BTP (Bahan Tambahan Pangan) adalah yang ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Termasuk didalamnya adalah pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, dan pengental. Makanan yang sehat tentunya makanan yang memenuhi standar kesehatan, yakni makanan yang bebas dari zat-zat berbahaya seperti pewarna sintetis, pengawetan, serta pemanis buatan yang dilarang penggunaannya dalam makanan (Nurdin dan Utomo, 2018). Bahan Tambahan Pangan, pengawet adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan pengawet yang diijinkan untuk makanan antara lain asam benzoat dan garam Na-benzoat, K-benzoat, asam propionat, asam sorbat dan garamnya. Pemanis buatan yang diijinkan antara lain sakarin, siklamat (garam natrium dan garam kalium), sorbitol. Pemanis tersebut digunakan pada beberapa produk pangan dengan batas maksimum penggunaan tertentu yang tidak sama tergantung jenis makanan (Wariyah dan Dewi, 2013).
2.2 Benzoat (Asam atau Natrium)
Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat peruraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan makanan ini ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang disukai sebagai medium tumbuhnya bakteri atau jamur. Jenis pengawet yang sering digunakan pada makanan adalah asam benzoat. Benzoat yang umum digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Batas maksimum penggunaan natrium benzoat adalah 1 g/kg. Ambang penggunaan bahan pengawet yang diijinkan adalah batasan dimana konsumen tidak menjadi keracunan dengan tambahan pengawet tersebut. Penambahan pengawet memiliki resiko bagi kesehatan tubuh, jika terakumulasi secara terus menerus dan dalam waktu yang lama. Penggunaan natrium benzoat yang melebihi persyaratan dilarang karena senyawa ini terindikasi menyebabkan kerusakan pada DNA (Sella, 2013). 2.3 Saos Tomat Saos merupakan produk yang berbentuk kental dan digunakan sebagai pelengkap maupun pewarna suatu makanan. Saos dapat dibuat dari bahan-bahan seperti tomat, cabai, ubi jalar dan sebagainya. Saos tomat adalah produk semisolid yang banyak digunakan sebagai pelengkap masakan, berupa bubur kental yang diperoleh dari pengolahan buah tomat yang dicampur dengan gula, asam, cuka, garam, bahan pengental, dan bahan-bahan lainnya seperti zat pewarna dan bahan pengawe. Saos tomat biasanya mengandung tidak kurang dari 12% total solid tomat, karena saos tomat adalah bentuk dispersi zat-zat terlarut yang terkonsentrasi dalam media cair. Kualitas saos tomat yang baik dinilai dari flavor, konsistensi kekentalan, dan warna yang menarik. Saos tomat dapat digunakan sebagai bahan pelengkap pada makanan baik sebagai penambah warna, rasa maupun aroma pada nasi goreng, mie goreng, ayam goreng tepung, bakso, gorengan, cilok dan lain sebagainya. Saos tomat dicirikan memiliki rasa yang manis dan sedikit asam. Karena rasanya yang manis saos ini sangat disukai oleh anak-anak. Saos tomat memiliki nilai gizi terutama vitamin A dan vitamin C karena kandungannya yang cukup tinggi pada buah tomat. Viskositas saos tomat menentukan tekstur saos dan mempengaruhi konsistensi dari saos itu sendiri selama penyimpanan. Tingkat kekentalan tersebut dapat dibantu dengan penambahan bahan pengental berupa pati (Saloko et al., 2019).
2.4 Stabilitas Endapan
Setiap bahan pangan yang menambahkan bahan tambahan akan mempengaruhi stabilitas endapannya juga. Seperti contohnya pada saos karena terbentuknya endapan berwarna salmon atau terdapat cincin berwarna merah kecokelatan. Bisa ditambahkan NaCl untuk memecahkan emulsi saus sambal, karena dengan adanya penambahan elektrolit maka dapat terjadi pemecahan emulsi. Pengadukan dilakukan pada perlakuan selanjutnya berfungsi untuk membuat larutan menjadi homogen. Setelah larutan dibiarkan semalam, partikel- partikel terdispersi yang tidak larut dalam air seperti lemak akan dapat mengendap dalam bentuk garam asam lemak. Penyaringan dilakukan agar partikel-partikel yang tidak larut dalam air dapat dipisahkan dari larutan. Benzoat akan berada dalam larutan air pada filtrat dalam bentuk garam (Purwaningsih et al., 2016). DAFTAR PUSTAKA Nurdin, N dan Utomo, B. 2018. Tinjauan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pada Makanan Jajanan Anak Sekolah. Jurnal Riset Kesehatan. 7(2): 85- 90. Purwaningsih, I., Sudewi, S., dan Abidjulu, J. 2016. Analisis Senyawa Benzoat Pada Saus Sambal Di Rumah Makan Ayam Goreng Cepat Saji Di Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. 5(3): 48-56. Saloko, S., Handito, D., Rahayu, N., Suburi, R., Dwiani, A., 2019. Pengolahan Tomat Menjadi Saos Tomat. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. 2(2): 204-208. Sella. 2013. Analisis Pengawet Natrium Benzoat Dan Pewarna Rhodamin B Pada Saus Tomat J Dari Pasar Tradisional L Kota Blitar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(2): 1-10 Wariyah, C dan Dewi, S. H. C. 2013. Penggunaan Pengawet Dan Pemanis Buatan Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (Pjas) Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-DIY. Jurnal Agritech. 33(2): 146-153.