mateode knvensional isolasi yaitu
metode cawan gores dan metode cawan tuang.
3. Keunggulan metode tuang adalah hasil kultur menunjukkan permukaan bakteri
lebih halus dan merata di seluruh permukaan media
4. Penggunaan media tuang lebih efektif untuk menumbuhkan mikroba jika
dibandingkan dengan metode gores.
5. Pengenceran 10-5 lebih banyak bakteri yang tumbuh dibandingkan dengan
pengenceran 10-6. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pengencerannya,
maka semakin sedikit mikroorganisme yang tumbuh.

8
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Angelia, I. O. (2020). Penggunaan Metode Cawan Tuang Terhadap Uji Mikroba


Pada Tepung Kelapa. Journal Agritech of Science , 4 (1), 43-51.

Damayanti, N. W., Abadi, M. F., & Bintari, N. W. (2020). Perbedaan Jumlah


Bakteriuri Pada Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Kultur Mikrobiologi
Menggunakan. Jurnal Meditory , 8 (1), 1-4.

Fitriasari, P. D., Amalia, N., & Farkhiyah, S. (2020). Isolasi dan uji kompatibilitas
bakteri hidrolitik dari tanah tempat pemrosesan akhir
talangagung,kabupaten malang. Jurnal Berita Biologi , 19 (1), 151-156.

Mayarni, & Yarza, H. N. (2018). Pendampingan Isolasi Bakteri Acetobakter


Xylinum Penghasil Nata De Coco Di Sma 113 Jakarta Timur. Jurnal
Prosiding Kolokium Doktor dan Seminar Hasil Penelitian Hibah , 1 (1),
186-192.

Sabbathini, G. C., Pujiyanto, S., Wijanarka, & Lisdiyanti, P. (2017). Isolasi Dan
Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas Dari Daun Padi (Oryza Sativa)
Di Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi , 6 (1), 59-64.

Wahyuni, S., & Jumiati. (2019). Potensi Acetobacter Xylinum Dalam Pembuatan
Nata De Syzygium. Jurnal Pendidikan Biologi , 6 (2), 195-203.

9
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

10
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai