Anda di halaman 1dari 49

Kegiatan Belajar 4:

Menelaah Tes Hasil Belajar


Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif
Analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu: analisis secara teoritik
(kualitatif) dan analisis secara empiris (kuantitatif).
Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang
difokuskan pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
 Aspek materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang
ditanyakan serta tingkat berpikir yang terlibat,
aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan soal,
aspek bahasa berkaitan dengan kejelasan hal yang
ditanyakan.
ANALISIS KUALITAS SOAL SECARA TEORITIS

• Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang


difokuskan pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
• Penelaahan kualitas soal bentuk objektif pada aspek
materi untuk mengetahui:
1) apakah materi yang diujikan sudah sesuai dengan
kompetensi atau hasil belajar yang ditetapkan,
2) apakah materi soal sudah sesuai dengan tingkat atau
jenjang kemampuan berpikir peserta tes,
3) apakah kunci jawaban sudah sesuai dengan isi pokok
soal.
ANALISIS KUALITAS SOAL SECARA TEORITIS

• Telaah kualitas soal pada aspek konstruksi


dimaksudkan untuk mengetahui teknik penulisan
butir-butir soal sudah merujuk pada kaidah-kaidah
penulisan soal yang baik.
• Pada aspek bahasa, telaah soal dimaksudkan untuk
mengetahui apakah bahasa yang digunakan cukup
jelas dan mudah dimengerti, tidak menimbulkan
multi interpretasi, serta sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa yang berlaku.
• Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk
objektif dapat ditelaah dengan
memperhatikan:
1). Materi:
a) Butir harus sesuai dengan indicator yang
ditetapkan
b) Hanya ada satu jawaban yang benar
c) Pengecoh homogin, dan berfungsi.
2). Konstruksi
a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas.
b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja.
c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
e) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjaudari segi materi.
f) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
g) Pilihan jawaban yang berbentu angka atau waktu disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologis waktunya.
h) Gambar/grafik/tabel/diagaram dan sejenisnya harusn jelas dan
berfungsi.
i) Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya
(3). Bahasa
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indoensia.
b) Menggunakan bahasa yang komunikatif dan
mudah dimengerti.
c) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau
frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian.
d) Menggunakan istilah baku
Analisis Kualias Tes Bentuk Objektif Secara Empiris

• Analisis empiris adalah telaah soal berdasarkan data


lapangan (uji coba).
• Analisis karakteristik butir soal mencakup analisis
parameter kuantitatif dan kualitatif butir soal.
• Parameter kuantitatif berkaitan dengan analisis butir
soal berdasarkan atas tingkat kesukaran, daya beda,
dan keberfungsian alternative pilihan jawaban.
• Parameter kualitatif berkaitan dengan analisis butir
soal berdasarkan atas pertimbangan ahli (expert
judgement).
Tingkat Kesukaran

• tingkat kesukaran adalah angka yang


menunjukkan besarnya proporsi peserta tes
yang menjawab betul pada suatu butir.
B
P = -------
JS  
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa menjawab benar soal itu
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat Kesukaran

Rentang tingkat kesukaran yang dapat


digunakan sebagai kriteria adalah:
• lebih kecil dari 3,00 masuk kategori sukar,
• antara 0,30 – 0,80 termasuk cukup/sedang,
• dan lebih besar dari 0,80 termasuk mudah.
Tingkat Kesukaran

• Jika suatu butir soal memiliki tingkat


kesukaran 0,00 berarti tidak ada peserta tes
yang menjawab butir soal tersebut dengan
benar. Dengan kata lain butir soal terlalu
sukar.
• jika butir soal memiliki tingkat kesukaran 1,00
berarti semua peserta tes dapat menjawab
butir soal dengan benar. Dengan kata lain,
butir soal terlalu mudah.
Daya Beda

• Daya beda butir soal adalah indeks yang


menggambarkan tingkat kemampuan suatu butir
soal untuk membedakan kelompok yang pandai
dari kelompok yang kurang pandai.
• Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan
kelompok peserta tes.
• Artinya, suatu daya beda butir soal yang
dianalisis berdasarkan data kelompok tertentu
belum tentu dapat berlaku pada kelompok yang
lain.
DAYA BEDA
BA BB
D = ------- -- ------
JA JB
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal ITU dg
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal ITU dg
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
DAYA BEDA

• JIKA:
D = 0,00 – 0,20 -----JELEK
D = 0,21 – 0,40 -----CUKUP
D = 0,41 – 0,70 -----BAIK
D = 0,71 – 1,00 -----BAIK SEKALI
D = negatif, semuanya tidak baik
Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban
• Dalam tes hasil belajar bentuk objektif dengan
model pilihan ganda, umumnya memiliki (4)
empat atau (5) lima alternatif pilihan jawaban
dimana salah satu alternatif jawabannya
adalah jawaban yang benar (kunci jawaban).
• Alternatif pilihan jawaban yang salah sering
disebut dengan istilah pengecoh (distractor).
Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban

• Alternatif pilihan jawaban dalam suatu butir


soal dikatakan berfungsi jika semua pilihan
jawaban tersebut dipilih oleh peserta tes
dengan kondisi dimana jawaban yang benar
lebih dipilih dari pada alternatip pilihan
jawaban yang lain.
• Pengecoh berfungsi jika paling sedikit 5% dari
peserta tes memilih jawaban tersebut
KELOMP a b* c d e JUMLAH
OK/
OPSI
ATAS 3 5 2 5 9 24

BAWAH 2 3 4 5 10 24

Untuk pengecoh:
•Jika jumlah pemilih kelompok atas > dari pada pemilih
kelompok bawah, maka pengecoh MENYESATKAN (tidak berfun
•Jika jumlah pemilih kelompok atas < dari pada pemilih
•kelompok bawah, maka pengecoh EFEKTIF
•Jika jumlah pemilih kelompok atas = pemilih kelompok bawah
•maka pengecoh TIDAK BERFUNGSI
OMIT
Omit adalah proporsi peserta tes yang tidak
menjawab pada semua alternatif jawaban.

Butir soal yang baik jika omit paling banyak


10% dari peserta tes.
ANALISIS PENGECOH
P
IP = -------------------- X 100%
(N-B)/(n-1)
 
Keterangan:
IP = indeks pengcoh
P = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = Jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n = jumlah alternatif jawaban (opsi)
1 = bilangan tetap
INDEKS PENGECOH

• Sangat baik: IP = 76% - 125%


• Baik IP = 51% - 75% atau 126% - 150%
• Kurang baik IP = 26% - 50% atau 151% - 175%
• Jelek IP = 0% - 25% atau 176% -200%
• Sangat jelek IP = lebih dari 200%
VALIDITAS
• Soal tes bentuk objektif dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan
hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan
maksud dikenakannya pengukuran tersebut.
• Konsep validitas juga terkait dengan kecermatan
pengukuran, yaitu kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil sekalipun yang ada
dalam atribut yang diukurnya.
VALIDITAS
• Secara empiris, suatu instrumen dapat dikatakan valid
apabila memenuhi dua criteria, yaitu:
(a). instrumen tersebut harus mengukur konsep atau
variable yang diharapkan hendak diukur dan harus
tidak mengukur konsep atau variable lain yang tidak
diharapkan untuk diukur,
(b). instrumen tersebut dapat memprediksi perilaku yang
lain yang berhubugan dengan variabel yang diukur.
(c) Analisis validitas dapat dilakukan pada dua kawasan
yaitu analisis untuk keseluruhan isi instrumen dan
analisis untuk masing-masing butir soal atau tes.
Contoh….
• Berikut ini adalah makna dari fotosintesis
a. Butuh daun hijau
b. Terjadi siang hari
c. Butuh energi
d. menguntungkan tumbuhan
JENIS VALIDITAS
• 1. VALIDITAS PERMUKAAN (ISI MUKA)
• 2..VALIDITAS ISI (PENGUASAAN MATERI)
• 3. VALIDITAS EMPIRIS (HUB SKOR TES DENGAN
KRITERI, STATISTIK.
• 4. VALIDITAS KONSTRUK ( observable /
measurable)
• 5. VALIDITAS FAKTOR (faktor/indikator yang
diukur sesuai dengan konstruksi teoritisnya)
RELIABILITAS
• Reliabilitas adalah indeks yang
menggambarkan sejauhmana suatu instrumen
dapat diandalkan.
• Analisis reliabilitas selalu dikaitkan dengan
konsistensi pengukuran, yaitu bagaimana hasil
pengukuran tetap (konstan) dari satu
pengukuran kepengukuran yang lain.
• pada tingkat keterkaitan yang erat antar
unsur-unsurnya.
RELIABILITAS
• Makna reliabilitas dapat didekati dengan memperhatikan
tiga aspek yang terkait dengan alat ukur, yaitu:
kemantapan, ketepatan, dan homogenitas.
• Kemantapan merujuk pada hasil pengukuran yang sama
pada pengukuran berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
• Ketepatan merujuk pada istilah tepat dan benar dalam
mengukur dari sesuatu yang diukur. Artinya, instrumen
tersebut memiliki pernyataan-pernyataan yang jelas,
mudah dimengerti, dan detail.
• Homogenitas merujuk pada tingkat keterkaitan yang erat
antar unsur-unsurnya
Mengolah Dan Memanfaatkan
Hasil Penilaian
Mengolah Hasil Tes
• Lembar jawaban bentuk pilihan ganda dapat diperiksa
secara manual atau menggunakan alat pemindai.
• Lembar jawaban soal bentuk uraian diperiksa secara
manual oleh Guru sesuai mata pelajaran dengan
mengacu pada pedoman penskoran.
• Apabila dalam suatu tes terdapat dua bentuk soal,
yaitu uraian dan soal objektif (misalnya pilihan
ganda), maka nilai akhir merupakan gabungan nilai
soal pilihan ganda dan nilai soal uraian, sesuai dengan
bobot yang telah direncanakan.
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil
penilaian
1. Melakukan Pensekoran, yakni memberikan skor
pada hasil penilaian yang dapat dicapai oleh
responden (peserta didik). Untuk menskor atau
memberikan angka diperlukan kunci jawaban,
kunci pensekoran dan pedoman pengangkaan.
2. Mengkonversi skor mentah menjadi skor
standar, yakni menghitung untuk mengubah
skor yang diperoleh peserta didik yang
mengerjakan alat penilaian disesuaikan dengan
norma yang dipakai.
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil
penilaian
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, yakni
kegiatan akhir dari pengolahan hasil penilaian yang
berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa huruf atau
angka.
 Hasil pengolahan hasil penilaian ini akan digunakan
dalam kegiatan penafsiran hasil penilaian.
 Untuk memudahkan penafsiran hasil penilaian,
maka hasil akhir pengolahan hasil penilaian dapat
diadministrasikan dengan baik.
MENAFSIRKAN DATA
• Interpretasi terhadap suatu hasil tes didasarkan
atas kriteria tertentu yang disebut norma.
• Norma bisa ditetapkan terlebih dahulu secara
rasional dan sistematis sebelum kegiatan tes
dilaksanakan.
• Guru dapat menggunakan kriteria yang
bersumber pada tujuan atau kompetensi setiap
mata pelajaran, yang dijabarkan menjadi
indikator yang dapat diukur dan diamati.
MENAFSIRKAN DATA
• Dapat digunakan dua jenis penafsiran data, yaitu
penafsiran kelompok dan penafsiran individual.
• Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang
dilakukan untuk mengetahui karakteristik
kelompok berdasarkan data hasil tes, seperti
prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap
kelompok terhadap guru dan materi pelajaran
yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok.
• Penafsiran individual adalah penafsiran yang
hanya tertuju pada individu saja.
NILAI AKHIR
• Nilai akhir suatu mata pelajaran adalah
gabungan dari seluruh pencapaian KD yang
ditargetkan,
• Pendidik harus membuat tabel spesifikasi :
Pengolahan Nilai Akhir KI-4

 Nilai Kompetensi Keterampilan tiap KD diperoleh dari


Capaian Optimum dengan teknik penilaian yang sama.

 Apabila dalam satu KD, menggunakan teknik penilaian


yang berbeda, maka Nilai akhir KD tersebut diperoleh dari
rata-rata. (Jika dalam satu teknik ada beberapa nilai, maka
ditentukan terlebih dahulu nilai optimumnya).

 Nilai Akhir Kompetensi Keterampilan diperoleh dari rata-


rata dari seluruh KD.
Contoh Pengolahan Rekap Nilai KI-4
Nama : Arora
Muatan pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : I/1
Kinerja Kinerja
No Proyek SKOR
(praktik) (produk)
4.1 90 - 80 90
4.2 - 86 - 86
4.3 78 - 86 86
4.4 80 70 85 85
4.5 - 75 - 85 75 80
Nilai Akhir Semester 85,4
Pembulatan
85

Catatan: Contoh predikat penilaian keterampilan sebagai berikut.


1. Penilaian KD 4.1, 4.3 dan 4.4 dilakukan dengan teknik yang sama. Oleh 86-100 :A
karena itu skor akhir adalah skor optimum.
2. Penilaian untuk KD 4.5 dilakukan 3 (tiga) kali tetapi dengan teknik yang 71-85 :B
berbeda. Oleh karenanya skor akhir adalah rata-rata dari skor yang
56-70 :C
diperoleh melalui teknik yang berbeda tersebut.
3. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir ≤ 55 :D
keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
Maka nilai keterampilan Aurora 85, mendapat predikat B

NA = Rata-rata KD 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5 = = 85,4 dibulatkanmenjadi 85.
RUBRIK PENILAIAN KINERJA
CONTOH PEGOLAHAN PENILAIAN PENGATAHUAN
Contoh Pengolahan Rekap Nilai KI-3
Nama : Arora
Muatan pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : I/1
NILAI
No KD Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4 NPH NPTS NPAS
AKHIR
1 3.1 85 75 65 - 75.0 60 70 70.0
2 3.2 80 90 85 - 85.0 90 80 85.0
3 3.2 70 80 - 80 76.7 80 80 78.3
4 3.4 80 90 80 80 82.5 85 90 85.0
5 3.5 - - 90 90 90.0 80 86.7
TOTAL NA 81.0

Jika KKM untuk Bahasa Indonesia 70 dan sesuai


Nilaiakhir (NA) dengan pertimbangan dua standar tersebut, maka
PengetahuanAroradalamRaporPesertaDidikun satuan pendidikan menetapkan rentang predikat
tukmuatanpelajaran muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk penilaian
  pengetahuan, sebagai berikut:
NA = Rata-rata KD 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5 = 86-100 :A
= 81.0 71-85 :B
56-70 :C
≤ 55 :D
Maka nilai pengetahuan Arora 81, mendapat predikat B
PENGISIAN FORMAT PENILAIAN KINERJA
RUBRIK PENILAIAN PROYEK
PENGOLAHAN PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

• Hasil analisis penilaian pengetahuan dan keterampilan oleh


pendidik berupa informasi tentang peserta didik yang telah
mencapai KKM dan peserta didik yang belum mencapai KKM.

• Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM perlu


ditindaklanjuti dengan remedial.

• Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan


pengayaan.
PELAKSANAAN PENILAIAN
KISI-KISI
(PH,PTS,PAS)
Pengayaan
TERTULIS SOAL
(PH,PTS,PAS)
yes
PELAKSANAAN
PENILAIAN KKM
no

Remidi
INSTRUMEN
PELAKSANAAN
UNJUK KERJA
KINERJA
INSTRUMEN
PRODUK

INSTRUMEN
PROYEK PENILAIAN
PROYEK
BENTUK PEMBELAJARAN REMEDIAL

Pemberian Pembelajaran Ulang


Pemberian Bimbingan Khusus
Pemberian Tugas Khusus
Pemanfaatan Tutor Sebaya
BENTUK PENGAYAAN

Belajar Kelompok
Belajar Mandiri
Pembelajaran Berbasis Tema
BENTUK PENGAYAAN

Belajar Kelompok
Belajar Mandiri
Pembelajaran Berbasis Tema
Memanfaatkan Hasil Tes
1. untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik
2. memberi gambaran tingkat keberhasilan
pendidikan pada satuan pendidikan.
3. menentukan langkah atau upaya yang harus
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar.
Memanfaatkan Hasil Tes
• untuk kepentingan peserta didik (assessment
as learning), pendidik (assessment for
learning), dan satuan pendidikan
PARADIGMA PENILAIAN SAAT INI
sebagai Curriculum
1 2
untuk

As
ea tive
ng

se s
rni
t a ma

Sum nt of
sm
en For
sL

e
ati Lea
sm al-
atas

ve
se s d u
As ndivi

rni
I

g n
Assessment for Learning
MENGUKUR MENDORONG Learning Formative Assessment

MENSTIMULI
3 Cenderung Menilai
Pengetahuan + Keterampilan

Menilai
Sikap + Pengetahuan + Keterampilan
Lanjutan …
ASSESSMENT FOR LEARNING (Penilaian untuk Pembelajaran-PuP) MENDORONG
 Memungkinkan guru untuk menentukan langkah dalam perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran.
 Guru menilai perkembangan dan “kebutuhan” pembelajaran siswa sesuai dengan tujuan
kurikulum, standar, dan kompetensi

ASSESSMENT AS LEARNING (Penilaian sebagai Pembelajaran-PsP) MENSTIMULI

 Memandu dan memberi kesempatan siswa untuk memotret dan merefleksi kondisi
pembelajaranya serta serta menentukan langkah selanjutnya
 Siswa memikirkan tentang pembelajarannya, strategi memperbaiki pembelajarannya

ASSESSMENT OF LEARNING (Penilaian atas Pembelajaran-PaP)  MENGUKUR


 Membantu guru untuk mengukur capaian pembelajaran siswa terhadap tujuan kurikulum,
standar, dan kompetensi
 Guru memberikan informasi kepada orang tua dan pihak lain yang relavan tentang hasil
penilaian siswa secara komprehensif

Anda mungkin juga menyukai